Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 153924 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Sukaesti
"Diabetes Millitus merupakan sekelompok heterogen yang ditandai oleh kenaikkan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi (Brunner & Suddarth, 1997).. Gangren adalah suatu kondisi dimana suatu bagian dari tubuh/jaringan menjadi mati atau nekresis, sehingga tidak mendapat suplai darah kehagian atau jaringan tersebut (Prabhkar shetty, 1999).
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketaatan/kepatuhan klien Diabetes Mellitus dalam melakukan perawatan Iuka gengren di RS OMC. Tempat penelitian dilakukan di RS OMC mulai 10 Desember 2003 sampai dengan 4 Januari 2004.
Disain penelitian ini bersifat deskriptif dan pengambilan data secara purposive sampling. Sample yang terkumpul sebanyak 28 orang dengan Diabetes Mellitus dan ada Iuka. Data yang diperoleh dalam bentuk distribusi frekuensi.
Dari hasil penelitian didapat, tingkat ketaatan 25 orang (89.3%), tapi masih ada yang buruk yaitu 3 (10.7%)."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
TA5142
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Debbie Nomiko
"Diabetes Mellitus (DM) rnerupakan suatu penyakit yang ditandai dengan adanya kenaikan kadar gula darah (hiperglikenia). Prevalansi DM saat ini berkisar antara 1,4 % sampai dengan 1,6 %. Menurut WHO pada tahun 2020 diperkirakan jumlah pasienDM di Indonesia sebesar 86 %- 138 % dibandingkan kenaikan penduduk Indonesia Pada Periode Yang sama Yang hanya 40 %. Pemberian diet masih merupakan salah satu cara untuk menjaga agar kadar gula tetap normal. Oleh karena itu ketidakdisiplinan dan ketidakpatuhan klien DM terhadap prinsip gizi dan perencanaan makan (program diet) merupakan Salah satu kendala pada pelayanan diabetes.
Berdasarkan uraian di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor apa saja yang akan mempengaruhi tingkat kepatuhan klien DM dalam penatalaksanaan diet yang dialami. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap B lantai IV kanan dan V kanan RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo pada tanggal 14 Mei 2001 sampai dengan 2 Juni 2001.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana. Sampel yang digunakan berjumlah 28 sampel, sampel adalah klien DM dengan kriteria bisa baca tulis dan bersedia mengisi kuisioner, mendapat terapi diet dan sedang mengalami rawat inap di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta. Penelitian ini mendapatkan kesimpulan bahwa sebagian besar sampel berusia lebih dari 60 tahun (35,71 %), berpendidikan SD (32,l4 %), berpenghasilan kurang dari Rp 500.000 (42,815 %).
Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan klien DM ferhadap penalalaksanaan diet didapatkan bahwa faktor pengetahuan sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan klien DM dengan rata-rata skor 12,5 dan Standar Deviasi 0,67. Faktor sosial budaya mempengaruhi kepatuhan klien DM dengan rata-rata skor 12,2 dengan SD 0,64. Faktor dukungan keluarga sangat mempengaruhi tingkat kepatuhan dengan rata-rata skor 13,2 dan SD 0,84 serta faktor motivasi mempengaruhi tingkat kepatuhan klien DM dengan rata-rata skor 12,6 dan SD 1,47.
