Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rilyan Shela Handini
Abstrak :
Reformasi birokrasi dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik. Sejalan dengan itu Indonesia kembali mengembangkan sistem desentralisasi sehingga daerah dapat berinovasi sesuai kebutuhannya, tidak terkecuali Kota Surakarta. Dalam meningkatkan pelayanan, Pemkot Surakarta melaksanakan program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL. Berdasarkan kondisi tersebut, penelitian ini bertujuan menganalisis praktik kedua program tersebut di Surakarta menurut model Sound Governance. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivist dengan teknik pengumpulan data campuran. Teknik analisis data univarian dengan deskriptif-analitik pada variabel inovasi sektor publik. Hasil penelitian menunjukan bahwa menurut model sound governance, praktik program revitalisasi pasar tradisional dan penataan PKL, belum sepenuhnya memberikan kebermanfaatan kepada para pedagang. ......Bureaucratic reform is needed to improve the quality of public services. In line with those situation, Indonesia develop again the system of decentralization so that the region can innovate according to necessity, Surakarta is not exception. In improving services, the government of Surakarta implement revitalization of traditional market and management of street vendors. Based on these conditions, this research aims to analyze the programs in Surakarta. This research use positivist approach and mix of data collection technique. Data analysis techniques is univarian with descriptive-analytic variables public sector innovation. The result of this research show that according sound governance model, the practice of traditional markets revitalization and street vendor management innovation programme do not give benefits to traders.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53008
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Iqbal
Abstrak :
Kementerian keuangan adalah instansi pemerintah yang ditunjuk sebagai pilot project reformasi birokrasi. Pada tahun 2010 penerapan reformasi birokrasi di Kementerian Keuangan salah satunya diwujudkan dengan menerapkan Balanced Scorecard sebagai sistem manajemen kinerja instansi. Sistem ini pertama kali diterapkan pada level Depkeu-Wide pada tahun 2008. Namun penerapan secara menyeluruh hingga level pelaksana yaitu Depkeu-Five baru dimulai pada tahun 2011. Skripsi ini mencoba untuk membahas tentang operasionalisasi Balanced Scorecard pada level pelaksana atau Depkeu-Five di Kementerian Keuangan Republik Indonesia (Studi Kasus Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan). Penelitian ini menggunakan tiga dimensi dalam melihat operasionalisasi Balanced Scorecard yaitu dimensi communication & education program, linking the Balanced Scorecard into team & personal goals, dan reward system linkage. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dan menggunakan kuesioner sebagai instrumen penelitian kepada 74 responden. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa operasionalisasi yang dilakukan tidak optimal terutama dilihat dari analisis masing-masing dimensi. ...... The ministry of finance is a government institution designated as a pilot project of bureaucratic reform. In 2010 implementation bureaucratic reform in the Ministry of Finance, one of which is manifested by implementing the Balanced Scorecard as an agencies performance management systemm. This system was first implemented at the executive level MOF-Wide in 2008. But the overall implementation to the MOF-Five has just started in 2011. This thesis tries to discuss about the operationalization Balanced Scorecard at the executive level or MOF-Five in the Ministry of Finance, Republic of Indonesia (Case Studies Directorate General of Fiscal Balance). This study uses a three-dimensional to analyze the operationalization of the Balanced Scorecard which are dimensions of communication and education programs, linking the Balanced Scorecard into a team and personal goals, and reward system linkage. The research approach used is quantitative and questionnaire as a research instrument of the 74 respondents. The results of this study indicate that the operationalization is not optimal, especially from the analysis of each dimension.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47427
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andaya Putera Raharja
Abstrak :
Pemerintahan Kota Depok merupakan salah satu badan publik yang telah menunjuk PPID dalam rangka pelaksanaan UU KIP. Setelah munculnya PPID sejak 2011, ternyata masih ditemukan beberapa informasi yang belum dipublikasikan sesuai UU KIP dan banyaknya sengketa informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik terkait kewajiban badan publik di Pemerintahan Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik berdasarkan UU No.14 Tahun 2008 di Pemkot Depok belum menggunakan sumberdaya dan struktur birokrasi, disamping masalah dalam komunikasi kebijakan dan disposisi pelaksanaanya. Pelaksanaan UU tersebut juga terhambat pada proses penegakkan hukumnya. ...... The City Government of Depok is one of the public institution that has appointed PPID in the framework of the implementation of the KIP Act. After the emergence of the PPID since 2011, it still found some information that has not been published according to KIP Act and many of information dispute. This research aims to explain policy implementation of Act No 14 of 2008 about the openness of public information related to the public body responsibility in Depok City Governement. This research using a qualitative approach and it is a kind of descriptive research with data collection method in the form of deep interview, observation, and literature study. Policy implementation of the public openess information based on the Act No 14 Year 2008 in Depok City Government haven’t used resources and bureaucratic structure, beside policy communication matters and the disposition in practice. The implementation of the Act also hampered in the process of law enforcement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S47344
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andaya Putera R.
