Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wahyu Indrasto S.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1983
S2190
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
"Perilaku kekerasan adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). terhadap penurunan perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku, dan fisiologis secara bermakna (p< 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2012
600 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
"Perilaku kekerasan adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). terhadap penurunan
perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah
53 klien skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku, dan fisiologis
secara bermakna (p< 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku
kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis.
Violent behaviour is a maladaptive anger response, which is shown by people whom treated themselves, others and the
environment. The study aimed to explain the effect rational emotive behavioural therapy (REBT) in reducing violent behavioural.
This research design was quasi-experimental using pre-post tests with control group. The samples of this research were 53
clients with paranoid schizophrenia who showed violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients
in control group. The Results showed significant increased cognitive as well as social responses and reduced emotional
behavioural and physiological responses (p< 0.05) on the group who get REBT. REBT is recommended to be given to clients
with violent behaviour together with general nursing inverventiont."
Universitas Andalas. Fakultas Kedokteran ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia ; Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
"Perilaku kekerasan adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku mencederai diri, orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT). terhadap penurunan perilaku kekerasan. Desain penelitian ini adalah quasi experimental pre-post test with control group. Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan perilaku kekerasan, terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku, dan fisiologis secara bermakna (p< 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk diterapkan pada klien perilaku kekerasan bersama dengan tindakan keperawatan generalis.

Violent behaviour is a maladaptive anger response, which is shown by people whom treated themselves, others and the environment. The study aimed to explain the effect rational emotive behavioural therapy (REBT) in reducing violent behavioural. This research design was quasi-experimental using pre-post tests with control group. The samples of this research were 53 clients with paranoid schizophrenia who showed violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients in control group. The Results showed significant increased cognitive as well as social responses and reduced emotional behavioural and physiological responses (p< 0.05) on the group who get REBT. REBT is recommended to be given to clients with violent behaviour together with general nursing inverventiont."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
610 UI-JKI 15:3 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Eka Putri
"ABSTRAK
Perilaku kekerasan (PK) adalah respon kemarahan maladaptif dalam bentuk perilaku menciderai diri,
orang lain dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran Pengaruh Rational Emotive
Behaviour Therapy terhadap penurunan perilaku kekerasan di ruang rawat inap RSMM Bogor. Desain
?Quasi Experimental Pre-Post Test with ?Control Group? dengan intervensi Rational Emotive
Behaviour Therapy (REBT). Sampel penelitian adalah 53 klien skizoprenia paranoid dengan PK,
terdiri atas 25 kelompok intervensi dan 28 orang kelompok kontrol. Hasil penelitian menunjukkan
peningkatan respon kognitif dan sosial serta penurunan respon emosi, perilaku dan fisiologis secara
bermakna (P-value 0,05) pada klien yang mendapatkan REBT. REBT direkomendasikan untuk
diterapkan pada klien PK bersama dengan tindakan keperawatan generalis.

