Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 133015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ulfa Suryani
"Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan adalah komunikasi terapeutik. Tujuan penelitian adalah mengetahui hubungan antara kemampuan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien yang di rawat di RSUD dr. Rasidin Padang. Desain penelitian deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini berjumlah 56 orang perawat dan 90 orang pasien yang di ambil dengan cara total sampling.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat ada hubungan yang signifikan antara kemampuan komunikasi terapeutik perawat dengan kepuasan pasien (p=0,001). Semakin tinggi kemampuan komunikasi terapeutik perawat maka pasien akan semakin puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat.
Rekomendasi penelitian ini, sebagai tambahan pengetahuan bagi perawat khususnya terkait kemampuan komunikasi terapeutik perawat dalam meningkatkan kepuasan pasien dengan cara salah satunya mengadakan pelatihan dan supervisi untuk perawat yang terkait komunikasi terapeutik.

All nurses must have therapeutic communication ability in order to be able to give professional nursing and health care. The purpose of this study is to examine the correlation between nurses? ability on therapeutic communication with patient?s satisfaction who are hospitalized in Dr. Rasidin Hospital Padang. This is descriptive correlation using cross sectional approach where 56 nurses and 90 patients recruited using total sampling approach.
The result shows that there was significant correlation between nurses? ability on therapeutic communication with patient?s satisfaction (p=0.001). The conclusion was the higher therapeutic communication ability of nurses the more satisfaction of patient in receiving nursing care.
It is recommended that all nurses should have therapeutic communication course as their basic competencies as general nurse.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitepu, Evi Christina Boru
"Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan antara penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif korelasi dengan rancangan potong lintang/ cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara motivasi perawat secara keseluruhan dan motivasi ekstrinsik dengan penerapan komunikasi terapeutik oleh perawat pada pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Pihak manajemen rumah sakit dan bidang keperawatan perlu membuat kebijakan untuk meningkatkan motivasi perawat dengan mengadakan supervisi, menerapkan sistem reward and punishment untuk meningkatkan motinasi ekstrinsik dan evaluasi perindividu perawat untuk meningkatkan motivasi intrinsik.

This study aims to identify the relationship between motivation and application of therapeutic communication by nurses on patients in Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mental hospital. This study used descriptive correlative with cross-sectional design. The results showed there was a relationship between overall motivation of nurses and extrinsic motivation with the application of therapeutic communication by nurses on patients in Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta mental hospital. The hospital management and nursing division need to develop policies to improve the motivation of nurses by supervision, to implement the reward and punishment system to increase extrinsic motivation, and individual evaluation among nurses to increase intrinsic motivation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S1654
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nyinyi Rubai`ah
"Komunikasi terapeutik perawat yang digunakan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dapat meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan komunikasi terapeutik perawat yang dipersepsikan pasien terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain deskripsi korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara consecutive sampling dan propotional sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linier.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan (p<0,05). Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan adalah tahap kerja.
Hasil ini menyarankan untuk menerapkan komunikasi terapeutik terus dilakukan pada tahap kerja untuk meningkatkan kepuasan pasien tanpa mengabaikan tahap orientasi dan tahap terminasi.

Therapeutic communication nurse used in providing nursing care to patients can increase patient satisfaction. This study aimed to identify the relationship of perceived therapeutic communication nurse patient to patient satisfaction.
The research method using cross sectional design description correlations involving 100 patients were selected by consecutive sampling and proportional sampling. Data were analyzed using Pearson correlation, independent T test and linier regression.
The results showed an association between communication terapeutic nurse orientation phase, the working phase and termination phase with patient satisfaction in the dimensions of tangible, reliability, responsiveness, assurance, empathy (p<0.05). Phase of therapeutic communication most associated with satisfaction is working phase.
These results suggest to apply therapeutic communication continues to be done at working phase to increase patient satisfaction without neglecting the orientation phase and termination phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
T45430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Maryam
"ABSTRAK
Penelitian ini dengan jenis deskriptif korelatif dengan pendekatan cross seksional ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran “Hubungan penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat pelaksana dengan kepuasan pasien di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya”. Populasi penelitian ini adalah pasien yang dirawat di Irna Bedah dan Medik RSU Dr. Soetomo Surabaya berjumlah 112
responden berdasarkan rumus uji beda proporsi. Analisis data menggunakan langkah-langkah univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menggambarkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara perhatian pada rupa dan nama obat (p=0,633), pengendalian cairan elektrolit pekat (p=0,803), kebersihan tangan (p=0,298), pencegahan salah sambung slang (0,153), dan kepastian tindakan yang benar pada sisi yang benar (p=0,056) dengan
kepuasan pasien. Terdapat hubungan yang bermakna antara identifikasi pasien (p=0,001), komunikasi saat operan (p=0,024), injeksi (p=0,030), dan akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000) dengan kepuasan pasien. Faktor yang paling berhubungan pada penerapan tindakan keselamatan pasien oleh perawat dengan
kepuasan pasien adalah akurasi ketepatan pemberian obat (p=0,000 O R=34,818 CI 95% 4,819-224,870). Usulan penelitian selanjutnya diantaranya merekomendasikan untuk penelitian lanjutan yang bertujuan menggali lebih dalam penerapan program keselamatan pasien di rumah sakit.

