Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hasahatan, Andre Marhuarar
Abstrak :
Investasi selalu dihadapkan pada dua masalah yaitu maksimasi tingkat pengembalian yang diharapkan (expected return) dan minimalisasi resiko (risk). Dimana diasumsikan bahwa semakin tinggi tingkat pengembalian yang diharapkan maka resiko yang dihadapi juga menjadi semakin tinggi. Penelitian dalam karya akhir ini akan membahas mengenai proses penyusunan portofolio saham yang berasal dari komponen Indeks LQ-45 dan pengaruh indikator ekonomi seperti indeks harga saham gabungan (IHSG), indeks LQ-45 (ILQ-45), dan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap US Dollar (IDR/USD) dsn dampaknya terhadap pergerakan indeks portofolio yang disusun pada saham sektor barang konsumsi di Bursa Efek Jakarta selama periode 1997-2001. Penelitian ini mencoba untuk membuat persamaan pengaruh faktor tersebut dengan memperhatikan nilai error/residu persamaan dengan asumsi dimana residu pada persamaan tidak selamanya bersifat konstan sepanjang waktu (homoscedastic) dan pergerakan volatilitas residu dapat menjelaskan pergerakan tingkat resiko masa lalu yang relevan untuk memperkirakan resiko pada masa yang akan datang. Hasil penelitian pada masa menjelang krisis ekonomi tahun 1997 banyak saham - saham yang menghasilkan nilai return yang negatif dimana faktor penyebab terutama adalah melemahnya kurs secara signifikan. Pada periode 1998 dan periode 1999, saham-saham calon penyusun portofolio lebih banyak yang memberikan nilai return yang positif. Pada tahun 2000, juga saham - saham kembali mengalami tekanan tingkat pengembalian kebanyakan memberikan nilai return yang negatif. Pada periode 2001, saham-saham calon penyusun portofolio masih terlihat pada tahap recovery dimana sebagian masih memberikan return yang negatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IHSG dan ILQ-45 memiliki high multicollinearity sehingga kedua indeks tersebut tidak dapat dimasukkan sekaligus dalam persamaan. Pada persamaan juga ditemukan bahwa kebanyakan IDR tidak langsung berpengaruh kepada saham - saham penyusun portofolio dan portofolio tetapi lebih berpengaruh langsung kepada nilai IHSG. Pengukuran signifikansi faktor-faktor yang mempengaruhi pergerakan indeks harga saham individual calon penyusun portofolio dan portofolio menunjukkan bahwa IHSG pada tahun 1997 berpengaruh terhadap saham ISAT dengan koefisien sebesar 0,53 tetapi tidak berpengaruh kepada pergerakan saham RMBA dimana saham tersebut lebih dipengaruhi oleh pergerakan masa lalu (lag) sedangkan portofolio dipengaruhi oleh IHSG dengan koefisien sebesar 0,2785. Periode penelitian 1998 menunjukkan bahwa sahatp ASGR sedikit dipengaruhi oleh IDR dengan koefisien sebesar --0,0737 dan saham INTP dipengaruhi oleh IHSG dengan koefisien sebesar 0,3949 dan juga oleh lag, sedangkan saham SMGR dipengaruhi oleh IHSG dengan koefisien sebesar 0,8869 dan juga oleh lag. Portofolio periode tersebut dipengaruhi oleh IHSG dengan koefisien sebesar 0,3859. Pada periode 1999, hanya terdapat satu emiten yang masuk kedalam garis efisien sehingga tidak dapat dibentuk portofolionya. Emiten tersebut adalah F ASW dimana pergerakan sahamnya dipengaruhi oleh IHSG dengan koefisien sebesar 0,92325. Pada periode 2001, IHSG mempengaruhi BMTR dengan koefisien sebesar 0,4 781 sedangkan mempengaruhi F ASW dengan koefisien 0,5602 dan mempengaruhi MEDC dengan koefisien sebesar 0,5328. Kemudian IHSG juga mempengaruhi TLKM koefisien sebesar 1,709 dan mempengaruhi TSPC dengan koefisien sebesar 0,8706 dan juga mempengaruhi ULTJ dengan koefisien sebesar 0,3958. Sedangkan pada portofolio periode ini IHSG mempengaruhi pergerakannya dengan koefisien sebesar 0,6707. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah analisa resiko dan faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian indeks saham individual pada wilayah efisien maupun portofolio relatif berpengaruh terhadap pergerakan indikator IHSG dan nilai tukar kurs. Return indeks portofolio juga banyak dipengaruhi oleh informasi pergerakan di masa lalu (lag). Model GARCH (1,1) dapat digunakan pada portofolio 2000 dan 2001.
