Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 144780 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zifriyanthi Minanda Putri
"ABSTRAK
Lingkungan tempat perawat bekerja memungkinkan perawat terpapar penyakit dan mengalami cidera. Perilaku perawat dalam menjaga keselamatan dirinya dipengaruhi oleh budaya organisasi kerja yang diyakininya. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan budaya organisasi dengan perilaku keselamatan kerja perawat di RSUD Depok. Penelitian ini menggunakan desain analitik korelasi dengan pendekatan cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan faktor yang paling berpengaruh dengan perilaku keselamatan kerja perawat adalah hubungan interpersonal. Rumah sakit perlu merencanakan dan menyelenggarakan pertemuan-pertemuan yang membahas masalah berkaitan dengan pelayanan keperawatan untuk meningkatkan hubungan interpersonal perawat, dalam upaya perbaikan perilaku keselamatan kerja perawat.

ABSTRACT
The nurses’ work environment enables nurses exposed to disease and injury. The behavior of nurses in maintaining the safety of their work is influenced by organizational culture beliefs. This study aimed to identify the relationship between the organizational culture and the safety behaviors in Depok Regency General Hospital. The study used an analytical correlation design with cross sectional approach. The results showed that the most influential factor for nurses’ safe work behaviors was interpersonal relationships. Hospitals need to organize meetings to discuss issues related to nursing care to improve interpersonal relationships, in order to enhance safety behavior of nurses."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T32678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Indah Cristiani
"Budaya organisasi dan komitmen organisasi memiliki peran perawat penting dalam meningkatkan motivasi serta menurunkan kelalahan kerja dan niat berpindah perawat. Dengan mempertahankan budaya organisasi dan komitmen organisasi yang baik dalam meningkatkan kinerja perawat. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan budaya organisasi dan komitmen organisasi terhadap motivasi kerja, kelelahan dan niat berpindah perawat di rumah sakit. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan melibatkan 177 perawat rumah sakit di Jakarta Pusat. Pengambilan data dilakukan secara proportional random sampling dan menggunakan e-form. Hasil penelitian mendapatkan faktor yang paling dominan mempengaruhi motivasi adalalah budaya klan, pasar, dan komitmen organisasi. Pada kelelahan kerja faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah budaya klan dan komitmen organisasi sedangkan faktor yang dominan mempengaruhi niat berpindah perawat adalah komitmen organisasi. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi RS untuk mempertahankan budaya saat ini dan meningkatkan komitmen organisasi untuk meningkatkan motivasi kerja perawat serta menurunkan kelelahan dan niat berpindah perawat.

Organizational culture and organizational commitment have an important role for nurses in increasing motivation and reducing job burnout and turnover intention. Maintaining a good organizational culture and organizational commitment can improve nurse performance. This study aims to identify the relationship between organizational culture and organizational commitment to work motivation, burnout and intention to move nurses in hospitals. This research design uses cross sectional by involving 177 nurses of hospitals in Central Jakarta. Data were collected by proportional random sampling and using e- form. The results showed that the most dominant factors influencing motivation were clan culture, market, and organizational commitment. In job burnout, the most dominant factors affecting are clan culture and organizational commitment, while the dominant factor affecting nurses' intention to move is organizational commitment. The results of this study provide input for hospitals to maintain the current culture and increase organizational commitment to increase nurses' work motivation and reduce burnout and nurse turnover intention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfia Fitriany
"Budaya organisasi berkaitan erat dengan perubahan perilaku karyawan di suatu organisasi. Semakin baik budaya organisasi, semakin besar dorongan para karyawan untuk maju bersama dengan organisasi. Dalam penelitian ini budaya organisasi diartikan sebagai pola keyakinan dan nilai-nilai organisasi yang dijiwai oleh seluruh karyawan dalam melakukan pekerjaan sebagai cara yang tepat unhrk memahami, memikirkan, dan merasakan terhadap masalah-masalah terkait, sehingga akan mer{adi sebuatr nilai atau aturan di dalam organisasi tersebut. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan unhrk mengetahui budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap perubahan perilaku karyawan yang ada Rumah Sakit Urnum Bhakti Yudha Depok. Dan secara khusus untuk mengetahui gambaran penrbahan perilaku karyawan, serta diketalruinya hubungan antara kepemimpinan terhadap perubahan perilaku ataupun hubungan antara budaya organisasi terhadap perubalran perilaku karyawan pada di Rumah sakit Umum Bhaldi Yudha Depok. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalatr Deskriptif analitik yang bersifat kuantitatif. Data dalam penelitian di peroleh dengan menyebarkan angket atau kuisioner kepada 222 orang responden yang merupakan karyawan di rumah sakit umum Bhalai Yudha Depoh Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka diperoleh hasil bahwa budaya organisasi dan kepemimpinan di rumah sakit umum Bhakti Yudha Depok berada pada kategori mempunyai berhubungan yang erat dengan perubahan perilaku karyawan yang ada.

