Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 67 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Noviana
"Sebagai salah satu program unggulan guna meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi BPJS Kesehatan serta memudahkan akses pelayanan kesehatan kepada peserta penderita penyakit kronis, maka dilakukan Program Rujuk Balik. Peserta yang berhak memperoleh obat PRB adalah peserta dengan diagnose penyakit kronis yang telah ditetapkan dalam kondisi terkontrol/stabil oleh Dokter spesialis/sub spesialis dan pasien akan membawa resep obat dari dokter yang akan dibawa ke Apotek yang bekerja sama dengan BPJS. Berdasarkan pengkajian data resep pasien PRB pada periode Juni 2023 diperoleh 93 resep dengan 53 item obat dan total obat pasien PRB periode Juni 2023 yaitu 10946. golongan obat yang diresepkan yaitu 3 antihiperglikemik oral dan pemberian insulin, meliputi sulfonylurea, penghambat alfa-glukosidase, biguanid, Insulin campuran (Premixed insulin), Insulin kerja panjang (Long-acting), dan Insulin kerja cepat (Rapid-acting).  Total obat antidiabetes yang diberikan yaitu 3323 dengan persentase 30,36% dari total obat PRB yang diberikan. Obat yang paling banyak diresepkan yaitu metformin sebanyak 1590 untuk metformin 500mg dan 120 untuk metformin 850mg, jika diakumulasi penggunaan metformin yaitu 1710 dengan persentase 51,46%. Kemudian, frekuensi obat yang paling banyak diresepkan pada PRB Juni 2023 yaitu 23 resep. Hal ini sesuai dengan algoritma pengobatan DM yang mengacu pada Perkeni 2021, Perkeni 2021 menyatakan bahwa lini pertama yang dianjurkan pada pengobatan yaitu Metformin (Perkeni, 2021). Obat metformin merupakan salah satu obat yang paling aman digunakan pasien lansia, hal ini dinyatakan dengan criteria beers. Diketahui obat yang paling sedikit diresepkan yaitu Sansulin Log-G Dispopen sebanyak 3 buah setara 0,09%.

As one of the leading programs to improve the quality of health services for BPJS Kesehatan and facilitate access to health services to participants with chronic diseases, “Pasien Rujuk Balik / PRB” is carried out. Participants who are entitled to obtain PRB drugs are participants with a diagnosis of chronic disease that has been determined in a controlled / stable condition by a specialist / sub-specialist doctor and the patient will bring a prescription from a doctor who will be taken to a pharmacy that collaborates with BPJS. Based on the review of PRB patient prescription data in the June 2023 period, 93 prescriptions were obtained with 53 drug items and the total drugs for PRB patients in the June 2023 period were 10946. the classes of drugs prescribed were 3 oral antihyperglycemics and insulin administration, including sulfonylureas, alpha-glucosidase inhibitors, biguanids, Premixed insulin, Long-acting insulin, and Rapid-acting insulin.  The total number of antidiabetic drugs prescribed was 3323 with a percentage of 30.36% of the total PRB drugs prescribed. The most prescribed drug is metformin as much as 1590 for metformin 500mg and 120 for metformin 850mg, when accumulated the use of metformin is 1710 with a percentage of 51.46%. Then, the frequency of the most prescribed drug in PRB June 2023 was 23 prescriptions. This is in accordance with the DM treatment algorithm that refers to Perkeni 2021, Perkeni 2021 states that the recommended first line of treatment is Metformin (Perkeni, 2021). Metformin drug is one of the safest drugs used by elderly patients, this is stated by the Beers criteria. It is known that the least prescribed drug is Sansulin Log-G Dispopen as much as 3 pieces equivalent to 0.09%.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Aminoellah J.