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Jack
Abstrak :
This issue outlines the ways HR practitioners (1) can demonstrate how training affects the organization's bottom line, (2) can explain the linkage between HR and business strategies, and (3) can illustrate a level of accountability for the HR department. It describes methods of collecting data, isolating the effects of training, and the barriers and benefits to ROI.
Alexandria, VA: [American Society for Training and Development Press, American Society for Training and Development Press], 2000
e20428989
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Jack J.
Abstrak :
Explains the complexities of return on investment (ROI) and details the benefits of ROI assessment. ROI at Work features examples of ROI application in the government sector along with a variety of other industries, including telecommunications, financial services, technology, and automotive. Analyze real-world case studies and use ROI principles to ensure your programs contribute to the strategic goals of your organization.
Alexandria, VA: American Society for Training and Development Press;, 2005
e20438794
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Measuring ROI in the Public Sector shows how public sector organizations are using ROI evaluation as a way to meet their unique performance challenges. Featured case studies focus on a range of organizationsfrom small local governments, to state governments, to major cities, and to national and federal programs.
Alexandria, VA: [American Society for Training & Development Press;, ], 2002
e20429092
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Phillips, Jack J.
Abstrak :
A learning objective is a statement that describes expected outcomes of a learning event. A seemingly simple concept, it is extremely important in the process of developing effective learning programs. This book links learning objectives to program return on investment (ROI).
Birmingham, Alabama: American Society for Training & Development, 2008
e20441338
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Dinaya
Abstrak :
Basle Accord 2 yang memasukkan risiko pasar dan risiko operasional selain risiko kredit dalam perhitungan CAR bank, telah mempengaruhi investor dalam pengambilan keputusan investasi. Penelitian ini mencoba meneliti korelasi antara risiko kredit dan risiko pasar terhadap return saham bank-bank di Indonesia pada tahun 2002-2003. Risiko pasar dibagi menjadi dua yaitu risiko tingkat bunga dan risiko nilai tukar. Dalam penelitian ini return saham dicerminkan sebagai investor. Variable terikat adalah return saham bank dan variabel bebas adalah risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Variabel-variabel ini diregresi dengan multiple regression. Sampel yang diambil adalah bank-bank umum swasta devisa yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2003. Hasil yang diperoleh yaitu tidak ada hubungan yang signifikan antara return saham bank dengan risiko kredit, risiko tingkat bunga, dan risiko nilai tukar. Dari nilai R2 sebesar 0.134 menunjukkan bahwa hanya 13,4% dari return saham dijelaskan oleh risiko kredit dan risiko nilai tukar sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Standard deviasi return saham sebesar 0,0063 lebih kecil nilainya dibandingkan dengan standard error of estimate yang sebesar 0,0069. Dari perbandingan ini dapat dikatakan baliwa model II kurang bagus dalam bertindak sebagai predictor, dan sebaliknya return saham itu sendiri yang lebih bagus sebagai prediktornya. Dari hasil ini menggambarkan bahwa investor pada saat ini masih memprediksi return saham dari data return saham historikalnya.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T15704
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tania Senjaya
Abstrak :
ABSTRAK
Bursa efek merupakan salah satu indikator keadaan perekonomian suatu negara. Jika kondisi perekonomian negara sedang baik, maka hal tersebut akan tercermin pada harga-harga sekuritas yang diperdagangkan di bursa efek tersebut.

