Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 162541 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Tindakan pemasangan kateter urine adalah untuk mengeluarkan produksi urine dalam
tubuh yang diperlukan karena adanya obstruksi, gangguan neurologis, prosedur
pembedahan atau terjadinya inkontinensia urine. Pemasangan kateter yang dilakukan
pada wanita baik yang belum menikah maupun sudah menikah dapat menimbulkan rasa
cemas sebagai perasaan tidak nyaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan tingkat kecemasan antara wanita belum menikah dengan sudah menikah yang
t an kateter urine. Penelitian ini mempergunakan desain deskriptif perbandingan,
dengan cara pengambilan data secara purposive sampling dilaksanakan darn tanggal 30
Desember 2002 sampai dengan 6 januari 2003. Berdasarkan hasil penelitian dari 30
responden, didapatkan 15 responden wanita belum menikah menunjukkan 13,33 %
tingkat kecemasan ringan dan 86,67 % tingkat kecemasan sedang, rata-rata skor 47,87
(lcecemasan sedang), 15 responden wanita sudah menikah menunjukkan 60 % tingkat
kecemasan ringan dan 40 % tingkat kecemasan sedang, rata-rata skor 37,13 (kecemasan
ringan). Dari basil perhitungan uji t = 3,95 dan df= 28, maka niiainya berada disebelah
kanan dari nilai tabel 2,763 (p = 0,005) berarti nilai p < 0,01 yang lebih kecil dari nilai '
alpha (0,05), maka dapat diputuskan Ho ditolak, sehingga dengan menggunakan alpha
5 % dapat disempulkan bahwa secara statislik ada perbedaan tingat kecemasan antara
wanita belum menikah dengan sudah menikah yang terpasang kateter urine. Salah satu
cara untuk menurunkan tingkat kecemasan klien dngan melakukan pendidikan
kesehatan pada klien yang akan dilakukan pemasangan kateter urine yang bertujuan
untuk meningkatkan pemahaman klien tentang kegunaan dari pemasangan kateter urine."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5166
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Melahirkan adalah proses alamiah yang terjadi pada wanita. Selain perubahan fisik reaksi psikososial terhadap proses persalinan dialami oleh wanita dan pasangannya. Respon psikososial yang umumnya terjadi pada pasangan wanita yang rnelahirkan adalah kecemasan selama menunggui proses persalinan. Respon tersebut di pengaruhi oleh pengalaman, usia, social budaya, kekhawatiran tcrhadap keselamatan istri dan bayi Penelitian ini berjudul faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan suami yang menunnggui proses pcrsalinan istri primipara di IRNA A RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan suami yang menunggui proses persalinan istri primipara dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini dilakukan di IRNA A Lt. II kanan RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta. Desain penelitian menggunakan deskripsi sederhana dengan teknik pengambilan sample convenience sampling, jumlah sample sebanyak 20 orang, Data dianalisa dengan statistik deskriptif mengglmakan tendensi sentral. Penelitian ini telah menemukan rata-rata suami yang menunggui istri primipara melahirkan mengalami kecemasan sedang dengan nilai mean 41,5 dan SD 7,6. Falctor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan tersebut rata-rata karena kurang pengalaman dengan mean 7 dan SD 1,34, social budaya kurang mendukung dengan mean 14,95 dan SD 3,35, kekhawatiran terhadap keselamatan istri dan bayi dengan mean 22,4 dan SD 3,58. Sementara itu faktor pengetahuan responden didapatkan hasil rata-rata cukup dengan mean 19,5 dan SD 3.35. Dalam penelitian ini belum menemukan kekuatan hubungan antara faktor-faktor tersebut"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5216
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Puguh Kristiyawati
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar tingkat kecemasan yang dialami orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif sederhana Peneliti hanya mengambil 30 orang yang menjadi responden dengan kriteria orang tua yang anaknya berusia 2 - 7 tahun dan sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta, bisa membaca dan menulis dan bersedia menjadi responden dengan menandatangani informed concenr. Untuk mengumpulkan data tingkat kecemasan tersebut peneliti menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Seielah data terkumpul, data dianalisa dengan menggunakan statistik sederhana.
