Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Rohmanti Handari
Abstrak :
ABSTRAK
Pengolahan makanan merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah menengah kejuruan bidang pariwisata program usaha perhotelan. Pengolahan makanan adalah mata pelajaran mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan dapur, mulai pengenalan peralatan, bahan makanan, pemrosesan makanan sampai penyajian di depan tamu. Pelajaran ini terbagi atas dua kegiatan yaitu belajar secara teori dan secara praktik. Diharapkan lulusan program ini dapat langsung memasuki dunia keija atau mengembangkan iimunya dengan berwiraswasta. Dalam GBPP & Pedoman Pelaksanaan Kurikulum SMK edisi 1999, ditetapkan bahwa paket keahlian yang diuji pada akhir pendidikan adalah pelajaran kantor depan hotel dan tata graha. Pelajaran pengolahan makanan tidak diikutsertakan dalam ujian akhir. Hal ini mungkin mempenganihi minat siswa terhadap pelajaran pengolahan makanan.

Mencapai prestasi atau kualitas belajar tergantung pada bagaimana siswa mengarahkan tingkah lakunya saat belajar atau disebut self regulated learning. Untuk dapat belajar secara efektif, siswa perlu mempunyai kemauan dan kemampuan dalam menggunakan berbagai strategi. Zimmerman dan Martinez Pons (1989) mengkategorikan empat belas strategi self regulated learning.

Biasanya siswa berprestasi aktif bila ia berminat pada pelajaran, karena minat merupakan sumber motivasi bagi individu untuk melakukan suatu kegiatan, termasuk berminat terhadap pelajaran pengolahan makanan. Bila siswa berminat pada pelajaran pengolahan makanan, maka ia akan termotivasi dan itu dapat dijadikan sebagai kunci dalam proses belajar. Karena itu penulis meneliti adakah minat siswa terhadap pelajaran pengolahan makanan, minat dan penggunaan strategi selfregulated learning yang diduga memiliki hubungan yang bermakna.

Subyck dalam penelitian ini adalah siswa-siswa kelas 1, 2 dan 3 SMK (SMIP) Windian Nugraha Bogor sebanyak 56 orang. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah wawancara, kuesioner strategi self regulated learning dan kuesioner minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dengan skala model Likert. Pengujian reliabilitas masing-masing kuesioner menggunakan koefisien alpha dari Cronbach. Untuk melihat hubungan antara minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dan strategi self regulated learning digunakan Pearson's Product Moment Correlation dan penghitungannya menggunakan SPSS versi 10.00 for windows. Hasil perhitungan menunjukkan ada korelasi yang sangat signifikan. Disimpulkan ada hubungan yang positif antara minat terhadap pelajaran pengolahan makanan dan strategi self regulated learning. Makin tinggi minat siswa terhadap pelajaran tersebut maka makin sering siswa menggunakan strategi self regulated learning.

Saran untuk penelitian selanjutnya antara lain adalah menggunakan sampel penelitian dari beberapa sekolah menengah kejuruan bidang pariwisata program usaha perhotelan untuk menghindari adanya jawaban bias karena peneliti adalah guru pada pelajaran tersebut.
2001
S2999
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Riffandi Pratiwi
Abstrak :
Penggunaan smartphone meningkat secara progresif pada usia remaja, sehingga berisiko menimbulkan kecanduan. Kecanduan smartphone menyebabkan individu kehilangan kemampuan mengontrol waktu penggunaan smartphone, sehingga menyita banyak waktu termasuk pada waktu sebelum tidur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas tidur pada siswa Sekolah Menengah Kejuruan. Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional ini melibatkan 241 siswa SMKN di Serang yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Kecanduan smartphone diukur dengan kuesioner Smartphone Addiction Scale-Short Version dan kualitas tidur dengan kuisioner Pittsburgh Sleep Quality Index. Rata-rata skor kecanduan smartphone yaitu 36,57 dan rata-rata skor kualitas tidur yaitu 6. Hasil uji Spearman menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kecanduan smartphone dengan kualitas tidur p=0,0005; r=0,230 , semakin kecanduan smartphone, semakin buruk kualitas tidur. Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan peran perawat dalam upaya promotif dan preventif terhadap perubahan gaya hidup akibat kemajuan teknologi dengan kualitas tidur, baik bagi remaja, orangtua, maupun pihak sekolah.