ABSTRACT
Violent behavior is a maladaptive anger response, which is shown by the People whom treated
themselves, others and the environment. The study aims to get the explanation of the effect rational
emotive behavioral therapy in reducing violent behavioral in Bogor RSMM hospital. Design with
?Quasi-Experimental design Pre-Post Test with Control Group? and the intervention of rational
emotive behavior therapy (REBT). The samples of this research are 53 clients with paranoid
schizophrenia who has violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients as
control group. The Results of this research show the increasing response of cognitive, social and
reducing of emotional response, behavioral, and physiological significantly, at (P-value 0,05) on the
clients who get REBT. In 2 times frequency treated associated with the client's social response
increased. REBT are recommended to provide to the clients with REBT critical nursing generalist;Violent behavior is a maladaptive anger response, which is shown by the People whom treated
themselves, others and the environment. The study aims to get the explanation of the effect rational
emotive behavioral therapy in reducing violent behavioral in Bogor RSMM hospital. Design with
?Quasi-Experimental design Pre-Post Test with Control Group? and the intervention of rational
emotive behavior therapy (REBT). The samples of this research are 53 clients with paranoid
schizophrenia who has violent behavior, consisted of 25 clients as intervention group and 28 clients as
control group. The Results of this research show the increasing response of cognitive, social and
reducing of emotional response, behavioral, and physiological significantly, at (P-value 0,05) on the
clients who get REBT. In 2 times frequency treated associated with the client's social response
increased. REBT are recommended to provide to the clients with REBT critical nursing generalist"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28458
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Wairata, Martha C.
"Underachiever menurut Worell & Stilwell (1981) adalah siswa yang berprestasi di bawah potensi kecerdasannya. Biasanya para Underachiever menghindari kompetisi, kecuali mereka bisa menang. Dalam proses, pada akhirnya mereka justru kehilangan keterampilan penting yang dibutuhkan, akibatnya mereka makin merasa tidak mampu, yang kemudian meningkatkan ketakutan gagal, dan menurunkan keyakinan akan kemampuan dirinya. Bandura (1986) mengistilahkan keyakinan seseorang akan kemampuannya ini sebagai self efficacy.
Penelitian Hanggoro (1990) membuktikan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara self efficacy dengan prestasi belajar. Untuk menumbuhkan self efficacy, siswa perlu dibantu untuk melihat diri mereka dengan jelas dan tepat, dengan meyakinkan siswa bahwa mereka sebenarnya mampu berprestasi di sekolah, khususnya bila memang memiliki potensi kecerdasan yang menunjang.
Pelatihan Rational Emotive Therapy (R.E.T.) merupakan alternatif usaha untuk meningkatkan self efficacy pada underachiever, yang disusun berdasarkan konsep dasar Rational Emotive Therapy dari Albert Ellis. Konsep dasar RET sendiri bertujuan untuk merubah belief (keyakinan) yang sifatnya irrasional, menjadi belief yang rasional. Pada underachiever, kurangnya keyakinan bahwa dirinya mampu merupakan suatu irrasional belief, mengingat potensi kecerdasan yang dimiliki. Dengan diberikannya pelatihan RET ini, diharapkan keyakinan akan kemampuan diri mereka menjadi lebih meningkat, dengan menerapkan konsep-konsep dasar dari Ellis yang pada intinya bertujuan menyerang pemikiran irrasional dengan cara menentangnya sehingga akhirnya menimbulkan insight pada diri subyek bahwa pemikirannya tersebut salah, dan mengakibatkan subyek memutuskan untuk mengganti pernikirannya menjadi rasional.
Sampel penelitian dipilih dari kelompok mahasiswa Fakultas Psikologi UI angkatan 1997 yang saat ini terancam drop out. Untuk memastikan potensi kecerdasannya, kepada subyek diberikan tes Advanced Progressive Matrices (APM). Sedangkan untuk mengukur self efficacy tiap subyek , diberikan skala self efficacy. Untuk melihat efektif atau tidaknya pelatihan ini, dilakukan studi dengan desain eksperimen one group pretest-posttest design. Dalam desain ini dilakukan pembandingan skor self efficacy tiap subyek peserta pelatihan, sebelum dan sesudah pelatihan diberikan. Di samping itu, dilakukan juga evaluasi kualitatif dengan memberikan pertanyaan terbuka kepada seluruh peserta pelatihan tentang ada/tidak-nya manfaat pelatihan bagi diri mereka.
Dari hasil pengolahan data disimpulkan bahwa pelatihan RET terbukti efektif meningkatkan self efficacy pada underachiever. Kesimpulan ini diperkuat dengan hasil analisa data secara kualitatif terhadap jawaban-jawaban subyek pada pertanyaan terbuka. Namun demikian, penafsiran terhadap hal ini relatif terbatas, menimbang jumlah sampel yang relatif sedikit, dengan karakteristik sampel yang khas, yaitu berasal dari Jakarta dan sekitarnya. Untuk melihat efektivitas pelatihan ini lebih lanjut dapat dilakukan beberapa alternatif studi, antara lain studi pada populasi yang sama dengan jumlah sampel lebih banyak, studi pada populasi sama dengan karakteristik masalah yang berbeda, serta studi pada kelompok populasi lain."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aryani Rahmah Utami
"Anak middle childhood yang memiliki kondisi Alopecia, atau kondisi medis yang membuat seseorang tidak dapat memiliki rambut di kepala dan/atau di bagian tubuh lainnya, akan sulit menerima kekurangan dirinya. Terlebih, ketika anak sering terpapar dengan reaksi lingkungan yang negatif terhadap penyakitnya, membuat anak rentan mengalami kemarahan. Ketika rasa marah belum dapat diregulasi dengan baik, maka muncul perilaku agresif sebagai bentuk dari ungkapan rasa marah tersebut. Partisipan pada penelitian merupakan seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang memiliki kondisi alopecia, memiliki masalah pada rasa marah dan melakukan perilaku agresif, serta memiliki irrational belief mengenai orang yang berada di sekitarnya. Ia beranggapan bahwa setiap orang yang bertanya mengenai topi yang ia kenakan pasti ingin mengejek kepalanya yang botak. Oleh karena itu, partisipan perlu mendapatkan suatu intervensi dengan menggunakan pendekatan kognitif untuk mengajarkan anger management dengan menggunakan prinsip Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) untuk mengelola rasa marah dan mengurangi perilaku agresifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas penerapan Anger Management berdasarkan prinsip REBT untuk menurunkan perilaku agresif pada anak alopecia menggunakan metode penelitian kuasi eksperiman single subject design. Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah terbukti efektif.