Perkembangan pasar modal Indonesia mulai pesat mulai awal tahun 1990-an, hal ini dapat kita lihat dari jumlah emiten di Bursa Efek Jakarta dad sekitar 25 perusahaan meningkat menjadi Iebih kurang 290 perusahaan, volume perdagangan saham yang mencapai puluhan milyar rupiah perhari dan IHSG yang meningkat terus menerus bahkan pernah mencapai posisi tertinggi pada tanggal 8 Juli 1997 yaitu sebesar 740,83.

Dengan kondisi pasar modal Indonesia yang semakin bergairah mi menyebabkan investor yang sebagian merupakan orang awam dengan dana lebih mulai melirik pasar modal sebagai salah satu lembaga investasi di luar bank dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang maksimum dari investasi yang dilakukan.

Ada berbagai macam teori bagaimana seorang investor melakukan investasi saham melalui pembentukan portofolio atau dapat pula investor mengikuti apa yang dikatakan brokernya atau melakukan tindakan mengikuti pasar yaitu dengan melihat tindakan yang dilakukan lembaga investasi besar.

Peter Lynch sebagai salah seorang manajer investasi terkenal memberikan alternative lain bagaimana membentuk sebuah porotfolio dalam melakukan investasi saham. Peter Lynch adalah manager investasi pada perusahaan investasi Fidelity Magellan Fund yang berpusat di Boston.

Berdasarkan teknik Lynch maka didapatkan 2 buah alternatif pembentukan portofolio yaitu berdasarkan alternatif I terdapat 10 saham dalam 1 portofolio dan pada alternatif II terdapat 16 saham dalam 1 portofolio.

Untuk melihat dampak dari krisis moneter yang melanda Indonesia semenjak pertengahan Juli, maka horison waktu pemegangan (holding period) dibagi menjadi 2 yaitu periode pemegangan sampai saat sebelum krisis terjadi yaitu sampai dengan awal Agustus dan periode pemegangan sampai saat krisis sedang terjadi yaitu sampai akhir tahun 1997.

Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode tingkat pengembalian selama waktu pemegangan maka dapat diambil kesimpulan bahwa tingkat pengembalian portofolio selalu lebih tinggi daripada tingkat pengembalian pasar untuk keempat keadaan yaitu altematif I atau II dan untuk periode pemegangan 52 minggu atau 31 minggu.

Dari hasil pengukuran kinerja portofolio dengan menggunakan metode penyesuaian risiko maka dapat diambil kesimputan secara keseluruhan kinerja portofolio I lebih baik dibandingkan dengan kinerja portofolio alternatif II.

Teknik Lynch lebih tepat digunakan apabila keadaan pasar sedang bergairah, hal ini dapat dilihat dari tingkat pengembalian yang Iebih baik di saat pasar bergairah dan kinerja portofolio berdasarkan metode penyesuaian risiko menunjukkan hasil yang lebih baik pada saat keadaan pasar bergairah.

Pembentukan portofolio dengan menggunakan teknik Lynch untuk keadaan di Indonesia memiliki beberapa kekurangan yaitu bentuk pasar Indonesia yang belum lama berkembang, praktek window dressing yang dilakukan dalam laporan keuangan, penggunaan metode pencatatan akuntansi yang tidak seragam, dan ketersediaan data-data tertentu tidak terdapat serta data historis perusahaan yang belum lama.

Dengan memperhatikan kekurangan diatas maka penggunaan teknik Lynch belum dapat dikatakan secara tepat dapat digunakan di Indonesia walaupun hasil yang ditunjukkan selalu mengalahkan pasar.
1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Halma
Abstrak :
Investasi merupakan salah satu tolak ukur dalam melihat dan mengukur perekonomian suatu negara. Salah satu contoh dan bentuk investasi adalah saham perusahan., di mana saham ini diperdagangkan di pasar modal.

Di Indonesia perkembangan pasar modal sejak tahun 1989 menunjukkan pasang surut yang menggembirakan. Perkembangan yang sangat pesat terjadi setelah pemerintah mengeluarkan deregulasi di bidang ekonomi pada umumnya maupun di pasar modal pada khususnya. Perkembangan ini bisa dilihat dan jumlah emiten yang saat ini terdaftar maupun dari kapitalisasi pasar di Bursa Efek Jakarta.

