Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Budiarti
Abstrak :
Pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi tergantung cara orang tua menstimulasinya. Pijat bayi merupakan salah satu cara menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan bayi dimana hal ini merupakan tradisi yang masih sering dilakukan oleh masyarakat Jawa terutama di Wilayah Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap yang umumnya dilakukan oleh seorang dukun bayi. Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran dan informasi yang mendalam tentang pijat pada bayi di wilayah Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain RAP. Informasi diperoleh melalui wawancara mendalam pada 10 ibu yang mempunyai bayi 0-11 bulan, 4 orang dukun bayi, 2 orang bidan koordinator anak, dan 2 orang kepala puskesmas Wilayah Kecamatan Adipala. Hasil penelitian menunjukkan Pijat bayi atau dadah yang dilakukan ibu bayi di wilayah Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap belum sesuai dengan pedoman pijat bayi yang dianjurkan Kementrian Kesehatan RI karena pijat yang dilakukan pada masyarakat setempat dilakukan pada seluruh tubuh setelah bayi lahir dan pijat saat bayi sakit. Pijat bayi tersebut merupakan tradisi turun temurun yang dilakukan oleh dukun bayi dengan manfaat pijat bayi agar peredaran darah lancar, otot-otot rileks, pertumbuhan optimal, tidur nyenyak, dan bayi sehat. Pijat bayi hanya boleh dilakukan pada bayi sehat dan kondisi tertentu seperti demam, batuk, pilek, terkilir dan tidak boleh dilakukan terlalu sering. Seluruh tubuh bayi boleh dipijat kecuali perut karena ada tali pusat yang belum lepas dan dapat menyebabkan illeus yaitu gangguan system saraf pada usus. Informasi tentang pijat umumnya diperoleh dari keluarga terutama nenek bayi. Saat ini belum ada kebijakan maupun aturan dari pihak puskesmas tentang pijat bayi. ...... Growth and development of a baby depends on how parents stimulate them. Infant massage is one way of stimulating the growth and development of babies where it is a tradition that is still often done by the Java community, especially in the districts of the district Adipala cilacap region that is generally done by TBAs. This study aims to get an overview and in-depth information about infant massage in the District Adipala Cilacap. This study used a qualitative approach to the design of RAP. Information obtained through in-depth interviews on 10 mothers who have babies 0-11 months, 4 TBAs, 2 midwives coordinator children, and 2 heads of health centers Adipala District Area. The results showed that infant massage or do mothers bye baby in the District of Cilacap Adipala not in accordance with the guidelines of infant massage is recommended the Ministry of Health because the massage is done on the local community performed on the entire body after the baby is born and massage when the baby is sick. Infant Massage in District Area Adipala a hereditary tradition performed by TBAs. Benefits of infant massage for smooth blood circulation, relax muscles, optimal growth, rest ful sleep, and a healthy baby. Infant massage should only be performed on healthy babies and under certain conditions such as fever, cough, colds, sprains and should not be done too often. Baby's entire body except the abdomen be massaged because there is not yet off the umbilical cord and can cause illeus. Information about massage is generally obtained from the family especially the baby's grandmother. Currently there are no policies or rules of the clinic on infant massage.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T47163
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michael Djohan
Abstrak :
ABSTRAK
Latar Belakang: Lima kota besar di Indonesia memiliki prevalensi bayi dengan gangguan tidur sebesar 44,2 dengan rerata umur dua belas bulan. Hal ini diakibatkan karena fase tidur yang tidak terpenuhi menurunkan kualitas dan kuantitas tidur. Buruknya kualitas dan kuantitas tidur dapat menyebabkan gangguan perilaku dan emosi dan terhambatnya perkembangan kognitif pada bayi. Memijat bayi diketahui dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas tidur bayi. Tujuan: Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap gangguan tidur bayi berumur 6 ndash; 24 bulan. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang dengan 95 subjek yang memenuhi kriteria inklusi, eksklusi, serta dropout jika tidak mengisi kuesioner secara lengkap. Subjek berasal dari Kelurahan Kampung Melayu. Data penelitian berupa kuesioner tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku mengenai pijat bayi yang melewati uji validitas dan Brief Infant Sleeping Questionnaire. Hasil: Penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik adalah 86 subjek 90,5 , 87 subjek 91,6 , dan 58 subjek 65,2 . Selain itu, tidak ditemukan hubungan bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 0,135 , sikap dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 1,333 , dan perilaku dengan adanya gangguan tidur pada bayi p = 0,644 . Adanya gangguan tidur pada bayi dinilai dengan BISQ. Kesimpulan: Subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang baik adalah 86 subjek 90,5 , 87 subjek 91,6 , dan 58 subjek 65,2 , dan hasil analisis statistik menunjukan tidak adanya hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap gangguan tidur bayi berumur 6 ndash; 24 bulan. Kata kunci: 6 ndash; 24 bulan, Gangguan Tidur Bayi, Pengetahuan, Perilaku, Pijat Bayi, Sikap.
