Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Razi
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
S3350
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Aulia Damayanti
Abstrak :
Penelitian ini menggambarkan tentang bagaimana para guru perempuan menghadapi stres yang mereka rasakan dari lingkungan pekerjaan mereka. Yang mana merupakan sekolah percontohan sistem anti bullying dan juga adanya perubahan kurikulum. Untuk menghadapi hal tersebut mereka membutuhkan upaya coping stress yang didalamnya juga terdapat metode dukungan sosial. Salah satu sumber dukungan sosial yang potensial antara lain adalah rekan kerja mereka. Sehingga fokus dalam penelitian ini adalah bagaimana rekan kerja sebagai salah satu sumber dukungan sosial terdekat bagi para guru perempuan memberikan dukungan sosial yang dapat membantu para guru perempuan mengatasi stres yang mereka rasakan.
This study illustrates how working mothers face the stress they feel from their work environment. Which is an anti-bullying pilot school system and also a change in the curriculum. To deal with these things they need stress coping efforts that it will also include a method of social support. One potential source of social support is from their co-workers. So the focus of this research is how the coworkers as one of the closest source of social support for mothers who work providing social support that can help woman teacher cope with the stress they feel.
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kinanti Alfisyahri
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perceived organizational support POS dan intensi turnover karyawan. Hasil penelitian terhadap 103 karyawan di Divisi B PT MI menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara POS dan intensi turnover. Koefisien korelasi yang didapatkan sebesar -0,51 dengan nilai signifikansi 0,00 p ......This study aims to determine the relationship of perceived organizational support POS and employee turnover intentions. The result of the research on 103 employees in Division B of PT MI shows that there is a significant relationship between POS and turnover intention. The correlation coefficient obtained was 0.51 with a significance value of 0.00 p
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T47668
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Cahyadi
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepercayaan terhadap rekan kerja terhadap kualitas teamwork di PT. S. Tipe penelitian action research dengan responden sebanyak 66 karyawan. Alat ukur adalah adaptasi Teamwork Quality (Hoegl & Geumenden, 2001) dan Kuesioner Kepercayaan Terhadap Rekan Kerja (McAllister, 1995). Hasil perhitungan uji regresi berganda memperoleh hasil R2 =0,508 (p<0,05) yang berarti kepercayaan terhadap rekan kerja mempengaruhi kualitas teamwork sebesar 50,8%. Intervensi team building training dirancang untuk meningkatkan kepercayaan terhadap rekan kerja dan kualitas teamwork. Hasil perhitungan efek intervensi menunjukan signifikansi perbedaan pre-test dan post-test kepercayaan terhadap rekan kerja dan kualitas teamwork dengan uji t-test; diperoleh nilai t untuk kepercayaan terhadap rekan kerja sebesar -1,683 (p>0,05) dan untuk kulitas teamwork sebesar -4,460 (p<0,05). Hal ini berarti tidak terdapat peningkatan skor kepercayaan terhadap rekan kerja secara signifikan namun terjadi peningkatan skor kualitas teamwork secara signifikan setelah diberikan intervensi team building training. Dengan demikian team building training mampu meningkatkan kualitas teamwork, namun belum mampu meningkatkan kepercayaan terhadap rekan kerja di PT.S. ......This study aims to determine the effect of interpersonal trust in co-workers to the teamwork quality at S Company. The type of this study is action research study by the number of study participants as many as 66 employees. Measuring instrument used is a measure of