Hasil penelitian merekomendasikan untuk penelitian Iebih Ianjut agar dapat dikembangkan lagi penelitian korelatif mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan menjalani diet yang dibatasi."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2001
TA5061
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan senam kaki diabet dengan
parastesia sensory neuropaty pada klien DM. Untuk mendapatkan responden yang
sesuai peneliti mengambil 30 responden di RS. OMC dengan kriteria klien telah
mengalami DM lebih dari 5 tahun dan sudah pemah mendapat latihan senam kaki
diabet. Sampling yang digunakan adalah purposive sampling, dengan instrumennya
yang berupa angket. Setelah dapat terkumpul kemudian diolah dengan menggnnakan
uji statistik pearson product moment dan uji kemaknaan dengan t-test, yang hasilnya
adalah hubungan antara senam kaki diabet dengan parastesia sensory neuropaty pada
klien DM, mempunyai korelasi positif tetapi dengan kategori rendah (r = 0,073)
dengan nilai kemaknaan (t) sebesar 0,309 yang berarti tidak didapatkan angka
significant setelah dirujuk dengan tabel distribusi t. Kategori rendah pada nilai r
diatas mungkin tidak reabilitas clan validitas karena uji coba dilakukan pada non
penderita DM. Walaupun mempunyai hubungan yang rendah peneliti meyakini ada
hubungan antara senam kaki diabet dengan pafastesia neuropaty asalkan klien DM
benar melakukan senam kaki diabet dan mengerti dengan jelas isi dari instrumen,
untuk itu perlu penelitian lebih lanjut tentang hal ini dengan menggunakan quasi
eksperiment."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5083
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Hasbi
"Kepatuhan berolahraga mempunyai peran penting dalam manajemen terapi penderita diabetes melitus. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross sectional. Sampel 122 responden diambil secara acak proposional. Analisa data menggunakan Chi Square dan regresi logistik berganda. Faktor yang berhubungan dengan kepatuhan penderita DM dalam melakukan olahraga adalah jenis kelamin (p = 0.026), pengetahuan (p = 0.013). persepsi manfaat (p = 0.016), persepsi hambatan (p = 0.002), dan dukungan keluarga (p = 0.00). Faktor yang paling dominan adalah dukungan keluarga (OR = 10.047). Diharapkan pelayanan kesehatan mengembangkan pengelolaan pelayanan berbasis keluarga dan komunitas untuk meningkatkan kepatuhan pasien diabetes militus.

Adherence play important role at therapeutic management of patients with DM. The Purpose this study was to identifies the factors Associated with adherence to exercise at patients with diabetes mellitus. This research was Quantitative research design with cross sectional approach. Sample was 122 respondents gained with proposional random method. Data were analyzed using chi square and multiple regression.Factors associated with adherence to exercise was gender (p = 0026), knowledge (p = 0.013). perception of benefit (p = 0.008), perceived barriers (p = 0.002), and family support (p = 0.00). family support was strong Associated with adherence to exercise (OR = 10.047). Expected health care service develop the management of health service based on family and community to improve adherence at patients with diabetes mellitus."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T30747
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Catur Mei Astuti
"Diabetes Melitus (DM) tipe 2 merupakan penyakit yang memerlukan pengelolaan berkelanjutan khususnya dalam pengendalian kadar glukosa darah untuk mencegah atau memperlambat terjadinya komplikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pengendalian kadar glukosa darah pasien DM tipe 2 yang meliputi umur, jenis kelamin, durasi penyakit, kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, asupan (karbohidrat, protein, lemak, serat), indeks glikemik, aktivitas fisik, pengetahuan dan dukungan keluarga. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan responden 86 pasien DM tipe 2 rawat jalan di Poliklinik Penyakit Dalam RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang pada bulan April-Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara kuesioner, food recall 1x24 jam, pengukuran berat badan dan tinggi badan serta pencatatan hasil pemeriksaan kadar glukosa darah puasa dari catatan medik pasien. Analisis statistik menggunakan uji Chi square dan Anova. Hasil penelitian menunjukkan 61,6% responden memiliki pengendalian kadar glukosa darah buruk. Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan bermakna antara kepatuhan minum obat, kepatuhan diet, pengetahuan, asupan lemak dan dukungan positif keluarga dengan pengendalian kadar glukosa darah. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan petugas kesehatan dapat meningkatkan edukasi dan evaluasi terkait diet pasien kepada pasien dan keluarga pasien serta memberikan motivasi bagi pasien dan keluarga pasien mengenai pentingnya peran keluarga dalam pengelolaan diabetes.

