Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 101773 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Primageny Fawdy
"Insentif merupakan balas jasa yang diberikan kepada karyawan dengan berbagai standar produktivitas dan profitabilitas perusahaan yang di berikan secara periodik. Insentif adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada pegawai yang berprestasi di atas standar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pemberian insentif pegawai di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Tahun 2012. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dimana peneliti menggali informasi pada beberapa informan yang telah ditentukan.
Dari hasil penelitian diketahui pelaksanaan pemberian insentif di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo berdasarkan pada kompetensi dan kinerja, selain itu juga mempertimbangkan jabatan pegawai, resiko kerja pegawai serta nominal rumah sakit. Pemberian insentif juga meningkatkan produktivitas pegawai, karena semakin baik kinerja pegawai maka semakin besar pula nominal yang diterima. Namun peningkatan produktivitas tidaklah signifikan.

Incentives are reward given to employees with a variety of standar productivity and profitability of a company that is given periodically. Incentives is the company remuneration is given to employees who perform above standard.
The aims to study is ti reveal the incentives employees in the department of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta 2012, the method used was qualitative research, where researchers gather information on some predetermined informants.
The survey result revealed the implementation on incentives in the RSUPN Dr. Cipto Mangunkusmo based on competency and performance, while also considering the position of employees, as well as the risk of employee par hospital. Providing incentives also increase employee productivity, because the better the performance of the employee, the greater thr nominal received. But the increase in productivity is not significant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S45334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mega Lisna
"Penelitian ini membahas mengenai Pengorganisasian akreditasi JCI pengelolaan akreditasi JCI di RSUP Nasional Dr Cipto Magunkusumo Jakarta Tahun 2012. Pengorganiasaian akreditasi JCI berdasarkan pada standar pelaksanaan akreditasi JCI yaitu tahap Initial Assessment, Preparation, Tracer, Implementasi, Evaluasi, Milestone, Mock Survey, Survey akreditasi dan Keputusan akreditasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, dan telaah data sekunder.
Penelitian menunjukkan bahwa pengorganisasian akreditasi JCI di RSCM sudah berjalan cukup optimal. Walaupun dalam Penatalaksanaannya penyelenggara menghadapi banyak tantangan seperti kurangnya dukungan dari Depkes dalam hal pendanaan, besarnya kapasitas dan ruang lingkup rumah sakit, budaya organisasi yang belum sepenuhya berubah dan kurangnya dukungan dari SDM lain diluar kepanitiaan.

This study discuss the organization overview of JCI accreditation in Dr. Cipto Mangunkusumo hospital Jakarta 2012. This JCI accreditation organization based on the JCI standard of organizing which start with Initial assessment, Preparation process, Tracer Method, Implementation of the program, Evaluation, Mock survey and survey accreditation / full survey, the milestone, the decision of accreditation . This study uses qualitative research methods with in-depth interviews, observations, and review of the secondary data.
Research shows that the organization of JCI accreditation already been running optimally, even though in conducting the organization of JCI accreditation, the organizer faced many challenges. Some of these challenge being the obstacles for the success of this program. Research result seen from the result of in-depth interviews, all the tables which indicates factual data, and guidelines for review of secondary data.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Dona Wijayanti
"Penelitian ini membahas tentang pelaksanaan rekrutmen dan seleksi pegawai di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr.Cipto Mangunkusumo, untuk mendapatkan calon pegawai yang memenuhi syarat dan juga dalam rangka memenuhi jumlah rencana kebutuhan tenaga kerja. Dalam proses mendapatkan calon pegawai yang baik tidaklah mudah, calon pegawai harus melewati proses seleksi yang diantaranya adalah : seleksi administrasi, tes tertulis, tes wawancara, tes psikologi dan juga tes kesehatan. Barulah setelah semua tahapan seleksi tersebut dilakukan maka akan didapatkan keputusan seleksi yang dibuat oleh tim rekrutmen dan seleksi pegawai. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah data sekunder.
Penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan rekrutmen dan seleksi pegawai sudah berjalan dengan cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa pelaksanaannya yang belum optimal. Kendala seperti ruangan untuk rekrutmen dan seleksi pegawai, biaya dalam tes kesehatan, terdapat pelamar yang tiba-tiba mengundurkan diri. Dalam rangka memenuhi kebutuhan rencana tenaga kerja, Bagian Sumber Daya Manusia belum dapat memenuhi semua kebutuhan dikarenakan jumlah kebutuhan yang banyak. Akan tetapi sampai saat ini Bagian Sumber Daya Manusia masih secara bertahap melakukan rekrutmen dan seleksi pegawai.

This study discusses the implementation of the recruitment and selection of employees in a General Hospital National Center Dr.Cipto Mangunkusumo, to get the qualified candidates and the number of plans in order to meet workforce needs. In the process of getting good candidates is not easy, the prospective employees must go throught a selection process which are: selection test administration, written test, interview, psychological tests and medical tests. Only after all of the selection process is done it will get the selection decisions is made by a team of recruitment and selection of employees. This study used qualitative research methods with in-depth interviews, observations and review of secondary data.
Research shows that the implementation of the recruitment and selection of employees has been running pretty well, but there are still some implementation that has not been optimal. Constraints such as room for recruitment and selection of employees, the cost of medical tests, there are applicants who suddenly resigned. In order to meet the needs of the labour`s plan, the Human Resources Department can not meet all the requirements due to the amount of need that much. However, until now Human Resources Department is gradually employee recruitment and selection of employees."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
S44853
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luthfiyyah Mutsla
"Adanya transisi epidemiologi menjadikan penyakit tidak menular menjadi masalah baru di dunia kesehatan. Kanker leher rahim merupakan salah satunya. Penelitian Globocan tahun 2008 mengungkapkan bahwa kanker leher rahim merupakan kanker kedua penyebab lebih dari 80% kematian pada perempuan yang hidup di negara-negara berkembang. Di Indonesia dilaporkan terdapat 15.000 kasus baru kanker leher rahim pada tiap tahunnya.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kanker leher rahim di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data sekunder di bagian rekam medis RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan desain studi kasus kontrol dan sampel sebanyak 100 orang masing-masing pada kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Faktor-faktor yang diidentifikasi dapat meningkatkan risiko kanker leher rahim adalah umur, tingkat pendidikan, status pekerjaan, usia pertama kali berhubungan seksual, jumlah pasangan seksual, dan paritas. Diketahui bahwa faktor yang paling dominan mempengaruhi kejadian kanker leher rahim di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta tahun 2012 adalah paritas ≥3 anak (OR = 51,8; 95% CI: 14,53 - 184,67) dan berhubungan seksual pertama kali pada usia <16 tahun (OR = 40,91; 95% CI: 8,96 - 186,81).
Untuk mengurangi kejadian kanker leher rahim diharapkan bagi instansi terkait dapat lebih mengutamakan upaya pelayanan promotif dan preventif dengan meningkatkan cakupan pelayanan deteksi dini kanker leher rahim dan penyuluhan kesehatan mengenai kanker leher rahim yang lebih massal sehingga dapat mencapai semua lapisan masyarakat.

Transition of epidemiology has made a non-communicable diseases becoming the new health problems in the world. Cervical cancer is one of the problems. Globocan study in 2008 have shown that cervical cancer is the second most common cancer that leading causes more than 80% of deaths in women living in developing countries. In Indonesia there are 15.000 new cases of cervical cancer reported each year.
The purpose of this study is to know the prevalence of cervical cancer itself and risk factors that associated with cervical cancer in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, 2012. The research was conducted by taking secondary data on the medical record of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta with case-control study and the sample size is 100 subjects in the case group and control group, respectively.
Factors that have been identified to increase the risk of cervical cancer are age, education level, employment status, age at first sexual intercourse, number of sexual partners, and parity. It is known that the most dominant factors that affecting the incidence of cervical cancer in RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta in 2012 are high parity (≥3) (OR = 51,8; 95% CI: 14,53 – 184,67) and first sexual intercourse at age <16 years (OR = 40,91; 95% CI: 8,96 - 186,81).
