Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yustia Istiarni
Abstrak :
Kanker prostat merupakan penyakit keganasan yang sering menyerang laki-laki di area perkotaan. Faktor resiko yang menyebabkan timbulnya kanker prostat di area perkotaan diantaranya faktor familial, usia, pola makan, dan kadar hormon testosteron. Masalah keperawatan yang menjadi fokus dalam karya ilmiah ini adalah inkontinensia urin. Salah satu intervensi yang dilakukan untuk mengatasi inkontinensia urin yaitu latihan kegel. Tujuan dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuk menganalisis intervensi latihan kegel pada pasien Adeno CA Prostat untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. Secara kognitif pasien dapat memahami dan melakukan latihan kegel, namun belum dapat mengontrol inkontinensia urin karena keterbatasan waktu intervensi. Pemantauan khusus perlu diberikan pada pasien dengan inkontinensia urin selama melakukan latihan kegel untuk meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. ...... Prostate cancer is the common malignant disease in men that occurs in urban areas. Risk factors which cause prostate cancer in urban areas include the familial factor, age, diet, and testosterone level. The nursing problem which becomes a concern of this paper is urinary incontinence. One of the nursing interventions to overcome urinary incontinence is kegel exercises. The objective of this paper was to analyze the intervention of kegel exercises in a patient with Adeno CA Prostate to strengthen the pelvic floor muscle. The patient has shown the understanding of how to do the kegel exercise and the purpose of the exercise, yet the patient has not been able to control urinary incontinence due to the limited period of the intervention. Specific monitoring should be given to the patient with urinary incontinence during kegel exercises to strengthen the pelvic floor muscle.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
David Oktavianus
Abstrak :
ABSTRAK
ICS merekomendasikan latihan Kegel, sebagai terapi konservatif untuk mengatasi inkontinensia urin tekanan untuk dilakukan selama 12 minggu. Namun, beberapa penelitian menunjukkan bahwa latihan kegel selama 4, dan 8 minggu dapat memperbaiki gejala inkontinensia, kualitas hidup, dan meningkatkan kekuatan otot dasar panggul. Tujuan : Mengetahui gambaran perbaikan gejala subjektif dan objektif, peningkatan kekuatan otot dasar panggul, perbaikan derajat keparahan dan perbaikan kualitas hidup wanita penderita inkontinensia urin tekanan yang menjalani antara latihan Kegel yang 4, 8, dan 12 minggu Metode: 55 subjek terdiagnosis inkontinensia urin tekanan (berdasarkan nilai (QUID >4) dan tes pembalut positif 60 menit) diberikan latihan Kegel di Poliklinik Rehabilitasi Medik RSCM selama 12 minggu. Pengumpulan data, seperti kuesioner UDI-6; tes pembalut 60 menit; dan kuesioner IIQ-7 akan dicatat oleh subjek penelitian dalam buku kegiatan 4, 8, dan 12 minggu. Selain itu, evaluasi biofeedback(Myomed 932) dari kekuatan serat otot lambat dan serat otot cepat dilakukan setiap 2 minggu untuk menilai perbaikan. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya perbedaan bermakna antara skor UDI-6 dan IIQ-7 subjek sebelum latihan dan setelah latihan 4, 8, dan 12 minggu (uji Wilcoxon; p<0.05). Selain itu, adanya perbedaan yang signifikan pada kekuatan serat otot lambat dan serat cepat antara sebelum latihan dengan pasca latihan 8 minggu dan sebelum latihan dengan pasca 12 minggu. (dengan uji Wilcoxon; p <0.05). Kesimpulan : Latihan Kegel yang dilakukan dengan durasi minimal 8 minggu dapat memperbaiki gejala, kekuatan otot dasar pangul dan kualitas hidup wanita dengan inkontinensia urin tekanan.