Jakarta: Pustaka Islam, 1960
297.431 AMI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aries Hamzah
" Peran Puskesmas sebagai ujung tombak pelayananan kesehatan dalam implementasi rujuk balik Diabetes menjadi sangat penting. Penelitian ini untuk mengetahui implementasi kebijakan rujuk balik Diabetes Melitus di Puskesmas Pamulang tahun 2014 dari aspek komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan Desain Studi melalui content analisis dan metode triangulasi. Data primer didapatkan dengan wawancara mendalam, Diskusi kelompok terarah, dan pengamatan di lapangan. Untuk data sekunder dari dokumen kebijakan dan literatur. Dari hasil penelitian : menunjukkan bahwa dalam implementasi kebijakan rujuk balik Diabetes Melitus di Puskesmas Pamulang masih berjalan optimal. Untuk itu perlu menyempurnakan kembali regulasi yang ada selama ini agar tidak terjadi kesenjangan dalam implementasi kebijakan rujuk balik diabetes di masa mendatang

Increased prevalence of diabetes mellitus will have an impact on the high health financing in the Era of National Health Insurance . The role of PHC as a spearhead in the implementation of health pelayananan refer back Diabetes becomes very important . Study is to examine the implementation of policies refer back Diabetes Mellitus in PHC Pamulang 2014 from aspects of communication , resources, disposition , and organizational structure . This study used a qualitative approach to the study design through content analysis and triangulation methods . Primary data obtained by in-depth interviews , focus group discussions , and field observations . For secondary data from policy documents and literature . From the results of research : indicates that the implementation of policy refer back Diabetes Mellitus in PHC Pamulang still running optimally . For that we need to revise the existing regulations for this so as not to there are gaps in the implementation of the reconciliation policy behind diabetes in the future next ."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Caroline Christina
"Program Jaminan Kesehatan Nasional adalah bagian dari Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang dilakukan dengan menggunakan mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang SJSN. Tujuan dari program ini adalah memenuhi kebutuhan dasar kesehatan masyarakat yang layak yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh Pemerintah. Dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional, terdapat badan hukum yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraannya, yaitu Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Klinik pratama merupakan salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam sistem rujukan BPJS Kesehatan sehingga Klink Pratama dibutuhkan. Klinik pratama belum terjangkau pada daerah Kalideres karena masih hanya tersedia sedikit. Dalam pembuatan tugas khusus ini, akan dirancang dan dianalisis klinik pratama yang bekerjasama dengan BPJS dan melayani Program Rujuk Balik (PRB) di daerah Kalideres. Klinik pratama yang dirancang adalah Healthy Body bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dan memiliki 2 dokter, 1 dokter gigi, serta membuka pelayanan kesehatan selama 24 jam dengan pasien BPJS 10.000, dengan dana kapitasi BPJS Kesehatan adalah sebesar Rp 9.750 per pasien. Klinik juga melayani pasien PRB sebanyak 15 pasien dengan penyakit jantung dan 11 pasien dengan penyakit Lupus. Breakeven point dari klinik adalah sebesar Rp 1.257.423.590 dan payback period selama 13 bulan. Berdasarkan analisis dari segala aspek yang telah dilakukan, Klinik Healthy Body dinyatakan layak untuk didirikan.

The National Health Insurance Program is part of the Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) which is carried out using a mandatory social health insurance mechanism based on UU no. 40 tahun 2004 concerning BPJS. The purpose of this program is to fulfill the basic needs of proper public health which is given to everyone who has paid dues or whose contributions are paid by the Government. In the implementation of the National Health Insurance program, there is a legal entity that is responsible for its implementation, namely the Health Social Security Administering Body (BPJS). Primary clinic is one of the first-level health facilities in the BPJS Health referral system so that Klink Pratama is needed. Pratama clinics have not been reached in the Kalideres area because there are only a few available. In making this special task, a primary clinic will be designed and analyzed in collaboration with BPJS and serves the Referral Back Program in the Kalideres area. The primary clinic designed is Healthy Body in collaboration with BPJS Health and has 2 doctors, 1 dentist, and opens 24-hour health services for 10,000 BPJS patients, with BPJS Health capitation funds of Rp 9,750 per patient. The clinic also serves 15 patients with DRR patients with heart disease and 11 patients with lupus. The breakeven point from the clinic is IDR 1,257,423,590 and the payback period is 13 months. Based on the analysis of all aspects that have been carried out, the Healthy Body Clinic is declared feasible to be established."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Nurlusi Alvina
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui upaya yang dilakukan puskesmas sehingga pasien  Program Rujuk Balik patuh dalam melakukan kontrol di Puskesmas Kec. Sawah Besar DKI Jakarta. Data Kualitatif diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen untuk menganalisis upaya yang dilakukan Puskesmas Kec. Sawah Besar sehingga pasien PRB patuh kontrol. Adapun variabel yang digunakan adalah variabel input yang terdiri dari variabel Petugas Kesehatan, Fasilitas Kesehatan. Variabel proses terdiri dari Prosedur Program Rujuk Balik, Monitoring dan Evaluasi. Variabel output terdiri dari kepatuhan kontrol peserta PRB. Dari sisi input, Petugas Kesehatan, Fasilitas Kesehatan teridentifikasi sebagai peran dan upaya yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk bisa memberikan pelayanan yang baik kepada pasien PRB seperti memberikan sosialisasi kepada pasien PRB, sarana dan prasarana yang baik sedangkan dari sisi proses teridentifikasi bahwa Pasien Program Rujuk Balik sudah bisa memahami dengan baik mengenai tahapan dalam melakukan program rujuk balik. Dari kejadian tersebut, dapat diidentifikasikan bahwa upaya yang baik dilakukan oleh puskesmas kec. sawah besar sehingga pasien patuh kontrol.