To reduce the incidence of cervical cancer the related agencies are expected to be more emphasis on promotive and preventive programs to improve the coverage of early detection of cervical cancer and health education about cervical cancer to be more mass so it can reach to all levels of society.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47447
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Astri Fitri Dwi Hapsari
"ABSTRAK
Tesis ini membahas tentang mutu pelayanan Bidan di IGD Kebidanan RSUP
Nasional dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian menggunakan survey
deskriptif dengan desain cross sectional, untuk mendapatkan gambaran tentang mutu
pelayanan Bidan. Dimensi-dimensi RATER (responsiveness, assurance, tangible,
empathy, realibility) digunakan untuk menilai mutu pelayanan yang diberikan dan
juga dilihat dari aspek kompetensi dan produktifitas bidan yang dianggap
mempengaruhi mutu pelayanan yang diberikan.
Hasil penelitian didapatkan bahwa mutu pelayanan dipengaruhi baik secara langsung
maupun tidak langsung oleh kompetensi melalui produktivitas. Kompetensi dan
produktivitas secara signifikan berpengaruh terhadap mutu pelayanan, sedangkan
kompetensi berpengaruh secara negatif terhadap produktivitas. Dari lima dimensi
mutu, dimensi empathy, responsiveness dan reliability yang memberikan pengaruh
paling tinggi. Model hasil analisis prediktif terhadap mutu pelayanan bidan di RSCM
ini dapat menjelaskan sebesar 20.5% terhadap fenomena yang dikaji, sedangkan
sisanya 79.5% dijelaskan oleh variabel lain (yang belum terdapat di dalam model).

Abstract
The focus of this study is the quality of midwife care at Emergency Room of
Obstetric and Gynaecology RSUP Nasional dr. Cipto Mangunkusumo. The study
used a descriptive survey with cross sectional design, to get an idea of the quality of
midwife care. RATER dimensions (responsiveness, assurance, tangible, empathy,
reliability) was used to assess the quality of services provided and also viewed from
the aspect of competence and productivity are considered to affect the quality of
midwifery services provided.
The study found that service quality is affected either directly or indirectly by the
competence trhough productivity. Competence and productivity significantly affect
the quality of service, while competence in a negative effect on productivity. Of the
five dimensions of quality, dimensions of empathy, responsiveness and reliability that
delivers the highest impact. Model predictive analysis of the quality of midwifery
care in the RSCM can be explained by 20.5% of the studied phenomenon, while the
remaining 79.5% is explained by another variable (which is not contained in the
model)."
2012
T31509
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Afriadi Hamdan
"Latar belakang: IKPP merupakan salah satu pilihan terapi reperfusi. Kesintasan pasien pasca IKPP dipengaruhi berbagai faktor. Namun, dari hasil penelitian lain pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap kesintasan memiliki hasil yang kontradiktif.
Tujuan: Mengetahui kesintasan satu tahun pasien yang menjalani IKPP di RSCM
dan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Metode: Studi kohort retrospektif dilakukan dengan menelusuri RM pasien yang menjalani IKPP di RSCM periode Januari 2014 hingga Desember 2019. Pasien diamati selama satu tahun dengan luaran berupa mortalitas kardiovaskular. Analisis kesintasan dilakukan dengan metode Kaplan-Meier dan uji log rank untuk melihat kemaknaannya. Setelah itu, dilakukan analisis multivariat. Hasil: Didapatkan sebanyak 220 pasien untuk diteliti. Kesintasan satu tahun pasien pasca IKPP di RSCM sebesar 88,2% (SE 0,254) dengan rerata usia sebesar 54,96 ± 9,51 tahun di mana usia < 60 tahun (72,3%), laki-laki (85%), hiperglikemia (65%), Killip I-II (74,1%), dan lesi anterior (89,5%) memiliki proporsi lebih banyak.
Sedangkan, obesitas (39,5%), kadar kreatinin serum tinggi (34,1%), dan PJK 3PD (45,5%) memiliki proporsi yang lebih sedikit. Rasio monosit-HDL memiliki nilai median 14,53 (0 – 61,4). Dari analisis multivariat didapatkan usia > 60 tahun dengan HR 4,25 (IK95% 1,93 – 9,37), kreatinin serum tinggi dengan HR 2,41 (IK 95% 1,08 – 5,33), dan nilai Killip III-IV dengan HR 4,06 (IK 95% 1,83 – 9,00) memengaruhi kesintasan satu tahun pasien pasca IKPP. Kesimpulan: Kesintasan satu tahun pasca IKPP di RSCM sebesar 88,2% (SE 0,254), dipengaruhi oleh usia, rasio monosit-HDL, dan nilai Killip.