adaptation Teamwork Quality (Hoegl & Geumenden, 2001) and the Trust in Co-workers Questionnaire (McAllister, 1995). The results of calculations using multiple regression showed R2 = 0.508 (p <0.05), which means interpersonal trust in co-workers affects the teamwork quality at 50.8%. Therefore, the interventions made in the study was designed to increase interpersonal trust in co-workers and teamwork quality. The intervention is a team building training. Intervention effects were measured by comparing the pre-test and post-test measurements of interpersonal trust in co-workers and teamwork quality. The results of tests of significance differences in the calculation of pretest and post-test interpersonal trust in co-workers and teamwork quality using a t-test. The t-test values obtained for interpersonal trust in co-workers is -1.683 (p> 0.05) and the value of t for teamwork quality is - 4.460 (p <0.05). This means there is no significantly scores increased in interpersonal trust in co-workers after a given intervention but teamwork quality scores increased significantly. The results of this analysis indicate that a given intervention can improve teamwork quality, but have not been able to increase the interpersonal trust in co-workers.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30503
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chempaka Syahbuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam satu tahun terakhir topik diskusi mengenai gay atau homoseksual semakin terbuka diperbincangkan di masyarakat Jakarta. Tulisan-tulisan di media cetak, acara-acara di media elektronik sudah semakin sering membahas tentang kehidupan kaum homoseksual. Akhir tahun 2003, Indonesia dikejutkan dengan film "Arisan" yang mengangkat masalah gay dalam kehidupan masyarakat perkotaan. Dengan diluncurkan film "Arisan" keberanian untuk memproklamirkan status gay dalam ruang public saat ini sudah dapat dianggap lumrah untuk beberapa lingkup pekerjaan, seperti pekerjaan di bidang seni,hiburan dan gaya hidup. Namun untuk beberapa lingkungan yang masih cenderung konservatif, pasti akan sulit bagi kaum gay untuk membuka status seksual mereka. Hal ini dikarenakan menurut beberapa riset menunjukkan semakin sering kontak interpersonal dengan gay men dan lesbian semakin berkurang prasangska individu heteroseksual terhadap lesbian dan gay men (Harmon, Herek & Capitano dalam Nelson, 2002). Lingkungan Pegawai Negeri Sipil tentunya bisa dikategorikan sebagai lingkungan kerja yang konservatif menjadi tempat dimana sedikit sekali kontak interpersonal terhadap kaum homoseksual. Menurut Boswell, dalam Nelson (2002), dengan orientasi dan perilaku heteroseksual sebagai norma dalam masyarakat kontemporer, heteroseksual dianggap sebagai kelompok yang tidak menarik perhatian. Sementara individu yang memiliki orientasi seksual pada gender yang sama dipandang sebagai wakil dari kaum minoritas yang terpisah, sering menyulut ketidak setujuan, ketakutan atau kebencian karena menunjukkan ketidak normalan dan.ketidak sehatan. Atas dasar uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai jarak sosial pada pegawai negeri sipil terhadap rekan kerja gay. Untuk mendapatkan perbandingan yang jelas, penulis melakukan penelitian di dua bidang pekerjaan yang bertolak belakang, yaitu PNS dan pegawai radio swasta di Jakarta. Dengan menggunakan skala jarak sosial Bogardus yang telah dimodifikasi dan dianalisa dengan skala Guttman, penulis mendapatkan hasil bahwa jarak sosial pada PNS lebih besar dibanding pegawai radio. Jarak sosial yang lebih besar ditunjukkan oleh PNS kemungkinan juga dikarenakan belum tersosialisasi dengan baik kesetaraan gender dalam lingkungan kerja mereka. Sebuah studi mengindikasikan individu yang kurang menerima kesetaraan gender cenderung kurang toleran pada (dan lebih berprasangka terhadap) gay men dan lesbian (Haddock dkk dalam Nelson, 2002).