Hasilnya menunjukkan sebagian ozang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pemasangan infus mengalami cemas ringan (17 orang responden atau 56,7 %), cemas sedang 11 orang responden (36,6 %), cemas berat 2 orang responden (6,7 %) dan tidak ditemukan yang mengalami panik sehingga peneliti menyimpulkan, kebagian besar orang tua saat menghadapi anak yang dilakukan tindakan pernasangan intins mengalami cemas ringan sampai berat. Peneliti juga memberikan rekomendasi pada peneliti seianjutnya untuk melakukan penelitian lagi pada tindakan invasif yang lain dengan menggunakan waktu dan responden yang Iebih banyak, sehingga data yang diperoleh lebih akurat dan dapat digeneralisasikan."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5250
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elis Puji Utami
"Sindrom gagal napas akut adalah gagal pernapasan mendadak yang timbul pada klien tanpa kelainan paru yang mendasari sebelumnya(Soepam1an dan Waspadji 1990). Manifestasi sangat bervariasi tergantung dari penyebab, namun yang utama adalah distress pernapasan dan hipoksia yang dapat menumnkan tingkat kesadaran, takhikardi dan takhipnoe. Melihat kondisi klien yang mengalami sindrom gagal napas akut dapat mengancam klien dan dapat menyebabkan kematian, hal ini menimbulkan cemas baik bagi klien itu sendiri, keluarga maupun petugas kesehatan. Dalam hal ini perawat berperan penting untuk melakukan berbagai tindakan secara sistematika serta tampil dalam waktu yang singkat untuk menyelamatkan jiwa klien, antara lain dengan tindakan pemasangan ventilator. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan karakteristik demografi dengan kecemasan perawat terhadap klien yang dipasang ventilator dengan sindrom gagal napas akut."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5089
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Hernani
"Kecemasan klien pada pemasangan kateter yang mengalami pembesaran kelenjar prostat pada yang berusia antara 51-60 tahun dipengaruhi oleh faktor takut dan nyeri. Penelitian ini dilakukan di Departemen Bedah RSPAD Gator Soebroto pada bulan Nopember 2001. Tujuan penelitian ini adalah untuk faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan klien pada pemasangan kateter yang mengalami pembesaran kelenjar prostat. Desain yang dilakukan adalah deskriptif sederhana.
Berdasarkan hasil penelitian dari 24 orang klien yang diteliti, yang mempengaruhi faktor kecemasan adalah takut. Berdasarkan hasil penelitian pada Bab III, maka terlihat beberapa faktor yang mempengaruhi kecemasan klien pada pemasangan kateter yang mengalami pembesaran kelenjar prostat yaitu terdiri dari faktor internal di eksternal.
Faktor internal yang paling berpengaruh pada kecemasan terhadap pemasangan kateter adalah takut 83,33 %. Sedangkan faktor eksternal yang sangat berpengeruh adalah keleluasaan bergerak terganggu 83,33%. Dari kedua faktor, faktor paling dominan berpengaruh pada kecemasan klien pemasangan kateter adalah : takut 83,33 % dan keleluasan bergerak 83,33 %."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5120
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erlis Kurniasari
"Kecemasan merupakan fenomena yang sering dilaporkan dan terjadi pada anak sebelum anak menjalani tindakan operasi di rumah sakit. Kecemasan pada anak berdampak pada psikologis anak sampai pada penolakan tindakan operasi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kecemasan sebelum operasi pada anak di kamar operasi urologi RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. Desain cross sectional, dengan sampel 86 responden dengan masing-masing sampel terdiri dari 43 responden anak usia sekolah dan 43 responden remaja melalui proporsional stratified random sampling. Analisa menggunakan Chi-Square dan Independen T-test. Hasil menunjukkan tingkat kecemasan sedang dialami oleh 54,7% responden. Kesimpulan bahwa Tingkat kecemasan yang dialami anak usia sekolah dan remaja di kamar operasi urologi cukup tinggi dengan cemas sedang. Terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik anak pada penelitian ini yaitu usia, pengalaman dioperasi sebelumnya, kehadiran keluarga, waktu tunggu pasien sebelum operasi dengan tingkat kecemasan sebelum operasi. Sedangkan tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan kecemasan sebelum operasi pada anak. Penelitian ini merekomendasikan penurunan lama waktu tunggu pasien sebagai salah satu intervensi persiapan operasi.