Background: Primary PCI plays important roles as reperfusion therapy in STEMI.
The survival rate of post-Primary PCI patients is affected by some of risk factors.
However, the effect of these factors on survival has contradictory results from
others studies.
Objective: To assess the one-year survival of patients undergoing Primary PCI in
Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Jakarta, Indonesia (RSCM) and factors
affecting.
Method: A retrospective cohort study was conducted by tracing the medical
records of patients undergoing Primary PCI at RSCM for the period January 2014
to December 2019. Patients were observed for one year after Primary PCI for
cardiovascular mortality outcomes. Survival analysis was performed using the
Kaplan-Meier method, then log rank test to see its significance. Then, multivariate
analysis was performed.
Results: There were 220 patients to be studied. One-year survival rate of patients
undergoing Primary PCI in RSCM is 88.2% (SE 0.254). The mean age of this study
is 54.96 ± 9.51 years with groups of age < 60 years, males, hyperglycemia on
admission, Killip I-II, and anterior lesions had higher proportions (respectively:
72.3%, 85%, 65%, 74.1%, and 89.5%). Meanwhile, the groups of obesity, high
serum creatinine level, and CAD 3VD had lower proportions (39.5%, 34.1%, and
45.5%, respectively). The monocyte-HDL ratio has a median value of 14.53 (0 –
61.4). The variables of age > 60 years, high serum creatinin, and Killip III-IV values
affect one-year survival with HR 4.25 (CI95% 1.93 – 9.37), 2.41 (CI95% 1.08 –
5.33), and 4.06 (CI95% 1.83 – 9,00), respectively.
Conclusion: One year survival after Primary PCI in RSCM is 88.2% (SE 0.254),
affected by age, high serum creatinine, and Killip scores.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sally Pratiwi
"Pelayanan kesehatan dapat berupa kemudahan dalam melakukan pembayaran atau bertransaksi di rumah sakit, dimana pihak rumah sakit telah bekerja sama dengan pihak ketiga yaitu seperti perusahaan asuransi, rumah sakit, yayasan serta dinas kesehatan. Maka dari itu bagian pemasaran RSCM merupakan kekuatan yang mempunyai peranan penting dalam segala kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan pelanggan. Untuk mengimplementasikannya maka bagian pemasaran haruslah mempunyai program yang dapat mewujudkan kekuatan tersebut salah satunya yaitu bekerjasama dengan pihak ketiga. Kegiatan ini ditujukan untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien yang sedang berjalan dan menjalin hubungan erat antara penjamin seperti rumah sakit, yayasan, perusahaan asuransi dan dinas kesehatan, di RSCM kegiatan ini disebut dengan Ikatan Kerjasama (IKS).
Penelitian ini dilatar belakangi oleh masih banyak pihak yang belum mencapai kesepakatan didalam pelaksanaan IKS ini, maka dari itu penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran input, proses dan output dalam pelaksanaan IKS bagian pemasaran RSCM dengan pihak ketiga di tahun 2012. Jenis penelitian adalah kualitatif deskriptif, dimana peneliti ingin mendapatkan gambaran pelaksanaan IKS dengan wawancara mendalam serta didukung dengan telaah dokumen.
Hasil penelitian menunjukan gambaran input belum optimalnya kuantitas pegawai dengan kualitas pekerjaan yang ada, didalam gambaran proses negosiasi untuk mencapai kesepakatan tersebut kedua belah pihak harus bisa saling menyesuaikan satu dengan yang lainya, dimana RSCM tidak menerima cost sharing dalam IKS dan pada gambaran outputnya data hasil monitoring masih banyak pihak ketiga belum difollow up padahal kontrak IKS sudah habis masa berlakunya. Untuk evaluasi bagi yang ingin memperpanjang kontrak IKS, beberapa pihak ketiga juga harus menyelesaikan kewajibanya dahulu seperti hutang piutang. Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyarankan ada penambahan pegawai dibagian pemasaran agar pekerjaan menjadi lebih optimal, segera memfollow up pihak yang sudah habis masa berlakunyaagar dapat mengetahui pihak ketiga yang ingin memperpanjang kontrak IKS nya kembali.

