Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 96015 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dodi Andrian
"Tindakan operasi atau pembedahan adalah pengalaman yang sulit dan menimbulkan kecemasan bagi hampir semua orang, karena semua kemungkinan buruk yang membahayakan pasien bisa terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan prajurit sebelum tindakan operasi. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitaif dengan desain cross sectional, dengan sampel 30 orang prajurit yang akan menjalani operasi di Rumah Sakit tentara di Jakarta yang dipilih dengan secara non random sampling. The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) digunakan untuk mengukur tingkat kecemasan. Dengan hasil uji validitias dan reliabilitas menggunakan teknik korelasi Pearson didapatkan r hitung lebih besar dari r tabel dan nilai α 0,852. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prajurit yang akan melaksanakan tindakan mengalami cemas ringan sebanyak 18 orang dan cemas sedang 12 orang. Hasil penelitian ini diharapkan akan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan perioperatif pada prajurit.

Surgery is a difficult experience and could cause anxiety for most people, as of all the bad possibilities that might occur. This study explores anxiety levels among soldiers before surgical procedure. This is a descriptive quantitative research with a cross sectional design. Thirty soldiers who will undergo surgery were non randomly selected. The Amsterdam Preoperative Anxiety and Information Scale (APAIS) was applied to measure anxiety level. With the results of validity and reliability using the Pearson correlation technique obtained r count was greater than r table and the value of α 0.852. The results showed that 18 soldiers experienced mild anxiety during the preoperative phase and 12 soldier had moderate anxiety. The results of this study are expected to improve the quality of perioperative nursing care for soldiers patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ira Rahmawati
"Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian yang menggambarkan Keadaan khawatir,gelisah, takut, tidak tentram disertai berbagai keluhan fisik. Keadaan tersebut dapat terjadi dalam berbagai situasi kehidupan maupun gangguan sakit. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah diketahuinya gambaran kecemasan keluarga pasien saat menunggu anggota keluarga yang sedang dirawat di icu. Metodelogi yang digunakan adalah total sampling dari penelitian ini, yaitu keluarga yang mempunyai hubungan inti dengan pasien. Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian sebanyak 33 orang. Hasil dari penelitian ini adalah dapat terpotret gambaran kecemasan pada keluarga pasien di ICU.

The state of worry, anxiety, fear, unrest accompanied by various physical complaints. That situation can occur in various situations of life and pain disorders. This study aimed to know the overview of the family’s member anxiety while waiting patient who are being treated in the ICU. Methodology of this study used total sampling. The core families who have a relationship with the patient. The total respondents in the study as many as 33 people. The results of this study to photographed the overview of family's anxiety of the patients in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S57567
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanifa Noor Aziza
"Latar Belakang: Prevalensi kecemasan pada mahasiswa lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain faktor akademis, status sosioekonomi, faktor budaya, moral, psikologis, dan biologis. Tingginya tingkat kecemasan juga meningkatkan risiko terjadinya gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa, serta mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga), dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.
Metode: Studi dengan desain cross-sectional berupa kuesioner online, yang disebarkan pada bulan November 2021 kepada mahasiswa Universitas Indonesia dengan jumlah responden 527 mahasiswa. Kuesioner yang diberikan merupakan State-Trait Anxiety Inventory yang terdiri dari 2 bagian dengan total 40 pertanyaan dan berfungsi untuk mengukur kecemasan, serta Temporomandibular Disorder Diagnostic Index (TMD-DI) yang berjumlah 8 pertanyaan dan digunakan untuk mengukur gangguan sendi temporomandibula.
Hasil Penelitian: Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji korelasi kendall menunjukkan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, memiliki korelasi bermakna yang bersifat positif dan lemah terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square menunjukkan adanya perbedaan bermakna (p<0.05) jenis kelamin terhadap kecemasan,baik A-State maupun A-Trait. Kemudian, uji korelasi kendall menunjukkan jenis kelamin memiliki korelasi bermakna secara statistik terhadap kecemasan. Namun, uji continuity correctionmenunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna (p 0.05) jenis kelamin terhadap gangguan sendi temporomandibula. Uji chi-square juga menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p 0.05) status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) terhadap kecemasan dan gangguan sendi temporomandibula.
Kesimpulan: Terdapat hubungan antara kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dengan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa. Terdapat pula hubungan antara jenis kelamin dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, pada mahasiswa. Namun, tidak terdapat hubungan antara jenis kelamin dengan gangguan sendi temporomandibula, serta status sosioekonomi (tingkat pendidikan orang tua dan jumlah pendapatan keluarga) dan faktor budaya (asal daerah) dengan kecemasan, baik A-State maupun A-Trait, dan gangguan sendi temporomandibula pada mahasiswa.