Organizational culture is closely related to changes in employee behavior in a culture well. More and more better the culture of organization the grcater of encouragement of the employee to move forward together with the organization. In a study interpreted as pattems of this organizational culttue. Culture beliefs and values that inspired the organization by all employees in performing work as a way to understand, think' and feel of the associated problems, so it will be a value or rule within the organization' This study was aimed to determine the organizational culture and leadership to change employee behavicr in a public hospital Bhakri Yudha Depok. And in particular to know the description of changes in employee behavior, and knowing the relationship between leadership behavior change or the relationship between organizational culture on employee behavior in a public hospital Bhakti Yudha Depok' Methods used in this study is descriptive nature analytic kuantitatif. Data in this study were obtained by disnibuting questionnaires or questionnaires to 222 resporLdents who are employees at pubtic hospital Bhakti Yudha Depok. Based on research that was done of the obtained results that organizational culture and leadership in public hospitals Bhakti Yudha Depok, in the category of having a close relationship with changes in the behavior of existing employees."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Fahriani Zees
"Perilaku caring perawat merupakan salah satu perilaku anggota organisasi yang dipengaruhi budaya organisasi. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor budaya organisasi dengan perilaku caring perawat pelaksana di RSAS Kota Gorontalo. Survey analitik secara cross sectional dengan menggunakan uji chi square pada 120 perawat pelaksana menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara status pernikahan, komunikasi, pelatihan, reward, pengambilan keputusan dan manajemen dengan perilaku caring perawat (p=0.000-0,042; α=0,05). Variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku caring perawat adalah pelatihan, sehingga pelatihan perlu ditingkatkan di RSAS Kota Gorontalo terutama bagi perawat yunior.