Health services may be the ease in making payments or transactions in the hospital, where the hospital has been working with third parties such as insurance companies, namely, hospitals, foundations, and public health .. Therefore the marketing RSCM is a force that has an important role in all activities related to customer service. To implement the marketing department must have a program that can realize the power of the one that is working with a third party. This activity is intended to improve services to patients and ongoing close relationship between the guarantor such as hospitals, foundations, insurance companies and the health department, in RSCM activities called Cooperation Institute (IKS).
Research background by many parties have not reached an agreement in implementing this IKS, therefore this study aims to see the picture of input, process and output in the implementation of the marketing IKS RSCM with third parties in 2012. This type of research is a qualitative descriptive, where researchers want to get an overview of the implementation of IKS and supported by in-depth interviews with document review.
The results showed picture yet optimal input quantity with quality employees who work there, in the description of the process of negotiation to reach agreement both parties must be mutually adjust to each other, which did not receive a cost-sharing RSCM in IKS and output image data of monitoring there are many third parties have not been followed up IKS contract when it expires. For the evaluation of those who want to extend the contract IKS, some third party must also complete the obligations were as accounts payable. Based on the findings, the researcher recommends the addition of personnel marketing section in order to work more optimally, immediately follow up parties expired berlakunyaagar can find a third party who wants to extend his contract again IKS.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44183
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubita Rahmarianti
"Salah satu komplikasi mikroangiopati dari penyakit DM dan merupakan penyebab kematian terpenting pada penderita DM adalah Nefropati Diabetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Gangguan Ginjal pada penderita DM serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut di RSCM tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada penderita DM yang berobat baik di rawat jalan (Poli DM) maupun rawat inap dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 255 pasien DM yang terpilih seara random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 34,9% sampel mengalami Gangguan Ginjal. Hasil dari analisis chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan lama menderita DM dengan kejadian Gangguan Ginjal.

One of the microangiopathic complications and the most important cause of death in people with diabetes is Diabetic Nephropathy. The purpose of this study was to describe the incidence of renal disorders in patients with diabetes and the factors that influence the event at the RSCM in 2012. The study was conducted in patients with DM were treated well in the outpatient (Poly DM) and hospitalizations using cross-sectional design. The research sample consisted of 255 patients who elected seara DM random sampling. The results showed that as many as 34.9% of the sample had Kidney Disorders. Results of chi-square analysis showed that there is a relationship between sex and the incidence of long- suffering DM Kidney Disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nathaniel Gilbert Dyson
"Latar belakang: Gejala motorik pada pasien dengan parkinsonisme sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Faktor sosiodemografis diketahui berperan penting pada berbagai penyakit kronis, namun kaitannya dengan penyakit parkinsonisme belum banyak mendapat perhatian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor sosiodemografis dengan gejala motorik pasien dengan parkinsonisme.
Metode: Studi potong lintang ini dilakukan di RSUP Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta melalui pengisian kuesioner MDS Unified Parkinson’s Disease Rating Scale (MDS-UPDRS) Bagian II tentang gejala motorik sehari-hari secara daring. Sampel target dalam penelitian ini adalah pasien parkinsonisme berdasarkan diagnosis dokter yang bersedia mengikuti penelitian, lancar berbahasa Indonesia, dan memiliki akses internet.
Hasil: Sebanyak 50 pasien bersedia menjadi responden dengan gejala motorik terbanyak adalah kesulitan berpakaian (90%), diikuti dengan menulis, melakukan hobi, tremor, dan bangkit berdiri (88%). Analisis bivariat menemukan bahwa pasien berpendidikan rendah, berpendapatan rendah, dan sudah menikah secara signifikan memiliki gejala motorik yang lebih buruk (p<0,05). Analisis multivariat mengungkapkan bahwa tingkat pendidikan rendah dan status sudah menikah signifikan sebagai faktor risiko, sedangkan tingkat pendapatan tinggi sebagai faktor protektif terhadap gejala motorik yang buruk.
Kesimpulan: Faktor sosiodemografis memiliki hubungan signifikan dengan derajat gejala motorik pada pasien dengan parkinsonisme. Studi ini merekomendasikan penanganan pasien secara personalisasi berdasarkan faktor sosiodemografis pasien.