Anxiety is a phenomenon that is often reported and occurs in children before the child underwent surgery in the hospital. Anxiety in children has psychological effects on children to the refusal of surgery. This study aims to analyze the factors associated with preoperative anxiety in school-age children and adolescents in the urology operating room of RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Central Jakarta. Cross sectional design, with a sample of 86 respondents with each sample consisting of 43 respondents of school age children and 43 teenage respondents through proportional stratified random sampling. Analysis using Chi square and Independent T-test. The results show that anxiety level is being experienced by 54.7% of respondents. The conclusion that the level of anxiety experienced by school-age children and adolescents in the urology operating room is quite high with moderate anxiety. There is a significant relationship between the characteristics of children in this study, namely age, previous surgery experience, family presence, patient waiting time before surgery with anxiety levels before surgery. While not found a significant relationship between the sex of the child with child anxiety before surgery. This study recommends reduction in patient waiting time as an operative preparation intervention."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Pradita Rikardi
"Kecemasan pra operasi merupakan kondisi yang lazim dialami oleh pasien yang akan menjalani tindakan pembedahan. Tingkat kecemasan pra operasi yang tinggi dapat memberikan dampak negatif terhadap pasien. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kecemasan pra operasi pada pasien-pasien yang menjalani operasi di Instalasi Pelayanan Bedah Terpadu RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini menggunakan desain cross- sectional dengan 393 responden yang diseleksi melalui metode consecutive sampling. Skala kecemasan menggunakan The Amsterdam Preoperative and Anxiety Scale (APAIS). Data dianalisis dengan menggunakan analisis bivariat dan multivariat. Gambaran tingkat kecemasan pra operasi sebesar 54.2%. Tidak ada hubungan signifikan antara usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, status pekerjaan, pernikahan, jenis operasi, dan pembiusan terhadap tingkat kecemasan pra operasi (p > 0.05). Jenis operasi merupakan variabel yang paling berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pra operasi (OR = 3.501;CI = 95%). Studi lebih lanjut dibutuhkan untuk mengidentifikasi faktor yang secara spesifik berpengaruh terhadap tingkat kecemasan pra operasi.