Introduction The prevalence of infant rsquo s sleeping disturbance around 12 months is 44.2 in Indonesia rsquo s five huge city. This high prevalence may be caused by incomplete sleeping pattern, thus lowering the quality and quantity of the sleep. This event will lead to behavior and emotional problem and hindrance of cognitive development. Giving massage to the baby is known to increase the quality. Aim The study was conducted to determine the relationship between mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage with sleeping disturbance in 6 ndash 24 months infant. Method The study uses cross ndash sectional design with 95 subjects adjusted from inclusion, exclusion, and dropout criteria. The subject is located in Kelurahan Kampung Melayu. The data was obtained from mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage questionnaire, which is already tested for validation, and Brief Infant Sleeping Questionnaire. Result The results showed that around 86 subjects 90.5 has good knowledge, 87 subjects 91.6 has good attitude, and 58 subjects 65.2 has good practice about baby massage. There is no statistical relation between knowledge with infant rsquo s sleep disturbance p 0.135 , attitude with infant rsquo s sleep disturbance p 1.333 , and practice with infant rsquo s sleep disturbance p 0.644 . Infant rsquo s sleep disturbance is evaluated through BISQ. Conclusion The subject that has good knowledge, attitude, and practice about baby massage is 86 subjects 90.5 , 87 subjects 91.6 , and 58 subjects 65.2 respectively, and the statistical analysis shows that there is no relationship between mother rsquo s knowledge, attitude, and practice of baby massage with sleeping disturbance in 6 ndash 24 months infantKeyword 6 ndash 24 months, Attitude, Baby Massage, Knowledge, Practice, Sleep Disturbance.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febriyanti
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi pijat terhadap berat badan dan lama rawat BBLR yang menjalani perawatan di ruangan perinatologi. Disain penelitian ini adalah quasi experiment nonequivalent control group, before-after design. Jumlah sampel sebanyak 27 bayi, diambil secara consecutive sampling. Hasil penelitian adalah terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata peningkatan berat badan pada kelompok kontrol dan intervensi (p=0,039<0,05); tidak terdapat perbedaan yang bermakna rata-rata lama rawat pada kelompok kontrol dan intervensi (p=0,795>0,05). Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis kelamin mempunyai hubungan yang bermakna terhadap peningkatan berat badan; usia gestasi, umur, berat lahir, dan jenis kelamin, mempunyai hubungan yang bermakna terhadap lama rawat. Peneliti merekomendasikan penelitian lanjut tentang pengaruh terapi pijat dengan desain yang berbeda. ......The research aimed to identify the effect of massage therapy to body weight and the length of stay of baby with low birth weight in Neonatal room. The design was quasi experiment non equivalent control group, before and after design. The amount of sample are 27 by using consecutive sampling .The result of this research that there was significant mean difference of weight gain in control group and intervention group (p=0,039<0,05); there was no significant length of stay mean’s difference between control group and intervention group (p=0,795>0,05). The result analysis show that there was significant correlation between sex and weight gain , and corelation between gestation age, baby’s age, weight at birth, and sex to the length of stay. The researcher recommended the continuity research about the effect of baby massage therapy with various design.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T35990
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Novia
Abstrak :
ABSTRAK
Banyaknya bisnis baby spa yang meningkat cepat di Indonesia belum dapat dibuktikan secara ilmiah apakah dapat berdampak pada bayi secara signifikan dapat meningkatkan berat badan bayi sebagai salah satu solusi untuk menurunkan angka gizi kurang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan juga melihat pengaruh baby spa terhadap kenaikan berat badan bayi. Penelitian dengan metode case control dengan pendekatan quasi experiment design. Sampel penelitian ini adalah 28 responden yang terdiri dari 14 responden kelompok kasus dan 14 responden kelompok kontrol yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Data dianalisis dengan uji independent t-test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan bermakna antara baby spa terhadap kenaikan berat badan sebelum dan sesudah intervensi (p= 0,00). Berdasarkan temuan ini direkomendasikan agar perawat dapat menggunakan intervensi baby spa dalam mengatasi masalah berat badan bayi.
