Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86956 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Rumah sakit XYZ adalah rumah sakit umum tipe C yang terletak di kota
metropolitan Jakarta. Rumah sakit XYZ pada saat ini memerlukan sistem perencanaan
strategik yang dapat diandalkan. Untuk mendapatkan sistem perencanaan strategik yang
dapat diandalkan, dilakukan studi kemungkinan penerapan balanced scorecard sebagai
rerangka. Tahap perencanaan strategik merupakan tahap yang krusial dalam perencanaan
kegiatan masa depan perusahaan.
Pada pembuatan rancangan sistem perencanaan strategik dengan rerangka balanced
scorecard, pertama -tama ditentukan sasaran umum dari empat perspektif yaitu perspektif
finansial, customer, proses bisnis internal dan pembelajaran pertumbuhan. Setelah itu,
sasaran strategik tadi diterjemahkan menjadi sasaran-sasaran strategik pada masing-
masing perspektif. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pencapaian sasaran strategik
dirumuskan ukuran hasil . Selain itu, dirumuskan pula ukuran pemacu kerja, suatu ukuran
yang menyebabkan ukuran hasil tercapai. Ukuran-ukuran tadi dijadikan tolok ukur dan
evaluasi ketercapaian sasaran strategik.
Setelah dilakukan studi perancangan sistem perencanaan strategik dengan rerangka
balanced scorecard terlihat bahwa kinerja RS terlihat cukup baik hanya pada tiga
perspektif yaitu perspektif finansial, perspektif cusromer dan proses bisnis internal. Namun
pada pembelajaran dan pertumbuhan masih perlu banyak pembenahan yang perlu
dilakukan sehingga tingkat finacial return yang tercapai bisa terus dipertahankan. Untuk
menjadi perusahaan yang mencipta kekayaan, perlu keseriusan pihak manajemen
melakukan upaya optimal pada penciptaan sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas
dan komitmen."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49742
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dona Sri Lestari
"Industri Jasa Konstruksi Nasional lahir bersamaan dengan tindakan pemerintah Indonesia melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda menjadi Badan Usaha Miliki Negara (BUMN) pada tahun 1961. Akibat keterbatasan dana bagi pemerintah maupun swasta untuk membiayai proyek-proyek dengan anggaran dari dalam negeri, mengakibatkan hampir semua proyek-proyek besar didanai oleh pinjaman luar negeri. Oleh karena itu investor asing mulai masuk bersamaan dengan pinjaman luar negeri yang mengalir masuk ke dalam negeri. Berkat kerja keras dan usaha selama ini banyak kontraktor-kontraktor dalam negeri yang sudah mulai bersaing secara langsung dengan pesaingnya dari luar negeri.Banyak proyek-proyek besar baik dalam pembangunan gedung, sipil, maupun industri dengan kualitas yang tidak kalah baik dengan kontraktor asing yang sudah dihasilkan oleh kontraktor-kontraktor lokal. Bahkan mereka sudah berhasil meraih sertifikasi sistem mutu ISO 9000 series, yang dapat menjadi bekal dalam persaingan dimasa mendatang.
Menghadapi era perdagangan bebas atau Free Trade Area (AFTA) PT. Tarindo Utama dihadapkan oleh berbagai permasalahan diantaranya adalah apakah strategi yang diterapkan oleh PT. Tarindo Utama dapat memberikan dampak terhadap kinerja keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak dari strategi yang diterapkan oleh PT. Tarindo Utama terhadap empat aspek yaitu keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran.