Abstrak :
Pemerintahan Kota Depok merupakan salah satu badan publik yang telah menunjuk PPID dalam rangka pelaksanaan UU KIP. Setelah munculnya PPID sejak 2011, ternyata masih ditemukan beberapa informasi yang belum dipublikasikan sesuai UU KIP dan banyaknya sengketa informasi. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan implementasi kebijakan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik terkait kewajiban badan publik di Pemerintahan Kota Depok. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan termasuk jenis penelitian deskriptif dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam, observasi, dan studi kepustakaan. Implementasi kebijakan keterbukaan informasi publik berdasarkan UU No.14 Tahun 2008 di Pemkot Depok belum menggunakan sumberdaya dan struktur birokrasi, disamping masalah dalam komunikasi kebijakan dan disposisi pelaksanaanya. Pelaksanaan UU tersebut juga terhambat pada proses penegakkan hukumnya. ...... The City Government of Depok is one of the public institution that has appointed PPID in the framework of the implementation of the KIP Act. After the emergence of the PPID since 2011, it still found some information that has not been published according to KIP Act and many of information dispute. This research aims to explain policy implementation of Act No 14 of 2008 about the openness of public information related to the public body responsibility in Depok City Governement. This research using a qualitative approach and it is a kind of descriptive research with data collection method in the form of deep interview, observation, and literature study. Policy implementation of the public openess information based on the Act No 14 Year 2008 in Depok City Government haven’t used resources and bureaucratic structure, beside policy communication matters and the disposition in practice. The implementation of the Act also hampered in the process of law enforcement.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Christa Thresia Zefanya Rut Vaalova
Abstrak :
Gerakan pemerintahan terbuka menjadi agenda global yang diterapkan oleh berbagai negara, termasuk Indonesia. Dalam rangka mewujudkan open government, pemerintah Indonesia melaksanakan kebijakan open data yang bertujuan untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pemerintah serta mewujudkan keterbukaan informasi. Akan tetapi, pelaksanaan kebijakan data terbuka menyebabkan sering terjadinya duplikasi data dan semakin beragamnya data yang dimiliki oleh pemerintah. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia membuat kebijakan Satu Data Indonesia yang mampu membenahi tata kelola data pemerintahan. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merupakan salah satu Provinsi yang sebelumnya pernah menerapkan kebijakan data terbuka, kini harus mengikuti aturan pemerintah pusat untuk melaksanakan kebijakan Satu Data Indonesia. Hal itu menyebabkan terjadinya perubahan pada tatanan kelembagaan open data dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melakukan penyesuaian kebijakan. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implikasi tatanan kelembagaan open data terhadap implementasi kebijakan Satu Data Indonesia pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori tatanan kelembagaan open data yang dikemukakan oleh Safarov tahun 2020 yang terdiri atas policy and strategy, legislative foundations, organizational arrangements, public support and awareness dan teori implementasi kebijakan yang dikemukakan oleh Grindle tahun 1980. Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan metode pengumpulan data berupa wawancara mendalam sebagai sumber data primer dan studi kepustakaan sebagai sumber data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tatanan kelembagaan open data berupa policy and strategy, legislative foundations, organizational arrangements, dan public support and awareness berperan penting terhadap pelaksanaan open data, namun belum semua unsur kelembagaan berfungsi dengan efektif dan perlu ditingkatkan. Keempat unsur kelembagaan tersebut berimplikasi terhadap pelaksanaan kebijakan Satu Data Indonesia pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Implikasi yang disebabkan oleh tatanan kelembagaan open data membuat Pemerintah Provinsi DKI Jakarta perlu meningkatkan tatanan kelembagaan organizational arrangement dan public support and awareness. Pada organizational arrangement, belum terlaksananya fungsi pengawasan dan lemahnya antara koordinasi lintas sektor pusat-daerah menyebabkan pelaksanaan kebijakan Satu Data Indonesia di Provinsi DKI Jakarta menjadi terhambat. Kemudian, pada support and awareness, rendahnya dukungan dan kesadaran publik perlu