Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chika Marsena
Abstrak :
Pembelajaran jarak jauh yang dijalani oleh mahasiswa selama pandemi COVID-19 menyebabkan terhambatnya perkembangan social skills individu. Penelitian terdahulu oleh Jones dan Hansen (2015) menyatakan bahwa social skills dalam berinteraksi dapat dilakukan dengan adanya kesadaran atau mindfulness individu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara mindfulness dan social skills pada mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan sampel mahasiswa Perguruan Tinggi di Indonesia yang telah melaksanakan kembali pembelajaran offline atau hybrid (N= 108). Mindfulness diukur secara unidimensional dengan alat ukur Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) oleh Brown dan Ryan (2003) yang telah diujicobakan pada sampel mahasiswa oleh Yusainy (2019). Social Skills diukur secara multidimensional dengan alat ukur Social Skills Inventory (SSI) oleh Riggio (2014) yang telah diadaptasi ke dalam Bahasa Indonesia oleh Pramusita (2014). Teknik analisis yang digunakan yakni Spearman Rank Correlation dikarenakan data yang tidak terdistribusi normal. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mindfulness (M= 57.63, SD= 11.628) dan social skills (M= 91.67, SD=9.524) tidak memiliki hubungan yang signifikan rs(106) = .116, p > 0.05, two-tailed. Meskipun demikian mindfulness memiliki hubungan yang bervariatif dengan masing-masing dimensi social skills. Mindfulness ditemukan memiliki hubungan positif yang signifikan dengan emotional sensitivity dan social control, serta memiliki korelasi negatif yang signifikan dengan social sensitivity. Sementara itu, tidak terdapat hubungan antara mindfulness dengan emotional expressiveness, emotional control, dan social expressiveness. Implikasi dari penelitian ini yakni sebagai sumber masukan untuk peningkatan mindfulness dan setiap dimensi social skills mengacu pada hubungan yang dimiliki. ......Distance learning during the COVID-19 pandemic has hampered the development of undergraduate students’ social skills. Previous research by Jones and Hansen (2015) stated that social skills in social interaction can be supported by one’s awareness or so-called mindfulness. This study aims to see whether there is a relationship between mindfulness and social skills in Indonesian undergraduate students in the post-COVID-19 period. This study used a quantitative method with a sample of Indonesian undergraduate students who have returned to offline or hybrid learning (N=108). Mindfulness was measured unidimensionally with Mindful Attention Awareness Scale (MAAS) by Brown and Ryan (2003) which has been tested on students’ samples by Yusaniy (2019). Social Skills were measured multidimensionally with Social Skills Inventory (SSI) by Riggio (2014) which has been adapted to Indonesian by Pramusita (2014). Spearman Rank Correlation was used to perform data analysis because the data distribution was not normal. The results show that mindfulness (M= 57.63, SD= 11.628) is not related to social skills (M= 91.67, SD=9.524), rs(106) = .116, p > 0.05, two-tailed. Nonetheless, mindfulness and each dimension of social skills appear to have different correlations. Mindfulness was found to have positive correlations with emotional sensitivity and social control, and having negative correlation with social sensitivity. Meanwhile, there is no relationship between mindfulness and emotional expressiveness, emotional control, and social expressiveness. However, this study could be used as a source of knowledge for the enhancement of mindfulness and social skills dimensions based on each correlation.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Meizvira
Abstrak :
Studi ini menggunakan program social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial pada anak perempuan usia 9 tahun dengan perilaku menarik diri (social withdrawal). Melalui program ini, anak dilatih untuk menguasai keterampilan sosial yang diharapkan dikuasai oleh anak 9 tahun. Keterampilan sosial tersebut diukur dengan menggunakan skala perilaku adaptif Vineland (ranah sosialisasi) dan perilaku dalam keterampilan sosial yang didasarkan pada teori Kolb dan Hanley-Maxwell serta teori Elliott dan Busse. Studi ini menggunakan desain before-after atau pre-test post-test dengan partisipan tunggal. Hasil dari pelaksanaan social skills training menunjukkan adanya peningkatan skor pada skala perilaku adaptif Vineland dan partisipan mampu menguasai perilaku dalam keterampilan sosial yang didasarkan pada teori Kolb dan Hanley-Maxwell serta teori Elliott dan Busse. Hasil ini menunjukkan bahwa social skills training efektif dalam meningkatkan keterampilan sosial pada anak middle childhood dengan perilaku menarik diri (social withdrawal). ......This