Sehubungan dengan hal tersebut, perusahaan perlu melakukan pengukuran kinerja PT. Tarindo Utama dengan basis Balanced Scorecard meliputi pengukuran kinerja dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal dan pertumbuhan dan pembelajaran. Penelitian ini menggunakan model Survei Kepuasan Karyawan Minnesota (Wexley & Yuki, 1984:54). Populasi penelitian adalah seluruh karyawan PT. Tarindo Utama dari divisi sipil/perawatan gedung, waterproofing, dan interior yang berjumlah 31 orang dan seluruh pelanggan berjumlah 85 pelanggan. Pengambilan sample secara sensus sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner tertutup terhadap pelanggan. yang terdiri dari 5 aspek yaitu Tangibility, Realibility, Responsiveness, Assurance, Emphaty dan terhadap kepuasan karyawan yang terdiri dari 20 pertanyaan. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan SPSS versi 11.5. Untuk memperkuat hasil uji deskriptif-statistik dilakukan wawancara terhadap 6 key informants. Selain menggunakan pendekatan Balanced Scorecard, penelitian ini juga menggunakan teori Porter yaitu Lima Kekuatan Pasar (Five Forces) untuk memberikan informasi tambahan dengan menganalisis tingkat persaingan yang terjadi dalam industri tersebut. Hasil dari pengukuran dari Balanced Scorecard ini digunakan untuk merumuskan sasaran strategik serta menetapkan target dan inisiatif strategik yang akan diambil sehingga perusahaan mampu membuat perencanaan strategik yang tepat untuk melihat tantangan persaingan dalam industri jasa konstruksi sesuai dengan kondisi saat ini dan rasa depan.
Hasil Pengukuran kinerja dengan Balanced Scorecard diketahui bahwa perusahaan dilihat dari aspek pembelajaran dan pertumbuhan menunjukkan cukup baik, aspek proses bisnis internal cukup balk, aspek pelanggan baik, dan aspek keuangan baik. Namun demikian masih banyak usaha yang harus dilakukan oleh perusahaan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan merumuskan strategi yang tepat dengan lingkungan bisnis yang dihadapi di masa depan.
Untuk mengetahui dampak implementasi, perencanaan strategi untuk suatu perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis dapat menggunakan Balanced Scorecard. Metode ini dapat menggambarkan kinerja perusahaan saat ini sehingga perusahaan dapat membuat perencanaan strategik yang tepat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Zulfa
"ABSTRAK
Pada era pasar bebas, pengukuran kinerja merupakan salah satu faktor yang amat
penting bagi perusahaan. Pengukuran tersebut antara lain dapat dipergunakan untuk
menilai keberhasilan perusahaan. Selama ini, pengukuran kinerja hanya menitikberatkan
pada sisi keuangan dan mengorbankan aspek - aspek non keuangan.
Balanced scorecard merupakan suatu sistim manajemen strategik yang komprehensif
yang mampu memberikan kerangka yang jelas dan masuk akal bagi jajaran manajemen
dan seluruh personil perusahaan untuk menghasilkan kinerja keuangan melalui berbagai
kinerja non keuangan yaitu kinerja yang berasal dari perspektif pelanggan, proses bisnis
internal dan pembelajaran dan pertumbuhan. Disamping itu, balanced scorecard tidak
hanya mengukur hasil akhir (outcome) tetapi juga aktivitas penentu hasil akhir (driver).
Perusahaan perseroan ( Persero ) PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk ( TELKOM )
adalah salah satu BUMN di Indonesia yang menyelenggarakan jasa tel.ekomunikasi.
Diberlakukannya UU Telekomunikasi No. 36 tahun 1999 tentang pelaksanaan
liberalisasi sektor telekomunikasi di Indonesia telah mendorong TELKQM, sesuai
dengan visinya, untuk memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimiliki agar tetap
menjadi pemimpin di bidang industri jasa telekomunikasi. Untuk itu, TELKOM telah
membuat suatu program yang disebut Program T - 2001 yang merupakan rencana
strategis untuk mempersiapkan TELKOM menjadi operator berstandar kelas dunia atau
world class operator ( WCO ).
Program T - 2001 terdiri dari 10 indikator utama dan 63 indikator penunj ang yang
mencakup empat program utama yang meliputi aspek keuangan, pelanggan, proses
bisnis internal dan pembelajaran dan pertumbuhan.
