Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 170687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Trikusumaningrum
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara self-monitoring dan psychological well-being pada mahasiswa Universitas Indonesia yang berusia 18-24 tahun. Peneliti menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan mengukur variabel self-monitoring menggunakan Revised Self-monitoring Scale yang dikembangkan oleh Lennox dan Wolfe (1984) dan mengukur variabel psychological well-being menggunakan Ryff?s Scale of Psychological Well-being (1995). Responden penelitian sejumlah 198 orang yang tersebar dalam 12 fakultas dan Pendidikan Vokasi di Universitas Indonesia.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara self-monitoring dan psychological well-being pada mahasiswa Universitas Indonesia (r = + 0,427, n = 198, p < 0,01 (one tailed). Hal ini menunjukkan semakin tinggi self-monitoring yang dimiliki oleh mahasiswa maka semakin tinggi pula psychological wellbeing-nya. Oleh karena itu, hipotesis alternatif ditolak dan dibahas lebih lanjut di dalam subbab diskusi.

This research aimed to find correlation between self-monitoring and psychological well-being of college students in Universitas Indonesia who having an age of 18-24 years old. Researcher used quantitative approach to find this correlation. Self-monitoring was measured using Revised Self-monitoring Scale (Lennox & Wolfe, 1984) and psychological well-being was measured using Ryff’s Scale of Psychological Well-being (Ryff, 1995). Participants of this research are 198 college students from 12 Faculties and Vocational Program in Universitas Indonesia.
The result of this research shows that there is positive significant correlation between self-monitoring and psychological well-being of college students in Universitas Indonesia (r = + 0,427, n = 198, p < 0,01 (one tailed). This result means the higher self-monitoring in participants, the higher their psychological well-being. Then, alternative hypothesis was rejected and be discussed further in discussion subchapter.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55126
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dara Meliza Zubir
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara psychological well-being dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Tahun pertama di perguruan tinggi memberikan tantangan bagi mahasiswa terutama dalam proses penyesuaian diri. Pada masa ini psychological well-being bermanfaat bagi mahasiswa dalam menghadapi tantangan tersebut. Psychological well-being penting bagi individu yang sedang mengalami masa transisi dalam kehidupan. Pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff's Scale of Psychological Well-Being dan pengukuran college adjustment menggunakan alat ukur Student Adaptation to College Questionnaire yang disusun oleh Baker dan Siryk. Partisipan penelitian ini berjumlah 226 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Data penelitian kemudian diolah dengan menggunakan teknik statistik Pearson Product-Moment Correlation. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan positif yang signifikan antara psychological well-being dan college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia (r = 0.595; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01).

This research was conducted to find the correlation between college adjustment and psychological well-being among first-year college students of Universitas Indonesia. Psychological well-being was measured by using Ryff's Scale of Psychological Well-Being and college adjustment was measured by using the Student Adaptation to College Questionnaire by Baker and Siryk. The participants of this research were 226 first-year college students of Universitas Indonesia. Data was processed using Pearson Product-Moment Correlation technique. The main results of this research showed that psychological well-being positively correlated significantly with college adjustment (r = 0.595; p = 0.000, significant at L.o.S 0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akhmad Ramdhanu
"Penelitian ini ditujukan untuk melihat hubungan antara penggunaan Internet dengan psychological well-being pada mahasiswa Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini adalah mahasiswa program Sarjana Strata Satu dan Diploma Tiga Universitas Indonesia sebanyak 66 orang. Penggunaan Internet diukur dengan alat ukur Internet Attitude Scale yang dibuat oleh Eric B. Weiser pada tahun 2001.
Psychological well-being diukur dengan PWB Scale yang dikembangkan oleh Carol D. Ryff pada tahun 1995, dan telah diadaptasi ke dalam bahasa Indonesia oleh kelompok payung penelitian psychological well-being Fakultas Psikologi Universitas Indonesia pada tahun 2011 (Larasati, 2012). Berdasarkan hasil penghitungan korelasi Pearson Product Moment, diperoleh koefisien korelasi sebesar 0.362 dengan nilai signifikansi sebesar 0.003 (p<0.01). Ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara penggunaan Internet dengan psychological well-being pada Mahasiswa Universitas Indonesia.

