Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 80253 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Yuliana Sari Arianna
"Reis & McCoach (2000) menggunakan istilah underachiever pada anak-anak yang memiliki kesenjangan antara kapasitas yang dimiliki dengan basil yang ditunjukan di sekoldengan kata lain anak yang mengalami underachievement tidak belajar dengan optimal. Salah satu penyebab dari munculnya underachievement berasal dari faktor individu yang bersangkutan, yaitu karena kurangnya motivasi belajar dan kebiasaan belajar yang buruk (Sirohi, 2004). Oleh karena itu, diperlukan satu program untuk meningkatkan motivasi belajar dan kedisiplinan belajar anak agar prestasi yang dicapai optimal. Menurut Peter (2000), diperlukan motivasi eksternal untuk mulai menumbuhkan motivasi anak underachiever untuk belajar.
Secara umum, program modiftkasi perilaku yang bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan kedisiplinan belajar anak underachiever dilandaskan pada penerapan sistem token ekonomi. Dalam pelaksanaannya, program ini mengarahkan anak underachiever untuk mulai membentuk kedisiplinan diri belajar melalui pelaksanaan kegiatan belajar sehari-hari di rumah dan penerapan token ekonomi merupakan motivator eksternal agar anak mulai termotivasi untuk belajar.
Di satu sisi, program ini mampu mengarahkan Z dalam melakukan kegiatan belajar harian di rumah yang belum pemah dilakukan oleh Z sebelumnya. Akan tetapi, pelaksanaan program tampaknya belum dapat dikatak:an efektifuntuk mampu meningkatkan motivasi serta kedisiplinan belajar Z. Program ini masih memiliki beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki dalam penerapan modifikasi perilaku menggunakan pendekatan sistem token ekonomi selanjutnya. Selain itu, dibutuhkan pula waktu, bimbingan, pengawasan, dan pengarahan yang lebih intensif agar Z terbiasa untuk melakukan kegiatan belajar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T38447
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inti Nusaida Awaningrum
2010
T37946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yessica Kristanti Paramita Putri
"ABSTRAK
Seorang anak perlu menguasai kesiapan sekolah sebelum ia masuk Sekolah Dasar.
Salah satu aspek kesiapan sekolah yang perlu dikuasai adalah keterampilan sosial,
khususnya perilaku terkait tugas. Tujuan penelitian ini dilakukan untuk menguji
efektivitas program modifikasi perilaku dengan metode social modeling dan token
economy untuk meningkatkan perilaku terkait tugas di kelas anak. Desain yang
digunakan adalah pretest-posttest control group design. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa program ini cukup efektif untuk meningkatkan perilaku terkait tugas subjek di
kelas dan terdapat perbedaan yang signifikan terutama pada perilaku mengikuti
instruksi verbal guru selama kegiatan di kelas dan mengarahkan pandangan mata ke
arah guru selama guru mengajar.

ABSTRACT
A child should have a school readiness before entering the elementary school. The
one of school readiness’ aspect that a child should mastering is a social behavior,
especially task related behavior. The objective of this present research is discovering
the effectiveness of a behavior modification program with social modeling dan token
economy to increase task related of behavior of a child in the classroom. The research
uses pretest-posttest control group design. The result shows that the program is
effective to increase task related behavior on subject in the classroom and there are
significance differences in following teacher’s verbal instructions during class’
activity and paying attention to the teacher when she teaches the subject.
Key words : behavior modification, early childhood, school readiness,"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39023
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Nirmala
"Penelitian ini bertujuan untuk melatih kemampuan mengenakan kemeja berkancing pada anak yang mengalami hambatan perkembangan dengan menggunakan terapi behavior modification. Penelitian ini bersifat studi kasus.
Metode behavior modification yang digunakan adalah forward chaining. Untuk membantu anak selama pelatihan, akan diberikan prompt, yaitu verbal, gestural, modeling, dan fisik, serta extra-stimulus prompt. Selain itu juga diberikan reinforcement (social, token dan backup reinforcement, serta manipulative) untuk menguatkan perilaku yang dilatihkan.