Tulisan ini bertujuan untuk menganalisa Program T - 2001 TELKOM sebagai suatu
program balanced scorecard yang mencerminkan adanya hubungan sebab - akibat
diarttara indikator - indikator yang ada, mengidentifikasi iead dan lag indicators dan
saling keterkaitan diantara indikator - indikator tersebut.
Berdasarkan analisa yang dilakukan diketahui bahwa Program T - 2001 TELKOM
merupakan suatu kelompok indikator yang komprehensif tetapi belum sepenuhnya
dianggap sebagai suatu balanced scorecard karena tidak adanya hubungan sebab -
akibat yang merupakan syarat utama dari suatu balanced scorecard. Selain itu, Program
T - 2001 TELKOM belum mengidentifikasi indikator yang menjadi lead dan lag
indikator , tidak adanya saling keterkaitan antara satu indikator dengan indikator lainnya
dan tolok ukur yang dipilih sebagai indikator adalah tolok ukur yang merupakan
persyaratan untuk menjadi operator kelas dunia dan bukan merupakan sasaran strategik
perusahaan.
Untuk penerapan Program T - 2001 sebagi suatu penerapan balanced scorecard yang
dapat membantu manajemen untuk mengkomunikasikan, mengkoordinasi dan
mewujudkan berbagai sasaran strategik yang telah ditetapkan maka Program T - 2001
hams memasukkan hubungan sebab - akibat, menentukan lead dan lag indicators dan
keterkaitan dari berbagai perspektif Setiap sasaran strategik yang dipilih dalam
perspektif pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan
harus bermanfaat untuk mewujudkan sasaran strategik dari perspektif keuangan.
"
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Rosantini
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24741
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Iskandar
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41245
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anne Ramadhani
"Balanced Scorecard (BSC) merupakah salah satu metode untuk mengukur kinerja perusahaan. Tujuan dan pengukuran pada balanced scorecard diturunkan dari misi, visi dan strategi perusahaan yang diukur dari 4 perspektif yaitu: keuangan, customer, proses bisnis internal, serta pembelajaran dan pertumbuhan. Hasil keluaran dari rancangan balanced scorecard berupa sasaran strategik yang hendak diwujudkan oleh perusahaan serta penentuan tolok ukur yang berupa ukuran hasil dan ukuran pemacu kinerja.
Metode proses hirarki analitik digunakan untuk mengetahui prioritas inisiatif strategik yang hendak didahulukan untuk dilakukan oleh perusahaan berdasarkan rancangan balanced scorecard yang telah dbuat. Penilaian tingkat kepentingan dilakukan oleh para pembuat keputusan di perusahaan sebagai orang ahli dan berpengalaman di bidang kerjanya serta memiliki wewenang dalam pemilihan keputusan. Dengan mengkombinasikan dua hal antara balanced scorecard dengan proses hirarki analitik diharapkan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan performanya ke arah yang lebih baik."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S49746
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tutik Setywati
"Tenaga Listrik merupakan salah satu pilar dalam kehidupan manusia dan masyarakat modern, baik untuk menunjang pemenuhan kebutuhan pokoknya maupun dalam kegiatan sosial ekonominya. PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang selama ini merupakan perusahaan satu-satunya pemasok kebutuhan tenaga listrik untuk masyarakat di daerah DKI Jakarta Raya dan Tangerang. Oleh karena itu PT PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi DKJ Jakarta Raya dan Tangerang harus memiliki strategi yang matang dan sejalan dengan visi dan misi yang ditetapkan.