The objective of this study was to see the correlation between Internet use and psychological well-being among Universitas Indonesia students. Participants of this research were 66 students among undergraduate and vocational program of Universitas Indonesia. Internet use was measured using Internet Attitude Scale, constructed by Eric B. Weiser in 2001.
Psychological well-being was measured using PWB Scale constructed by Carol D. Ryff in 1995, and had been adapted by psychological well-being research group of Fakultas Psikologi Universitas Indonesia in 2011 (Larasati, 2012). The coefficient of Pearson Product Moment reported was 0.362, with 0.003 significance value (p<0.01). Those numbers indicated that there was significant correlation between Internet use and psychological well-being among Universitas Indonesia Students.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S45839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Aulia
"Mahasiswa dihadapkan pada berbagai macam hambatan dalam proses mengerjakan skripsi sehingga menyebabkan mahasiswa menjadi stress. Tingkat stres mahasiswa erat kaitannya dengan kondisi kesejahteraan psikologis yang dialaminya di kehidupan kampus. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan antara kesejahteraan psikologis dan tingkat stres pada mahasiswa tingkat akhir. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional terhadap 108 mahasiswa tingkat akhir FIK UI yang sedang mengerjakan skripsi dengan menggunakan metode pengampilan sampel total sampling. Instrumen yang digunakan yaitu Ryffs Scale of Psychological Well-being dan Student Nurse Stress Index SNSI. Analisis uji statistik menggunakan uji korelasi gamma. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang kuat antara kesejahteraan psikologis dengan tingkat stres dengan korelasi negatif r= -0,649; p= 0.000. Pendidikan kesehatan dan meningkatkan kesejahteraan psikologis perlu dilakukan sebagai cara untuk menurunkan tingkat stres yang dialami mahasiswa tingkat akhir.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desyana Kurniawan
"Penelitian ini dilakukan untuk meneliti hubungan antara causality orientation dengan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian.Pengukuran Causality Orientation menggunakan alat ukur hasil adaptasi dari alat ukur General Causality Orientation Scale (GCOS) yang dibuat oleh Deci dan Ryan pada tahun 1985 dan pengukuran kesejahteraan psikologis menggunakan alat ukur hasil adaptasi Ryff Psychological Well-Being Scale (RPWBS). Responden dalam penelitian ini berjumlah 139 orang dengan menggunakan metode purposive sampling.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara autonomy orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi, sebesar 0.000, p<0.05; terdapat hubungan yang signifikan antara controlled orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi sebesar 0.012, p<0.05; terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat negatif antara impersonal orientation dengan kesejahteraan psikologis dengan skor signifikansi sebesar 0.000, p<0.05.

The purpose of this research is to study the correlation between Causality Orientation and Psychological Well-being of students Police College. The Causality Orientation was measured with an instrument that was adapted from the General Causality Orientation Scale (GCOS) that Deci and Ryan developed, while the Psychological Well-Being was measured with an instrument that was adapted from the Ryff Psychological Well-Being Scale (RPWBS). 139 people participated in this study and they were sampled using the purposive sampling method.
The results of this research shows a significant correlation between autonomy orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.000, p<0.05; a significant correlation between controlled orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.012, p<0.05; a negative and significant correlation between impersonal orientation and Psychological Well-Being with a significance score of 0.000, p<0.05.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46865
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandam Kuntaswari
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara perfeksionisme dan psychological well-being pada seniman berusia dewasa muda dan dewasa madya. Pengukuran perfeksionisme menggunakan alat ukur Multidimensional Perfectionism Scale (Hewitt & Flett, 1989) dan pengukuran psychological well-being menggunakan alat ukur Ryff’s Revised-Psychological Well-Being (Ryff, 1995). Partisipan berjumlah 63 seniman berusia dewasa muda dan dewasa madya.
Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara perfeksionisme dan psychological well-being (r = -0.584; p = 0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi perfeksionisme yang dimiliki seseorang, maka semakin rendah psychological well-being yang ia miliki. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dimensi perfeksionisme yang memberikan sumbangan paling banyak terhadap psychological well-being adalah socially prescribed perfectionism. Berdasarkan hasil tersebut, perlu dilakukan intervensi lebih dini terhadap perfeksionisme, terutama pada socially prescribed perfectionism.