Nurse caring behaviors is one organization that influenced the behavior of members of the organization's culture. This study aims to analyze the factors of organizational culture that correlate with nurse caring behavior in RSAS Kota Gorontalo. The analytical survey with cross sectional using the chi square test on 120 nurses showed that there was significant correlation between marriage status, communication, training, reward, decision making, and nurses care managemnent (p= 0000-0.042; α = 0.05). The most dominant variable associated with nurse caring behavior was training. So it needs to be improved in the RSAS Gorontalo, especially for junior nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ida Faridah
"Latar Belakang:Mortalitas dan morbiditas pasien di rumah sakit masih tinggi akibat kurangnya keselamatan pasien. Strategi terpenting untuk meningkatkan keselamatan pasien adalah denganmembangun budaya keselamatan pasien. Tujuandari penelitian ini adalah untuk mengukur pengaruh model budaya positif keselamatan pasien “IDA” terhadap pelaksanaan keselamatan pasien di rumah sakit. Metode.Design adalahaction riset yang terdiri dari: Tahap pertama adalah identifikasi masalah, tahap kedua adalah pengembangan model, tahap ketiga evaluasi efektivitas model. Data dikumpulkan secara kuantitatif dan kualitatif. Kualitatif dengan FGD dan wawancara pada 26 pimpinan dihasilkan empat tema. Penelitian kuantitatif dengan menggunakan instrumen safety attitude questionnaire, quality and safety self efficacy scale, hospital survey on patient safety culture, safety motivation questionnaire scale, safety consciousness scale, dan kuesioner pelaksanaan keselamatan pasien. Tahap dua pengembangan model hasil dari elaborasi tiga teori dan penerapannya dilaksanakan pada 192 orang perawat pelaksana dan 18 orang kepala ruangan di tiga rumah sakit yang telah terakrediatsi paripurna. Tahap tiga diukur efektivitas model pada pelaksanaan keselamatan pasien pada 192 responden kelompok intervensi dan 191 responden kelompok kontrol, sampel diambil dengan cluster random sampling. Hasil Penelitian: Model budaya positif keselamatan pasien “IDA” berpengaruh terhadap dimensi individu: pengetahuan perawat, sikap, motivasi, kesadaran, safety self efficacydan pelaksanaan keselamatan pasien (p<0,05) dan terhadap dimensi individu kepala ruangan: pengetahuan dan sikap kepala ruangan (p<0,05). Pengaruh positif juga terhadap dimensi organisasi dan dimensi lingkungan. Sebagai dampaknya maka terdapat perbedaan secara bermakna pada sasaran keselamatan pasien sebelum dan setelah dilakukan intervensi model “IDA”. Model “IDA” juga diukur efektivitasnya terhadap kelompok kontrol dan semua variabel berbeda bermakna (p<0,05). Kesimpulan dan Saran: model “IDA” berpengaruh terhadap perilaku keselamatan pasien dan capaian sasaran keselamatan pasien oleh perawat. Model “IDA”perlu diterapkan dirumah sakit agar keselamatan pasien tercapai.

Background: The mortality and morbidity of patients in the hospital are still high due to the lack of patient safety. The most important strategy for improving patient safety is to build a culture of patient safety. The purpose of this study was to measure the effect of a positive culture model of patient safety "IDA" on the implementation of patient safety in hospitals. Method.Design is an action research consisting of: The first stage is problem identification, the second stage is the development of the model, the third stage is the evaluation of the effectiveness of the model. Data were collected quantitatively and qualitatively. Qualitative with FGD and interviews with 26 leaders resulted in four themes. Quantitative research using the instrument safety attitude questionnaire, quality and safety self-efficacy scale, hospital survey on patient safety culture, safety motivation questionnaire scale, safety consciousness scale, and patient safety implementation questionnaire. The second stage of the development of the model results from the elaboration of three theories and its application was carried out on 192 implementing nurses and 18 heads of rooms in three hospitals who had been fully accredited. Stage three measured the effectiveness of the model in the implementation of patient safety in 192 respondents in the intervention group and 191 respondents in the control group, the sample was taken by cluster random sampling. Results: The positive culture model of patient safety "IDA" affects the individual dimensions: knowledge of nurses, attitudes, motivation, awareness, safety self efficacy and implementation of patient safety (p <0.05) and on the individual dimensions of the head of the room: knowledge and attitude of the head. room (p <0.05). The positive influence is also on the organizational and environmental dimensions. As a result, there are significant differences in patient safety goals before and after the "IDA" model intervention. The effectiveness of the "IDA" model was also measured against the control group and all variables were significantly different (p <0.05). Conclusions and suggestions: the "IDA" model affects the implementation and achievement of patient safety goals. The "IDA" model needs to be applied in hospitals so that patient safety is achieved."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pinandhika
"