Balance Scorecard (BSC) merupakan salah satu sistem manajemen strategi yang menjabarkan visi dan misi perusahaan kedalam suatu bentuk tujuan dan tolak ukur. Tolak ukur dalam BSC terdiri dari 4 (empat) perspektif yaitu finansial, pelanggan, proses bisnis internal dan proses pembelajaran dan pertumbuhan. Sistem BSC ini dapat memberikan ukuran terhadap kinerja perusahaan. Untuk mendapatkan sistem BSC, perusahaan perlu membentuk visi dan misi yang memperlihatkan arah yang dituju oleh perusahaan dan dijabarkan dalam bentuk strategi sebagai penjabaran operasionalnya. Disamping itu juga perlu dibentuk suatu metriks sebagai suatu sistem tolak ukur performa yang berkaitan dengan visi, misi dan strategi dari perusahaan.
Metriks memuat penjabaran dari strategi, sasaran strategi yang dibuat oleh perusahaan dalam empat perspektif yang terkait dan tolak ukur yang digunakan untuk memperlihatkan kemajuan dan pencapaian visi dan misi perusahaan.
Dengan menggunakan sistem BSC, perusahaan dapat menetapkan ukuran-ukuran apa saja yang dapat diperhitungkan dalam menilai kinerja dan strategi yang diterapkan perusahaan pada tahun-tahun sebelumnya dan yang akan datang.

Electricity is one of the importance requirements for the people life and the modem people, it is for supporting primary requirement and also for supporting social economically activity. PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang is National Electrical Distribution Utility Company whose supply electricity for the people of DKI Jakarta Raya dan Tangerang area. Therefore PT.PLN (Persero) Unit Bisnis Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang has the good strategy in order to inline with Vision and Mission of Company.
Balance Score Card (BSC) is one of The Strategy Management Systems which used to implement Vision and Mission of The Company in the accountability form. BSC Accountability consist of 4 (four) perspectives such as Financial, Customer, Internal Business Processes and Learning and Growth. BSC System can also measure the company performance. In order to find BSC System, the company has to develop Vision and Mission which showing The target of The company and it's described in operational description strategy. Beside of that, it has to be performed in metric for measuring performance related with vision, mission and company strategy.
Metrics consist of the strategies description, the strategies target that developed by company in the four connecting perspectives and the reference which used to show advancement vision and mission of the company progress.
By using BSC system, the company can implement anything which is accountable in measuring the performance and strategy implementation of company in previously and the future.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T7423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang S. Wibowo
"Masalah yang ada di SU Radiologi RS Haji Jakarta adalah Pertama: Rendahnya jumlah pasien yang dilayani dibandingkan dengan ketersediaan alat dan SDM yang ada. Kedua: Rendahnya utilisasi peralatan dan kecepatan waktu pelayanan yang belum sesuai dengan target yang ditetapkan. Ketiga: Rendahnya jumlah pasien secara umum, khususnya pasien dari luar (20 %). Keempat: Adanya fluktuasi pendapatan dan rendah profit (hingga minus).
Penelitian ini dilaksanakan dengan desain penelitian jenis studi deskriptif analitik, yaitu menggunakan informasi deskriptif sebagai dasar pengambilan keputusan untuk langkah strategik. Penelitian ini bersifat studi khusus (spesifik) hanya untuk pemecahan masalah di SU Radiologi RS Haji Jakarta. Analisa data menggunakan reject rate film analysis, matrik EFE dan IFE, serta analisa SWOT.
Hasil penelitian menujukkan pengelolaan RS Haji semakin banyak perubahan dengan diswastakan oleh pemerintah, yaitu ditandai dengan penggunaan konsultan, pendekatan perencanaan jangka panjang dengan SWOT dan perubahan Misi dan Visi RS yang berubah dari statemen adanya pelayanan jamaah haji menuju rumah sakit umum dengan pelayanaan yang islami. Faktor pemasaran internal dan pemasaran eksternal kurang begitu berdampak terhadap jumlah pasien radiology. Hal ini ditandai dengan rendahnya pendapatan kotor dan pendapatan bersih radiology. Penentuan target netto dalam perencanaan belum seimbang dengan besarnya investasi alat.