study uses social skills training program to improve social skills in 9 years old girl with social withdrawal. Through this program, children are trained to master social skills expected to be mastered by 9 years old children. Social skills are measured with Vineland adaptive scale (socialization aspect) and behaviors check list based on Kolb and Hanley-Maxwell and Elliott and Busse. This study uses before-after design or pre-test post test design with single case study. The result of social skills training program shows improvement in Vineland adaptive scale socialization scores, and participant can master some behavior needed in social skills based on Kolb and Hanley-Maxwell and Elliott and Busse. So we can conclude that social skills trainingsare effective for improving social skills in middle childhood children with social withdrawal.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42001
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sera Revalina
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tentang hubungan antara parenting, religiusitas dan social skills pada remaja serta untuk mengetahui apakah religiusitas dapat berperan sebagai variabel mediator (perantara) antara parenting dan social skills. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Structural Equation Modeling (SEM) menggunakan software LISREL 8.70 untuk mengukur dan menguji hubungan di antara ketiga variabel tersebut. Hasil studi ini menyimpulkan bahwa variabel parenting tidak mempunyai hubungan dengan social skills pada sampel penelitian ini. Variabel Religiusitas, mempunyai hubungan dengan social skills pada sampel ini. Sedangkan variabel parenting mempunyai hubungan signifikan dengan religiusitas remaja. Temuan lain dari hasil penelitian ini adalah religiusitas dapat dijadikan mediator untuk menguatkan hubungan antara parenting dan social skills pada remaja. ......This study is intended to investigate the correlation between parenting, religiousity and social skills in adolescence, also to investigate whether religiousity play a significant role as a mediating variable between parenting and social skills. The research methode that used to investigate that relationship is Structural Equation Modeling (SEM) using LISREL 8.70 software to measure and asses the correlation between the three variables mentioned. The result of the study shows that parenting has no significant correlation with social skills. Religiousity has positive correlation with social skills in this sample. Whereas, parenting has a positive correlation toward the religiousity of adolescence. Another result of this study shows that religiousity can be a mediator to strengthen the correlation between parenting and social skills in adolescence.
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Cynthia Tanujaya K
Abstrak :
Penelitian ini difokuskan untuk meneliti penerapan SST dalam meningkatkan keterampilan sosial pada remaja yang mengalami autism spectrum disorder (ASD). Penelitian ini merupakan penelitian single-case dengan menggunakan teknik pre and post within subject design. Partisipan adalah remaja berusia 14 tahun yang telah didiagnosa mengalami ASD dan mengalami kesulitan dalam interaksi sosial di sekolah. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi melalui observasi, wawancara, dan penggunaan kuesioner Autism Social Skills Profile (ASSP). Sebelum program intervensi diberikan, partisipan tidak mampu membedakan kalimat sindiran dan pujian, merespon dengan ekspresi netral saat teman bercerita, tidak berani mengutarakan pendapat, dan tidak mampu menolak permintaan teman. Penelitian ini menunjukkan bahwa SST mampu meningkatkan keterampilan sosial remaja yang mengalami ASD. Partisipan mampu lebih mengobservasi petunjuk-petunjuk yang membedakan kalimat sindiran dan pujian, merespon dengan kalimat empatik, berani mengutarakan pendapat di antara teman-teman dekat, dan mampu menolak permintaan teman. ......This study examined the application of SST in order to enhance social skills in an adolescent with autism spectrum disorder (ASD). The research was conducted using single-case experimental design with pre and post within subject design. The participant of the study was a fourteen-year-old student who had been diagnosed with autism spectrum disorder and had difficulties in social interactions in school. Measurements were taken before and after the intervention program through interviews, observation, and autism social skills profile (ASSP) questionnaire. Before interventions were conducted, the participant was unable to differentiate between sarcasm and compliment, responding to others? emotions with neutral facial expression, couldn't express her feelings, and couldn't say 'no' to friends? invitation or order. The results of this study indicate that SST could enhance social skills in an adolescent with autism spectrum disorder (ASD). The participant became more aware of social clues that indicated sarcasm or compliment, responding to others? stories with empathic statements, able to express her feelings to close friends, and able to say ?no? to friends? invitation or order.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42346