This study aims to determine the efforts made by puskesmas so that patients of the Refer Back Program are obedient in carrying out control at the Puskesmas Kec. Sawah Besar DKI Jakarta. Qualitative data were obtained through in-depth interviews, observations, and document reviews to analyze the efforts made by the Puskesmas Kec. Sawah Besar so that Program R patients referred to Balik obeyed the control. The variables used are input variables consisting of variables of Health Workers, Health Facilities. Process variables consist of Refer-Back, Monitoring and Evaluation Program Procedures. The output variable consists of the control compliance of participants Program Rand Balik. In terms of inputs, Health Workers, Health Facilities are identified as roles and efforts made by health workers to be able to provide good services to Program Rujuk Balik patients such as providing socialization to patients Program Rujuk Balik, good facilities and infrastructure while in terms of the process it was identified that the Patients of the Referral Program can already understand well about the stages in conducting the referral program. From this incident, it can be identified that good efforts are made by the health center of the large rice field so that the patient complies with the control."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa Rizki Maharani
"Pengkajian resep pasien yang berasal dari Program Rujuk Balik di Apotek Kimia Farma 143 Margonda selama periode bulan Maret 2023 bertujuan untuk menganalisis pola penggunaan obat, kepatuhan pasien terhadap resep, dan efektivitas program rujuk balik dalam mendukung pelayanan farmasi yang optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi terhadap resep-resep pasien yang diambil dari program rujuk balik, analisis data resep terhadap kesesuaian pemberian pengobatan sesuai dengan jenis penyakit pasien. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh resep secara keseluruhan telah tepat dan memenuhi persyaratan dari hasil pengkajian resep, dan sesuai dalam pola penggunaan obat oleh pasien yang mendapatkan resep melalui program rujuk balik. Selain itu, ditemukan beberapa faktor yang memengaruhi peresepan obat kepada pasien, seperti informasi penunjang pemahaman terhadap petunjuk penggunaan obat, efek samping, dan ketersediaan obat. Dalam penulisan resep oleh dokter, masih banyak informasi yang kurang atau belum ditambahkan sehingga apoteker perlu mengkonfirmasi terkait informasi obat kepada dokter penulis resep agar tidak terjadi kesalahan dalam pemberian obat dan informasi obat kepada pasien. Namun, secara keseluruhan hasil pengkajian resep pada pasien dalam program rujuk balik mengindikasikan kesesuaian terapi dalam pelayanan kefarmasian. Temuan ini memberikan kontribusi penting dalam pengembangan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan pelayanan farmasi, meningkatkan kepatuhan pasien, dan memastikan penggunaan obat yang aman dan optimal. Implikasi praktis dari penelitian ini dapat membantu Apotek Kimia Farma 143 Margonda dalam mengoptimalkan program rujuk balik serta meningkatkan kerjasama antara apotek dan pemberi layanan kesehatan untuk mencapai hasil terbaik bagi pasien.