2004
S3369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maryati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran dukungan rekan kerja dan dukungan keluarga terhadap kepuasan hidup ibu bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode Hierarchical Multiple Regression. Variabel ukur dalam penelitian ini adalah Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), subskala keluarga untuk mengukur dukungan keluarga, Co-worker Support untuk mengukur coworker support, dan Satisfaction with Life Scale (SLWS) untuk mengukur kepuasan hidup secara keseluruhan. Partisipan dalam penelitian ini adalah 554 ibu bekerja berusia 20-40 tahun yang memiliki suami yang bekerja, memiliki anak usia 0-36 bulan, dan telah bekerja lebih dari 12 bulan pada perusahaan saat ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa dukungan keluarga (β = 0,321, p <0,01) merupakan prediktor yang lebih kuat daripada dukungan teman sebaya (β = 0,251, p <0,01). ...... This study aims to see the role of coworker support and family support in life satisfaction of working mothers. This research is a quantitative study using the Hierarchical Multiple Regression method. Measuring variables in this study are the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), the family subscale to measure family support, Co-worker Support to measure coworker support, and the Satisfaction with Life Scale (SLWS) to measure overall life satisfaction. Participants in this study were 554 working mothers aged 20-40 years who have working husbands, have children aged 0-36 months, and have worked for more than 12 months at the current company. The analysis showed that family support (β = 0.321, p <0.01) was a stronger predictor than peer support (β = 0.251, p <0.01).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vindy Ningsih Daskunda
Abstrak :
Dukungan di tempat kerja merupakan suatu bentuk kepedulian yang bersumber dari atasan atau rekan kerja, yang dapat membantu perempuan hamil melewati masa-masa kehamilan yang berat di tempat bekerja. Tujuan penelitian untuk mengidentifikasi gambaran dukungan bagi perempuan hamil di tempat bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, dengan sampel penelitian berjumlah 113 perempuan hamil bekerja yang berdomisili di Kota Bogor berdasarkan perhitungan total sampel. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Organizational Support (POS), Coworker Support Scale Items (CSSI), dan kuesioner bentuk dukungan. Hasil penelitian didapatkan 99,1% responden mendapat dukungan tingkat sedang terkait fasilitas dan sarana bekerja, selanjutnya 96,5% responden mendapat dukungan tingkat sedang dari rekan kerja. Bentuk dukungan yang didapatkan dari atasan berupa mendapatkan izin kontrol kehamilan (31%), merasa diperhatikan dan dipedulikan (44%), difasilitasi kursi kerja yang nyaman untuk berdiri dan duduk (32%), dan diizinkan pulang lebih awal (21%). Rekomendasi dari penelitian ini adalah pimpinan perlu meningkatkan promosi kesehatan bagi karyawati hamil di tempat bekerja, serta perlu membentuk pusat dukungan sebagai wadah konseling terarah dalam melakukan pemecahan masalah beban kerja. ......Support in the workplace is a form of care that comes from superiors or coworkers, which can help pregnant women get through the tough pregnancy period at work. The aim of the study was to identify the description of support for pregnant women in the workplace. This research is a quantitative descriptive study, with a survey sample of 113 working pregnant women who live in Bogor City based on the total sample calculation. The instruments used are Perceived Organizational Support (POS), Coworker Support Scale Items (CSSI), and a form of support questionnaire. The results showed that 99.1% of respondents received a medium level of support related to work facilities and facilities, then 96.5% of respondents received a medium level of support from coworkers. Forms of support obtained from superiors in the forms of getting permission for pregnancy control (31%), feeling cared for and cared for (44%), facilitated work chairs that are comfortable for standing and sitting (32%), and allowed to go home early (21%). Recommendations from this study are that leaders need to improve health promotion for pregnant employees in the workplace, and the need to establish a support center as a forum for directed counseling in solving workload problems.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuzulul Ilma
Abstrak :