The use of smartphones increases progressively in adolescence and thus risks addiction. Smartphone addiction causes the individual to lose the ability to control the time of smartphone usage so that takes a lot of time including at bedtime. This study aimed to determine the correlation between smartphone addiction and sleep quality in vocational high school students. This desriptive correlation study with cross sectional approach involved 241 students of public vocational high school in Serang were selected by stratified random sampling technique. The data was collected using a Smartphone Addiction Scale Short Version questionnaire for teens addicted to smartphones and the Pittsburgh Sleep Quality Index for sleep quality. Mean score of the smartphone addiction is 36.57 and mean score of sleep quality is 6. Spearman test results show that there was a correlation between smartphone addiction and sleep quality p 0.0005 r 0,230 . This study is expected to increase the role of nurses in promotive and preventive efforts to lifestyle changes due to technological advances with sleep quality for students, parents, and school management.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
S69076
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Amirah Fatin
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya efek mediasi kepribadian proaktif dalam pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Siswa SMK diketahui mengalami kesulitan dalam membuat keputusan karier di akhir masa studinya, padahal mereka telah menentukan kejuruan mereka sejak memasuki SMK. Salah satu penyebabnya adalah siswa kurang memiliki efikasi diri keputusan karier. Untuk menanggulangi hal tersebut, efikasi diri keputusan karier siswa perlu ditingkatkan melalui faktor lain yang memengaruhinya, seperti kecerdasan emosi. Kepribadian proaktif dipilih sebagai variabel mediator. Studi kuantitatif ini dilakukan terhadap 833 orang siswa SMK kelas 12 di sembilan sekolah wilayah Depok dan Jakarta Selatan, dengan menggunakan metode non-probability sampling jenis accidental sampling. Alat ukur yang digunakan yaitu Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), serta Proactive Personality Scale (PPS), dengan masing-masing alat ukur memiliki reliabilitas > 0,7. Analisis mediasi dilakukan menggunakan PROCESS oleh Hayes, dengan hasil kepribadian proaktif mampu memediasi pengaruh kecerdasan emosi terhadap efikasi diri keputusan karier secara partial (ab = 0,10, c' = 0,12, p<0,01). Hasil studi ini dapat digunakan pada program intervensi untuk meningkatkan efikasi diri keputusan karier siswa, dengan memperhatikan faktor kecerdasan emosi dan kepribadian proaktif pada siswa.
ABSTRACT
This study was conducted to examine proactive personality as mediator in the influence of emotional intelligence on vocational high school student's career decision self efficacy. Vocational high school students are known to have difficulty in making career decisions because they have lack on career decision self-efficacy. To overcome this, students career decision self-efficacy needs to be improved through other factors, such as emotional intelligence. Proactive personality chosen as a mediator variable. This quantitative study was conducted on 833 vocational high school students from Depok and Jakarta Selatan, and were recruited using non-probability sampling method with the type of accidental sampling. The measuring instruments are Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSES-SF), Trait Emotional Intelligence Questionnaire-Short Form (TEIQue-SF), and Proactive Personality Scale (PPS), with a reliability of > 0.7. Mediation analysis was used as the data analysis technique, using PROCESS by Hayes. The results showed that proactive personality was partially mediate the effect of emotional intelligence on career decision self efficacy (ab = 0.10, c' = 0.12, p <0.01). The results of this study can be used in intervention programs to improve students career decision self-efficacy, taking into account emotional intelligence and proactive personality factors in students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisyanti
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah perfeksionisme multidimensional dan atribusi berperan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier siswa SMK kelas 12. Sebagai salah satu institusi pendidikan yang bertujuan untuk mempersiapkan siswa lulusannya siap langsung terjun ke dunia kerja, faktanya lulusan SMK menjadi orang dengan status pengangguran tertinggi di Indonesia. Sebagai faktor internal yang secara konsisten memengaruhi aspek profesional dan akademis seseorang, perfeksionisme dan atribusi siswa SMK perlu dilihat lebih jauh bagaimana perannya terhadap efikasi diri dalam keputusan karier. Penelitian ini bersifat korelasional dengan partisipan yang terdiri dari 925 siswa SMK di Jakarta dan Depok. Hasil analisis regresi berganda menunjukkan bahwa efek kumulatif 2 dari 3 dimensi perfeksionisme dan atribusi setelah dilakukan kontrol terhadap variabel jenis kelamin memiliki peran yang signifikan terhadap efikasi diri dalam keputusan karier (F = 