Background: The prevalence of anxiety in college students are higher than in general population. This can be influenced by several factors, including academic, socioeconomic status, cultural, moral, and also biological factors. The high level of anxiety also increases the risk of temporomandibular disorder in college students.
Objective: This study aims to find out the association between anxiety and temporomandibular disorder, and also find out the association between gender, socioeconomic status (parental education and monthly family income), and cultural factor (origin) with anxiety and temporomandibular disorder in college students.
Methods: A cross-sectional study using online questionnaire of 527 students from University of Indonesia, that conducted on November 2021. There are two given questionnaires, State-Trait Anxiety Inventory that consisted of two part and 40 questions in total to assess anxiety, and Temporomandibular Disorder Diagnostic Index that consisted of 8 questions tao assess temporomandibular disorder.
Result: The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of temporomandibular disorder based on anxiety, either A-State or A-Trait. The kendall correlation test showed that temporomandibular disorder, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. The chi-square test showed that there was a statistically significant difference (p<0.05) of anxiety, either A-State or A-Trait, based on gender. The kendall correlation test also showed that gender, have positive and weak statistically significant correlation to anxiety, either A-State or A-Trait. However, the continuity correction test showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of temporomandibular disorder based on gender. The chi-square test also showed that there was no statistically significant difference (p 0.05) of anxiety, either A-State and A-Trait, and temporomandibular disorder based on socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin).
Conclusion: There was an association between anxiety, either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder, as well as gender and anxiety, either A-State or A-Trait, in college students. However, no association was found between gender and temporomandibular disorder, as well as socioeconomic status (parental education and monthly family income) and cultural factor (origin) with anxiety,either A-State or A-Trait, and temporomandibular disorder in college students.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Angelin
"Latar Belakang Gangguan kecemasan lebih banyak terjadi pada saat seseorang memasuki fase dewasa muda. Kecemasan merupakan salah satu faktor risiko dalam perilaku bunuh diri di dunia dan penyebab kematian kedua yang terjadi di kalangan mahasiswa atau dewasa muda. Saat ini, perkembangan AI dalam bentuk aplikasi berbasis machine learning telah banyak digunakan dalam berbagai bidang. Akan tetapi, penggunaan aplikasi berbasis machine learning di dunia medis, khususnya dalam mendeteksi dini gangguan kecemasan di Indonesia masih terbatas. Metode Studi ini menggunakan desain studi cross-sectional, dengan metode pengambilan sampel purposive sampling. Data terkait gejala kecemasan akan diambil dari hasil pengisian kuesioner STAI, sedangkan perseverasi akan dihitung melalui hasil transkrip perekaman suara pada aplikasi “StethoSoul”. Karakteristik studi akan ditampilkan dalam bentuk data deskriptif. Analisis statistik menggunakan uji alternatif Mann-Whitney, dengan hasil yang dianggap signifikan adalah p<0,05. Hasil Dalam penelitian ini terdapat total sebanyak data dari 121 mahasiswa yang memadai untuk dianalisis. Berdasarkan hasil analisis statistik, ditemukan adanya perbedaan yang signifikan pada komponen SAI (p=0.007), sedangkan pada komponen TAI, tidak ditunjukkan adanya perbedaan yang signifikan (p=0.480) antara perseverasi dengan kelompok gejala kecemasan. Kesimpulan Hipotesis nol penelitian ini ditolak karena pada kedua komponen ditemukan adanya perbedaan perseverasi antara kelompok dengan gejala kecemasan sedang dan gejala kecemasan berat.