ABSTRACT
This research is merely a descriptive correlative design with a cross sectional approach which has purposed to identify “The relationship between Patient Safety Implementation conducted by Nurses and Patient’s Satisfaction at Irna Medical and Surgical at RSU Dr.Soetomo Surabaya”. The population of this research was patient, who stayed at Irna Surgical and Medical ward at RSU Dr.Soetomo Surabaya. A hundred and twelve respondents were involved in the study. The
univariat, bivariat and multivariat were used to analyze the data. The results revealed that there are no significant correlation between color and names of the drugs, control of concentrated electrolyte solution, hand hygiene, prevention of catheter and tubing mis-connections, and ensuring the correct procedure on correct body location site with patient’s satisfaction. There is a significant
correlation between patient identification, communication during patient hand overs, single use of injection devices, and drug accuracy and patient’s satisfaction. The most correlating factor in applying patient safety intervention conducted by nurses toward patient’s satisfaction is drug accuracy. Further, recommendation is directed to have further research in order to explore deeper on the implementation of patient safety program.
"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muchtar
"Komunikasi terapeutik yang efektif dan efisien antara perawat dan pasien adalah salah satu faktor yang penting dalam meningkatkan tingkat kepuasan. Tingkat kepuasan pasien merupakan salah satu hal yang mempengaruhi mutu pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Daerah Koja.
Metode penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan desain korelasi yang melibatkan 100 pasien yang dipilih secara random sampling. Data dianalisis dengan korelasi pearson, uji T independen dan regresi linear.
Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara komunikasi terapeutik dengan kepuasan pasien. Tahapan komunikasi terapeutik yang paling berhubungan dengan kepuasan pasien adalah tahap kerja.
Saran dari hasil penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan komunikasi terapeutik dengan melakukan pelatihan komunikasi terapeutik untuk meningkatkan kepuasan pasien.

Effective and efficient therapeutic communication between nurses and patients is one of the important factors in increasing satisfaction levels. The level of patient satisfaction is one of the things that affects the quality of hospital services. This study aims to identify the relationship between therapeutic communication to the level of patient satisfaction in the inpatient room of the Koja Regional General Hospital.
The research method used a cross sectional approach with a correlation design involving 100 patients selected by random sampling. Data were analyzed by Pearson correlation, independent T test and linear regression.
The results showed that there was a relationship between therapeutic communication and patient satisfaction. The stages of therapeutic communication that are most related to patient satisfaction are the stages of work.
Suggestions from the results of this study are improving therapeutic communication skills by conducting therapeutic communication training to improve patient satisfaction.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53851
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda Avia
"Kepuasan pasien merupakan indikator dari mutu pelayanan keperawatan. Kepuasan di RS M dan RS P belum mencapai standar indikator kepuasan. Hal ini disebabkan karena rendahnya kemampuan komunikasi perawat MPP yang mempengaruhi kepuasan pasien. Kepuasan pasien pun belum mengukur kepuasan pasien terhadap manajemen pelayanan pasien.
Tujuan: menganalisis hubungan kemampuan komunikasi perawat manajer pelayanan pasien dengan kepuasan pasien terhadap manajemen pelayanan pasien.
Metode: crossectional dan purposive sampling, pada 110 pasien dan 20 perawat.
Hasil: ada perbedaan karakteristik pada kedua rumah sakit pada variabel diagnosa penyakit, lama rawat, pendidikan perawat, dan lama kerja perawat. Pasien menilai kemampuan komunikasi perawat baik dan puas terhadap pelayanan (skor 70 < 85). Hasil bivariat dengan chi square yaitu ada hubungan signifikan antara kemampuan komunikasi dengan pelayanan (p 0,001 < 0,05). Faktor konfonding tidak signifikan berhubungan dengan kepuasan pasien (p > 0,05). Hasil regresi logistik berganda yaitu komunikasi perawat (OR: 15,45), bahasa sehari-hari perawat (OR: 4,43), dan pendidikan pasien (OR: 2,43).
Kesimpulan: pasien menilai bahwa kemampuan komunikasi perawat baik dan merasa puas terhadap manajemen pelayanan pasien. Faktor yang paling mempengaruhi kepuasan pasien yaitu kemampuan komunikasi perawat.
Saran: bidang pelayanan keperawatan bersama dengan bidang pelayanan medik serta keperawatan meningkatkan kepuasan pasien hingga mencapai standar skor 85. Penelitian serupa pada rumah sakit yang lebih banyak dan penelitian intervensi untuk meningkatkan kemampuan komunikasi sangat diperlukan.