Budaya keselamatan pasien merupakan produk nilai, sikap, kompetensi dan pola perilaku individu atau kelompok yang menentukan komitmen dan kemampuan suatu organisasi pelayanan terhadap penerapan keselamatan pasien. Penelitian cross sectional pada 141 perawat di rumah sakit ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan budaya keselamatan pasien dengan kompetensi perawat. Instrumen Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) digunakan dalam pengumpulan data. Hasil penelitian diperoleh terdapat hubungan antara karakteristik perawat yaitu masa kerja (p=0,042) dan level kompetensi (p=0,020) dengan kompetensi perawat, serta terdapat hubungan antara keterbukaan komunikasi, kerja sama dalam unit, kerja sama antar unit, persepsi keselamatan, pembelajaran organisasi, ekspektasi manajer, dukungan manajemen, pelaporan insiden, handover dan transisi pasien (p<0,001) dengan kompetensi perawat. Hasil analisis regresi linear berganda didapatkan faktor yang paling berhubungan dengan kompetensi perawat adalah pelatihan, keterbukaan komunikasi, non punitive responses dan pembelajaran organisasi. Mayoritas perawat memiliki gambaran budaya keselamatan (68,4%) dan kompetensi terkait keselamatan (79,6%) yang cukup. Manajemen rumah sakit dapat mempertimbangkan strategi peningkatan kompetensi melalui perencanaan dan pemenuhan  kualifikasi perawat dengan mempertimbangkan tingkat pendidikan, merancang pelatihan yang berkesinambungan pada perawat baik pada perawat yang baru bergabung dan yang telah lama bergabung di rumah sakit, membuat kebijakan dan komitmen untuk keterbukaan komunikasi serta membuat sistem pelaporan insiden keselamatan pasien yang mudah, cepat dan efektif sehingga akan dapat diketahui secara cepat oleh pihak yang terkait seperti atasan langsung sampai dengan komite keselamatan pasien rumah sakit dan dapat cepat diberikan umpan balik dan menjadi pembelajaran organisasi.

 


Patient safety culture is a product of individual or group values, attitudes, competencies and behavioral patterns that determine the commitment and ability of a service organization to implement patient safety. Study cross sectional on 141 nurses in this hospital, the aim was to identify the relationship between patient safety culture and nurse competency. Instrument Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and Health Professional Education in Patient Safety Survey (HPEPSS) was used in data collection. The research results showed that there was a relationship between the characteristics of nurses, namely length of service (p=0.042) and competency level (p=0.020) with nurse competency, and there is a relationship between open communication, cooperation within units, cooperation between units, safety perceptions, organizational learning, manager expectations, management support, incident reporting, handover and patient transition (p<0.001) with nurse competency. The results of multiple linear regression analysis showed that the factors most related to nurse competency were training, openness of communication, non punitive responses and organizational learning. The majority of nurses have an adequate description of safety culture (68.4%) and safety-related competencies (79.6%). Hospital management can consider strategies for increasing competency through planning and fulfilling nurse qualifications by considering educational levels, designing continuous training for nurses for both newly joined and long-time nurses in the hospital, creating policies and commitments to open communication and creating systems. easy, fast and effective patient safety incident reporting so that it will can be known quickly by related parties such as direct superiors to the hospital patient safety committee and feedback can be quickly given and become a learning experience for the organization