This research was conducted to find the correlation between perfectionism and psychological well-being in artists in their young and middle adulthood. Perfectionism was measured by using Multidimensional Perfectionism Scale (Hewitt & Flett, 1989), and psychological well-being was measured by using Ryff’s Revised-Psychological Well-Being (Ryff, 1995). The participants of this research were 63 artists currently in their young and middle adulthood.
The main result of this research showed that perfectionism is negatively significant correlated with PWB (r = -0.584; p = 0.000, significant in L.o.S 0.01). This meant that the higher the level of one's perfectionism, the lower the level of PWB in oneself. Other result of this research was that the dimension of perfectionism that contributed the most to PWB was socially prescribed perfectionism. Based on such results, there needs to be an early intervention about perfectionism, especially about the socially prescribed perfectionism.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46196
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Madinatul Munawaroh
"Karakteristik khusus dari anak dengan autistic spectrum disorder (ASD) umumnya membuat para orang tua khususnya ibu sebagai caregiver utama dari anak-anak ASD memiliki well-being yang rendah. Belum lagi kebutuhan akan pendidikan untuk anak yang mulai memasuki usia sekolah membuat beban dan stres ibu semakin bertambah. Perceived social support diasumsikan mampu menjadi penahan dalam menghadapi situasi yang menekan (stressful). Perceived social support yang dimaksud berasal dari tiga jenis sumber, yaitu keluarga, teman, dan significant other. Penelitian ini melibatkan 32 responden yaitu para ibu dari anak dengan ASD di sekolah inklusif di kota Jakarta Timur dan Depok.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan positif antara ketiga jenis sumber dari perceived social support dan psychological well-being (r= .446). Jenis sumber keluarga dan significant other berkorelasi positif dan signifikan dengan psychological well-being (r= .360 dan r=.575). Tidak ada perbedaan signifikan antara usia ibu, jenis pekerjaan ibu, status pernikahan ibu, tingkat pendidikan, jumlah anak, pengeluaran per bulan, jenis kelamin anak, jenis ASD anak, dan urutan kelahiran anak dengan ASD.

In general, unique characteristic from chidren with autistic spectrum disorder (ASD) bring negative results for parent’s mental health, especially for mothers who are role as a primary caregiver from children with ASD. Moreover, education need for their school-aged children increase high-level on negative symptoms. Perceived social support assumed as a buffer against stressful events by reducing stress level. Perceived social support which are included from family, friends, and significant other. This research involved 32 mothers of children with ASD.
The results showed that there is a significant and positive relationship between perceived social support and psychological well-being (r= .446). In addition, subtes family and significant other significantly correlated with psychological well-being (r= .360 and r=.575).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S46960
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clarisa Sutjiatmadja
"Psychological Well-being (PWB) selama masa remaja menjadi salah satu penentu kesehatan mental di masa dewasa mendatang. Penelitian terdahulu menemukan bahwa Intolerance of Uncertainty (IU), sebagai variabel yang mempengaruhi bagaimana seseorang memaknai dan menanggapi situasi yang tidak pasti, dapat mempengaruhi PWB individu. Salah satu variabel yang diduga dapat menjelaskan hubungan keduanya adalah Dispositional Mindfulness (DM), yaitu kapasitas bawaan untuk mempertahankan perhatian pada pengalaman saat ini dengan sikap terbuka dan tidak menghakimi. Namun, dinamika antara ketiga variabel tersebut belum pernah diteliti pada remaja di Indonesia, sedangkan karakteristik tahap perkembangan remaja menunjukkan pentingnya ketiga variabel di masa ini. Maka penelitian ini bertujuan melihat bagaimana peran DM sebagai mediator antara hubungan IU dan PWB pada remaja di Indonesia. IU diukur menggunakan skala IUS-12, DM dengan skala MAAS, dan PWB dengan skala Ryff’s Psychological Well-being. Partisipan berjumlah 352 remaja SMP dan SMA berusia 13-18 tahun (M = 16.08) yang mengisi seluruh alat ukur secara daring. Berdasarkan hasil analisis mediasi, ditemukan bahwa DM secara parsial memediasi hubungan antara IU dan PWB (b= -.17, p < .01).