Type 2 Diabetes Mellitus is a disease that requires continuous management particularly in blood glucose control to prevent or slowing complication. The objective of this study was to identify factors related to blood glucose control in type 2 Diabetes Mellitus includes age, gender, duration of disease, medication adherence, dietary adherence, intake (carbohydrate, protein, fat, fiber), glycemic index, physical activity, knowledge and family support. The design used in this study is cross sectional, with 86 outpatients at Internal Medicine Clinic Prof. Dr. Soerojo Psychiatric Hospital Magelang in April-May 2013 as respondent. Data were collected through interview with questionnaire, 1x24 hour food recall, weight and height measurement and record blood glucose assessment result from patient medical record. Statistical analysis used Chi square and Anova test. The result of this study showed that 61,6% respondents have poor blood glucose control. Bivariate analysis indicated that there were significance association between medication adherence, dietary adherence, knowledge, fat intake, and positive family support with blood glucose control. Based on that result, health workers are expected to improve education and evaluation for patient and their family regarding patient dietary and improve education and motivation for patient and their family regarding the importance of family support in diabetes management."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46439
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rubita Rahmarianti
"Salah satu komplikasi mikroangiopati dari penyakit DM dan merupakan penyebab kematian terpenting pada penderita DM adalah Nefropati Diabetik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kejadian Gangguan Ginjal pada penderita DM serta faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian tersebut di RSCM tahun 2012. Penelitian ini dilakukan pada penderita DM yang berobat baik di rawat jalan (Poli DM) maupun rawat inap dengan menggunakan desain cross sectional. Sampel penelitian terdiri dari 255 pasien DM yang terpilih seara random sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa sebanyak 34,9% sampel mengalami Gangguan Ginjal. Hasil dari analisis chi square menunjukan bahwa terdapat hubungan antara jenis kelamin dan lama menderita DM dengan kejadian Gangguan Ginjal.

One of the microangiopathic complications and the most important cause of death in people with diabetes is Diabetic Nephropathy. The purpose of this study was to describe the incidence of renal disorders in patients with diabetes and the factors that influence the event at the RSCM in 2012. The study was conducted in patients with DM were treated well in the outpatient (Poly DM) and hospitalizations using cross-sectional design. The research sample consisted of 255 patients who elected seara DM random sampling. The results showed that as many as 34.9% of the sample had Kidney Disorders. Results of chi-square analysis showed that there is a relationship between sex and the incidence of long- suffering DM Kidney Disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S44912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Yudi Febrianti
"Atas rekomendasi dokter spesialis pelayanan Rujuk Balik ke puskesmas dianjurkan bagi pasien di RS yang menderita penyakit kronis termasuk diabetes melitius. Penelitian ini bertujuan untuk melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan kesediaan pasien diabetes mellitus tipe 2 peserta JKN di RSU Jagakarsa untuk dirujuk balik ke FKTP.Desain potong lintang dan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam digunakan dalam studi ini.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pasien terhadap dokter layanan primer, persepsi pasien mengenai ketersediaan obat di fasilitas kesehatan primer, jarak tempuh terhadap fasilitas kesehatan primer dan dukungan keluarga dan teman berhubungan dengan kesediaan pasien untuk dirujuk balik. Disarankan untuk mengembangkan SOP rujuk balik di RS dan mengembangkan pojokrujuk balik.

Back referral service to primary care is provided for JKN patients including diabetes mellitus type 2 patients as recommended by the internal medicine specialist. This studyaim is to analyse the factors that related to willingness of the patients to be referred to primary care after receiving care at the hospital in Jagakarsa Hospital. This study is using quantitative method with cross sectional design, followed by qualitative method with in depth interview.