Baseline dilakukan selama 5 sesi untuk mengetahui sejauhmana anak dapat mengenakan kemeja. Hasil baseline menunjukkan bahwa secara konsisten anak belum dapat mengenakan kemeja berkancing tanpa bantuan. Pada saat baseline, anak hanya dapat memegang kemeja berkancing yang telah terbuka berhadapan dengannya, memasukkan lengan kanan ke lubang lengan kanan kemeja, dan menarik kerah kemeja kanan ke arah bahu. Pelatihan dilakukan selama 12 hari yang terdiri dari 21 sesi. Setelah pelatihan dilakukan, anak sudah dapat mengenakan kemeja dengan memasukkan tangan ke dalam lubang lengan pada kemeja, namun belum dapat memasukkan kancing ke lubang kancing.
Berdasarkan hasil pelatihan, disimpulkan bahwa hingga akhir pelatihan anak belum dapat mengenakan kemeja berkancing sendiri. Hambatan yang dialami oleh anak adalah keterbatasan motorik halus sehingga kesulitan untuk memasukkan kancing ke dalam lubang kancing. Meskipun demikian anak tetap menunjukkan kemajuan, yaitu sudah dapat mengenakan kemeja dengan memasukkan tangan ke dalam lubang lengan pada kemeja tanpa bantuan.
This research is a study case about a 5 year old child with developmental disability. The aim of this research is to train the ability of wearing and buttoning a shirt using behavior modification therapy.
The behavior modification method used in this research is forward chaining. Prompts (verbal, gestural, modeling, physical, and extra-stimulus prompt) are given throughout the training process to help the child when needed. Reinforcements (social, manipulative, token and backfup reinforcement) are also given to strengthen the behaviors that are being trained.
Baseline was done in 5 sessions to see how far the child could wear and button a shirt. It could be seen that the child could not wear and button a shirt without help from others. He could only hold the shirt facing it, put his hand in the right sleeve, and pull it to his right shoulder. This training was done in 12 days, with a total of 21 sessions. After the training ended, the child could put both his hands in both sleeves, although he still could not button the shirt.
It could be concluded that until the end of the training session, the child could not wear and button his shirt on his own. He could not hold and put in the buttons because of fine motor skill deficits, which was an important aspect of buttoning. Nevertheless improvements could still be seen. By the end of the training program, he could wear the shirt by putting both his hands in the sleeve without help."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38271
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haniva Az Zahra
"[Underachiever adalah kondisi yang banyak terjadi di kalangan pelajar, termasuk siswa SMP. Baslanti dan McCoach (2006) serta Bondurant (2010) menyatakan bahwa kondisi underachievement terjadi karena siswa tidak mampu melakukan regulasi diri di dalam belajar yang baik. Oleh karena itu, Zimmerman, Bonner, dan Kovach (1996) mengajukan model intervensi untuk siswa dengan underachievement melalui pengajaran 5 keterampilan akademik. Keterampilan akademik tersebut diajarkan kepada siswa guna meningkatkan kemampuan regulasi diri dalam belajar yang mereka miliki. Peneliti menggunakan model
tersebut untuk memberikan intervensi kepada P, siswa SMP dengan tipe
disorganized underachiever. Keterampilan akademik yang diajarkan kepada P adalah keterampilan manajemen waktu dan belajar yang lebih efektif. Model intervensi tersebut dikombinasikan dengan sistem organisasi informasi sekolah oleh Peters (2000). Efektivitas dari program intervensi ini dilihat dari kenaikan skor pre dan post-test yang diukur dengan Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) karya Pintrich dan DeGroot (1990). Peneliti menggunakan versi adaptasi dalam Bahasa oleh Puteri (2013), sehingga lebih sesuai dengan kondisi di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa program intervensi manajemen waktu meningkatkan kemampuan regulasi diri dalam