Children in middle childhood stage who has an Alopecia condition, or a medical condition of someone can never have hair on the head and/or on other parts of body, it will be difficult to accept their shortcomings. Moreover, when children are often exposed to negative environmental reactions to their illness, making children vulnerable to anger. When anger cannot be regulated properly, aggressive behavior emerges as a form of expressing anger. Participant in this study was a nine-year-old boy who had alopecia, had a problem with anger and carried out aggressive behavior, and had an irrational belief about those around him. He assumed that everyone who asked about his hat that he was wearing certainly want to taunt his bald. Therefore, participant need to get an intervention using a cognitive approach to teach anger management. The principles of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) used in this research to manage anger and reduce aggressive behavior. The aim of this study was to determine the effectiveness of the implementation of Anger Management based on the REBT principle to reduce aggressive behavior in alopecia children using the quasi-experimental method of single subject design. The results obtained from this study are proven effective."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2018
T51867
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maengkom, Natasya
"Latar Belakang: Depresi merupakan dampak psikologis yang paling umum terjadi pada penderita stroke. Penanganan Depresi Pasca Stroke dapat membantu penderita beradaptasi dengan kondisi saat ini yang mempengaruhi kesehatan fisik dan kesejahteraan psikologis bagi para penderita, khususnya penderita lanjut usia.
Tujuan: Untuk melihat efektivitas Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) dalam menurunkan depresi pasca stroke pada penderita stroke lanjut usia.
Metode: Satu orang lansia penderita depresi pasca stroke diberikan intervensi REBT sebanyak delapan kali pertemuan. Intervensi ini mencakup psikoedukasi, activity scheduling, restrukturisasi kognitif (disputing), pemecahan masalah, pemberian tugas rumah serta latihan relaksasi. Pengukuran efektivitas dilakukan sebelum dan sesudah intervensi diberikan dengan menggunakan Geriatric Depression Scale (GDS) dan Satisfaction With Life Scale (SWLS).
Hasil: Partisipan mengalami penurunan depresi dan peningkatan kepuasan hidup setelah berpartisipasi dalam intervensi REBT. Kegiatan yang paling berperan dalam intervensi ini adalah latihan relaksasi dan activity scheduling.
Kesimpulan: Intervensi REBT efektif dalam menurunkan depresi pada lansia penderita stroke.

Background: Depression is the most common psychological effect that is found in stroke patients. Treating Post Stroke Depression (PSD) might help the patients to cope with current condition. It also affects the physical health and psyhological well being in patients, especially the elderly ones.
Purpose: To observe the effectiveness of Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) in reducing depression in an elderly stroke patient.
Methods: The REBT intervention was given to an elderly PSD patient. The intervention consists of eight sessions with following activities: psychoeducation, activity scheduling, cognitive restructuring (disputing), problem solving, homework, and relaxation. The effectiveness of the therapy is measured by Geriatric Depression Scale (GDS) dan Satisfaction With Life Scale (SWLS) that was given before and after the intervention.
Results: The participant experienced a decrease in depression and improvement in life satisfaction after participating in this intervention. Relaxation and activity scheduling, among others, are considered to be the most influencing activities in the intervention.
Conclusion: A Rational Emotive Behavior Therapy (REBT) is effective to reduce depression in an elderly stroke patient.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Winny
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas intervensi REBT dalam menangani perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran. Penelitian ini merupakan penelitian kuasi eksperimental dengan desain before-after within subject. Alat ukur Unconditional Self-Acceptance Questionnaire dan Hopkins Symptom Checklist-25 digunakan untuk mengukur efektivitas intervensi. Pada akhir proses intervensi, empat partisipan perempuan yang mengikuti intervensi mengalami peningkatan tingkat self-acceptance dibanding sebelumnya. Mereka lebih menerima dan menghargai diri, mendapat pandangan baru terkait pengalaman kekerasan, serta memahami teknik-teknik yang aplikatif diterapkan untuk mengelola stres. Hal ini menunjukkan bahwa intervensi REBT terbukti efektif untuk meningkatkan self-acceptance pada perempuan yang mengalami kekerasan seksual dalam hubungan pacaran.

ABSTRACT
This research aims to find out the effectivity of REBT in increasing self-acceptance for women who sexually abuse. The research was designed using one-group quasi experimental, before-after within subject. Unconditional Self-Acceptance Questionnaire and Hopkins Symptom Checklist-25 were used to measure the level of self-acceptance and psychological distress. This research found out the level of self-acceptance in all participants were increasing after intervention. The partisipants more able to unconditionally accept themselves, have more positive thoughts towards the past experience, and learn how to manage their stress."
2016
T46626
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>