Background: Motor symptoms in patients with parkinsonism severely impair daily activities. Sociodemographic factors are known to play an important role in various chronic diseases, but their relationship with parkinsonism has not been studied yet. This study aims to determine the association between sociodemographic factors and motor symptoms among patients with parkinsonism.
Methods: This cross-sectional study was conducted at Dr. Cipto Mangunkusumo National Hospital Jakarta by using the MDS Unified Parkinson's Disease Rating Scale (MDS-UPDRS) Part II questionnaire about daily motor symptoms. The target sample in this study were patients with parkinsonism based on a doctor's diagnosis, fluent in Indonesian, and had internet access.
Results: A total of 50 respondents were recruited with the most motor symptoms being difficulty dressing (90%), followed by writing, doing hobbies, tremors, and balance (88%). Bivariate analysis found that patients with low education, low income, and married had significantly worse motor symptoms (p<0.05). Multivariate analysis revealed that low education level and married status were significant risk factors, while high income level was a protective factor against poor motor symptoms.
Conclusion: Sociodemographic factors significantly associated with motor symptoms in parkinsonism patients. This study recommends personalized patient management based on the patient's sociodemographic factors.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Sutjiati
"Kepres.No.361 tahun 1992 tentang Rumah Sakit sebagai Unit Swadana, merupakan Dasar Hukum RSCM untuk mengikut sertakan dana masyarakat dalam pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Paviliun Mawar merupakan salah satu bukti upaya realisasi Kepres. tersebut, namun masih belum diikuti dengan pemanfaatan yang optimal oleh masyarakat sebagai pengguna jasa, baik pasien maupun dokter-dokter spesialis RSCM. sebagai pemberi jasa pelayanan kepada masyarakat. Melihat kenyataan tersebut diatas, maka diadakan penelitian ini dengan tujuan untuk mengetahui gambaran karakteristik pasien yang sudah memanfaatkan jasa Paviliun Mawar, dan mengetahui bagairnana pendapat mereka terhadap pelayanan yang ada. Selain itu juga perlu mengetahui bagaimana pendapat para dokter serta menejer dalam menilai kualitas pelayanan Paviliun Mawar saat ini, menuju- ke pengembangan pelayanan Paviliun Mawar ke arah pelayanan yang lebih profesional dalam mengantisipasi era globalisasi perumah sakitan di tahun 2000.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan disain penelitian deskriptif eksploratif. Metoda pengumpulan data vaitu wawancara biasa dan wawancara mendalam, serta dilengkapi data kuantitatif yang diperoleh meialui pengisisan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah analisis persentase dilanjutkan dengan analisis kualitatif untuk seluruh hasil penelitian. Dari hasil penelitian ini diperoleh gambaran karakteristik pasien yang mempunyai peluang baik bila ditilik dari sudut segmentasi pemasaran rurnah sakit,yaitu sebagian terbesar adalah usia produktif, pria, kepala keluarga dan dengan latar pendidikan Akademi dan Perguruan Tinggi. Tingkat kepuasan terhadap pelayanan cukup memadai,penilaian terhadap, tarif yang berlaku tidak menjadi niasalah bagi pasien, kecuali peserta PHB. Oleh karena itu apabila dikelola dengan baik , Paviliun Mawar akan menjadi asset yang baik bagi RSCM di kemudian hari. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa temyata belum semua dokter spesialis di RSCM mengetahui dan memperoleh informasi mengenai adanya fasilitas pelayanan rawat inap kelas VIP Paviliun Mawar yang dapat digunakan sebagai lahan praktek pribadi dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, sekaligus memperoleh dana sesuai yang diharapkan (tarif swasta).
Paviliun Mawar RSUP Nasional Dr Cipto Mangunkusumo Jakarta dapat meningkatkan peranannya sebagai salah satu Unit Swadana RSCM dengan lebih baik apabila dapat mengoperasionalkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien. Hal ini dapat diwujudkan apabila faktor penghambat yang ada pada saat ini dapat dikurangi dan informasi yang rnasih minim ditingkatkan secara lebih proporsional dan profesional. Dalam hal ini keterlibatan Pimpinan Puncak RSCM bersama-sama para pengelola Unit Swadana, dalam penysunan Strategi dan kebijakan Rumah Sakit adalah merupakan kunci sukses keberhasilan dalam meningkatkan Pemanfaatan Paviliun Mawar RSCM. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>