Preoperative anxiety is a common condition experienced by patients who will undergo a surgery. High levels of preoperative anxiety can cause negative impacts on patients. This study aims to analyze the factors that influence the level of preoperative anxiety in patients undergoing surgery at the Integrated Surgical Service of Cipto Mangunkusumo National Center Hospital. This study used a cross-sectional design with 393 respondents selected through consecutive sampling method. The anxiety scale are measured by The Amsterdam Preoperative and Anxiety Scale (APAIS). Data were analyzed using bivariate and multivariate analysis. The description of the level of preoperative anxiety was 54.2%. There was no significant relationship between age, gender, education level, employment status, marriage, type of surgery, and anesthesia on the level of preoperative anxiety (p > 0.05). Types of surgery is the variable that mostly influenced the level of preoperative anxiety (OR = 3.501; CI = 95%). Further studies are needed to identify factors that specifically influence the level of preoperative anxiety."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pardede, Lisbeth
"Penelitian sederhana terhadap ( n = 30 ) , 30 orang klien Stroke yang memakai kateter urine dan yang memenuhi syarat untuk dikelola sebanyak 20 orang klien di RS. Mitra Keluarga Jatinegara Jakarta bertujuan untuk mengidentifikasi apakah selama memakai kateter urine klien Stroke akan menggalami gangguan rasa nyaman. Hasil quesioner yang diisi oleh responden dan memenuhi persyaratan dianalisa dengan menggunakan metode statistik tendensi sentral yang disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa klien Stroke yang memakai kateter urine tidak mengalami gangguan rasa nyaman."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5277
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nyinyi Rubai`ah
"Klien yang menderita infark miokard akut yang terpasang monitor EKG di ruang perawatan intensif yang dikelilingi oleh berbagai peralatan canggih dapat mengalami perubahan-perubahan pada status kesehatannya sehingga kemungkinan akan mengalami kondisi kecemasan akibat Iingkungan yang asing dan tidak kondusif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kecemasan pada klien infark miokard akut yang terpasang monitor EKG di ruang perawatan intensif dengan menggunakan desain dekritif eksplorasif dengan 30 sampel yang memenuhi kriteria di Rumah Sakit Jantung Nasional Harapan Kita. Hasil penelitian di dapatkan bahwa tingkat klien berada pada tingkat kecemasan sedang sejumlah 13 responden (45%), yang mengalami kecemasan ringan sejumlah 17 responden (55%) dengan α = 0,05."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5251
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Norma Liana Sari
"Hipospadia merupakan salah satu penyakit kelainan kongenital pada laki-laki yang paling sering terjadi pada usia anak. Untuk mengatasi masalah tersebut, diperlukan penatalaksanaan medis seperti pembedahan. Tetapi, rencana pembedahan dapat membuat anak mengalami masalah keperawatan ansietas. Melalui teknik distraksi dan edukasi kesehatan pra operative, perawat mampu mengatasi masalah keperawatan ansietas pada anak. Berdasarkan hasil evaluasi, teknik distraksi dan edukasi kesehatan mampu mengatasi ansietas pada anak. Pernyataan ini dibuktikan dengan adanya penurunan pada skala ansietas dari nilai 15 ansietas sedang menjadi 8 ansietas ringan dan dari nilai 13 ansietas ringan menjadi 7 anseitas ringan dengan menggunakan instrumen modifikasi dari ZS-RAS dan T-MAS yang dibuat oleh Solikhah 2011 . Selain itu, anak mengatakan bahwa saat ini tidak mimpi buruk kembali, dapat tidur dengan nyenyak, serta wajah terlihat ekspresif dan ceria. Keberhasilan teknik ini juga dibantu oleh dukungan keluarga dan penerapan teknik komunikasi pada anak. Agar teknik distraksi dan edukasi kesehatan lebih efektif untuk mengatasi ansietas pada anak, pihak institusi pelayanan kesehatan perlu membuat media edukasi kesehatan mengenai persiapan pra operative, yang mendorong adanya interaksi antara anak dan petugas kesehatan sesuai tumbuh kembang anak.

Hypospadias is one of the most common congenital aberrations in males at the age of the child. To solve the problem, medical management is needed such as surgery. However, a surgical plan may make the child have anxiety nursing problems. Through distraction techniques and preoperative health education, nurses are able to overcome the problem of nursing anxiety in children. Based on the evaluation, distraction technique and health education able to overcome anxiety in children. This statement is evidenced by a decrease in the anxiety scale from a value of 15 medium anxiety to 8 mild anxiety and from a value of 13 mild anxiety to 7 mild anxiety using modified instrument of ZS-RAS and T-MAS made by Solikhah 2011 . In addition, the child says that the moment is not a nightmare back, can sleep soundly, and the face looks expressive and cheerful. The success of this technique is also aided by family support and application of communication techniques in children. In order for distraction and health education techniques to be more effective to overcome anxiety in children, the institution of health services need to make health education media about pre-operative preparation, which encourage the interaction between child and health officer according to child growth.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
Pr-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>