ABSTRACT
There are many baby spa businesses which increasing faster in Indonesia that not been proven scientifically if it can give significant impacts to increase baby’s weight as a solution to reduce malnutrition. The objectives of the research were to determine the characteristics of the respondent and baby spa effect against baby’s weight gain. This case control study employed a quasi experiment design. The sample of this study was 28 respondent which consist 14 respondenst for case group and 14 respondents control group and were selected with a consecutive sampling technique. Data were analyzed with independent t-test. The results showed that significant differences between baby spa against baby;s weight gain before and after intervention (p=0,00). A recommendation is directed to nurses to use this intervention for solving baby weight problem.
2016
S62951
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Michelle Valeria
Abstrak :
ABSTRAK
Pemberian stimulasi merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan orang tua dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak. Pijat bayi telah umum diterapkan pada anak secara turun-temurun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi dan hubungannya terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan. Studi ini menggunakan desain penelitian cross sectional pada subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi penelitian. Pengumpulan data dilakukan di Kelurahan Kampung Melayu yang meliputi pengambilan data kuesioner pijat bayi, pengukuran berat badan dan panjang badan, serta pengisian kuesioner pra skrining perkembangan KPSP . Pada data pertumbuhan, dilakukan plotting ke kurva WHO. Dari sembilan puluh lima subjek penelitian, tidak ditemukan hubungan signifikan secara statistik antara pengetahuan RP=0,852 [95 CI 0,097-7,487], p=1,000 , sikap p=0,590 , dan perilaku RP=0,160 [95 CI 0,019-1,314], p=0,089 ibu mengenai pijat bayi dengan kurva pertumbuhan panjang badan terhadap usia WHO. Selain itu, tidak ditemukan pula hubungan yang secara statistik bernilai signifikan antara pengetahuan RP=1,352 [95 CI 0,255-7,164], p=0,661 , sikap RP=1,600 [95 CI 0,294-8,708], p=0,631 , dan perilaku RP=0,371 [95 CI 0,097-1,418], p=0,230 terhadap kurva pertumbuhan panjang badan terhadap berat badan WHO. Demikian pula, tidak ditemukan hubungan yang bermakna secara statistik antara pengetahuan RP=0,738 [95 CI 0,143-3,807], p=1,000 , sikap RP=1,670 [95 CI 0,369-7,547], p=0,679 , dan perilaku RP=1,497 [95 CI 0,571-3,923], p=0,567 ibu mengenai pijat bayi dengan tingkat perkembangan yang dinilai berdasarkan KPSP. Jumlah subjek penelitian yang memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku yang tinggi adalah sebanyak 86 90,5 , 87 91,6 , dan 58 65,2 , dengan hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak usia 6-24 bulan yang tidak bermakna secara statistik.