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Mila Yunianti Guritno
Abstrak :
Social withdrawal pada anak merupakan faktor risiko dari gangguan psikologis, seperti kecemasan dan depresi. Anak dengan social withdrawal perlu memelajari cara membina relasi positif dengan orang lain.Tesis ini memiliki desain penelitian single casedan menerapkan bentuk intervensi social skills training (SST) untuk meningkatkan keterampilan sosial yang nantinya dapat berkontribusi terhadap kompetensi sosial anak secara umum. Partisipan penelitian adalah anak perempuan berusia sembilan tahun dengan karakteristik social withdrawal tipe conflicted shyness. Sesi terapi dilakukan sebanyak dua belas kali selama lebih kurang 60 - 90 menit setiap sesinya. Hasil dari terapi ini adalah SST efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Perubahan terlihat dari dua keterampilan sosial yang sudah baik, yaitu keterampilan melakukan percakapan dan bekerja sama. Selain itu, anak juga sudah baik dalam mengenali emosi orang lain, meminta sesuatu, mengatakan tidak, dan menentukan masalah. Anak juga mengalami penurunan, terutama pada skala withdrawn dan social problems dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL). ......Social withdrawal among children is a risk factor steming from psychological problems such as anxiety and depression. A child that shows social withdrawal must learn to develop positive relationships with others. This thesis uses a single case research design and applies the social skills training (SST) intervention method in order to enhance social skills that will contribute to the general competence of the child. The research participant is an nine-year old girl having social withdrawal of the conflicted shyness type. Therapy is conducted through 12, 60-90 minute sessions. The results of this therapy is an effective SST to increase the child?s social skills. Change can be seen from two improved social skills: conversation and cooperation. Furthermore, the child has shown improvement in recognizing other people?s emotions, requesting something, saying ?no,? and identifying problems. The child also experienced reduced scores, particularly on the withdrawn and social problems scale from the Child Behaviour Checklist (CBCL).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
T32606
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lowndes, Leil
London: Element, 2014
302.2 LOW h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Theodora Natalia Kusumadewi
Abstrak :
Banyak penelitian di seluruh dunia mengenai penggunaan internet memfokuskan pada topik penggunaan internet game online, setelah dilaporkan banyak pemain internet game online (gamer) secara mengkhawatirkan menjadi sangat menggemari (ke arah kecanduan) dan juga menunjukkan perilaku anti sosial selama bermain, termasuk melanggar peraturan dan menghindari tanggungjawab sosial (Loton, 2007). Tujuan dari penelitian ini sendiri adalah mencari hubungan antara kecanduan terhadap internet game online dengan keterampilan sosial pada 187 remaja (77,5% laki-laki) dengan rata-rata usia partisipan penelitian: 16,7. Seluruh partisipan telah melengkapi skala Internet Addiction Disorder (IAD) milik Ivan Goldberg dan skala Social Skills Inventory (SSI) milik Ronald Riggio, yang keduanya telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia. Penelitian ini membuktikan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kecanduan internet game online dan keterampilan sosial pada remaja dengan korelasi sebesar r=-.216**, signifikan pada l.o.s 0.01. Selain itu, ditemukan pula hubungan yang signifikan antara kecanduan internet game online dengan faktor usia dan dengan dua domain dari keterampilan sosial, antara lain, Emotional Sensitivity (ES) dan Social Expressivity (SE). Researches around the world about internet using have focused to the topic after reports of gamers becoming alarmingly preoccupied (lead to addiction) with internet game online dan shows anti social behavior to support play, including breaking rules and neglecting social responsibilities (Loton, 2007). The aim of this study was to find a relationship between internet game online addiction and social skills among 187 adolescents (77,5% are male), with mean age: 16.7. All participants completed two scales: Internet Addiction Disorder (IAD) by Ivan Goldberg and Social Skills Inventory (SSI) by Ronald Riggio, both were adopted to Indonesian language. This study reveals a significant association betweeen addiction and social skills in adolescents whose addicted to internet game online, with correlation r=-.216**, significant in l.o.s. 0.01. It is also found a significant relation among internet game online addiction to age factor and two social skills domains, are Emotional Sensitivity (ES) and Social Expressivity (SE).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yulita Patricia Semet