ABSTRACT
Kegel exercise is recommended by ICS, as a conservative therapy to improve stress urinary incontinence for 12 weeks. However, several studies have shown that Kegel exercise for 4 and 8 weeks can improve symptoms of incontinence, quality of life and increase pelvic floor muscle strength. Objective: To identify the improvement subjective and objective symptoms, increasing pelvic floor muscle strength, and improvement quality of life among women with stress urinary incontinence who performed kegel exercise 4, 8, and 12 weeks. Method: 55 subjects were diagnosed with stress urinary incontinence (based on (QUID score >4) and positive result of pad test 60 minutes) and were given the Kegel exercise at RSCM for 12 weeks. Datas such as UDI-6, pad test 60 minutes, and IIQ-7 will be documented by each subject in the book for 4, 8, and 12 weeks. In addition, Pelvic floor muscle (slow and fast fibers twitch) were assessed by biofeedback (myomed 932) every 2 weeks. Result: The results show that there is a significant difference between the UDI-6 and IIQ-7 scores before, after 4, 8, and 12 weeks Kegel exercise. (Wilcoxon testp < 0.05). In addition, there is a significant difference in the pelvic floor muscle strength (slow and fast fibers twitch) between before with after exercise for 8 weeks Kegel exercise and between before and after 12 weeks Kegel exercise. (Wilcoxon test; p <0.05). Conclusion: Performing Kegel exercise with a minimum duration of 8 weeks can improve symptoms, pelvic floor muscle strength and quality of life for women with stress urinary incontinence
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Lina Herida
Abstrak :
Inkontinensia urin merupakan masalah yang umum terjadi pada periode nifas. Penelitian ini bertujuan mengetahui efektivitas ?paket latihan mandiri? terhadap pencegahan inkontinensia urin pada ibu nifas di Bogor. Penelitian ini menggunakan desain quasy experiment dengan rancangan pre-post test with control group. Sampel dengan tekhnik consecutive sampling, melibatkan 74 ibu pada periode nifas. Kejadian inkontinensia urin kelompok intervensi menurun dari 44,4% menjadi 16,7% setelah intervensi sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 36,8% menjadi 44,7% (p= 0,02; α= 0,05). Berdasarkan hasil studi ini, direkomendasikan agar rumah sakit membuat program kelas prenatal dengan latihan mandiri sebagai salah satu komponen untuk pencegahan inkontinensia urin sejak kehamilan.
Akademi Keperawatan Mitra Keluarga Jakarta ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
610 JKI 15:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Pinem, Lina Herida
Abstrak :
ABSTRAK
Inkontinensia urin merupakan masalah yang umum terjadi pada periode postpartum yang dapat menurunkan kualitas hidup. Penderita malu memeriksakan diri ke tenaga kesehatan sehingga intervensi pencegahan jarang dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ?efektivitas paket latihan mandiri terhadap pencegahan inkontinensia urin pada ibu postpartum? yang menggunakan desain quasy experiment dengan rancangan pre-post test with control group dengan tekhnik consecutive sampling.Sampel penelitian berjumlah 74 ibu yang melahirkan di RS PMI sebagai kelompok intervensi (n: 36) diberikan paket latihan mandiri (Kegel exercise, Bladder drill, dan menghindari kafein dan alkohol) selama 4 minggu . Kelompok kontrol (n: 38) ibu yang melahirkan di RS Salak. Karakteristik responden berumur rata-rata 29,55 tahun, berat lahir bayi rata-rata 3108,8 gram, lama kala II 33,74 menit, lebih banyak multipara (75,7%) dan mayoritas mengalami ruptur atau episiotomy (82,4%). Kejadian inkontinensia urin kelompok intervensi menurun dari 44,4 % menjadi 16,7 % setelah intervensi sedangkan pada kelompok kontrol meningkat dari 36,8 % menjadi 44,7% (p: 0,02 < 0,05). Nilai OR: 4,05, artinya ibu postpartum yang tidak melakukan paket latihan mandiri berisiko 4,05 kali mengalami inkontinensia urin (CI 95%: 1,37; 11,98). Paket latihan mandiri efektif mencegah inkontinensia urin pada periode postpartum. Direkomendasikan agar RS membuat program kelas prenatal dengan latihan mandiri sebagai salah satu komponen untuk pencegahan inkontinensia urin sejak kehamilan.