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Sumartini
"ABSTRAK
Penelitian ini perlu dilakukan karena komitmcn dokter pada rumah sakit akan
mempengaruhi tingkat kehadiran dokter spesialis, produktivitas dokter spcsialis dalam
memberikan pelayanan dan pengembangan mutu pelayanan di rumah sakit. Komitmen
dihubungkan dengan budaya organisasi didasarkan pada fungsi budaya organisasi yang
dapal menumbuhkan komitmen . Komitmcn dihubungkan dengan kepuasan kerja
didasarkan pada peke|ja yang puas akan meningkatkan komitmennya. Tujuan penelitian
ialah : (1) diketahuinya hubungan antara budaya organisasi dengan komiuncn dokter
spesialis; (2) dikctahuinya hubungan antara kepuasan kerja dengan komilmen dokter
spesialis; (3) diketahuinya hubungzm budaya organisasi dan kepuasan kerja dcngzm
komitmen dokter spwialis.
Responden penelitian ini adalah 35 doktcr spcsialis. Alat ukur yang digunakan
adalah organinizational culture survey Denison (2000), a job satisfaction survey Spector
(1985) dan organizational commirmem Allen & Meyer (1993). Scmua skala
dimodiiikasi. Penelitian ini mcnggunalan analisis kuantitatii Analisis statistik dilakukan
secara univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian menunjukkan kepuasan kerja berhubungan dcngan korniunen,
tidak dcmikian dcngan hubungan budaya organisasi dan komitmen .Budaya organisasi
bcrupa praktek manajemen, dinilai oleh dokter spesialis bclum sepcnuhnya fokus pada
keterlibatan, konsistensi, adaptabilitas dan penghayatan misi. Sumber kepuasan kerja
dokter spesialis adalah rekan kexja dan pekcrjaan yang dilakukan. Sumber ketidakpuasan
dokter spesialis adalah imbalan, promosi, supervisi dan kondisi kerja. Dokter spesialis
memiliki komitmen yang tinggi. Komitmcn kclanjutan dokter spesialis berhubungan
dengan praktek manajemen yang fokus pada konsistensi dan kepuasan pada imbalan.
Komitmen normatif dolqer spcsialis berhubungan dengan praktck manajemen yang fokus pada penghayatan misi dan kepuasan pada pekerjaan yang terkait dengan
profesinya.
Kesimpulan penelitian ini adalah keterikatan yang tinggi dari doktcr spesialis
berkaitan dengan statusnya sebagai PNS. Kepuasan Kezja sangat belperan pada
komiimen yang dimiliki dokter spesialis. Saran utama yang diajukan kepada RSUD
Kota Bekasi adalah pimpinan dan manajemen perlu menyatukan persepsi dengan
seluruh karyawan rumah sakit, agar memiliki pemahaman yang sama dalam praktek
manajemen. Pimpinan dan manajemen perlu memahami dan memenuhi kebutuhan-
kebutuhan dokter spesialis, khususnya yang terkait dengan kepuasan kerja.

ABSTRACT
Physician?s commitment has significant relationship with their level of
attendances, and their productivity in term of services quality, which will leverage the
total quality of hospital . Commitment is related to organimtion culture in form of
relationship where the organization culture develops organization commitment.
Commitment has also a strong relationship with cmployee?s satisfaction. Objectives of
this research are: (1) examining thc relationship of organization culture toward
physician?s commitment; (2) examining the relationship of job satisfaction toward the
pl'tysician?s commitment; (3) examining the relationship of both organization culture and
job satisfaction toward physiciaxfs commitment.
Respondent for this research are 35. Scale of organizational culture survey
Denison (2000), scale of job satisfaction survey Spector (l985), and scale of
organizational commitment Allen & Meyer (1993) are the measurement tools. The
analysis of this research is using quantitative method. Statistical analysis is performed in
univariate, bivariate and multivariate.
The result of this research shows that job satisfaction level has significant
relationship on organization commitment. Separately, organization commitment does
not have significant relationship on organization culture. Organization culture, base on
physician opinion, has not yet focus on empowerment; has not consistent in
development of work instruction and implementation; has not adaptive with the change
of organization environment; and has a lack of organization?s mission understanding.
Physician?s?s satisfaction is influcnt by their type of job and the relationship within their
professional colleagues. Their dissatisfaction can be influent by the lack of benefit and
promotion opportunities, and the non-conducive work environment conditions.. The
physician has been highly committed to RSUD Bekasi. Physician?s continuans
commitment has a relationship to management practices that focus on consistency and benefit _ Physician?s normative commitment has a relationship to management practices
that focus on organization mission, and their job satisfaction as a physician .
This research concludes that the level of pl1ysician?s commitment to RSUD
Bekasi has a strong correlation with their status as civil service. Job satisfaction is more
sensitive to physician?s commitment As a recommendation for RSUD Bekasi, top
management should develop a synergy within all employees, in tenn of perception to the
organization mission, which will be implemented through management practices. Top
management should understand and willing to fulfill the physieian?s requirements,
which are related to their job satisfaction.