The study of patient prescriptions from the Referback Program at Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy during the period March 2023 aims to analyze drug use patterns, patient compliance with prescriptions, and the effectiveness of the referral program in supporting optimal pharmaceutical services. The research method used is observation of patient prescriptions taken from the referral program, analysis of prescription data on the appropriateness of providing treatment according to the type of patient's disease. The results of the study showed that all prescriptions as a whole were appropriate and met the requirements of the prescription review results, and were in accordance with the pattern of drug use by patients who received prescriptions through the referral program. In addition, several factors were found that influence drug prescribing to patients, such as information supporting understanding of drug use instructions, side effects, and drug availability. When writing prescriptions by doctors, there is still a lot of information that is missing or has not been added, so pharmacists need to confirm the drug information with the prescribing doctor so that there are no errors in administering drugs and drug information to patients. However, overall results of the review of prescriptions in patients in the referral program indicate the suitability of therapy in pharmaceutical services. These findings provide an important contribution to the development of more effective strategies to improve pharmaceutical care, increase patient compliance, and ensure safe and optimal medication use. The practical implications of this research can help Kimia Farma 143 Margonda Pharmacy optimize the referral program and increase collaboration between pharmacies and health service providers to achieve the best results for patients."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Shabahati Permatasari
"Penyakit Tidak Menular PTM merupakan penyebab utama kematian di dunia. PTM atau penyakit kronis ini tidak dapat disembuhkan sehingga dibutuhkan penanganan khusus. Prevalensi PTM di DKI Jakarta paling tinggi di Jakarta Selatan. Program rujuk balik merupakan program BPJS Kesehatan untuk menangani peserta dengan penyakit kronis yang sudah dinyatakan stabil dan telah dirujuk kembali ke faskes primer.
Tujuan penelitian ini ingin mengetahui implementasi pelaksanaan PRB di wilayah kerja BPJS Kesehatan Jakarta Selatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa implementasi program rujuk balik sudah berjalan sesuai dengan ketentuan namun masih terdapat kendala dalam pelaksanaannya terutama obat-obatan. Untuk itu perlu adanya perhatian untuk memenuhi obat-obatan agar PRB berjalan dengan efektif.

Non-Communicable diseases (NCD) also known as chronic diseases are by far the leading cause of death in the world. The disease generally takes place in a long period of time. The prevalence of NCD in DKI Jakarta is highest in South Jakarta. The Counter Referral Program CRP is BPJS Kesehatan rsquo s program to accommodate people with chronic diseases that has been declared stable and has been referred back to primary health care.
The purpose of this research is to know the implementation of CRP in working area of BPJS Kesehatan in South Jakarta.
The results showed that the implementation of CRP has been running in accordance with the provisions but there are still obstacles in the implementation, especially in medicines. Therefore, it is necessary to pay attention to fulfill medicines so that CRP will be effective.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67469
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Ragil Paramadhika
"Sistem rujuk keluar ditujukan ke rumah sakit lain diwajibkan bagi pasien dengan kondisi darurat dan stabil, setelah di rekomendasikan oleh dokter. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor yang menyebabkan ketidaklengkapan pengisian formulir rujuk keluar di RSUP Fatmawati tahun 2017. Pengumpulan data studi observasional dengan pendekatan kualitatif dan kuantitatif ini dilakukan secara retrospektif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kepatuhan dokter dalam mengisi formulir rujuk keluar rumah sakit adalah faktor pengetahuan dokter, beban kerja dokter, ketersediaan SOP, faktor pengawasan dan sistem penghargan dan sanksi. Sesuai SOP keterlibatan perawat dapat membantu pengisian formulir rujuk keluar.

Referral systems transferring patient from one hospital to the other hospital has been set up and using a special form to be filled out by assigned doctor. This study aims to analyze the factors related to the completion of the form filled out by the doctors in Fatmawati Hospital. This observational study was done using qualitative and quantitative approach.
The study revealed that factors related to physician compliance to fill out the form were knowledge of physician on the importance of the completeness of the form, workload, no standard procedure, no systematic monitoring process. According to the procedure, the nurse is expected to help in completing the form.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Dahlia
"Pemerintah Indonesia bertanggung jawab atas pelaksanaan jaminan kesehatan masyarakat melalui Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pelayanan kesehatan dalam program JKN diberikan secara berjenjang, efektif dan efisien dengan menerapkan sistem kendali mutu dan kendali biaya. Peserta JKN diberi identitas tunggal oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan dan dalam pelaksanaannya dilakukan dengan sistem rujukan berjenjang. Tingginya rujukan dapat menyebabkan penumpukan pasien di rumah sakit sehingga menyebabkan lamanya waktu tunggu. Guna dapat meningkatkan kualitas layanan kesehatan dilakukan dengan optimalisasi Program Rujukan Balik (PRB) pasien kronis ke fasilitas layanan primer.