Sampai pertengahan bulan Juni 1997, jurnlah perusahaan yang menjadi emiten di Pasar modal Indonesia mencapai 308 perusahan, terdiri dari 247 emiten saham dan 31 emiten obligasi serta 31 emiten saham dan obligasi. Dengan total emisi sebesar Rp. 68,671 triliun. Selain itu kemajuan pasar modal indonesia juga terlihat dari nilai kapitalisasi pasar yang mencapai 243,3 triliun.

Kesuksesan pasar modal tersebut di atas, tidak terlepas dari semakin banyaknya para investor melakukan investasi dalam bentuk saham. Hasil investasi pada saham terdini dan capital gain dan deviden. Karena hasil dan saham itu diterima di masa yang akan datang, maka kemungkinan resiko selalu ada. Resiko yang dimaksud di sini adalah kemungkinan hasil yang akan kita dapatkan tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan.

Seorang investor dapat memperkecil resikio yang akan diterimanya dengan melakukan diversifikasi yang dikenal dengan portofolio saham, yaitu kepemilikan investasi iebih dan satu jenis. Misalnya dengan melakukan investasi pada saham perusahan dan Sertifikat Bank Indonesia. Saham perusahaan adalah investasi yang beresiko dan Setifikat Bank Indonesia adalah investasi yang tidak mempunyai resiko (bebas resiko).

Pada penulisan karya akhir mi, penulis mencoba untuk rnemecahkan masalah yang selalu dialami oleh para investor yaitu bagaimana membentuk suatu portofolio yang optimal. Masalah tersebut seperti objek-objek investasi apa saja yang akan dibeli dan berapa porsi masing-masing saham tersebut dan faktor-faktor yang penting diperhatikan dalam membentuk portofolio.

Dengan memilih 40 saham dan sekian banyak saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta sampai awal Februari 1997, penulis mencoba untuk menelitinya dari sudut pandang seorang investor. Dan 40 saham tersebut, kemudian akan dipilib saham-saham yang mempunyai tingkat pengembalian positif. Dan langkah selanjutnya rnernilih 10 saham yang terbaik urituk dibentuk dalam satu portofolio saham. Dua metode yang digunakan dalam penulisan mi adalah metode Harry Markowitz dan Single Index Model yang dikembangkan oleh Willian Sharpe. Hasil dari kedua metode ini setelah melaui tahap pembahasan adalah sebagi berikut: - Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko maka tingkat pengembalian adalah sebesar 1,041% dan tingkat resiko sebesar 2,451% - Dengan menggunakan metode pendekatan H. markowitz, di mana melakukan investasi pada aset beresiko dan aset bebas resiko. Tingkat pengembalian adalah sebesar 1,661% dan tingkat resiko sebesar 3,249%. - Dengan menggunakan metode pendekatan Single Index Model , di mana melakukan invesatsi semua pada aset beresiko, maka tingkat pengembalian adalah sebesar 0,708% dan tingkat resiko sebesar 1,710%. Adapun Kombinasi portofolio dengan tingkat pengembalian paling tinggi adalah saham Astra internasional (17,319%), Bimantara Citra (10,145%), Lippo Bank (3,335%), Lippo Land Development (31,252%), Mulialand (4,775%), Polysindo Eka Perkasa (2,215%), Putra Surya Perkasa (20,747%), Sinar Mas Multiarta (2,7460/o), Tambang Timah (3,259%), Telekomunikasi Indonesia (4,297%) dan pada aset bebas resiko SBI (1,115%).