"
2007
T34531
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tisan Meily Runtu
"ABSTRAK
Budaya organisasi merupakan elemen kunci pelaksanaan koordinasi perawatan. Tesis inimembahas tentang penerapan koordinasi perawatan berpusat pada pasien dan gambaranbudaya yang dimiliki perawat di unit perawatan intensif RS di Jakarta. Fokus utama dalampenelitian ini yaitu untuk melihat kesesuaian budaya yang dimiliki dengan penerapankoordinasi perawatan yang dilakukan untuk pasien kritis saat ini. Tujuan penelitian iniyaitu melihat hubungan jenis budaya organisasi dengan koordinasi perawatan di 4 RSpemerintah dan swasta di Jakarta dilihat dari perspektif perawat ICU. Penelitian ini adalahpenelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dengan melibatkan 221 perawatsebagai responden. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner OCAI danKoordinasi perawatan di ICU. Hasil penelitian menunjukkan jenis budaya clan 0,005 danbudaya market 0,000 berhubungan dengan koordinasi perawatan p < 0,005 . Budayaclan memiliki hubungan yang positif yang lemah dengan koordinasi perawatan r=0,172 .Sedangkan, budaya market memiliki hubungan yang negatif dan lemah dengan koordinasiperawatan r=-0,262 . Jenis budaya organisasi mana yang paling berhubungan dengankoordinasi perawatan adalah budaya market. OR budaya market 0,984 artinyakemungkinan perawat yang bekerja di budaya market dominan melakukan koordinasi yangkurang baik 0,984 kali kemungkinan perawat yang bekerja di budaya market tidakdominan. Setiap peningkatan budaya market sebesar 1 poin akan memberikan perubahan0,984 dalam koordinasi perawatan. Hasil penelitian ini menjadi masukan bagi RS untukmempertahankan budaya clan sebagai budaya dominan di unit perawatan intensif yangmembutuhkan koordinasi perawatan lebih baik dibandingkan ruangan lainnya. Selain itu,temuan ini juga memberi informasi bahwa implementasi budaya market yang berkembangdi tengah persaingan RS saat ini kurang sesuai dengan pelaksanaan koordinasi perawatanyang baik di unit perawatan intensif.

ABSTRACT
Organizational culture is a key element in the implementation of care coordination. Thisthesis discusses the application of care coordination in patient centered care and the nurse 39 scultural features in the intensive care unit of the hospital in Jakarta. The main focus in thisstudy is to see the suitability of the culture that is possessed by the implementation of carecoordination done for the critical patient at this time. The purpose of this study is to lookat the relationship of the type of organizational culture with the care coordination in 4public and private hospitals in Jakarta from the perspective of ICU nurses. This research isa quantitative research with cross sectional design involving 221 nurses as respondents.Data were collected using the OCAI questionnaire and Coordination of care in the ICU.The results showed that clan culture type 0.005 and market culture 0.000 wereassociated with care coordination p "
2018
T49793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Okti Eko Nurati
"Latar belakang: Budaya keselamatan pasien terbukti merupakan faktor penting dalam keselamatan pasien di pelayanan kesehatan. Kerja sama tim perawat menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi budaya keselamatan pasien di rumah sakit.
Tujuan: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional Jakarta.
Metode: penelitian kuantitatif cross sectional dengan pengumpulan data menggunakan kuesioner Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) dan The Nursing Teamwork Survey (NTS) pada 160 orang perawat di unit rawat inap, rawat jalan dan kamar bedah.
Hasil: penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 57,5% perawat memiliki persepsi positif mengenai budaya keselamatan pasien dan sebanyak 51,3% perawat memiliki persepsi baik mengenai kerja sama tim. Terdapat hubungan kerja sama tim perawat dengan budaya keselamatan pasien (p value: 0,001) yang berbeda pada tiap strata pendidikan. Perawat berpendidikan sarjana/ ners dengan kerjasama baik berpeluang 10,28 kali lebih besar dalam budaya positif setelah dikontrol variabel usia, masa kerja dan pelatihan.
Kesimpulan: kerjasama tim yang baik pada perawat terbukti memiliki keterkaitan dengan peningkatan perilaku budaya keselamatan pasien.