ditingkatkan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan melakukan sosialisasi dan berkolaborasi dengan sejumlah organsasi non-pemerintahan. ......The open government movement is a global agenda implemented by various countries, including Indonesia. To realize open government, the Indonesian government implements an open data policy to increase government transparency and accountability and embody the freedom of information. However, the implementation of open data policies causes frequent data duplication and the increasing variety of data owned by the government. Therefore, the Indonesian government has made a One Data Indonesia policy that can improve government data governance. The DKI Jakarta Provincial Government is one of the provinces that previously implemented an open data policy, and now they must follow the central government's rules to implement One Data Indonesia policy. This situation led to changes in the institutional arrangements of open data, and the DKI Jakarta Provincial Government made policy adjustments. This study aims to analyze the how institutional arrangement implicate the implementation of One Data Indonesia policy at the DKI Jakarta Provincial Government. The theory used in this study is the open data institutional arrangement proposed by Safarov in 2020 that consists of policy and strategies, legislative foundations, organizational arrangements, and public support and awareness. Besides that, this study also use policy implementation theory proposed by Grindle in 1980. This research uses a post-positivist approach with a data collection method in the form of in-depth interviews as a primary data source and literature studies as a secondary data source. The results showed that the open data institutional arrangements in the form of policy and strategy, legislative foundations, organizational arrangements, and public support and awareness play crucial role in the implementation of open data. However, not all institutional elements function effectively and need to be improved. The four institutional elements gave implications for One Data Indonesia policy implementation at the DKI Jakarta Provincial Government. The implications caused by the open data institutional arrangements make the DKI Jakarta Provincial Government need to improve the organizational arrangements and public support and awareness. In the organizational arrangements, the lack of supervisory functions and the weak coordination between central and regional sectors have hampered the implementation of Indonesia's One Data policy in DKI Jakarta Province. Then, in support and awareness, low public support and awareness need to be increased by the DKI Jakarta Provincial Government by socializing and collaborating with a number of non-governmental organizations.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Laras Ayu Nareswari
Abstrak :
Inovasi Aplikasi C-Access disebut sebagai inovasi layanan karena merupakan bentuk modifikasi dari gagasan sebelumnya, yaitu KRL Access. Penelitian ini menjelaskan hubungan antara karakteristik inovasi dengan keputusan adopsi inovasi layanan Aplikasi C-Access oleh pengguna KRL Jabodetabek. Penelitian ini adalah penelitian bivariat dengan menggunakan dua variabel yang terdapat dalam teori difusi inovasi oleh Rogers (2003), yaitu variabel karakteristik inovasi dan keputusan adopsi inovasi. Variabel karakteristik inovasi terbagi menjadi empat dimensi, yaitu relative advantage, compatibility, complexity, dan observability. Lalu variabel keputusan adopsi inovasi terbagi menjadi empat dimensi, yaitu continued adoption, later adoption, replacement discontinuance, dan disenchantment discontinuance. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data mixed methods, yaitu dengan memperoleh data kuantitatif dan kualitatif melalui survei dan wawancara. Survei dilakukan secara daring melalui platform Survey Monkey dengan menghasilkan sebanyak 103 responden. Selain itu, dilakukan juga wawancara dengan Tim Humas PT KCI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik inovasi berhubungan dengan keputusan adopsi inovasi layanan Aplikasi C-Access oleh pengguna KRL Jabodetabek, dengan tingkat kekuatan hubungannya adalah moderat (sedang). Kemudian, arah hubungan antara kedua variabel adalah positif atau searah. Hasil ini diperoleh melalui uji korelasi Somers’d. Penelitian ini juga menemukan novelty (kebaruan) yaitu dimensi baru dalam keputusan adopsi inovasi yang disebut sebagai discontinuance lainnya. Penelitian di masa depan disarankan untuk mengembangkan penemuan tersebut lebih lanjut. ......The C-Access Application Innovation is referred to as a service innovation because it is a modified form of the previous idea, namely