belajar pada diri P.;Underachiever is a condition that is quite common among students, including junior high school students. Baslanti and McCoach (2006) and Bondurant (2010) states that the condition of underachievement occurs because students are not capable to do self-regulated learning. Therefore, Zimmerman, Bonner, and Kovach (1996) propose a model of intervention for students with underachievement through teaching academic skills. There are five academis skills. The academic skills taught to students in order to improve their ability to do
self-regulated learning. Researchers used the model to provide intervention to P, junior high school students with disorganized underachiever type. One of academic skills which taught to P is a time-management skills. The intervention model is combined with a system of organization of school information by Peters (2000). The effectiveness of this intervention program be seen from the increase
in scores pre and post-test were measured with the Motivated Strategies for Learning Questionnaire (MSLQ) works by Pintrich and DeGroot (1990). Researchers use the Bahasa version, adaptation version by Putri (2013), so it is more appropriate to the conditions in Indonesia. The results showed that the time management intervention program increases the ability of self-regulated learning., Underachiever is a condition that is quite common among students, including
junior high school students. Baslanti and McCoach (2006) and Bondurant (2010)
states that the condition of underachievement occurs because students are not
capable to do self-regulated learning. Therefore, Zimmerman, Bonner, and
Kovach (1996) propose a model of intervention for students with
underachievement through teaching academic skills. There are five academis
skills. The academic skills taught to students in order to improve their ability to do
self-regulated learning. Researchers used the model to provide intervention to P,
junior high school students with disorganized underachiever type. One of
academic skills which taught to P is a time-management skills. The intervention
model is combined with a system of organization of school information by Peters
(2000). The effectiveness of this intervention program be seen from the increase
in scores pre and post-test were measured with the Motivated Strategies for
Learning Questionnaire (MSLQ) works by Pintrich and DeGroot (1990).
Researchers use the Bahasa version, adaptation version by Putri (2013), so it is
more appropriate to the conditions in Indonesia. The results showed that the time
management intervention program increases the ability of self-regulated learning.]"
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
T44624
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marchantia Andranita
"Siswa underachiever adalah siswa yang prestasi akademiknya berada dibawah potensi kecerdasan yang ia miliki. Siswa underachiever dengan tipe coasting digambarkan sebagai siswa yang tidak termotivasi dan kurang peduli dalam menyelesaikan tugas sekolah serta aktivitas yang dilakukan terkait nilai yang dicapainya. Kurang peduli dan belum memiliki kebiasaan belajar yang baik membuat siswa underachiever dengan tipe ini kurang memiliki regulasi diri terkait belajar. Program intervensi Self Regulation Empowerment Program (SREP) adalah salah satu cara untuk meningkatkan keterampilan regulasi diri.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat efektivitas program intervensi (SREP) dalam meningkatkan regulasi diri pada seorang siswa underachiever dengan tipe coasting. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test dengan alat ukur MLSQ, diketahui bahwa program yang diberikan dapat meningkatkan regulasi diri pada siswa underachiever dengan tipe coasting.

Underachievement has explained as the difference between potential and actual output. Meanwhile, coasting underachiever has described as unmotivated, easygoing and doesn’t have concern in completing assignments and also activities in learning. Lack of achievement and study habit makes the underachiever doesn’t have good self regulation in learning. Self Regulation Empowerment Program (SREP) can enhance self regulation skill.