Manusia sebagai makhluk sosial yang ada dalam suatu organisasi akan selalu berinteraksi satu sama lain dan menjaga hubungan kelompok sosialnya dengan cara apapun, termasuk melalui humor atau lelucon. Setiap individu memiliki gaya humor yang berbeda dalam berinteraksi. Gaya humor tersebut terdiri dari affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, dan self-defeating humor. Masing-masing gaya humor yang digunakan oleh seorang individu mempunyai pengaruh berbeda terhadap hasil organisasi, beberapa diantaranya yaitu stres, kepuasan terhadap rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh gaya humor terhadap stres, kepuasan dengan rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Sebanyak 277 responden yang bekerja secara tim di Wilayah DKI Jakarta dengan minimal masa kerja 1 tahun terlibat di dalam penelitian ini. Data yang telah diperoleh diolah menggunakan metode Multiple Linier Regression dengan software SPSS 23. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jenis humor yang berpengaruh terhadap hasil organisasi. Affiliative humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap kepuasan terhadap rekan kerja, kerjasama tim, dan komitmen organisasi. Self-enhancing humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap komitmen organisasi. Self-defeating humor memiliki pengaruh positif secara signifikan terhadap stres dan pengaruh negatif secara signifikan terhadap kerjasama tim. Kemudian aggressive humor tidak memiliki pengaruh terhadap hasil organisasi. ...... Humans as social beings in an organization will always interact with eachother and maintain social group relations in any way, including through humor or jokes. Each individual has a different style of humor in interacting. The humor styles consists of affiliative humor, self-enhancing humor, aggressive humor, and self-defeating humor. Each humor style used by an individual and has different influences on organizational outcomes, which are stress, satisfaction with coworkers, team coopeartion, and organizational commitment. This quantitative research aims to analyze the impact of humor styles on stress, satisfaction with coworkers, team cooperation, and organizational commitment. A total of 277 respondents who worked in teamwork in the DKI Jakarta Region with a minimum working period of 1 year were involved in this study. The data that has been obtained is processed using the Multiple Linear Regression method with SPSS 23 software. The results of the study indicate that there is a type of humor that impact organizational outcomes. Affiliative humor has a significant positive effect on satisfaction with colleagues, teamwork, and organizational commitment. Self-enhancing humor has a significant positive effect on organizational commitment. Self-defeating humor has a significant positive effect on stress and a significant negative effect on team cooperation. Then aggressive humor has no impact on organizational outcomes.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Syafiq Wiraatmadja
Abstrak :
ABSTRACT
This study aims to examine the relationship between co workers relationship to job satisfaction in a gender diverse dominant group. In particular, this article studies job productivity by connecting it to job satisfaction and the importance of it using two factor theory and theory of needs and correlate the variable with co workers rsquo relationship moderated by situation and perceived feeling of gender diversity in a working group. The research is conducted with a total of 92 employees from both Netherlands and Indonesia, tested using linear regression model. The result of this study show that some models fit to the data while gender diversity isnt significant to the model. The research results in co workers relationship to significantly influence job satisfaction positively. Unfortunately, gender diversity resulted with a low reliability thus deemed as a problem and a lesson for future research. In the result, gender diversity has no significance to the relationship of the variables. The research shows that responses did not create much difference between Indonesia and the Netherlands. A thorough discussion regarding the relationship between variables is presented in this paper.
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji relasi antara hubungan rekan kerja dengan kepuasan kerja dalam kelompok jenis kelamin yang beragam atau dominan. Artikel ini mengkaji produktivitas kerja dengan menghubungkan kepuasan kerja dan pentingnya kepuasan tersebut menggunakan Two-factor Theory dan Theory of Needs dan mengkorelasikan variabel tersebut dengan hubungan rekan kerja yang dimoderasi oleh situasi dan persepsi keragaman jenis kelamin dalam bekerja. Penelitian dilakukan dengan total 92 karyawan dari Belanda dan Indonesia, diuji dengan menggunakan Linear regression model. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa model sesuai dengan data sedangkan keragaman antar jenis kelamin tidak menunjukkan hasil yang signifikan terhadap model. Hasil penelitian menunjukkan hubungan antara rekan kerja mempengaruhi kepuasan kerja secara positif dan signifikan. Tetapi, keragaman jenis kelamin menghasilkan reliability yang rendah sehingga variabel tersebut memberi kesulitan terhadap penelitian dan juga pelajaran untuk penelitian yang berkaitan dengan permasalahan tersebut. Dalam hasil penelitian, keragaman jenis kelamin tidak berpengaruh signifikan terhadap hubungan variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perbedaan analisis antara Indonesia dan Belanda tidak signifikan. Diskusi menyeluruh mengenai hubungan antar variabel dipersembahkan dalam makalah ini.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saurma Imelda Christina
Abstrak :