KRL Access. This study describes the relationship between the characteristics of innovation and the decision to adopt the C-Access Application service innovation by Jabodetabek KRL users. This research is a bivariate study using two variables contained in the theory of innovation diffusion by Rogers (2003), namely the variable characteristics of innovation and innovation adoption decisions. The innovation characteristics variable is divided into four dimensions, namely relative advantage, compatibility, complexity, and observability. Then the innovation adoption decision variable is divided into four dimensions, namely continued adoption, later adoption, replacement discontinuance, and disenchantment discontinuance. This study uses mixed methods data collection techniques, namely by obtaining quantitative and qualitative data through surveys and interviews. The survey was conducted online through the Survey Monkey platform by producing 103 respondents. In addition, an interview was also conducted with the PT KCI Public Relations Team. The results show that the characteristics of innovation are related to the decision to adopt the C-Access Application service innovation by Jabodetabek KRL users, with a moderate level of relationship strength. Then, the direction of the relationship between the two variables is positive or unidirectional. These results were obtained through the Somers'd correlation test. This study also found novelty, which is a new dimension in innovation adoption decisions which is referred to as other discontinuance. Future research is suggested to further develop the findings.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Patricia Iswari Prasetya Wardhani
Abstrak :
Skripsi ini membahas tentang pelaksanaan pengawasan e-tendering oleh inspektorat Jenderal di Kementerian Pertanian. Upaya mewujudkan keadilan, transparansi dan pertanggungjawaban dalam rangka penyelenggaran pemerintahan yang baik (good governace), diperlukan pengawasan dalam pengadaan barang dan jasa. Layanan pengadaan secara elektronik (LPSE) yang digunakan saat ini salah satunya adalah e-tendering. Pengawasan dalam pengadaan barang dan jasa wajib dilakukan instansi pemerintah sebagai upaya penyelenggaraan pemerintahan yang baik atau good governance. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan tentang pelaksanaan pengawasan e-tendering oleh Inspektorat Jenderal di Kementerian Pertanian dilaksanakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan melakukan wawancara mendalam dengan informan yang berhubungan dengan pelaksanaan pengawasan e-tendering oleh inspektorat Jenderal di Kementerian Pertanian. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik analisis data kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pelaksanaan pengawasan e-tendering dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Di Kementerian Pertanian sudah cukup baik dalam mengatasi permasalahan yang timbul sesuai dengan standar pengawasan yang ditentukan. Hanya saja pengawasan baru akan dilakukan jika terdapat laporan masuk dari masyarakat mengenai penyelewangan dan bukan karena temuan dari Inspektorat Jenderal, sehingga peran pengawalan belum optimal. Faktor lain dari kurang optimalnya peran pengawasan Inspektorat Jenderal adalah rentang kendali yang luas; sumber daya manusia yang terbatas; serta biaya yang terbatas. Penanganan pengaduan masyarakat juga telah dilakukan dengan baik, hanya saja terdapat beberapa hal yang masih memerlukan penyempurnaan, diantarannya penertiban pencatatan pengaduan yang masuk dan yang telah ditindaklanjuti, sehingga laporan tidak tercampur aduk dan terpilah mana yang sudah ditindaklanjuti dan mana yang belum. ......This thesis discusses about the implementation of e-tender supervision by the inspectorate general at the Ministry of Agriculture. Efforts to realize justice, are approved and accounted for in the framework of holding good governance, supervision is needed in the procurement of goods and services. The electronic procurement service (LPSE) used now is e-tendering. Supervision in the procurement of goods and services must be carried out by the government for good government and government assistance. The aim of this research is to describe the implementation of e-tendering supervision by the Inspector General in the Ministry of Agriculture. The method used in this research conduct the in-depth interviews with informants related to the informants relating to the implementation of e-tender supervision by the inspector general at the Ministry of Agriculture. This research uses the qualitative approach with the technical analysis of qualitative data. The result of this research is showing that the implementation. The