ABSTRACT
Urinary incontinence is common and troublesome in postpartum periode and there is a considerable reduction in the quality of life of patients with this condition. Many patients hesitate to seck medical advice due to embarrasment. This research aimed to know the Effectiveness of ?Self Exercise Package ? to prevent of urine incontinence in postpartum periode at Bogor. A quasi experimental with control group pretestposttest design was used in this study. The sample utilized consecutive sampling as 74 womens in postpartum periode. The womens whose delivered in PMI hospital as intervention group (n: 36) have ?self exercise package? : Kegel exercise, Bladder training and dietary (avoid of cafein and alcohol) for 4 weeks. The womens has delivered in Salak Hospital as control group (n: 38). The chi square were used for data analysis.The characteristic of respondens: mean of age is 29,55 years, weight of the babies 3108,8 gram,duration 2nd stage: 33,74 minutes, majority multiparous (75,7) and have ruptur and epiciotomy (82,4%).The proportion of urine incontinence in the intervention group decreased from 44,4% to 16,7% and in the control group increasedfrom 36,8% to 44,7% (p value : 0,02 < 0,05). OR: 4,05 meanwhile mother that doesn?t do self exercise package have opportunity to get urinnary incontinence in postpartum periode. The conclution of this study is the implementation of self exercise package is effective to prevent in urinary incontinence in postpartum periode.This result study is recommended to hospital, that it is needed to make the programme of prenatal class with self exercise package to prevent urine incontinence.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Madjid
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran pengaruh Kegel?s exercise terhadap keluhan dribbling pasien pasca transurethral resection of the prostate (TURP). Sampel penelitian adalah responden yang dirawat di RS X dan RS Y yang memenuhi kriteria inklusi. Jumlah sampel pada kelompok intervensi sejumlah 10 responden, sedangkan kelompok kontrol 10 responden. Hasil penelitian menunjukan keluhan dribbling pada kelompok intervensi berhenti mulai hari ke-13, sedangkan pada kelompok kontrol berhenti mulai hari ke-24, sehingga membuktikan ada perbedaan yang signifikan rata-rata lama keluhan dribbling antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol (p= 0,007; α= 0,05). Penurunan lama keluhan dribbling pada responden yang patuh melakukan Kegel?s exercise berhenti mulai hari ke-13, sedangkan pada responden yang tidak patuh berhenti mulai hari ke-20, sehingga membuktikan ada perbedaan yang bermakna rerata lama keluhan dribbling responden yang patuh melakukan Kegel?s exercise dengan responden yang tidak patuh (p= 0,004; α= 0,05). Simpulan dari penelitian ini adalah Kegel?s exercise terbukti dapat menurunkan keluhan dribbling pasien pasca TURP. Disarankan agar tiap rumah sakit dapat menerapkan Kegel?s excercise terhadap pasien dengan keluhan dribbling pasca-TURP.
This study aims to see the effect of Kegel?s exercise on Dribbling Complaint of Post Transurethral Resection of the Prostate (TURP) patient. The sample was the patients who are hospitalized in X hospital and Y hospital fulfill the inclusion criteria. There were 10 responden each for intervention and control groups. The study results show that dribbling complaint of patient in intervention group stop at day 13, while in control group stop at day 24. Thus, there is a significant difference of the average of dribbling complaint duration between intervention and control groups (p= 0.007; α= 0.05). In addition, for the respondents in intervention group who did the exercise regularly, the dribbling complaint stop at day 13 and those who did not do exercise regularly the complaint stop at day 20. This is shown again that there is a significant difference of the average of dribbling complaint duration between those who do the exercise regularly and who do not do it regularly (p= 0.004; α= 0.05). In conclusion, the Kegel?s?s exercise is proven can reduce the dribbling complaint of post TURP patient. It is recommended that each hospital can apply Kegel?s excercise for patients with symptoms of post-TURP dribbling.