61,728, p=0,000, <0,001). ...... The purpose of this study is to find out whether multidimentional perfectionism and attribution have role in career decision self-efficacy on 12th grade vocational high school students. As one of educational institution which purpose is to prepare its graduate for workplace, the fact, however, says that vocational high school graduate has the highest number in unemployment. As an internal factor which consistently influence ones professional and academic aspect, perfectionism and attribution of vocational high school student needs a closer look on what role does it play in career decision self-efficacy. This research is correlational with participants consist of 925 vocational high school students in Jakarta and Depok. Multiple regression analysis shows that 2 out of 3 cumulative effect perfectionism dimention and attribution after doing control towards sex variable had significant role towards self-effication on career decision sef-efficacy (F = 61,728, p=0,000, <0,001).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shagiva Quinella Devanadia Putri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kompetensi literasi digital siswa kelas 11 SMK Negeri 1 Kota Bogor. Survei dilakukan terhadap 83 siswa untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif tentang kemampuan siswa dalam mengoperasikan perangkat digital, mengakses informasi dan data, berkomunikasi, serta berkolaborasi secara online. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang berfokus pada lima (5) variabel kompetensi literasi digital berdasarkan DigComp Framework, yaitu: a) literasi data dan informasi; b) komunikasi dan kerja sama; c) pembuatan konten digital; d) keamanan; dan e) penyelesaian masalah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa kelas 11 SMK Negeri 1 Kota Bogor memiliki tingkat kompetensi literasi digital pada tingkat ahli atau sangat terampil (4.2) dalam berliterasi secara digital. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar siswa telah menguasai keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan dalam mengoperasikan perangkat digital dan mengakses informasi secara efektif. ......This study aims to determine the digital literacy competency level of grade 11 students at SMK Negeri 1 Bogor City. The survey was conducted on 83 to gain a comprehensive understanding of students' abilities to operate digital devices, access information and data, communicate, and collaborate online. Data was collected using a questionnaire that focused on five (5) digital literacy competency variables based on the DigComp Framework, namely: a) data and information literacy; b) communication and collaboration; c) digital content creation; d) security; and e) problem solving. The results showed that grade 11 students at SMK Negeri 1 Bogor City had a digital literacy competency level at the expert or highly skilled level (4.2) in digital literacy. This shows that most students have mastered the skills and knowledge needed to operate digital devices and access information effectively.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Thalia Zamira
Abstrak :
Siswa SMK yang menjalani kurikulum berorientasi kerja yang dilengkapi kegiatan magang, diharapkan untuk dapat memilih pilihan karir yang sesuai bidang studinya. Walaupun begitu, hasil wawancara awal menunjukkan siswa SMK masih mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karirnya. Seharusnya melalui pengalaman magang ini siswa SMK memiliki kecerdasan emosional dan goal commitment yang dapat membuat mereka tidak mengalami kesulitan dalam pengambilan keputusan karirnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peran goal commitment sebagai mediator dalam hubungan antara kecerdasan emosional dan kesulitan pengambilan keputusan karir. Penelitian dilakukan pada satu SMK di Kabupaten Bogor pada 173 partisipan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa goal commitment terbukti berperan sebagai mediator parsial pada hubungan antara kecerdasan emosional dan kesulitan pengambilan keputusan karir. Dalam penelitian ini juga diuraikan mengenai keterbatasan dan saran-saran terkait. ......Vocational high school students experienced a specially-designed curriculum with an internship program to accommodate them on transitioning into the working industry. Elicitation studies show that vocational high school students had career decision making difficulties. The internship program is supposed to enrich students’ emotional intelligence and goal commitment that would prevent career decision making difficulties to occur. This research aims to study the mediation effect of goal commitment in the relationship between emotional intelligence and career decision making difficulties. This research is conducted in a vocational high school in Bogor with a total of 173 participants. Result shows that goal commitment plays a partial mediation role in the relationship of emotional intelligence and career decision making difficulties. This research will also present the limitations and suggestions for future study.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bernadeth Deminiz