Psychological Well-being (PWB) during adolescence becomes one of the determinants of mental health in adulthood. Previous research found that Intolerance of Uncertainty (IU), as a variable that influences how a person perceives, interprets, and responds to uncertain situations, can affect individual PWB. One of the variables that is thought to explain the relationship between the two is Dispositional Mindfulness (DM), namely the innate capacity to maintain attention on current experiences in an open and non-judgmental attitude. However, the dynamics between these three variables has never been studied in adolescents in Indonesia, while the characteristics of the stages of adolescent development show the importance of the three variables at this time. So this study aims to see how the role of DM as a mediator between the relationship between IU and PWB in adolescents in Indonesia. IU was measured using the IUS-12 scale, DM was measured by the MAAS scale, and PWB was measured by Ryff's Psychological Well-being scale. The participants were 352 junior high and high school youth aged 13-18 years (M = 16.08) who filled out all measuring instruments online. Based on the results of mediation analysis, it was found that DM partially mediated the relationship between IU and PWB (b= -.17, p < .01).
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Restyna Fauzia
"Mahasiswa, sebagai bagian dari Generasi Z, dikenal dengan karakteristik utama mereka yaitu Fear of Missing Out (FoMO) berdampak pada perilaku mereka sebagai konsumen, salah satunya adalah perilaku berhutang. FoMO mempengaruhi perilaku meminjam online pada mahasiswa dan berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis mereka. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengkaji hubungan antara FoMO dan kesejahteraan psikologis pada mahasiswa Universitas Indonesia pengguna pinjaman online. Metode analisis korelasi digunakan dalam penelitian ini dengan melibatkan sebanyak 120 partisipan yang merupakan mahasiswa aktif Universitas Indonesia dan saat ini menggunakan pinjaman online. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dan bersifat negatif antara FoMO dan kesejahteraan psikologis (r= -0,900, p < 0,01). Hal ini dapat diartikan bahwa semakin tinggi tingkat FoMO pada mahasiswa, semakin rendah kesejahteraan psikologisnya. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa tingkat FoMO dan kesejahteraan psikologis mahasiswa Universitas Indonesia pengguna pinjaman online berada dalam kategori sedang. Dari hasil penelitian, peningkatan literasi keuangan oleh institusi pendidikan dan pengurangan FoMO pada mahasiswa dengan self-regulation dan self-acceptance dapat membantu mahasiswa terhindar dari risiko pinjaman online dan meningkatkan kesejahteraan psikologis mereka.