This study aim is to test the effectiveness of SREP to enhance self regulation of coasting underachiever. MSLQ is measure changes of behavior before and after intervention. It is shows SREP effective in enhancing self regulation of coasting underachiever.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T35766
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Botutihe, Sukma Nurilawati
"Dalam upaya menangani perilaku yang tidak diharapkan dari anak, perlu dilakukan perubahan perilaku. Perubahan tersebut akan menjadi efektif dengan adanya kontrol dan keterlibatan orang tua. Oleh karena itu orang tua perlu diberikan pelatihan dalam mengupayakan teknik modifikasi perilaku pada anak (Schaefer & Briesmeister, 1989). Untuk itu disusun program intervensi yang diawali dengan pelatihan pada ibu Dj (ibu kandung), sehingga ibu Dj dapat menerima kondisi O dan kemudian menerapkan pengetahuan dan keterampilan melakukan modifikasi perilaku terhadap O. Program intervensi dengan teknik modifikasi perilaku melalui pemberian token ekonomi ini ditujukan untuk perubahan perilaku belajar O. O adalah seorang anak penyandang low vision yang berusia 7 tahun 9 bulan. Keberhasilan intervensi yang ditunjukkan dengan adanya perubahan perilaku belajar O, sangat dipengaruhi oleh penerimaan ibu Dj terhadap kondisi O."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berlian Damenia Manuella
"ABSTRAK
Underachievement pada pelajaran Matematika adalah fenomena dimana siswa tidak menampilkan prestasi Matematika sebaik potensinya untuk belajar Matematika. Dua faktor krusial dari diri siswa yang menyebabkan siswa mengalami underachievement adalah rendahnya motivasi dan regulasi diri siswa dalam belajar matematika. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Program Pembelajaran Regulasi Diri dalam meningkatkan kemampuan regulasi diri dan motivasi subjek dalam belajar Matematika. Penelitian ini menggunakan desain single-subject AB. Alur program disusun berdasarkan alur Self Regulation Empowerment Program yang disusun oleh Cleary, et al., 2008 dan diintegrasikan dengan berbagai strategi peningkatan motivasi dan regulasi diri untuk belajar Matematika. Uji efektivitas program dilakukan dengan menggunakan analisis Reliability Change Index RCI untuk alat ukur Motivated Strategies of Learning Questionnaire MSLQ serta analisis kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan pada motivasi RCI=2.56, p

ABSTRACT
Underachiement in Mathematics is a phenomenon when a student rsquo s Mathematical achievement falls belows his her learning potential. Two crucial factors regarding student rsquo s underachievement are motivation and self regulation. Using single subject AB design, this study aims to examine the effects of Self Regulation Learning Program to enhance student rsquo s motivation and self regulation in learning Mathematics. This program designed by adapting the Self Regulation Empowement Program for the session plot, and also integrating other strategies for enhancing student rsquo s motivation and self regulation, specifically in learning Mathematics. The effctiveness of Self Regulation Learning Program will be analyzed using Reliability Change Index to examine the difference between Motivated Strategies of Learning Questionnaire MSLQ pre test and post test scores. The RCI results will be supported with qualitative analysis. This study prove that there is a significant enhancement in student rsquo s motivation RCI 2.56, p"
2017
T48493
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Koeswoyo Dwi I
"Sumber Daya Manusia Polri (SDM Polri) memiliki banyak fungsi dalam kegiatannya, salah satu diantaranya yakni konsultasi mengenai anak-anak anggota. Dalam penelitian ini didapatkan anak anggota yang memiliki kebutuhan khusus (ABK). Anak Berkebutuhan Khusus merupakan individu yang kurang mampu untuk mengatur dan melakukan kegiatan tertentu pada umumnya, tanpa selalu menunjukkan ketidak mampuan mental, emosi dan fisik tertentu. Macam-macam ABK yang ada diantaranya Disleksia, ADHD, Autisme, Down Sydrome dll. Disleksia merupakan kesulitan membaca, mengeja, menulis dan kesulitan dalam mengartikan atau mengenali struktur kata-kata yang memberikan efek terhadap proses belajar atau gangguan belajar. Penyebab dari disleksia adalah gangguan neurologis dan genetik. Pada penelitian ini subjek yang diteliti oleh peneliti diberikan asesmen berupa wawancara, observasi, WISC (Wechsler Intelligence Scale for Children), SPM (Standard Progressive Matrices), VSMS (Vineland Social Maturity Scale), dan tes informal membaca dan didapatkan bahwa subjek memiliki gangguan disleksia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yakni kualitatif. Peneliti memberikan intervensi berupa cara mengajar dengan metode Fernald, metode ini merupakan pendekatan multisensori untuk pengajaran membaca, menulis dan mengeja pada anak. Hasil dari intervensi yang dilakukan sebanyak 10 sesi (pretest dan postes) dan didapatkan bahwa metode ini efektif digunakan untuk anak disleksia."
Bogor: Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepolisian Negara Republik Indonesia, 2022
320 LIT 25:3 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>