Penelitian yang dilakukan beranjak dari pengamatan dan kajian literatur yang dilakukan oleh peneliti terhadap kelompok gay di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan (orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum) dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Seperti diketahui, lingkungan sosial pada umumnya masih bersikap negatif dan menolak keberadaan kelompok homoseksual, khususnya kelompok gay. Kelompok ini dikatakan sebagai kelompok minoritas yang sering mendapatkan sikap dan perlakuan negatif dari masyarakat di sekitarnya. Pada umumnya, setiap manusia mendambakan hidup bahagia. Bahkan menurut Aristoteles, pada dasarnya ‘kebahagiaan’ merupakan tujuan hidup dari setiap manusia (Aristoteles, dalam Waterman, 1993). Lebih jauh Diener dkk (Pavot & Diener, 1993; Diener, Suh, Oishi, 1997; Diener & Diener, 2000) mengatakan bahwa konsep kesejahteraan subjektif merupakan konsep yang paling tepat untuk mengukur ‘kebahagiaan` seseorang. Kesejahteraan subjektif itu sendiri terdiri dari aspek kepuasan hidup, afek positif afek negatif dan penerimaan diri. Berkaitan dengan kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, Rotblum(1994) serta Gasiorek & Weinrich (1991) berpendapat bahwa kelompok tersebut tampaknya kurang bahagia dan sering merasa tertekan dalam hidupnya. Lebih jauh beberapa peneliti mengatakan perlunya penelitian tentang kesejahteraan subjektif pada kelompok. Topik penelitian tentang kesejahteraan subjektif itu sendiri merupakan topik yang masih jarang diteliti pada kelompok gay (Dew) Berdasarkan fenomena tersebut, penelitian ini dilakukan untuk melihat kaitan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Masalah dalam penelitian ini adalah untuk melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua., rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Secara khusus, penelitian ini hendak melihat apakah terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua, rekan kerja, dan lingkungan sosial secara umum, dengan aspek-aspek dalam kesejahteraan subjektif yaitu: kepuasan hidup,afek positif afek negatif dan penerimaan diri. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif-kuantitatif dan merupakan penelitian yang bersifat non-eksperimental dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden dalam penelitian ini berjumlah 100 orang, yaitu kaum gay yang berusia 20-40 tahun, berpendidikan minimal tamat SMP dan telah bekerja. Alat ukur yang digunakan adalah: Satisfaction with The Life Scale yang disusun oleh Diener dkk (dalam Pavot & Diener, 1993), Positive Affect and Negative Affect Scale yang disusun oleh Diener, Smith & Fujita (1995), serta Self-Acceptance Scale yang disusun oleh Ryff dkk (Ryff 1989; Ryff & Keyes, 1995)- Sedangkan analisis statistik yang digunakan untuk menjawab masalah penelitian adalah uji korelasi antara variabel-variabel bebas dan variabel-variabel terikat dalam penelitian. Hasil uji korelasi menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay. Namun, hasil uji korelasi menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum, dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay tersebut. Peneliti berasumsi bahwa hubungan yang signifikan antara persepsi terhadap penerimaan lingkungan dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, hanya akan terjadi pada lingkungan yang memiliki interaksi secara langsung dengan kelompok gay (dalam hal ini adalah rekan kerja dan lingkungan sosial secara umum). Persepsi terhadap penerimaan orang tua tidak berhubungan secara signifikan dengan kesejahteraan subjektif pada kelompok gay, sebab (berdasarkan data penelitian) pada umumnya para responden tidak lagi tinggal bersama dengan orang tua mereka. Berdasarkan asumsi ini, peneliti berpendapat bahwa persepsi terhadap penerimaan kelompok (yaitu kelompok gay) tentunya juga akan berhubungan secara signifikan dengan kesejahteraan subjektif kelompok gay tersebut. Penelitian ini hanya membatasi pengukuran pada persepsi kaum gay terhadap penerimaan lingkungan. Menurut peneliti, akan lebih baik jika juga dilakukan pengukuran penerimaan dari lingkungan secara obyektif (orang tua, rekan kerja,dan lingkungan sosial secara umum) terhadap kelompok gay tersebut. Dari hal ini diharapkan akan diperoleh data penelitian mengenai persepsi lingkungan terhadap kaum gay serta persepsi kaum gay terhadap lingkungan tersebut, dan dengan demikian diperoleh deskripsi yang lebih akurat mengenai sikap lingkungan terhadap kelompok gay serta sikap kelompok gay terhadap lingkungan, khususnya kelompok gay di Jakarta. Akan lebih baik jika juga dilakukan penelitian yang mengukur kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay yang telah coming out dan kelompok gay yang masih tertutup. Kendala dalam penelitian ini adalah minimnya data penelitian mengenai sikap lingkungan terhadap kelompok gay, Serta gambaran kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay di Jakarta. Menurut peneliti, akan lebih baik jika dilakukan penelitian-penelitian yang bersifat kualitatif tentang hal tersebut, agar diperoleh gambaran yang lebih mendalam mengenai sikap lingkungan dan kondisi kesejahteraan subjektif pada kelompok gay di Jakarta.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library