Patient satisfaction is an indicator of the quality of nursing service. Patient satisfaction in hospitals M and P has not reached the standard of satisfaction indicators. This is due to the low communication skill of the case manager. Patient satisfaction has not measured patient satisfaction of case management.
Purpose: to analyze the correlation between communication skill`s case manager with patient satisfaction of case management.
Method: crossectional and purposive sampling, with 110 patient and 20 nurse case manager.
Result: There were differences in the characteristics of the two hospitals on the variables of disease diagnosis, length of stay, nurse education, and length of time for nurses. Patients assess good for nurse`s communication skill and are satisfied with services (score 70 < 85). Chi square results, there is a significant relationship between communication skills and patient satisfaction (p 0,001 < 0,05). Confonding factors were not  significantly related to patient satisfaction (p > 0,05). The results of multiple logistic regression are nurse  communication skill  (OR: 15,45), nurse`s daily language (OR: 4,43), and patient education (OR: 2,43).
Conclssion: patients assess good for nurse`s communication skills and feel satisfied with patient service management. The factor that most influence patient satisfaction are nurse`s communication skill.
Suggestion: The division of hospital services, along with the division of medical services, and the division of nursing increases patient satisfaction to achieve satisfaction standards score 85. More similar research in hospitals and intervention studies to tie nurse`s communication skills are needed.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T53564
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Baso Yulistir
"Nyeri merupakan masalah utama pada pasien post operasi laparatomi. Penatalaksanaan nyeri non farmakologi dapat dilakukan dengan menggunakan komunikasi terapeutik yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional pada 76 pasien post operasi laparatomi yang diambil dengan cara purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara komunikasi terapeutik perawat dengan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi p=0,002. Semakin baik kemampuan komunikasi terapeutik perawat maka akan menurunkan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi. Rekomendasi penelitian ini, sebagai tambahan pengetahuan bagi perawat khususnya terkait komunikasi terapeutik dan tingkat nyeri pada pasien post operasi laparatomi dengan cara melakukan evaluasi dan pelatihan bagi perawat terkait komunikasi terapeutik.

Pain is the main problem in patients post operation laparatomi. Non pharmacological pain management can be done with using a good therapeutic communication. The purpose of this research was to know the correlation between therapeutic communication with pain levels in patients post laparatomi. This research uses descriptive analytic design with cross sectional approach on 76 patients post laparatomy taken by means of purposive sampling.
The results has shown that was any correlation between therapeutic communication with pain levels in patients post operation laparatomi p 0.002. It means that a good therapeutic communication skill will decrease the level of pain in patients post laparatomi. The recommendations of this study will improve the knowledge of nurses especially therapeutic communication and related pain levels in patients post laparatomy by way of doing evaluation and training for nurse related therapeutic communication.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cornelia Jackqualina
"Komunikasi terapeutik adalah komunikasi interpersonal yang dilakukan perawat saat berinteraksi demi kesembuhan pasien. Tujuan penelitian mengetahui gambaran persepsi pasien dan faktor yang mempengaruhi komunikasi terapeutik perawat di ruang rawat inap RS MMC Jakarta. Menggunakan disain penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan kuesioner, observasi dan wawancara mendalam. Besar sampel 90 pasien. Hasil penelitian gambaran persepsi pasien untuk komunikasi terapeutik diterapkan baik 65,6% dan kurang diterapkan 34,4%.
Hasil observasi dan wawancara mendalam rata-rata perawat telah menerapkan komunikasi terapeutik dengan baik, walaupun masih perlu perbaikan. Analisis bivariat variabel yang berhubungan signifikan adalah usia, pendidikan, kondisi fisik dan kelas kamar. Analisis multivariat variabel yang memiliki hubungan paling kuat adalah usia.

