Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176961 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ni Luh Dea P
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3677
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Luh Dea P
"Pengemudi kendaraan pribadi usia muda seringkah melakukan perilaku berisiko ketika mengemudi. Salah satunya adalah perilaku mengemudi secara agresif menerobos lampu merah. Penelitian ini dirancang untuk menguji pengaruh jenis musik dan jenis kelamin penumpang terhadap perilaku menerobos lampu merah pada pengemudi usia muda. Partisipan dari penelitian ini adalah pengemudi kendaraan berjenis kelamin laki-laki dan berusia muda di Jakarta. Penelitian ini bertipe controlled laboratory experiment dengan desain faktorial 2x2 dan pengukuran between subject.
Hasil menunjukkan bahwa jenis musik tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menerobos lampu merah (X2(2,n=60) = 2,58, p>0,05). Di sisi lain, usia penumpang juga tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku menerobos lampu merah (X2(2,n=60) = 0,88, p>0,05). Interaksi antara kedua jenis musik dan jenis kelamin penumpang juga tidak signifikan (X2(2,n=60) = 2,78, p>0,05).

Young private vehicle driver often take risky behavior while driving. Such behavior known as aggressive driving has many form, one of them is runnning red lights. Many factors can influence young drivers to do that. This research was designed to examine the influence of music genre and passenger sex toward red light running on young drivers. The participants of this research are young male driver in Jakarta. The type of this research is controlled laboratory experiment winth 2x2 factorial design and between subject measurement.
The result showed that music genre has not a significant effect on red light running (X2(2,n=60) = 2,58, p>0,05). Passenger age has not a significant effect on red light running (X2 (2,n=60) = 0,88, p>0,05). The interaction of music genre and passang also has not a significant effect on red light running (X2(2,n=60) = 2,78, p>0,05). ti - er sex
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3584
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emmanuela Kirana Sangitan
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3557
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Felinda Stefika
"Penelitian ini berusaha melihat pengaruh tempo musik dan jenis kelamin penumpang terhadap perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda. Partisipan terdiri atas 60 orang pengemudi laki-laki berusia 18 sampai 35 tahun, Penelitian ini merupakan penelitian laboratorium eksperimental dengan desain penelitian between subject yaitu desain faktorial dengan variasi 2x2. Instrumen penelitian ini adalah permainan simulasi mengemudi yang menggunakan Playstation2. Kecepatan mengemudi diukur dengan speedometer yang terdapat pada layar televisi ketika responden sedang mengemudi selama penelitian berlangsung.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tempo musik berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda (p < 0.05). Namun jenis kelamin penumpang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap perilaku mengebut (p > 0.05). Selain itu, ditemukan pula bahwa tempo musik tidak berinteraksi secara signifikan dengan jenis kelamin penumpang dalam mempengaruhi perilaku mengebut pada pengemudi kendaraan pribadi berusia muda (p > 0.05).

This experiment wants to see the impact of the tempo of the music and the sex of passenger to speeding behavior on young private driver. Participants consist of 60 male drivers whose age is 18 until 35 years old. This experiment is a laboratory experimental which use between subject design, the 2x2 factorial design. More, the instrument of this experiment is driving simulation game which uses Playstation2. The speeding is valued by speedometer which can be seen at the monitor of the television when respondents are driving while the experiment is going on.
As the result, tempo music have a significant effect to speeding behavior by young private driver. But, sex of passenger have no significant effect to speeding behavior. On the other hand, there is also been found that tempo of music is not interacting significantly with the sex of passenger in influencing speeding behavior on young private driver.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3639
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Zabrina Ispratami Budi Sulistiyanti
"Menerobos lampu merah merupakan salah satu jenis mengemudi agresif yang memiliki resiko besar menyebabkan kecelakaan. Penyebab menerobos lampu merah antara lain musik dan penumpang. Eksperimen ini menguji pengaruh volume musik dan jumlah penumpang terhadap menerobos lampu merah. Penelitian ini berdesain faktorial 2x2 between-subject menggunakan simulator mengemudi serta dilakukan terhadap 60 orang pengemudi pribadi usia muda. Hasilnya baik volume musik (x7(1, n=60)=0,267) maupun jumlah penumpang (x7(1, n=60)=2,443) lebih kecil dari nilai kritis 77(1, p=0,05)=3,84 schingga tidak mempengaruhi perilaku menerobos lampu merah. Selain itu, volume musik dan jumlah penumpang memiliki keterkaitan sehingga saling mempengaruhi efek yang ditimbulkan oleh satu dengan lainnya.

