Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Monika Rizkita
Abstrak :
ABSTRAK
Fenomena Mukbang, siaran makan, merupakan salah satu gejala dari bertukarnya praktik budaya pada masyarakat digital. Pertukaran praktik budaya membuat perubahan bagi gaya hidup, salah satunya yaitu gaya hidup prosumsi produksi dan konsumsi dalam kebiasaan makan sebagian Youtuber Indonesia. Berdasarkan studi sebelumnya, YouTube disebut sebagai sarana pertukaran praktik budaya dan konten yang disiarkan dapat memengaruhi gaya hidup penggunanya. Selain itu, studi sebelumnya mengatakan siaran makan berdampak pada konsumsi makanan yang tidak dibutuhkan. Namun, studi tersebut hanya berfokus pada dampak terhadap konsumsi saja. Oleh karena itu, penulis ingin mengkaji fenomena tersebut melalui perspektif sosiologi budaya dengan menggunakan konsep komodifikasi budaya dalam fenomena Mukbang di Indonesia. Penulis beragumen, pada fenomena Mukbang di Indonesia, Youtuber sebagai prosumer melakukan komodifikasi pada video yang memperlihatkan aktivitas makannya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat tiga bentuk komodifikasi yang terjadi yaitu pada cara makan, jenis makanan, dan kualitas video. Di sisi lain, dengan memerhatikan tren dan selera penonton, terdapat dampak positif maupun dampak negatif yang diterima oleh Youtuber maupun penonton. Artikel ini menggunakan metode kualitatif, dengan mengumpulkan data dari hasil wawancara mendalam, observasi, serta studi literatur. Informan dalam artikel ini merupakan pengguna YouTube di Indonesia yaitu Youtuber konten Mukbang dan penontonnya, berusia 18 ndash; 29 tahun.
ABSTRACT
Mukbang phenomenon, eating broadcast, is one of the symptoms of medical treatment for the digital community. The exchange of sports with various lifestyles, one of which used the prosumption lifestyle production and consumption in the eating habits of most of Youtuber Indonesia. Based on previous studies, YouTube is referred to as a means of exchanging cultural practices and content that can enable the lifestyle of its users. In addition, a previous study said eating broadcasts had an impact on unnecessary food consumption. However, this study deals only with consumption. Therefore, the writer wanted to study the phenomenon through cultural sociology by using the concept of commodity in Mukbang phenomenon in Indonesia. The author argues, in the phenomenon Mukbang in Indonesia, Youtuber as a prosumer commodify the video that gave rise to eating activities. The results showed that there are three forms that occurred on how to eat, type of food, and video quality. On the other hand, by noticing the trends and touch of the audience, there are positive and negative ones achieved by Youtuber and the audience. This article uses qualitative methods, by collecting data from in-depth interviews, and literature studies. The informant in this article is a YouTube user in Indonesia that is Youtuber content Mukbang and its viewers, aged 18 - 29 years.
2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Anastasia Raras Tri Hapsari W
Abstrak :
ABSTRAK<>br> Kanal media YouTube beberapa tahun belakangan ini semakin menjadi populer untuk dijadikan sebagai sarana informasi. YouTube sendiri merupakan salah satu bentuk dari New Media atau media baru yang merupakan tanda masuknya era media sosial. Hadirnya Web 2.0 dalam media baru membuat pergeseran fungsi konsumen dalam mengkonsumsi media yang tadinya hanya mengkonsumsi saja menjadi ikut menjadi distributor dan produsen, atau biasa kita sebut juga sebagai prosumer. Dengan menjadi prosumer para pengguna media sosial berfungsi sebagai pengawas dari media masa yang ada, bukan hanya sebagai konsumen saja. Perusahaan besar yang memiliki konsep prosumer dalam mengisi konten di dalamnya adalah Facebook, Twitter, Flickr, dan YouTube. YouTube sendiri merupakan kanal media yang menyebarkan informasi khususnya dalam bentuk video. Konten-konten yang berada di YouTube dibuat oleh konsumen yang membuat pengguna YouTube menjadi prosumer. YouTube membuat konsumen menjadi tidak hanya melihat video yang dibuat oleh pengguna YouTube lainnya, tetapi juga ikut memproduksi video yang dapat dilihat oleh para pengguna YouTube Dalam hal ini Kok Bisa memanfaatkan YouTube sebagai kanal media publikasi konten edukasi untuk menambah konten positif yang ada di Indonesia. Kok Bisa merupakan kanal YouTube edukasi terbesar di Indonesia. Dengan menggunakan animasi, Kok Bisa berusaha membuat penjelasan mengenai fenomena sains sehari-hari menjadi lebih mudah dan menarik untuk dinikmati. Kok Bisa adalah salah satu kanal YouTube yang memanfaatkan media sebagai sarana demokrasi untuk menyampaikan pendapatnya mengenai konten-konten yang ada di Indonesia, khususnya seperti yang kita temukan di televisi. Keberhasilan Kok Bisa menunjukan bahwa Indonesia memiliki kemauan untuk mendukung konten positif yang bermanfaat bagi penontonnya.