PSIK FK Universitas Hasanudin ; Universitas Indonesia. Fakultas Ilmu Keperawatan, 2011
610 JKI 14:2 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ihda Fakhriyana Istikarini
Abstrak :
ABSTRAK
Kanker rektum merupakan salah satu penyakit keganasan saluran gastrointestinal yang banyak dialami masyarakat perkotaan. Salah satu tindakan pembedahan yang dapat dilakukan adalah operasi metode ultra low anterior resection. Berdasarkan jurnal terkait, pasien paksa operasi metode ultra low anterior resection memiliki risiko sebesar 10-20% terkena sindrom anterior resection dengan gejala kelemahan sfingter anal sehingga mengakibatkan inkontinensia fekal. Salah satu tindakan yang dapat dilakukan kepada pasien untuk mencegah masalah tersebut adalah dengan latihan kegel. Latihan kegel yang dilakukan secara rutin dapat membantu meningkatkan kontrol anus dan menguatkan sfingter anus. Latihan dilakukan secara bertahap sebanyak 4x10 set dalam sehari. Evaluasi latihan kegel dilakukan menggunakan colok dubur untuk mengevaluasi kekuatan kontraksi anus. Sebelum latihan kegel dilakukan, penanganan manajemen nyeri pada pasien paska operasi harus dilaksanakan dengan baik terlebih dahulu agar toleransi latihan kegel tinggi dan latihan dapat dilakukan segera setelah operasi.
ABSTRAK
Rectal cancer is a malignancy of the gastrointestinal tract that is experienced by the urban community. One of the surgery choices is ultra low anterior resection method. Based on the relevant journal, patients were treated with this method have 10-20% higher risk of anterior resection syndrome, which symptoms is weakness of the anal sphincter, resulting in fecal incontinence. One of the interventions that can prevent patients from the fecal incontinence is Kegel exercises. Regular exercises can help improve and strengthen control of the anal sphincter. Exercises done gradually as 4x10 sets in a day. The evaluation of exercises using a rectal tusche to evaluate the strength of anus contraction. Before Kegel exercises is started, handling the management of pain post-surgery must be performed well so that patients have a higher tolerance of Kegel exercises and the exercises can be done soon after surgery.;
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Indriyati
Abstrak :

Retensi urin postpartum merupakan ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih secara spontan setelah melahirkan dengan residu urin lebih dari 200 ml. Komplikasi yang dapat terjadi yaitu distensi kandung kemih, kontraksi uterus terhambat, perdarahan, otot detrusor melemah, kateterisasi intermiten dan disfungsi berkemih permanen. Penatalaksanaan keperawatan pada retensi urin postpartum dengan memberikan asuhan keperawatan secara holistik menggunakan studi kasus dan penerapan teori keperawatan. Penerapan teori self care Orem dan comfort Kolcaba pada lima kasus retensi urin postpartum dengan membahas permasalahan yang dialami dan menguraikan peran perawat pada kasus tersebut, dengan tujuan kebutuhan kenyamanan dan kemandirian pasien dapat terpenuhi. Kejadian retensi urin dapat diatasi dengan menerapkan evidence based nursing practice kegel excercise dan bladder training. Studi kasus yang dilakukan pada lima ibu postpartum yang mengalami retensi urin didapatkan bahwa kegel exercise dan bladder training mampu mengatasi retensi urin secara signifikan, menurunkan tingkat nyeri, dan meningkatkan self care.


Postpartum urinary retention is the inability to empty the bladder spontaneously after giving birth with more than 200 ml urine residue. Complications that can occur are distention of the bladder, obstructed uterine contractions, bleeding, weak detrusor muscles, intermittent catheterization and permanent voiding dysfunction. Nursing management in postpartum urinary retention by providing nursing care holistically uses case studies and the application of nursing theory. Application of self care Orem and Comfort Kolcaba theory in five cases of postpartum urine retention by discussing the problems experienced and outlining the role of nurses in the case, with the aim of comfort and independence of patients can be fulfilled. Urinary retention can be overcome by applying evidence based nursing practice kegel excercise and bladder training. Case studies conducted on five postpartum mothers who experienced urinary retention found that kegel exercise and bladder training were able to overcome urinary retention significantly, reduce pain levels, and improve self care.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library