Red light running is one of agressive driving behaviors gives high risk to cause accident. Red light running is caused by some factors such as music and passenger. This experiment examines the influence of music volume and number of passenger toward red light running. This research uses 2x2 factorial betweensubject design. Research takes 60 participants and uses driving simulator. Results are music volume (7'(1, n=60)=0,267) and number of passenger Gate n=60)=2,443) do not have influence toward red light running. Besides, there is relationship between music volume and number of passenger that affects each variable’s influence toward red light running. "
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3658
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Adistya
"Angkot merupakan sarana transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat Jakarta. Namun terkadang perilaku mengemudi supir angkot ini tidak sesuai dengan peraturan dan membahayakan dirinya dan orang lain, seperti mengebut Salah satu faktor yang mendorong munculnya perilaku mengebut adalah jenis musik dan jumlah penumpang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah ada pengaruh dari jenis musik dan penumpang terhadap perilaku mengebut supir angkot usia muda serta apakah ada interaksi antara keduanya terhadap perilaku mengebut. Penelitian dilakukan pada 60 orang supir angkot di Depok dengan metode field experiment. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa jenis musik tidak berpengaruh secara signifikan dengan mengebut (F=2,564, p>0,05). Jumlah penumpang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap mengebut dengan F= 31,878, p<0,05, dan tidak ada interaksi antara jenis musik dan jumlah penumpang terhadap mengebut (F=2,963, p>0,05).
"Angkot" is one of many public transportation that most people use in daily activity. Unfortunately, angkot 's driver tends to disobey the rules such as speeding. Some factors contribute to this behavior are the type of music they listen to and the number of passenger. This research was design to see if there is an influence of type of music dan number ofpassenger to speeding behavior, and if there is an interaction between type of music and number ofpassenger to speeding behavior on young angkot 's driver. This research was conducted using field experiment methode to 60 angkot driver in Depok. The result show that there is no significant affect of music type to speeding behavior (F = 2,564, p>0,05), there a significant affect of number ofpassenger to speeding behavior (F = 31,878, p<0,05), and there is no significant interaction between music type and number of passenger to speeding behavior (F = 2,963, p>0,05)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3683
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Kusumandari
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji pengaruh kontrol-diri (K-D), persepsi ketersediaan
uang (PKU), jenis kelamin, tingkat sosial ekonomi (SES), dan tingkat usia terhadap
perilaku pembelian impulsif (PPI) pada remaja. Responden adalah 243 laki-laki dan
perempuan, berusia 12-17 tahun, masih bersekolah, menerima uang saku dari
orangtua, tidak bekeija untuk mendapatkan uang, dan berasal dari tingkat sosial
ekonomi tinggi atau rendah. Alat pengumpul data berupa alat ukur kontrol-diri hasil
adaptasi dan modifikasi dari Self-Control Scale, alat ukur perilaku pembelian
impulsif dan alat ukur persepsi ketersediaan uang yang dibuat dalam rangka
penelitian ini. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa kontrol-diri,
persepsi ketersediaan uang, dan jenis kelamin secara bersama-sama berpengaruh
terhadap perilaku pembelian impulsif pada remaja. Hasil t-test menunjukkan: (1)
Remaja perempuan memiliki K-D yang secara signifikan lebih tinggi dari pada
remaja laki-laki. (2) Ada perbedaan PPI, K-D, dan PKU yang signifikan antara SES
yang berbeda, Remaja SES tinggi memiliki PPI dan PKU yang lebih tinggi dari pada
SES rendah, tetapi memiliki K-D yang lebih rendah. (3) Remaja awal memiliki PPI
dan PKU yang lebih rendah secara signifikan dari pada remaja pertengahan, tetapi
memiliki K-D yang lebih tinggi. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah metode
pengumpulan data dianjurkan untuk tidak hanya self-report, dan remaja akhir
disertakan sebagai responden sehingga bisa mewakili remaja secara keseluruhan.

ABSTRACT
This research test influence of self-control, perceived money availability,
sex, social economic status (SES), range of age to impulsive buying behavior on
adolescence. Respondent are 243, consisting of boys and girls, from 12 to 17 years
old, students, received pocket money from parent, didn’t work to salary, and came
from high or low social economic status. Self-Control Scale, perceived money
availability scale, impulsive buying behavior scale used to collect data. The result of
multiple regression statistical analysis shows that self-control, perceive money
availability, and sex have significant influence to impulsive buying behavior on
adolescence. T- test shows: (1) Adolescence girls have self-control higher than
adolescence boys, significantly. (2) Adolescence from high SES have impulsive
buying behavior and perceive money availability higher than adolescence from low
SES, significantly, but have lower self-control. (3) Early adolescence have impulsive
buying behavior and perceive money availability lower than middle adolescence,
significantly, but have higher self-control."