results of this research indicate that the implementation of e-tendering supervision carried out by the Inspectorate General at the Ministry of Agriculture is quite good in overcoming problems that arise in accordance with the specified supervision standards. But new supervision will be carried out if there are reports from the public regarding fraud and not because of findings from the Inspectorate General, so the supervision role is not optimal. Another factor from the less than optimal role of the Inspectorate General is the wide range of controls; limited human resources; and limited costs. Handling public complaints has also been done well, except that there are a number of things that still need improvement, such as controlling the recording of complaints that have been followed up and followed up, so that reports are not mixed and which ones have been followed up and which have not.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Ristiani
Abstrak :
Program Desa Wisata merupakan salah satu upaya pengembangan pariwisata yang mendorong partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Pelaksanaan Program Desa Wisata di Jatijajar tidak terlepas dari peran serta masyarakat. Namun demikian, partisipasi masyarakat dalam program desa wisata tersebut hanya terbatas pada pengelola Dewajati dan masyarakat pemegang saham. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan menggambarkan tingkat partisipasi masyarakat dalam Pelaksanaan program Desa Wisata di Jatijajar. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah tangga partisipasi masyarakat oleh Arnstein yang dikembangkan oleh Muluk (2007). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini yaitu pendekatan kuantitatif dengan pengumpulan data melalui kuesioner, wawancara, dan studi literatur. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat cenderung berada pada kategori delegasi (kuat) dimana pemerintah memyerahkan sebagaian kewenanganya terkait pelaksanaan Desa Wisata Jatijajar kepada Pengelola Dewajati yang yang di dalamnya terdiri dari unsur-unsur organisasi masyarakat seperti, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), Karang Taruna, Forum Kesenian dan sebagainya.  Meskipun demikian, partisipasi masyarakat masih terbatas pada mereka yang terlibat dalam struktur pengelola desa wisata dan penanam saham sehingga perlu langkah-langkah konkret yang inklusif dan merata diperlukan untuk meningkatkan pemerataan partisipasi masyarakat. ......The Tourism Village Program is one of the tourism development  to encourage community participation and empowerment. The implementation of the Tourism Village Program in Jatijajar cannot be separated from community participation. However, community participation in the tourism village program is only limited to Dewajati managers and community shareholders. Therefore, this research aims to measure the level of community participation in implementing the Tourism Village program in Jatijajar. The theory used in this research is Arnstein's community participation ladder which was developed by Muluk (2007). The approach used in this research is a quantitative approach by collecting data through questionnaires, interviews and literature studies. The results of the research show that community participation tends to be in the delegation (strong) category where the government hands over part of its authority regarding the implementation of the Jatijajar Tourism Village to the Dewajati Management which consists of elements of community organizations such as the Tourism Awareness Group (Pokdarwis), Karang Taruna, Forum Arts and so on. However, community participation is still limited to their involvement in the tourism village management structure and shareholding, so inclusive and equitable concrete steps are needed to increase the distribution of community participation.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devira Azzahra
Abstrak :
Aplikasi TIJE merupakan aplikasi yang dikembangkan oleh PT. Transportasi Jakarta yang diharapkan dapat memberikan kemudahan dalam menggunakan layanan Transjakarta melalui fitur-fitur yang dimilikinya. Namun dalam pelaksanaannya, masih banyak masyarakat yang mengalami kendala saat menggunakan aplikasi tersebut. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas pelayanan elektronik yang diberikan melalui aplikasi TIJE. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuantitatif melalui metode survei. Survei dilakukan secara daring dan diberikan kepada 96 responden. Selain metode pengumpulan data kuantitatif, metode pengumpulan data kualitatif juga dilakukan melalui wawancara dan studi literatur yang kemudian digunakan sebagai data pendukung. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan elektronik pada aplikasi TIJE tergolong berkualitas tinggi. Hal ini juga didukung dari seluruh dimensi pengukuran yang juga mendapat penilaian berkualitas tinggi dari pengguna aplikasi. ......The TIJE application is an application developed by PT. Jakarta Transportation which is expected to provide convenience in using Transjakarta services through its features. However, in practice, there are still many people who experience problems when using the application. Therefore, this study aims to analyze the quality of electronic services provided through the TIJE application. This study uses a quantitative approach with quantitative data collection techniques through survey methods. The survey was conducted online and was given to 96 respondents. In addition to quantitative data collection methods, qualitative data collection methods are also carried out through interviews and literature studies which are then used as supporting data. The results of this study indicate that the quality of electronic services in the TIJE application is classified as high quality. This is also supported by all measurement dimensions which also receive high-quality ratings from application users.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salsa Marshanda Fatimah
Abstrak :
Evolusi digital pada publik sektor berubah dari penggunaan teknologi yang diperuntukan untuk digitalisasi menjadi pengembangan e-government dalam mentransformasikan internal organisasi hingga hubungan eksternal serta secara progresif mengkontekstualisasikan upaya transformasi e-government ke dalam kebijakan yang spesifik. Salah satu upaya yang dapat dilakukan Kemenkeu dalam menyokong e-government ialah penerapan Office Automation. Pelaksanaan Office Automation pada Kemenkeu dapat dilihat melalui implementasi Aplikasi Satu Kemenkeu yang merupakan buah dari perwujudan konsep budaya kerja Kemenkeu Satu. Satu Kemenkeu merupakan aplikasi sistem informasi yang telah terintegrasi untuk mendukung kegiatan pegawai menjadi lebih efektif. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan pengaruh Office Automation terhadap Knowledge Sharing Behaviour pada Aplikasi Satu Kemenkeu di lingkungan Kementerian Keuangan. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif dengan teknik pengumpulan data kuantitatif melalui kuesioner. Adapun responden penelitian ialah pegawai Setjen Kemenkeu sebanyak 99 pegawai. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara deskriptif dengan menguji hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh Office Automation terhadap Knowledge Sharing Behaviour yang signifikan karena sejatinya Office Automation selaku faktor teknologi yang dapat memengaruhi Knowledge Sharing Behaviour. Namun, masih banyak faktor lain yang juga memengaruhi Knowledge Sharing Behaviour. Faktor-faktor lain yang memengaruhi termasuk di antaranya faktor individu, organisasi, dan teknologi. ......The digital evolution in the public sector changes from the use of technology intended for digitization to the development of e-government in transforming internal organizations to external relations and progressively contextualizing e-government transformation efforts into specific policies (Janowski, 2015). One of the efforts that can be made by the Ministry of Finance in supporting e-government is the implementation of Office Automation. The implementation of Office Automation in the Ministry of Finance can be seen through the implementation of the Satu Kemenkeu Application, which is the outcome of the realization of the concept of the Satu Kemenkeu work culture. Satu Kemenkeu is an information system application that has been integrated to support employee activities to be more effective (Ministry of Finance, 2023). This study aims to explain the effect of Office Automation on Knowledge Sharing Behaviour on the One Kemenkeu Application within the Ministry of Finance. This research approach is quantitative with quantitative data collection techniques through questionnaires. The research respondents were employees of the General Secretariat of the Ministry of Finance as 99 employees. The data obtained were then analyzed descriptively by testing the hypothesis using simple linear regression analysis. The results showed that there was a significant influence of Office Automation on Knowledge Sharing Behaviour, because in fact Office Automation as a technological factor that can affect Knowledge Sharing Behavior. However, there are still many other factors that also affect Knowledge Sharing Behaviour. Other influencing factors include individual, organizational, and technological factors.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>