ABSTRAK
Stimulation is given by parents to support their children rsquo s growth and development. Baby massage has been applied in common practice for generations. This research aims to discover mothers rsquo knowledge, attitude, and practice on baby massage and its rsquo association with the growth and development of 6 24 months old chlidren. This study adapted cross sectional study design on subjects that fulfilled the inclusion and exclusion criterias. Data collection, including filling in questionaires on baby massage, weight and height measurements, and KPSP, was done at Kelurahan Kampung Melayu. Growth measurment data were plotted on WHO growth charts. From ninety five subjects, there were no statistically significant association found between knowledge RP 0.852 95 CI 0.097 7.487 , p 1.000 , attitude p 0.590 , and practice RP 0.160 95 CI 0.019 1.314 , p 0.089 on baby massage with height for age WHO growth chart. There was also no statistically significant association found between knowledge RP 1.352 95 CI 0.255 7.164 , p 0.661 , attitude RP 1.600 95 CI 0.294 8.708 , p 0.631 , and practice RP 0.371 95 CI 0.097 1.418 , p 0.230 on baby massage with weight for height WHO growth chart. Lastly, we found no statistically significant association between knowledge RP 0.738 95 CI 0.143 3.807 , p 1.000 , attitude RP 1.670 95 CI 0.369 7.547 , p 0.679 , and practice RP 1.497 95 CI 0.571 3.923 , p 0.567 on baby massage with level of development, represented with KPSP data. Total subjects with high level of knowledge, attitude, and practice on baby massage are 86 90.5 , 87 91.6 , and 58 65.2 , with no statistically significant association between knowledge, attitude, and practice on baby massage with growth and development.
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Phebe Anggita
Abstrak :
ABSTRAK
Keterampilan pijat telah diketahui sebelum berkembangnya dunia farmasi yakni sejak tahun 1800 SM. Pijat bayi kini mulai berkembang karena diketahui memiliki banyak efek positif diantaranya peningkatan kenaikan berat badan, menurunkan lama waktu perawatan bayi di rumah sakit, dan meningkatkan kelekatan antara bayi dan pemijat. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menganalisis hubungan faktor sosiodemografi terhadap pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai pijat bayi. Jenis penelitian yang dilakukan adalah potong lintang cross sectional dengan data primer yang didapatkan dari kuesioner yang telah divalidasi. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 48 subjek 50,5 berusia lebih dari 30 tahun, 47 subjek 49,5 menamatkan bangku Sekolah Menengah Atas/Kejuruan SMA/SMK , 87 subjek 91,6 tidak bekerja atau sebagai ibu rumah tangga, sebanyak 65 subjek 68,4 memiliki penghasilan keluarga dibawah Rp3.100.000,00 setiap bulannya, 67 subjek 70,5 memiliki setidaknya dua orang anak, dan sebanyak 78 subjek 82,1 dalam penelitian ini merupakan orang tua bayi. Subjek dengan pengetahuan baik sebanyak 86 orang 90,5 dengan tingkat pengetahuan baik, 87 orang 91,6 dengan tingkat sikap baik, dan sebanyak 58 orang 65,2 dengan tingkat perilaku baik mengenai pijat bayi. Hasil uji hipotesis chi-square didapatkan hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan p = 0,033 , relasi subjek dengan bayi p = 0,008 , dan usia terhadap sikap subjek p = 0,027 . Namun, untuk faktor sosiodemografi lain tidak ditemukan hubungan yang signifikan. Tingkat pengetahuan, sikap, dan perilaku tidak hanya dipengaruhi oleh faktor sosiodemografi, tetapi juga faktor interaksi subjek dengan lingkungan.Kata kunci: pijat bayi, pengetahuan, sikap, perilaku, sosiodemografi
ABSTRACT
Massage has been known before pharmacies were developed since 1800 BC. Nowadays, infant massage has been well known because of its positive effects which are increasing weight on infant, decreasing time of treatment in hospital, and increasing attachment between infant and the massager. Therefore, this study is determined to analyze the association between sociodemographic factors and level of mother rsquo s knowledge, attitude, and practice regarding infant massage. This is a cross sectional study with primary data taken from validated questionnaire. This study shows that 48 subjects 50.5 aged 30 years old and above, 47 subjects 49.5 had finished their senior high school, 87 subjects 91.6 were housewife, 65 subjects 68.4 had family income below 3,100,000 rupiah each month, and 78 subjects 82.1 are parents from the infant. Moreover, 86 subjects 90.5 had good knowledge about infant massage, 87 subjects 91.6 had good attitude towards infant massage, and 58 subjects 65.2 had good practice regarding infant massage. Statistical analyze chi square shows significant relation between level of education to level of knowledge p 0.033 , relation with the infant p 0.008 , and age to level of attitude p 0.027 . However, there is no significant relation for the other sociodemographic factors. Level of mother rsquo s knowledge, attitude, and practice is not only affected by sociodemographic factors but also interaction factor between subject and environment.Keywords infant massage, knowledge, attitude, practice, sociodemographic
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library