Introduction Anxiety disorders are becoming increasingly prevalent throughout the adolescent years. It is also a major risk factor for suicide behavior and the second leading cause of death among university students and adolescents. AI is now being used in a variety of fields as a machine learning-based application. However, its use in medicine, particularly for the early detection of anxiety disorders, is yet unknown in Indonesia. Method Purposive sampling was used in this cross-sectional study. Data regarding anxiety symptoms are obtained from STAI questionnaire, while perseveration was count from the recording transcript in the “StethoSoul” applicaiton. Study characteristics were shown as a descriptive data. Mann-Whitney test was applied in this study, with the findings considered significant if p<0,05. Results A total of 121 samples are eligible for analysis. Statistical analysis revealed a significant difference between perseveration and anxiety symptoms on the SAI component (p=0.007) but no significant difference on the TAI component (p=0.480). Conclusion The null hypothesis was rejected because there is difference between perseveration in moderate anxiety symptoms and high anxiety symptoms group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Raharja Santosa
"Tingkat kecemasan akan meningkat pada pasien yang diduga menderita kanker paru, apalagi saat direncanakan tindakan invasif diagnostik bronkoskopi. Salah satu intervensi keperawatan mengurangi sensasi cemas adalah terapi pijat. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi pengaruh terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan bentuk quasi experiment dengan nonequivalent control group design. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik consecutive sampling (n = 28).
Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan tingkat kecemasan antara kelompok kontrol dan intervensi : a) post-test I, Pvalue = 0,048 pada OR = 1 ,556; b) post-test II, Pvalue = 0,021 pada OR sebesar 1,750.
Penelitian ini menyimpulkan ada pengaruh yang signifikan (p < 0,05) terapi pijat terhadap tingkat kecemasan pasien suspect kanker paru yang akan menjalani tindakan bronkoskopi.
Penelitian ini merekomendasikan, terapi pijat dijadikan sebagai prosedur tetap tindakan mandiri keperawatan dalam menurunkan respon kecemasan pasien sebelum dilakukan tindakan bronkoskopi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T41768
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Masitoh
"ABSTRAK
Ibu bayi prematur atau bayi dengan berat lahir rendah berisiko mengalami tekanan psikologis dan depresi setelah kelahiran anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik ibu dengan tingkat kecemasan ibu yang memiliki BBLR yang dirawat di rumah sakit. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan teknik purposive sampling dengan jumlah responden sebanyak 90 orang. Data diambil menggunakan dua kuesioner yaitu data karakteristik responden, dan Hamilton Anxiety Rating Scale HARS untuk mengukur tingkat kecemasan. Mayoritas ibu dengan BBLR berada pada kategori usia tidak berisiko dengan status tidak bekerja atau ibu rumah tangga dan jenjang pendidikan menengah. Secara keseluruhan, responden memiliki tingkat kecemasan rendah dan menunjukkan tidak adanya hubungan bermakna antara karakteristik ibu dengan kecemasan ibu p>0,05 , ada hubungan yang bermakna antara penghasilan dengan tingkat kecemasan p.

ABSTRACT
Mothers of premature babies or babies with low birth weight are at risk of psychological distress and depression after childbirth. This study aims to determine the relationship characteristics of mothers with anxiety levels of mothers who have LBW hospitalized. The research design using descriptive correlative with purposive sampling technique with the number of respondents as many as 90 people. Data were collected using two questionnaires respondent 39 s characteristic data, and Hamilton Anxiety Rating Scale HARS to measure anxiety levels. The majority of women with LBW are in the non risk age category with unemployed status or housewives and secondary education. Overall, the respondents had low levels of anxiety and showed no significant association between maternal characteristics and maternal anxiety p 0.05, there was a significant relationship between income and anxiety level p."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Toulasik, Anita Welhelmina
"Endoskopi saluran cerna merupakan prosedur pemeriksaan saluran cerna secara langsung. Prosedur ini dapat digunakan untuk tujuan diagnostik maupun terapeutik. Pasien yang menjalani prosedur endoskopi dapat mengalami kecemasan yang diakibatkan karena kurangnya informasi mengenai prosedur, efek samping prosedur maupun hasil pemeriksaan yang akan diterima.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi tingkat kecemasan pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi saluran cerna di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto Ditkesad Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, dengan jumlah sampel sebesar 38 orang. Instrumen yang digunakan adalah Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) yang telah dimodifikasi.
Hasil penelitian ini menemukan bahwa sebanyak 73,7% pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi mengalami kecemasan tingkat ringan dan jumlah responden yang paling banyak mengalami kecemasan tingkat ringan, sedang, dan berat ditemukan pada responden yang berusia dewasa madya. Diharapkan perawat dapat memberikan intervensi untuk mengatasi atau mengurangi tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien yang akan menjalani prosedur endoskopi.

Gastrointestinal endoscopy is a procedure that used to examine that gastrointestinal tract. This procedure can be used for diagnostic and therapeutic purpose. The patient who undergo this procedure can feel anxious due to the lack of information about the procedure, the side effects of the procedure, and the result of the examination. Some studies found that gastrointestinal endoscopy arise anxiety to the patient.
This research aim to identify the anxiety level of the patient who will undergo the endoscopy procedure at Gatot Soebroto Army Center Hospital Jakarta. This research used descriptive method, with 38 respondents as sample. The instrument used in this research was Spielberg State-Trait Axiety Inventory (STAI) that have been modified.
The results showed that 73,7 percent of the respondents who will undergo the endoscopy procedure had low level of anxiety and the largest amount of respondents which has had low, moderate, and severe level of anxiety was found in the middle adult respondents. Nurses are expected to give interventions to overcome or minimize patient’s anxiety before undergoing endoscopy.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S46403
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Kecemasan merupakan fenomena yang sering dilaporkan dan terjadi pada anak sebelum anak menjalani tindakan operasi di rumah sakit. Kecemasan pada anak berdampak pada psikologis anak sampai pada penolakan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebelum operasi pada anak di kamar operasi urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Desain cross sectional, dengan sampel 86 responden dengan masing-masing sampel terdiri dari 43 responden anak usia sekolah dan 43 responden remaja melalui proporsional stratified random sampling. Analisa menggunakan Chi-Square dan Independen T-test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan sedang dialami oleh 54,7% responden. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami anak usia sekolah dan remaja di kamar operasi urologi cukup tinggi dengan cemas sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia, pengalaman dioperasi sebelumnya, kehadiran keluarga, waktu tunggu pasien sebelum operasi dengan tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kecemasan sebelum operasi pada anak. Penelitian ini merekomendasikan penurunan lama waktu tunggu pasien sebagai salah satu intervensi persiapan operasi.