Tingkat penolakan film selama bulan April hingga Juni 2002 menujukkan jumlah penolakan yang semakin meningkat hingga, tingkat penolakan pada bulan Juni sebesar 4 %. Faktor terbesar kegagalan foto disebabkan oleh pergerakan pasien, kesalahan posisi pemotretan serta pesawat radiology. Target perencanaan tahun 2002 untuk utilisasi alat rata-rata sebesar 36,95 % dari kapasitas maksimal alat dan target net income 10,92 % dari pendapatan bulanan.
Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini antara lain adalah: Masih belum optimalnya pendayagunaan sumber daya manusia dan sumber daya peralatan di SU Radiologi. Hal ini nampak jelas pada tingkat pendapatan bersih SU Radiologi yang rendah dan rendahnya tingkat utilisasi peralatan radiology, khsususnya untuk alat pemeriksaan khusus. Hasil analisa EFE dan IFE menujukkan keberadaan SU Radiologi mempunyai strategi yang baik untuk mengantisipasi faktor eksternal, namun belum optimal dalam memanfaatkan aspek internal. Perencanaan SU Radiologi untuk tahun 2003-2005 harus memberikan penekanan untuk prespektip People dan Process pada pendekatan balanced scorecard.

The Planning On the Department Of Radiology in Haji Hospital Jakarta on 2003 until 2005 with the Balanced Scorecard MethodThe problems on the department of radiology in Haji Hospital Jakarta are: First; the lower number of patients compare with the x-ray machines and human resources for radiographers and radiologist. Second: The lower of x-ray machine utilities and time service under target with establish the standard procedures. Third: The lower number of patients, especially from out patients (20%). Fourth: The fluctuation and lower of the net profit until minus on December 2001.
The research was done with research design of descriptive. The research using descriptive information for the decision making for strategic planning. This research is the kind of cases study only for solves the problems in department of radiology in Hajji Hospital Jakarta. The analysis of research using rejects rate film analysis, metric of evaluation factors external and evaluation factors internal, and SWOT analysis.
The result of the research appointing same kinds are the managing of Hajji Hospital any same changes because impact from privatization from government, this impact indicating with using consultant and using balanced scorecard for strategic planning, changes of mission and vision statement from "Jammah Hajji" services becoming general services and Islamic services, changes from east south Asia hospital class to international class.
The factor internal marketing and external, marketing do not have impact on number of radiological patient. This problems indicating with the lower of radiology income. The target on net profit radiology is not balanced with the number of machines infestation.
Degrees of reject rate film since April until June 2002 appointing any decrease of number film reject, and number reject on June 2002 until 4 %. The biggest factor film reject courses moving patient, false of patient position and x-ray machines. The planning target in 2002 years, that average utilities of radio logic machines 36,95 % from maximum capacity and target for net income 10,92 % from monthly income.
The conclusions of this research are: Still do not optimally of empowering of human ' resources and machine resources, especially special procedures radiology machine. The results of the metric of evaluation factors external and evaluation factors internal showing the radiological condition is good to anticipated external factors, but still do not optimal to empowerment from internal resources. The planning department radiology for 2003 until 2005 years has to stressing on people perspectives and process in balanced scorecard method."
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T10011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Fiantonius
"Pembahsan yang dilakukan dalam karya tulis ini terlebih dahulu menganalisis perusahaan dengan menggunakan analisis misi, visi, tata nilai perusahaan, analisis lingkungan (enviromental scanning), analisis SWOT, kemudian merancang Balanced scorecard. Dalam merancang Balanced scorecard yang dilakukan adalah menentukan Strategic objectives, kemudian membuat strategy map yaitu keterkaitan antar objectives didilanjutkan dengan menentukan ukuran (measurement). Untuk mencapai pengukuran yg telah ditentuakn dibuat rencana program kerja dan initiatives."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23806
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benedictus Kresna Mariwiharjanto
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
S26006
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>