University students, as part of Generation Z, are known for their main characteristic of Fear of Missing Out (FoMO), which impacts their behavior as consumers, including their borrowing behavior. The phenomenon of FoMO (Fear of Missing Out) influences online borrowing behavior among students and negatively impacts their psychological well- being. This study aims to examine the relationship between FoMO (Fear of Missing Out) and psychological well-being among University of Indonesia students who use online loans. The correlation analysis method was used in this study, involving 120 active University of Indonesia students who currently use online loans. The results reveal a significant negative relationship between FoMO and psychological well-being (r = - 0.900, p < 0.01). This indicates that the higher the level of FoMO among students, the lower their psychological well-being. The study also found that the levels of FoMO and psychological well-being among University of Indonesia students who use online loans are in the moderate category. Based on the research results, improving financial literacy through educational institutions and reducing FoMO among students through self- regulation and self-acceptance can help students avoid the risks of online loans and enhance their psychological well-being."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noori Lukman Pradipto
"Selama masa pandemi Covid-19, tantangan yang dihadapi oleh guru semakin berat
dengan strategi mengajar yang baru. Hal tersebut membuat guru kesulitan untuk
mempertahankan kesejahteraan psikologis mereka terutama guru perempuan yang mengajar di tingkat SD. Stres yang dirasakan oleh guru perempuan semakin bertambah dengan beban sebaga seorang ibu yang mengurus anak. Komunikasi antara anggota keluarga diasumsikandapat membantu guru untuk melewati masa sulit selama pandemi Covid-19. Penelitian inidilakukan untuk melihat peran pola komunikasi keluarga, baik dimensi conversation ataupun conformity, sebagai mediator dalam hubungan antara perceived social support dengan psychological well-being. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan teknik pengambilan sampel convenient sampling dari guru perempuan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara perceived social support
dengan psychological well-being baik secara langsung (β = 0.57, t(117) = 7.91, p = 0.000), maupun tidak langsung melalui pola komunikasi keluarga dimensi conversation (coefficient = 0.42, SE = 0.07, CI = 0.27 - 0.56). Di sisi lain, pola komunikasi keluarga yang mementingkan konformitas dalam berpendapat tidak berperan sebagai mediator karena tidak menunjukkan hubungan yang signifikan dengan psychological well-being (coefficient = -0.11, SE = 0.10, CI = -0.32 - 0.10, p = 0.300). Salah satu limitasi penelitian ini adalah penelitian
ini hanya dapat dilakukan masa pandemi akan tetapi hasil yang didapatkan mengimplikasikan bahwa dukungan sosial dari berbagai pihak sangat dibutuhkan oleh guru dalam menghadapi masa pandemi agar dapat menjadi bahagia, terlepas dari pola komunikasi di rumah. Meskipun demikian, pola komunikasi yang mementingkan kehangatan dalam berpendapat dan keterbukaan dapat menjadi salah satu bentuk dukungan sosial yang menunjang psychological well-being guru di situasi pandemi.

During the Covid-19 pandemic, teachers are facing more challenges such as new teaching strategies. Thus, makes it difficult for teachers to maintain their psychological well-being especially female teachers who teach elementary students. Some of those female teachers have responsibilities as mothers at home. The burden of caring for children in home increasing the stress felt by these teachers. It is assumed that communication between family members can help teachers through difficult times during the Covid-19 pandemic. This
research was conducted to see whether conversation or conformity dimension within family communication pattern can act as mediator in the relationship between perceived social support and psychological well-being. This research is non-experimental study with convenient sampling technique given to female teachers. The result indicates that there is significant relationship between perceived social support and family communication pattern, either directly (β = 0.57, t(117) = 7.91, p = 0.000) or indirectly through the conversation
dimension within family communication family patterns (coefficient = 0.42, SE = 0.07, CI = 0.27 - 0.56). On the other hand, family with high conformity dimension do not act as mediator in relationship between perceived social support and psychological well-being (coefficient = -0.11, SE = 0.10, CI = -0.32 - 0.10, p = 0.300). One of the limitation of this study is this study can only be conducted in pandemic Covid-19 situation but the results obtained shows that social support from various sources is needed by teachers in order to be mentally healthy and happy regardless of communication patterns at home. However, communication patterns that emphasize warmth and openness can be one of the social
support that teachers needed in this pandemic situation.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>