Abstrak :
Lulusan SMK menyumbangkan angka pengangguran tertinggi di Indonesia. Penyebab tingginya angka pengangguran tersebut adalah rendahnya keyakinan diri pada siswa SMK dan kebingungan dalam menentukan karir yang tepat sehingga menyebabkan kesulitan dalam pengambilan keputusan karir. Fenomena ini berkaitan dengan efikasi diri dalam pengambilan keputusan karir (CDSE) yang dimiliki seseorang. CDSE dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, dua diantaranya adalah kecerdasan emosional (EI) dan kepribadian proaktif (PP). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah EI dan PP berpengaruh terhadap CDSE pada siswa SMK kelas 12. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 866 siswa kelas 12 yang berasal dari 9 SMK di Jakarta dan Depok. Pengukuran dilakukan dengan Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form, Trait Emotional Intelligence Questionnaire, dan Proactive Personality Scale. Analisis regresi berganda yang dilakukan dengan mengkontrol variabel jenis kelamin dan usia menunjukan hasil bahwa EI dan PP memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap CDSE (F(1,865) = 65,510, p=0,000, <0,001) dengan koefisien determinan sebesar 0,229. Hal ini menunjukan bahwa 22,9% varians CDSE dapat dijelaskan oleh EI dan PP. Hasil analisis juga menunjukan bahwa PP (β=0,406) diketahui memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap CDSE dibandingkan dengan EI (β=0,160). ......Vocational high school graduates contribute the highest unemployment rates in Indonesia. Some of the cause of high unemployment rate are the low self-confidence in vocational students and confusion in determining the right career which causes difficulties in making career decisions. This phenomenon is related to career decision making self-efficacy (CDSE) that someone has. CDSE can be influenced by various factors, two of which are emotional intelligence (EI) and proactive personality (PP). This study aims to find out the effect of EI and PP on CDSE in 12th grade vocational high school students. Participants in this study were 866 12th grade students from 9 vocational high schools in Jakarta and Depok. The measurements used are Career Decision Self-Efficacy Scale Short Form, Trait Emotional Intelligence Questionnaire, and Proactive Personality Scale. Multiple regression analysis conducted to see the effect of EI and PP on CDSE with gender and age as control variables. The result showed that the EI and PP had a positive and significant contribution to CDSE (F (1,865) = 65,510, p = 0,000, <0,001) with determinant coefficient of 0,229. This shows that 22.9% of CDSE variants can be explained by EI and PP. The results of the analysis also showed that PP (β = 0.406) was known to have a greater effect on CDSE compared to EI (β = 0.160).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nisa Nur Islamiati
Abstrak :
Motif pemilihan makanan merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi seseorang dalam memilih makanannya. Membuat pilihan makanan yang sehat akan memiliki efek positif pada kesehatan, sementara pemilihan makanan yang tidak tepat dapat menjadi salah satu faktor risiko utama terjadinya masalah gizi dan penyakit tidak menular. Siswa SMK berada pada masa remaja dimana mereka mulai membuat pilihan makanan mereka sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan motif pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Total responden pada penelitian ini yaitu 369 siswa yang berasal dari lima jurusan yang ada di SMKN 3 Bogor. Hasil penelitian menunjukkan motif utama pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor yaitu motif daya tarik sensoris (m = 3,60), motif harga (m = 3,59), dan motif segi etis (m = 3,52). Selain itu juga diketahui bahwa terdapat hubungan yang bermakna (p-value <0,05) antara jenis kelamin, preferensi makanan, tingkat stres, pengetahuan gizi, sosial ekonomi, dan paparan media sosial dengan motif pemilihan makanan pada siswa SMKN 3 Bogor. ......Food choice motives is one of the important factors that influence a person in choosing his food. Making healthy food choices will have a positive effect on health, while improper food choices can be one of the main risk factors for nutritional problems and non-communicable diseases. Vocational school students are in their teens where they begin to make their own food choices. This study aims to determine the factors related to food choice motives in students of SMKN 3 Bogor. This study is a quantitative study with a cross-sectional design. The total respondents in this study were 369 students from five majors in SMKN 3 Bogor. The results showed that the main motives for choosing food for students at SMKN 3 Bogor were the sensory attractiveness motive (m = 3.60), the price motive (m = 3.59), and the ethical aspect motive (m = 3.52). In addition, it is also known that there is a significant relationship (p-value <0.05) between gender, food preferences, stress, nutritional knowledge, socio-economics, and exposure to social media with food choice motives in SMKN 3 Bogor students.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library