Therapeutic Communication is an interpersonal communication done by the nurse when she interacts and for curing the patient.The purpose of this study is to identify the perception of the patient and the factors that influenced the nurse therapeutic communication in the inpatient ward at MMC Hospital. Using the quantitative and qualitative method, data collected by questionnaire, observation and in-depth interview. Amount of sample is 90 patients.
The result showed that 65,6% of respondent had a good perception. Observation and in-depth interview showed good result in general. Bivariate analysis showed the variable which has significant relationship with the perception are age, education, physical condition and Room Class as well. Multivariate analyses showed that age has the strongest relationship with the perception.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T44654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Dedah
"Komunikasi terapeutik merupakan kegiatan yang tidak terpisahkan dari asuhan keperawatan dalam rangka memelihara mutu pelayanan keperawatan secara komprehensif dan profesional. Pasien yang dirawat di rumah sakit umum mempunyai kerawanan gangguan psiko-sosial-spiritual yang menyertai gangguan fisik biologis. Dari studi pendahuluan diketahui masalah kecemasan pada pasien rawat Inap di RSUD Karawang cukup tinggi (79,31%), dengan demikian diperlukan intervensi keperawatan berupa komunikasi terapeutik. Selama ini bentuk komunikasi antara perawat-pasien pada umumnya lebih bersifat komunikasi sosial, belum mengarah kepada komunikasi yang bertujuan terapeutik. Oleh karena itu perlu adanya penelitian mengapa hal ini terjadi.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran dan melihat hubungan antara karakteristik perawat meliputi; usia, jenis kelamin, pendidikan, dan masa kerja serta tingkat pengetahuan perawat dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik dalam asuhan keperawatan di Ruang Rawat Inap RSUD Karawang. Penelitian ini merupakan penelitian analitik yang menggunakan desain penelitian cross sectional. Hipotesa yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah adanya hubungan antara karakteristik perawat meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan dan masa kerja dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik dan adanya hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang komunikasi terapeutik dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik.
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner tentang karakteristik perawat, pengukuran tingkat pengetahuan perawat tentang langkah-langkah komunikasi terapeutik dengan menggunakan soal tes pilihan ganda sebanyak 20 butir. Instrumen untuk mengukur pelaksanaan komunikasi terapeutik berdasarkan teori yang dikemukakan Stuart dan Sundeen (1987), yaitu empat tahap komunikasi terapeutik yang dituangkan ke dalam 30 butir pernyataan dengan menggunakan skala bertingkat dari mulai tidak pernah sampai selalu dengan rentang nilai 1 - 5. Instrumen telah diuji reliabilitasnya dengan menggunakan rums Alpha Crontach. Sampel penelitian adalah 94 orang tenaga perawat fungsional yang bekerja di ruang rawat inap RSUD Karawang (total sampling). Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari keseluruhan responden sebanyak 47,9% melaksanakan komunikasi terapeutik balk dan 52,1% kurang. Tingkat pendidikan dan masa keda perawat terbukti berhubungan bermakna dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik. Sedangkan variabel umur, jenis kelamin dan tingkat pengetahuan tidak berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik.
Hasil uji multivariat menunjukan bahwa dari kedua variabel tersebut ternyata yang paling dominan berhubungan dengan pelaksanaan komunikasi terapeutik adalah variabel masa kerja. Berdasarkan hasil penelitian ini penulis menyarankan kepada Manajemen RSUD Karawang untuk meningkatkan taraf pendidikan perawat ke jenjang yang lebih tinggi, mengadakan pelatihan-pelatihan tentang komunikasi terapeutik, mengupayakan ratio perawat-pasien ke taraf yang memadai, membuat sistem penugasan dan pelaksanaan supervisi dari atasan langsung, adanya protap dan dokumentasi pelaksanaan komunikasi terapeutik. Kepada peneliti lanjutan perlu dikembangkan penelitian tentang pelayanan komunikasi terapeutik dari sudut pandang klien dengan metoda dan teknik penelitian kualitatif.