The study revealed that trust to the primary health care physician, perception on medicine availability in primary health care facility, accessiibility and support from family and friend affect patient willingness to agree with back referral service. The study suggested to develop standard procedure for back referral and initiate back referral corner in hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Persepsi nyeri setiap individu tergantung pada faktor fisiologis dan psikososial. Pada
faktor fisiologis rangsangan nyeri dibawa ke serebra melalui tulang belakang, spino
talamik lateral, medula, pons dan mesensefalon, sehingga individu menyadari adanya
nyeri, lokasi, jenis dan intensitasnya. Sedangkan faktor psikososial antara lain
meliputi masa lalu, emosi, lingkungan dan budaya. Kedua faktor fisiologis dan
psikososial mengkontribusi terhadap persepsi nyeri seseorang (Berger & Williams,
1999). Nyeri yan timbul akibat adanya kelainan kaki klien diabetes mellitus atau
diabetic foot akibat gangguan pembuluh darah, gangguan syaraf infeksi dan stress
mekanik atau pemakaian alas kaki yang sempit sehingga mudah melukai kulit yang
dapat berubah menjadi gangren. Kelainan kaki diabetic ini merupakan salah satu
komplikasi diabetes yang sangat ditakuti, dan sampai saat ini masih kurang
diperhatikan (diabetes edukator, 1993). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui
persepsi nyeri klien dibetes melitus yang, mangalami gangguan tungkai. Penelitian ini
dilakukan di RSPAD Gatot Soebroto dengan jenis penelitian deskriptif tinjauan
sederhana Penelitian dilakukan terhadap 30 responden rawat jalan. Pengumpulan
data dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data demografi, rata-rata
skor persepsi nyeri positive dan negative pada klien diabetes yang mengalami gangguan
tungkai. Hasilnya mengatakan bahwa klien laki-laki yang, berusia lebih dari 60 tahun
dapat mentoleransi rasa nyeri. Hal ini terdapat juga dalam teori bahwa persepsi nyeri
dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, pengalaman nyeri dan pengetahuan Hal ini
dapat dibuktikan bahwa klien yang telah lama mengalami diabetes dengan ganguan
tungkai, usia yang telah dewasa, berpengetahuan dan berwawasan luas serta lebih
banyak pada klien laki-laki lebih bertoleransi terhadap nyeri"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5227
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mutia Anggun Sayekti
"Diabetes mellitus merupakan salah satu bentuk penyakit tidak menular dengan prevalensi yang terus meningkat di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Selain berdampak pada kualitas hidup individu dan keluarga, diabetes mellitus menjadi masalah kesehatan utama karena berdampak pada banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk perawatan kesehatan dan hilangnya produktivitas akibat penyakit.
Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian diabetes mellitus tipe 2 pada pekerja pria. Penelitian ini dilakukan di head office PT. X dengan melibatkan 64 pekerja pria sebagai responden dan dilakukan dari bulan Januari hingga Juni 2013. Variabel yang diteliti adalah umur, riwayat keluarga, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, asupan serat, berat badan berlebih, obesitas sentral, hipertensi, dislipidemia, durasi tidur, stres kerja, dan derajat merokok. Analisis yang digunakan adalah analisis bivariat dengan menggunakan uji chi square.
Hasil analisis menunjukkan variabel yang memiliki hubungan bermakna adalah umur, aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, berat badan berlebih, obesitas sentral, dan hipertensi.

Diabetes mellitus is one of non communicable diseases which its having continuously increasing prevalence in South East Asia, including Indonesia. Besides its influences in quality of life of people and their family, diabetes mellitus also causes loss of productivity and increases health care cost.
This study was aimed to know the relationship between risk factors and diabetes mellitus type 2 in male employees. There were 64 head office male employees involved in this study which was held in January until June 2013. Variables of this research were age, family history, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, fiber intake, overweight and obese, abdominal obesity, hypertension, dyslipidemia, sleep duration, work related stress, and degree of smoking.This research used bivariate analysis with chi squa re test.
The result of this study showed that age, physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, overweight and obese, abdominal obesity, and hypertension was significantly related to type 2 diabetes mellitus.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S47296
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iceu Dimas Kulsum
"ABSTRAK
Latar belakang : Prevalens diabetes melitus (DM) terus meningkat di negara
berkembang yang merupakan negara endemis tuberkulosis (TB). Diabetes melitus
meningkatkan risiko infeksi, hambatan konversi sputum dan kegagalan
pengobatan TB. Penelitian ini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi konversi sputum Basil Tahan Asam (BTA) mikroskopik pada
akhir bulan kedua pengobatan TB pada pasien TB paru kasus baru dengan DM.