Background: patient safety culture is an important aspect for quality in the healthcare setting. Nursing teamwork is one of the affecting factor of patient safety culture.
Purpose: this study aims to determine the relationship between nursing teamwork and patient safety culture at National Brain Centre Hospital.
Methods: a qualitative cross sectional survey used questionairre of Hospital Survey on Patient Safety Culture (HSOPSC) and The Nursing Teamwork Survey (NTS) were conducted. A total of 160 nurses working at inpatient, outpatient and operating room participated in the study.
Results: this research showed 57,5% of nurses have positive perception on patient safety culture while 51,3% of nurses have an adequat perception on teamwork. There was a significant correlation between teamwork and patient safety culture (p value: 0,001) in each education grade. Bachelor of Nursing Science (BSN) graduate nurses have 10,28 times of positive perception on patient safety culture.
Conclution: adequate teamwork associated with patient safety culture improvement.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50094
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lelis Maryati
"Tesis ini membahas pengaruh budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru menurut persepsi guru SMA Negeri yang ada di Kabupaten Indramayu. Budaya organisasi yang kuat akan membantu sekolah dalam memberikan kepastian kepada seluruh sivitas akademika untuk tumbuh, berkembang dan memahami suatu sistem makna bersama yaitu seperangkat karakteristik utama yang dihargai oleh seluruh sivitas akademika dan membedakan sekolah tersebut dengan sekolah lainnya. Sedangkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah adalah perilaku kepala sekolah yang mengarahkan aktivitas seluruh sivitas akademika untuk mencapai sasaran dan tujuan bersama.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kembali faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kinerja guru. Variabel-variabel yang digunakan adalah budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif. Teknis analisis data menggunakan regresi sederhana dan regresi ganda, serta untuk menyatakan besar kecilnya kontribusi variabel X1, varibel X2 terhadap variabel Y ditentukan menggunakan rumus koefisien determinan. Analisis dengan regresi ganda digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah yang dihipotesiskan berpengaruh terhadap kinerja guru.
Hasil penelitian menurut 168 orang guru yang menjadi sampel, menunjukkan bahwa budaya organisasi dan perilaku kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif terhadap kinerja guru, dengan nilai . Artinya bila budaya organisasi baik, maka kinerja guru akan meningkat. Begitu pula dengan perilaku kepemimpinan. Semakin baik perilaku kepemimpinan kepala sekolah maka kinerja guru juga akan meningkat.

This thesis discusses the influence of organizational culture and principal?s leadership behavior toward teacher?s performance according to the perceptions of senior high school teachers in District Indramayu. Strong organizational culture will assist schools in providing certainty for all of academic society to grow, develop and understand a system of shared meaning namely is a set of key characteristics valued by all of academic society and distinguish these schools with other schools. While the principal's leadership behavior is the behavior of principals who direct the activities of all academic society to achieve common goals and objectives.
The purpose of this research is to examine the factors that influence the performance of teachers. The variables used are organizational culture and leadership behavior of principal, This research is descriptive quantitative research design. Technical analysis of data is using a simple regression and multiple regression, and to declare the size of the contribution of the X1 variable, X2 variable toward Y variable coefficients are determined using the determinant formula. Multiple regression analysis is used to determine the effect of variables of organizational culture and leadership behavior of principals who hypothesized effect on teacher performance.
The results according to the 168 teachers as a sample, indicate that the organizational culture and behavior of school leadership have positive effect on teacher performance. It means that if the organization's culture, is better, the teacher's performance will increase. So do the leadership behaviors. If the leadership behavior of the principal is better, the teacher performance also will increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2011
T29557
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>