Anxiety is a phenomenon that is often reported and occurs in children before the child underwent surgery in the hospital. Anxiety in children has psychological effects on children to the refusal of surgery. This study aims to analyze the factors associated with preoperative anxiety in school-age children and adolescents in the urology operating room of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta. Cross sectional design, with a sample of 86 respondents with each sample consisting of 43 respondents of school age children and 43 teenage respondents through proportional stratified random sampling. Analysis using Chi square and Independent T-test. The results show that anxiety level is being experienced by 54.7% of respondents. The conclusion that the level of anxiety experienced by school-age children and adolescents in the urology operating room is quite high with moderate anxiety. There is a significant relationship between the characteristics of children in this study, namely age, previous surgery experience, family presence, patient waiting time before surgery with anxiety levels before surgery. While not found a significant relationship between the sex of the child with child anxiety before surgery. This study recommends reduction in patient waiting time as an operative preparation intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anita Apriliawati
"Hospitalisasi dapat menimbulkan kecemasan pada anak. Biblioterapi adalah pemanfaatan buku sebagai media terapi. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi pengaruh biblioterapi terhadap tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitalisasi. Jenis penelitian kuasi eksperimen dengan sampel 30. Tehnik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukan rata-rata tingkat tingkat kecemasan anak yang mendapatkan bibliotarapi sebesar 29,27 dan rata-rata tingkat kecemasan anak yang tidak mendapatkan biblioterapi sebesar 36,07.
Hasil uji statistik menunjukan pengaruh biblioterapi terhadap penurunan tingkat kecemasan anak usia sekolah yang menjalani hospitaliasi. Tidak terdapat hubungan usia, jenis kelamin, pengalaman dirawat, lama rawat dan frekuensi membaca dengan tingkat kecemasan anak. Pemberian biblioterapi dapat diterapkan sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk menurunkan kecemasan anak usia sekolah selama menjalani hospitalisasi.

Hospitalization can cause anxiety in children. Bibliotherapy is using the book as a medium of therapy. The purpose of this study was to identified the effect of bibliotherapy on anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. This type of study was quasi-experimental with a sample of 30. Sampling technique was purposive sampling.
The results of this study showed the average level of anxiety levels of children who got bibliothrapy is 29.27 and the average level of anxiety of children who did not get biblioterapi is 36,07. Statistical test results showed the influence of bibliotherapy on reducing anxiety levels school-age children who underwent hospitalization. There is no relationship of age, gender, experience, length of care and frequency of reading with a child's anxiety level. Giving biblioterapi can be applied as a nursing intervention to reduce anxiety during schoolage children hospitalization.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mariyatul Kiptiyah
"Kecemasan merupakan pengalaman manusia yang universal akibat ketidakpastian dan ketidakberdayaan perasaan yang bersumber dari pikiran yang tidak jelas dan tidak teridentifikasi. Kecemasan dimanifestasikan dengan respon fisiologis, afektif, perilaku, dan kognitif. Tujuan penelitian mengetahui tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU. Desain penelitian menggunakan deskriptif dengan jumlah sampel penelitian 36 responden.
Hasil penelitian tingkat kecemasan keluarga pasien di ruang ICU RSUD Cibinong termasuk sedang (77,8%). Respon keluarga dalam menghadapi anggota keluarganya di ruang ICU masih dalam rentang adaptif. Perawat perlu menggunakan komunikasi terapeutik untuk menurunkan tingkat kecemasan keluarga pasien di ICU.

Anxiety is a universal experience due to the feeling of uncertainty and helplessness that comes from thoughts that cannot identified clearly. Anxiety is manifested by physiological, cognitive, affective, and behavioral responses. This study aimed to determine the level of anxiety in the family who's their family member was cared in the ICU. Research design was simple descriptive and total sample was 36 respondents.
The results showed that the level of anxiety in the family of patient's cared in Intensive Care Unit, District Hospital of Cibinong was moderate (77.8%). The family also responded in the range of adaptive behavior during the care of their family member in the ICU. Nurses need to use therapeutic communication to decrease the anxiety level of family of patients cared in the ICU.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47014
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>