Pembentukan portofolio yang optimal tidak cukup hanya dilakukan satu waktu tertentu, melainkan harus disesuaikan dengan perubahan-perubahan yang terjadi. Faktor Judgment seseorang sangat menentukan hasil perhitungan dapat berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian penerapan prinsip-prinsip dasar dalam perhitungan dan pembentukan portofolio saham tidak berbeda.
Depok: Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Budiman Anwar
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menemukan bukti empiris pengaruh kinerja keuangan yang diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Earning per Share, serta kualitas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan terhadap return saham di pasar modal Indonesia. Obyek yang diambil berjumlah 50 (lima puluh) emiten yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian antara tahun 2004 sampai dengan tahun 2008. Metode analisis yang digunakan adalah Regresi Linier Berganda (Multiple Linear Regression). Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa kinerja keuangan dan kualitas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan bersama-sama dapat menjelaskan 13,56% variasi dari return saham pada tingkat signifikansi 5%. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa Earning per Share merupakan satu-satunya ukuran kinerja keuangan yang memiliki pengaruh signifikan terhadap return saham. Hasil penelitian justru tidak menemukan bukti adanya pengaruh kualitas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan terhadap return saham. Hal ini menunjukkan investor lebih melihat prospek perusahaan, sehingga kualitas pengungkapan informasi dalam laporan keuangan belum menjadi pertimbangan bagi investor dalam mengambil keputusan untuk membeli maupun menjual saham perusahaan tersebut.
ABSTRACT
This research aim to know influance of financial performance with proxy current ratio, debt to equity ratio, earning per share, and disclosure quality in the financial statement to the rate of return in Indonesia Stock Exchange. Company as sample taken the amount to 50 (fifty) emiten listed in Indonesia Stock Exchange with period of research between of 2004 up to 2008. The analysis method used is Multiple Linear Regression. Regression analysis indicate that financial performance and disclosure quality in the financial statement can explain 13,56% variation in stock return at 5% significance level. The result also indicated that the Earning per Share is the only measure of financial performance which has a significant influence on stock returns. The result did not find evidence of the influence of disclosure quality in the financial statements to stock return. This shows that investors prefer to analyze the company?s prospect than the historical, therefore disclosure quality in financial statements has not been considerated by investors in making decisions to buy and sell shares in the company.
2010
T27765
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tara Indira
Abstrak :
ABSTRAK
DKI Jakarta merupakan pasar yang membuka peluang bisnis yang sangat besar bagi industri jasa yang menawarkan layanan digital bagi ibu pra, periode, dan pasca kehamilan dengan adanya 170.000 ibu hamil setiap tahunnya. Peluang bisnis itulah yang menyebabkan terciptanya ide pembuatan platform online terintegrasi berbasis website yang menyediakan berbagai macam kebutuhan seorang ibu, di antaranya informasi seputar kehamilan, layanan booking dokter secara online, dan layanan online gift registry. Akan tetapi, sebelum melakukan investasi bisnis, terlebih dahulu dibutuhkan penelitian terkait perhitungan kelayakan finansial penerapan platform tersebut. Penelitian ini menyajikan hasil perhitungan kelayakan finansial penerapan platform tersebut dengan menggunakan pendekatan Net Present Value, Internal Rate of Return, dan Payback Period. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa penerapan platform ini akan menghasilkan nilai Net Present Value sebesar Rp 48.342.103.113, Internal Rate of Return sebesar 44%, dan Payback Period selama 7 tahun sehingga bisnis ini dapat dinyatakan layak untuk dijalankan. Selain itu, di akhir penelitian juga dilakukan analisis sensitivitas dari model kelayakan finansial dimana ditemukan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap hasil akhir kelayakan finansial adalah variabel inflasi gaji, discount rate, dan pendapatan tahunan.
ABSTRACT
With an average number of 170,000 pregnant women annually, Jakarta opens huge business opportunities for service industries that offer digital services for mothers in maternity period. That opportunity brings out the creation of the idea of an integrated online website that provides a wide range of needs of a mother, including information regarding pregnancy, doctors? online booking service, and a baby gift registry service. However, before making a decision to make an investment to such business, it is required to calculate the financial feasibility study related to the implementation of the platform. This study presents the results of the calculation of the financial feasibility of the implementation of the platform by using the approach of several feasibility study methods such as Net Present Value, Internal Rate of Return and Payback Period. After the research has been conducted and findings are generated, it is known that the implementation of this platform will yield a Net Present Value of Rp 48,342,103,113, an Internal Rate of Return of 44%, and 7 years worth of Payback Period, which resulted in a conclusion that the investment is feasible to run. In addition, at the end of the study, sensitivity analysis of the financial model is also conducted in which three variables that have the most influence on the final value of the financial feasibility of the platform are known. Those sensitive variables are wage inflation rate, discount rate, and annual revenue
2016
S63009
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>