2008
T37651
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christina S. Handayani
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
T38334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Stanislausia Liem
"
ABSTRAK
Dalam beberapa bahasa di duuia ini dikenal pembagian feminim dan maskulin, bahkan dalam bahasa terentu terdapat pembagian bahasa laki-laki dan bahasa perempuan. Pembagian antara lain disebabkan dari perbedaan peran dan harapan sosial pada laki-laki dan perempuan (Wardhaugh, 1988; McGloin, 1990).
Salah satu bahasa yang dikatakan memiliki pembagian berdasarkan jenis kelamin adalah bahasa jepang. Perbedaan yang berdasarkan jenis kelamin ini dapat ditemukan pula pada kata gang. Irma sandang, akhir kalimat, dan sebagainya. Kemudian, secara khusus pada skripsi ini akan diangkat kehadiran jenis kelamin pada akhir kalimat, baik dalam bentuk parti kel akhir maupun kata bantu verba.
Menurut para ahli, pembagian langgam bahasa berdasarkan jenis kelamin sudah mulai mengalami pergeseran. Artinya laki-laki sudah mulai menggunakan bahasa perempuan, dan begitu juga sebaliknya One Endo (1995) mengatakan bahwa perubahan ini umumnya terlihat pada generasi muda, deagan alasan mereka ingin melepaskan diri dari ikatan dalam bentuk bahasa yang membelenggu kebebasan mereka meanampilkan jati diri.
Pergeseran tersebut di atas oleh penulis dianggap sebagai suatu ketidakkonsitenan, artinya penggunaan langgam bahasa tidak sesuai dengan jenis kelamin pembicara Pertanyaan yang timbul adalah apakah mereka yang berusia muda lebih tidak konsisten dibandingkaa mereka yang berusia lebih tua? Apabila dilihat dari sudut jenis kelamin, apakah perempuan lebih tidak konsisten dibandingkan laki-laki.
Guna menjawab pertanyaan tersebut di atas, dalam penelitian penulis menggunakan angket untuk mengumpulkan data, dan kemudian diolah dengan menggunakan t-test dan Chi-squared.
Hasil perhitungan statistik menununkkan bahwa secara umum pada kaum Adam usia tidak begitu mempengaruhi kekonsistenan berbahasa. Artinya mereka yang berusia 20-an (mewakili generasi muda) dan mereka yang berusia 40-an (mewakili generasi tua) menggunakan langgam bahasa yang sama. Sedangkan pada kaum Hawa, kelompok 40-an lebih konsisten, daripada kelompok 20-an. Jika dibandingkan menurut jenis kelamin, hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan lebih konsisten daripada lak i -laki.
Mulainya perempuan bekerja di luar rumah merupakan salah satu penjelasan untuk pergeseran batasan langgam bahasa laki-laki dan perempuan (Baron, 1993). Oleh karena itu. untuk memperluas ruang lingkup penelitian lanjutan, jenis pekerjaan, tingkat pendidikan, dan sebagainya juga dijadikan fakttor yang mempengaruhi langgam bahasa yang digunakan seseorang selain jenis kelaminnya.
"
1997
S13684
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Stroke merupakan penyebab utama disabilitas kronis dan penyebab kematian urutan ke tiga terbanyak pada orang dewasa (Satyanegara, 1998). Menurut Lumbantobing (2001) stroke dapat terjadi pada setiap usia, dari bayi sejak lahir sampai pada usia lanjut. Makin tinggi usia seseorang makin banyak kemungkinan untuk terserang stroke. Sedangkan menurut Misbach (1999) usia terkena stroke antara 18 sampai 95 tahun, wanita lebih banyak dibandingkan pria, yaitu 53,8 : 46,2. faktor yang menimbulkan percepatan serangan stroke diantaranya usia dan jenis kelamin, sehingga sering digunakan sebagai referensi dalam pendidikan kesehatan pada pasien risiko stroke. Novianti (2000) yang meneliti hubungan faktor resiko usia dan jenis kelamin terhadap terjadinya serangan stroke didapatkan nilai koefisien korelasi ( r ) = 0,49 yang bermakna mempunyai hubungan yang rendah antara usia dan jenis kelamin pria. Hasil penelitian ini, peneliti menggunakan desain deskriptif perbandingan antara kelompok usia 20 sampai 89 tahun, dengan jumlah kelas = 7, kelompok wanita ( Y ) 39,61 dengan SDy 18,8. Uji statistik yang digunakan adalah uji independen didapatkan t hitung 4,14. Setelah ditunjuk pada tabel distribusi t pada nilai kemaknaan 0,05 dan df = 37, nilai kritisnya adalah 2,042, maka t hitung lebih besar dari t tabel (nilai kritis) atau p=a, sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan antara faktor risiko usia dan jenis kelamin terhadapt serangan stroke."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5047
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>