Abstrak :
Perilaku agresif pada anak merupakan faktor resiko terjadinya penolakan dari teman sebaya yang dapat menurunkan motivasi dan prestasi belajar anak di sekolah. Anak dengan perilaku agresif kurang mampu menyelesaikan masalah dengan orang lain secara positif, sehingga hubungan sosialnya pun terganggu. Tesis ini menerapkan social skills training (SST) dengan single-case design untuk meningkatkan keterampilan emosional dan sosial anak. Partisipan penelitian adalah anak perempuan usia 5 tahun 7 bulan dengan perilaku agresif. Terapi diberikan sebanyak delapan sesi yang masing-masing berlangsung kurang lebih 30-40 menit. Sesi terapi dilaksanakan dua hari sekali. Hasilnya adalah SST tidak efektif untuk meningkatkan keterampilan sosial anak. Setelah diberi SST, perilaku agresif anak masih bertahan dan skornya dalam skala aggressive behavior dari alat ukur Child Behavior Checklist (CBCL) tetap berada dalam rentang yang membutuhkan perhatian klinis. ......Child aggressive behavior is a risk factor in peer rejection that can lower child's motivation and academic achievement at school. Children with aggressive behavior are less capable in solving problem positively, hence disturbed relationship with others. This thesis applies social skills training (SST) with single-case design to increase child’s emotional and social skills. Subject is 5 years 7 months old girl with aggressive behavior. Eight sessions of therapy were conducted with 30-40 minutes in each session, held once in every two days. The result was SST ineffective to increase subject’s social skill. Subject’s aggressive behavior persists after SST and her score in aggressive behavior scale from Child Behavior Checklist (CBCL) remains in clinical range.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T39326
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kanya Lindianindita
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat efektivitas dari penerapan strategi structured learning untuk meningkatkan ketrampilan menampilkan posisi tubuh yang pantas saat melakukan percakapan pada A, seorang remaja laki-laki berusia 14 tahun 4 bulan dengan gangguan pervasive developmental disorder-not otherwise specified (PDD-NOS). Strategi structured learning ini mengacu pada program yang dikembangkan oleh Baker (2004) untuk melatih ketrampilan sosial pada anak dengan gangguan pervasive developmental disorder. Strategi structured learning terdiri dari empat tahap, yaitu psikoedukasi, modeling, roleplay, dan latihan pada setting natural. Keempat tahapan tersebut berfungsi untuk menanggulangi kesulitan-kesulitan anak atau remaja dengan gangguan pervasive developmental disorder, seperti kurangnya pengetahuan mengenai norma sosial dan keterampilan sosial dalam situasi sehari-hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan pada ketrampilan menampilkan posisi tubuh yang pantas saat melakukan percakapan pada A. Peningkatan ketrampilan tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan pada durasi mempertahankan kontak mata dan penurunan frekuensi berjalan-jalan saat sedang melakukan percakapan. ......The aim of this research is to see how effective structured learning strategy are to increase appropriate body positioning skills during conversations for A; 14 year 4 months old adolescent with pervasive developmental disorder-not otherwise specified. These structured learning strategy refer to programs developed by Baker (2004) to train social skills for children with pervasive developmental disorder. Structured Learning strategy consist of four stages; psychoeducation, modelling, roleplay, and practice in natural settings. These four stages are designed to tackle the difficulties children or adolescent with pervasive developmental disorder, such as the lack of understanding of social norms and social skills in day to day life. The result of this research shows increase in social skills, specifically appropriate body positioning skills during conversations for adolescent with PDD-NOS. The increase in the aforementioned skills are evident through the increase of eye conact duration and the decrease in frequency of restless walking during conversations.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T46598
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>