Metode : Penelitian kohort retrospektif ini dilaksanakan di RSUP Perahabatan
terhadap pasien-pasien TB paru BTA positif kasus baru dengan DM yang berobat
pada periode Juli 2012 sampai Juni 2015. Hubungan faktor risiko dengan konversi
sputum BTA mikroskopik dianalisis dengan analisis bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian: Proporsi kegagalan konversi sputum BTA mikroskopik pada
pasien TB paru kasus baru dengan DM adalah 43,04%, sedangkan pada pasien
tanpa DM 22,75% (p<0,001, KI95% 0,11-0,30) dan risiko relatif (RR) kegagalan
konversi 1,89 kali lebih tinggi pada kelompok DM. Faktor risiko yang meningkat
bermakna pada pasien gagal konversi adalah kadar kepositifan sputum BTA
sebelum terapi (p=0,021), HbA1c (p=0,014), GDP (p=0,047), GD 2jam PP
(p=0,030) dan kavitas pada foto toraks (p=0,033) sedangkan albumin serum lebih
rendah bermakna (p=0,013). Analisis multivariat mendapatkan faktor risiko
terkuat untuk kegagalan konversi sputum adalah kadar albumin serum yang
rendah (p=0,046, aOR 0,464, KI95% 0,218-0,986), tingkat kepositifan sputum
BTA mikroskopik sebelum terapi yang tinggi (p=0,009, aOR 2,313, KI95%
1,230-4,349) dan kadar HbA1c yang tinggi (p=0,018, aOR 1,298, KI 95% 1,047-
1,610).
Kesimpulan: Tingkat kepositifan sputum BTA sebelum terapi yang tinggi, status
kontrol DM yang tidak baik, kavitas pada foto toraks dan kadar albumin serum
yang rendah meningkatkan risiko kegagalan konversi sputum BTA pada pasien
TB dengan DM.ABSTRACT
Background: The link of DM and TB is more prominent in developing countries
where TB is endemic and the burden of DM is increasing. Diabetes mellitus
increases the risk of TB infection, delayed sputum smear conversion and TB
treatment failure. This study would like to evaluate factors associated with
delayed sputum smear conversion in the end of two months of TB treatment in
new cases TB with DM patients in Persahabatan Hospital.
Methods: This retrospective cohort study was conducted in Persahabatan
Hospital, included all new cases TB with DM patients in the period from July
2012 - June 2015. All the risk factors performed bivariate and multivariate
analysis in association with sputum smear conversion in the end of two months of
TB treatment.
Results: The proportion of sputum smear conversion failure is higher in TB-DM
than non-DM patients (43,04 vs 22,75%) (p<0,001, CI95% 0,11-0,30) with the
relative risk (RR) for sputum conversion failure 1,89 higher in TB-DM patients.
Bivariate analysis resulted in significant higher of initial sputum smear level
(p=0,021), HbA1c (p=0,014), FBG (p=0,047), post prandial Blood Glucose
(p=0,030) and cavity at chest x-ray (p=0,033) and significant lower of serum
albumin (p=0,013) in non-conversion patients. Multivariate analysis resulted in
risk factors strongly associated with sputum conversion failure are low albumin
level (p=0,046, CI95% 0,218-0,986), high initial sputum smear level (p=0,009,
CI95% 1,230-4,349) and high HbA1c level (p=0,018, CI 95% 1,047-1,610).
Conclusions: Higher initial sputum smear level, uncontrolled diabetic status,
cavity at chest x-ray and lower albumin level associated with sputum smear
conversion failure in TB-DM patients.;Background: The link of DM and TB is more prominent in developing countries
where TB is endemic and the burden of DM is increasing. Diabetes mellitus
increases the risk of TB infection, delayed sputum smear conversion and TB
treatment failure. This study would like to evaluate factors associated with
delayed sputum smear conversion in the end of two months of TB treatment in
new cases TB with DM patients in Persahabatan Hospital.
Methods: This retrospective cohort study was conducted in Persahabatan
Hospital, included all new cases TB with DM patients in the period from July
2012 - June 2015. All the risk factors performed bivariate and multivariate
analysis in association with sputum smear conversion in the end of two months of
TB treatment.
Results: The proportion of sputum smear conversion failure is higher in TB-DM
than non-DM patients (43,04 vs 22,75%) (p<0,001, CI95% 0,11-0,30) with the
relative risk (RR) for sputum conversion failure 1,89 higher in TB-DM patients.