Belum optimalnya implementasi PRB di RSUD Sanjiwani maka penelitian ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor penentu yang berhubungan dengan optimalisasi implementasi PRB di RSUD Sanjiwani, yaitu faktor-faktor penentu yang bersumber dari pasien, penyedia layanan serta penyedia pembiayaan dan kebijakan. Penelitian ini menggunakan rancangan deskriptif dengan pendekatan kualitatif dengan metode analisa yang digunakan yakni konten analisis berdasarkan triangulasi metode, triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Data diperoleh dengan mewawancarai pasien, sumber dari RSUD, dokter Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), Dinas Kesehatan, BPJS Kesehatan serta apotek jejaring BPJS.
Hasil penelitian ini bahwa pemahaman dokter spesialis/sub spesialis tentang PRB belum maksimal, belum ada komunikasi antara RSUD dengan FKTP dan apotik jejaring BPJS, sosialisasi dari BPJS belum melibatkan semua petugas, serta masih kurangnya pengetahuan pasien tentang PRB.

The Indonesian Government has responsible for implementation of community health insurance through National Health Insurance (NHI). Health service in NHI program is given stages, effectively and efficiently with carry quality and cost control. Insurance participants are given a single identity by The Social Security Agency (BPJS) of Health and followed stages referral system. The ineffective implementation of stages referral system resulting in the highest refferal which can be seen in accumulation of the patients in the hospital. Accumulation of patients can lead to increased waiting time and reduced of time for consultation which decrease quality of heath services. Referral Back Program (RBP) to Primary Health Services in is needed to control this accumulation of patients and make healt services become better. RBP must be done to patient with chronic dissease if the patient already stabilized.
The aims to know identification of determinants factor optimizing the implementation of RBP in Sanjiwani Hospital. This study is used a qualitative approach with the method of analysis used content analysis based on triangulation method, triangulation of data sources, and triangulation theory. Data is got by interviewing people who associated with RBP which are specialist who threat in poly. Directur of Sanjiwani Hospital, Primary care Services, BPJS, Pharmacist, Head of Health Departement in Gianyar and patients whit cronic desiases.
The result from interviewing patient knowledge about RBP is low understanding of RBP by medical praktitioner does not been maximal, no communication between Sanjiwani Hospital with Primary Health Services and pharmacy network BPJS. The Conclusion In Sanjiwani Hospital, RBP implementation is not optimal From National Health Insurance's role all patient with chronic disease in stable condition must did referral back to primary health care service. The recommendation is given to optimize the implementation of the RBP in Sanjiwani Hospital.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51013
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noerfitri
"ABSTRAK
Tingginya angka insidens TB MDR di Indonesia, dibarengi dengan tingginya tingkatLost to Follow-up LTFU pada pengobatan pasien TB MDR. Pasien TB resisten obatmemiliki kemungkinan LTFU lebih besar dibandingkan pasien TB sensitif obatdikarenakan durasi pengobatan yang lebih lama. Selain itu, pasien TB MDR yang tidakmelanjutkan pengobatannya sampai tuntas memiliki peningkatan risiko kematian akibatTB. Studi ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rujuk balik dan tipe pasien terhadapkejadian LTFU pada pasien Multidrug-Resistant Tuberculosis TB MDR di Indonesia.Studi dilakukan pada Mei-Juni 2018 di Subdit TB ndash; Direktorat P2PML, Ditjen P2PKementerian Kesehatan RI. Desain studi yang digunakan adalah desain studi kohortretrospektif. Jumlah sampel pada studi ini adalah 961 pasien. Sampel diambil secaratotal sampling. Berdasarkan status rujuk baliknya, 86,3 pasien dilakukan rujuk balikdan 13,97 pasien tidak dirujuk balik. Berdasarkan kategori tipe pasien, 35,17 kasuskambuh, 5,52 pasien baru, 13,94 pasien pernah LTFU, 23,10 kasus gagalpengobatan kategori 1, 20,29 kasus gagal pengobatan kategori 2, 1,9 lain-lain pasien tidak diketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya . Dari studi ini, diketahuibahwa proporsi kejadian LTFU sebesar 28,40 dengan kumulatif hazard LTFU sebesarsebesar 1,12 selama 39 bulan pengamatan, sehingga didapatkan hazard rate sebesar2,88/100 orang-bulan. Hasil analisis multivariabel dengan regresi cox time-dependentmenunjukkan bahwa rujuk balik menurunkan peluang terjadinya LTFU sebesar 46 HR 0,54; 95 CI 0,35-0,84 pada kondisi variabel tipe pasien dan umur sama adjusted . Untuk tipe pasien, tipe pernah LTFU, gagal pengobatan kategori 2 dan tidakdiketahui riwayat pengobatan TB sebelumnya meningkatkan peluang terjadinya LTFUmasing-masing sebesar 50 HR 2,02; 95 CI 1,18-3,45 , 53 HR 2,13; 95 CI1,240-3,66 , dan 74 HR 3,80; 95 CI 1,54-9,36 dibandingkan dengan tipe pasienkambuh baseline pada kondisi variabel rujuk balik, jenis kelamin, dan umur sama adjusted . Pada laki-laki, efek tipe gagal pengobatan kategori 2 lebih rendah 0,26 kalidibandingkan dengan pasien wanita dengan tipe gagal pengobatan kategori 2. Petugaskesehatan perlu meluangkan waktu yang lebih banyak untuk memberikan komunikasi,informasi, dan edukasi mengenai pengobatan TB serta mengenai manfaat rujuk balikkepada pasien TB MDR. Risiko LTFU meningkat pada pasien yang bertipe pernahLTFU, gagal pengobatan kategori 2, dan tidak diketahui riwayat pengobatan TBsebelumnya dibandingkan pasien dengan tipe kambuh, karena tipe kambuh sudah terujikepatuhannya terhadap pengobatan sebelumnya. Perlunya skrinning tipe pasien denganbaik untuk mengidentifikasi risiko LTFU berdasarkan tipe pasien sejak awal pasienmemulai pengobatan.Kata kunci: LTFU, rujuk balik, tipe pasien, TB MDR

ABSTRACT
The high incidence rate of MDR TB in Indonesia is accompanied by high rate of lost tofollow up LTFU in the treatment of MDR TB patients. Drug resistant TB patients havea greater risk of LTFU than drug sensitive TB patients due to longer treatmentduration. In addition, MDR TB patients who did not continue treatment completely hadan increased risk of dying from TB. The aims of this study were to determine thedecentralization influence and patient type on the incidence of LTFU in Multidrug Resistant Tuberculosis MDR TB patients in Indonesia. This study was conducted inMay June 2018 at Subdirectorate of TB Directorate of Prevention and CommunicableDisease Control, Directorate General of Prevention and Disease Control Ministry ofHealth of the Republic of Indonesia. The study design was retrospective cohort. Thenumber of samples in this study was 961 patients. Samples were taken in total sampling.Based on the decentralization status, 86.3 of patients were decentralized. Based onthe type of patient category, 35.17 of relapse, 5.52 of new, 13.94 of after LTFU,23.10 of failure category 1, 20.29 of failure category 2, 1.9 of other patients unknown history of previous TB treatment . The proportion of incidence of LTFU is28.40 with cumulative hazard of LTFU equal to 1.12 during 39 months ofobservation, so hazard rate is 2.88 100 person month. In multivariable analysis withcox regression time dependent revealed that decentralization reduced the probability ofLTFU up to 46 HR 0.54, 95 CI 0.35 0.84 after controlled by type of patient andage. For patient type, treatment after LTFU, failure category 2 and unknown history ofprevious TB treatment increased the probability of LTFU by 50 HR 2,02 95 CI1,18 3,45 , 53 HR 2,13 95 CI 1,240 3,66 , and 74 HR 3,80 95 CI 1,54 9,36 consecutively compared with the type of relapse patients baseline after controlled bythe decentralization, gender, and age. In male patients with failure treatment category2, the effect was 0.26 times lower compared with failure category 2 in female patients.Health workers need to spend more time in communicating, informing and educatingabout TB treatment and the benefits of decentralization to MDR TB patients. The risk ofLTFU increased in type of patient after LTFU, treatment failure category 2, andunknown history of previous TB treatment compared with patients with relapse types.The need for good patient type screening to identify the risk of LTFU by type of patientfrom the initial of treatment.Keywords LTFU, decentralization, type of patient, MDR TB"
2018
T49937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>