Therapeutic communication is an inseparable activity in nursing care to keep up good quality nursing that is comprehensive and professional Patients in the general hospitals are susceptible to altered psycho-social-spiritual related to altered physic biologist. Anxiety is the most common problem at the patient in RSUD Karawang faced by (79,31%), so intervention is highly needed in the form of therapeutic communication. Communication between nurse-patients is more common in a form of social communication, not yet using communication leading to therapeutic goals. Thus a research is needed to explain why it happens.
The research goal is to describe and to examine the relation between nurse characteristics including age, gender, education, work period and nurses' knowledge with the implementation of therapeutic communication conducted in the wards of the general hospital (RSUD) Karawang. This is an analytic research that using cross sectional design. The hypothesis tested in this research are correlation between nurse's characteristics; age, gender, education, work period and nurses' knowledge about therapeutic communication with its implementation in the nursing process.
The instrument of this research is questionnaires concerning nursing characteristics and nurse' knowledge on steps in practicing therapeutic communication by using 20 multiple-choice questions. The instrument for measuring the implementation of therapeutic communication is based on Stuart and Sundeen's theory (1987) consisting of four steps in therapeutic communication broken in to 30 questions, graded from "never" up to "always" with a range from 1 to 5. The research sample is 94 fungsionals nurse that work in the ward of RSUD Karawang (total sampling).
The result of this research showed that less than half of the respondents (47,9%) are considered good and more than half (52,1%) are bad in implementing therapeutic communication. Education and works period are significantly related to the implementation of therapeutic communication, while age, gender, and grade of knowledge had been proven to be not related of the two significantly related variables the most dominant one is work period. Based on this research it is recommended that the management of the RSUD Karawang improve their nurse's educational level, conducted training on therapeutic communication, adjusted bed nurse ratio, and develop operating standard in implementing therapeutic communication, with supervision from the direct manager and keeping continuing documentation. Research in the implementation of therapeutic communication service from patient's point of view is recommended."
Depok: Universitas Indonesia, 2001
T1470
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifuddin Dwi Satria
"Penelitian ini bertujuan menganalisis tuntutan klien terhadap pelayanan kesehatan yang dipersepsikan oleh perawat dan dihubungkan dengan kepuasan kerja perawat. Latar belakang penelitian ini adalah bahwa perawat masih menggunakan paradigma lama dalam memberikan pelayanan dan belum berorientasi pada kebutuhan klien. Tempat penelitian adalah RSUD dr. Soedomo Trenggalek dengan responden 120 orang perawat dari total 140 orang perawat pelaksana. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesi,oner dari PPM (a = 0,873) untuk kepuasan kerja dan kuesioner hasil modifikasi dari peneliti sendiri untuk tuntutan klien terhadap pelayanan kesehatan. Desain penelitian adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional Uji coba kuesioner dilakukan di RSUD dr. Iskhak Tulungagung diperoleh nilai a = 0,941. Untuk menjawab tujuan penelitian dilakukan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil uji bivariat dengan kai kuadrat diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara tuntutan klieg terhadap pelayanan kesehatan yang dipersepsikan oleh perawat yang terdiri dari tuntutan disambut (p value = 0,009), tuntutan dimengerti (p value = 0,000), tuntutan rasa aman (p value = 0,000), tuntutan rasa nyaman (p value = 0,002) dengan kepuasan kerja. Tuntutan untuk dimengerti adalah variabel yang paling dominan berhubungan dengan kepuasan kerja. Hal ini bias berimplikasi pada penurunan pelayanan keperawatan karena perawat masih menganggap tuntutan klien rendah dan rata-rata tidak puas dengan pekerjannya. Rekomendasi untuk manajemen keperawatan Rumah Sakit terkait hasil penelitian ini adalah mempergunakan basil penelitian sebagai data awal guna pengembangan data awal manajemen keparawatan, mengadakan pelatihan atau seminar tentang pelayanan publik.

The aim of this research was to analyze client's demand for the health services which have been percept by nurses and correlated with nurses' job satisfaction. The background of this research was nurses still use old paradigm to give the health service to the client and have not oriented on the client's need. The place of this research in dr. Soedomo general hospital Trenggalek with 120 nurses as the sample which was taken of 140 nurses. Data was collected using the modification questioner of the researcher for client's demand (a = 0,941) and from PPNI for the nurses' job satisfaction (a = 0,873), Research design was co relational description with the cross sectional approach. For answer the research aim was using univariate, bivariate, and multivariate analysis.
The result of bivariate analysis with Chi-Square has been obtained there were significant relationship between the client's demands which was percept by nurses with nurses' job satisfaction. Severally client's demand for welcome (p value = 0,009), for understand (p value = 0,000), for security (p value = 0,000), and for comfort (p value = 0,002). The client's demand for understand was the most dominant variable which connect with nurses' job satisfaction. The recommendation for the Nursing Management in this general hospital are to use the result of this research as the beginning data to grow the data base nursing management, introduce the training and seminary about public services.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18054
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>