ABSTRACT<>br> In the recent years, YouTube channel have increased popularly as an information medium. YouTube itself is one of the New Media that signal the beginning of social media era. The appearance of Web 2.0 in the new media result in a shifting of media consumer function from only consuming to take part of distribution and producing, or oftenly called as prosumer. Being a prosumer, social media user also act as a watcher for mass media, not only as a consumer. Large company such as Facebook, Twitter, Flickr, and YouTube fill their content with the concept of prosumer. YouTube itself is one of the media canal that spreads information specifically in the form of a video. Contents in YouTube are produced also by the consumer which make Youtube user are prosumer. YouTube makes the consumer also involve not only in watching the videos produced by other YouTube user but also in producing the video itself. In this case, Kok Bisa use YouTube as a media canal to publish educational content in the purpose of improving positive content in Indonesia. Kok Bisa is the largest Indonesian YouTube educational channel. By using animation, Kok Bisa tries to explain daily science phenomenon more easier and interesting to watch. Kok Bisa is one of YouTube channel that use media as a democracy tools to express their opinion of the contents in Indonesia, especially the one that we found on Television. The success of Kok Bisa shows that Indonesia have a strong will to support positive content that are useful for their viewers
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Stephanie
Abstrak :
Penggemar K-pop merupakan salah satu kelompok penggemar yang paling aktif menggunakan sosial media khususnya Instagram. Dalam menggunakan layanan yang disediakan oleh Instagram, penggemar K-Pop memproduksi beragam bentuk tema foto, video, dan filter unik yang disesuaikan dengan intepretasi mereka terhadap budaya K-Pop. Kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram ini menunjukkan bahwa mereka tidak hanya berperan sebagai konsumen semata tetapi juga produsen yang aktif menciptakan dan mendistribusikan konten-konten baru dan unik versi mereka. Tulisan ini bertujuan untuk menyampaikan tentang kegiatan produksi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram sebagai bentuk budaya partisipatoris. Pada pembahasan tulisan ini, dapat dilihat bahwa penggemar K-Pop menghasilkan beragam bentuk tema kreatif seperti foto (foto fashion, meme, dan template game), video (cover video, fancam, parody video), dan game effect filter. Beragam bentuk kreasi yang dilakukan penggemar K-Pop di Instagram merepresentasikan bentuk budaya partisipatoris yang melekat kuat pada penggemar K-Pop. ......K-Pop fan is one of the most active fan group that use social media, especially Instagram. In using the Instagram’s service, K-Pop fan produce various forms of unique photo, video, and filter themes based on their interpretation of K-Pop culture. These production activities carried out by K-Pop fans on Instagram show that they not only act as consumers but also producers who actively create and distribute their new content. This paper aims to convey the production activities carried out by K-Pop fan on Instagram as a form of participatory culture. In the discussion of this article, it can be seen that K-Pop fan produce various forms of creative themes such as photos (fashion photos, memes, and game templates), videos (video cover, fancam, parody video), and game effect filters. These creations made by K-Pop fan on Instagram represent that there is participatory culture which attached K-Pop fan strongly.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dhia Khairunnisa
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis praktik prosumer fiksi penggemar di kalangan penggemar ENHYPEN sebagai penulis melalui penyediaan jasa open commission yang difasilitasi oleh participatory culture yang bekerja di Twitter sebagai media berbasis Web 2.0. Studi terdahulu menyebutkan bahwa dibandingkan hanya mengonsumsi dan memproduksi karya saja, penggemar dalam komunitas penggemar secara daring juga terlibat dalam proses distribusi dan sirkulasi karya penggemar. Studi lain juga menyatakan bahwa karena adanya kebebasan dalam menciptakan karya, penggemar yang terlibat dalam praktik prosumer dianggap sebagai buruh gratis yang secara tidak langsung memberi keuntungan kepada kapitalis. Peneliti kemudian berargumen bahwa participatory culture yang terdapat di Twitter memfasilitasi hadirnya praktik prosumer fiksi penggemar di kalangan penggemar ENHYPEN yang mewujud melalui penyediaan jasa open commission yang mana memungkinkan penggemar sebagai penulis mendapatkan keuntungan melalui karya mereka. Metode penelitian ini adalah wawancara mendalam terhadap lima informan yang merupakan penggemar ENHYPEN yang menulis fiksi penggemar serta menyediakan jasa open commission di Twitter, dan observasi digital melalui Twitter. Penelitian ini menemukan bahwa participatory culture di Twitter yang memfasilitasi adanya praktik prosumer fiksi penggemar dapat dilihat melalui bentuk partisipasi yang dilakukan penggemar ENHYPEN, yakni affiliation, expression, dan circulation. Sebagai tambahan, terkait dengan hadirnya jasa open commission sebagai wujud praktik prosumer fiksi penggemar di Twitter, informan memiliki alasan berbeda-beda yang akhirnya mendorong mereka menyediakan jasa tersebut. ......This study aims to analyze the prosumer practice of fanfiction among ENHYPEN fans as writers through the provision of open commission services facilitated by participatory cultures working on Twitter as a Web 2.0-based media. Previous studies have stated that compared to just consuming and producing works, fans in online fan communities are also involved in the process of distribution and circulation of fanworks. Other studies also state that because of freedom in creating works, fans who engage in prosumer practices are considered free labor which indirectly benefits capitalists. The researcher then argues that the participatory culture on Twitter facilitates the presence of fanfiction prosumer practices among ENHYPEN fans which is manifested through the provision of open commission services which allows fans as writers to benefit through their work. The method of this research are in-depth interviews with five informants who are ENHYPEN fans who write fanfiction and provide open commission services on Twitter, and digital observation via Twitter. This study found that the participatory culture on Twitter that facilitates fanfiction prosumer practices can be seen through the forms of participation by ENHYPEN fans, namely affiliation, expression, and circulation. In addition, related to the presence of open commission services as a form of fanfiction prosumer practice on Twitter, informants had different reasons which ultimately prompted them to provide these services.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library