Bivariate analysis resulted in significant higher of initial sputum smear level
(p=0,021), HbA1c (p=0,014), FBG (p=0,047), post prandial Blood Glucose
(p=0,030) and cavity at chest x-ray (p=0,033) and significant lower of serum
albumin (p=0,013) in non-conversion patients. Multivariate analysis resulted in
risk factors strongly associated with sputum conversion failure are low albumin
level (p=0,046, CI95% 0,218-0,986), high initial sputum smear level (p=0,009,
CI95% 1,230-4,349) and high HbA1c level (p=0,018, CI 95% 1,047-1,610).
Conclusions: Higher initial sputum smear level, uncontrolled diabetic status,
cavity at chest x-ray and lower albumin level associated with sputum smear
conversion failure in TB-DM patients.;Background: The link of DM and TB is more prominent in developing countries
where TB is endemic and the burden of DM is increasing. Diabetes mellitus
increases the risk of TB infection, delayed sputum smear conversion and TB
treatment failure. This study would like to evaluate factors associated with
delayed sputum smear conversion in the end of two months of TB treatment in
new cases TB with DM patients in Persahabatan Hospital.
Methods: This retrospective cohort study was conducted in Persahabatan
Hospital, included all new cases TB with DM patients in the period from July
2012 - June 2015. All the risk factors performed bivariate and multivariate
analysis in association with sputum smear conversion in the end of two months of
TB treatment.
Results: The proportion of sputum smear conversion failure is higher in TB-DM
than non-DM patients (43,04 vs 22,75%) (p<0,001, CI95% 0,11-0,30) with the
relative risk (RR) for sputum conversion failure 1,89 higher in TB-DM patients.
Bivariate analysis resulted in significant higher of initial sputum smear level
(p=0,021), HbA1c (p=0,014), FBG (p=0,047), post prandial Blood Glucose
(p=0,030) and cavity at chest x-ray (p=0,033) and significant lower of serum
albumin (p=0,013) in non-conversion patients. Multivariate analysis resulted in
risk factors strongly associated with sputum conversion failure are low albumin
level (p=0,046, CI95% 0,218-0,986), high initial sputum smear level (p=0,009,
CI95% 1,230-4,349) and high HbA1c level (p=0,018, CI 95% 1,047-1,610).
Conclusions: Higher initial sputum smear level, uncontrolled diabetic status,
cavity at chest x-ray and lower albumin level associated with sputum smear
conversion failure in TB-DM patients.;Background: The link of DM and TB is more prominent in developing countries
where TB is endemic and the burden of DM is increasing. Diabetes mellitus
increases the risk of TB infection, delayed sputum smear conversion and TB
treatment failure. This study would like to evaluate factors associated with
delayed sputum smear conversion in the end of two months of TB treatment in
new cases TB with DM patients in Persahabatan Hospital.
Methods: This retrospective cohort study was conducted in Persahabatan
Hospital, included all new cases TB with DM patients in the period from July
2012 - June 2015. All the risk factors performed bivariate and multivariate
analysis in association with sputum smear conversion in the end of two months of
TB treatment.
Results: The proportion of sputum smear conversion failure is higher in TB-DM
than non-DM patients (43,04 vs 22,75%) (p<0,001, CI95% 0,11-0,30) with the
relative risk (RR) for sputum conversion failure 1,89 higher in TB-DM patients.
Bivariate analysis resulted in significant higher of initial sputum smear level
(p=0,021), HbA1c (p=0,014), FBG (p=0,047), post prandial Blood Glucose
(p=0,030) and cavity at chest x-ray (p=0,033) and significant lower of serum
albumin (p=0,013) in non-conversion patients. Multivariate analysis resulted in
risk factors strongly associated with sputum conversion failure are low albumin
level (p=0,046, CI95% 0,218-0,986), high initial sputum smear level (p=0,009,
CI95% 1,230-4,349) and high HbA1c level (p=0,018, CI 95% 1,047-1,610).
Conclusions: Higher initial sputum smear level, uncontrolled diabetic status,
cavity at chest x-ray and lower albumin level associated with sputum smear
conversion failure in TB-DM patients."
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
Sp-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>