Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Panggabean, Ruth Lidya
"ABSTRAK
Tulisan ini menjelaskan proses transformasi sosial orang-orang biasa menjadi selebriti, atau
yang disebut sebagai celebrification, dengan YouTube sebagai kanalnya. Sesuai jargon
YouTube Broadcast Yourself, para pengguna dapat menyiarkan dirinya maupun konten
buatannya kepada pengguna YouTube lainnya secara global. Mereka yang awalnya hanya
pengguna biasa dapat menjadi populer dengan menerapkan strategi tertentu. Pendampingan dari pihak multi channel networks (MCN) juga berperan penting untuk meningkatkan popularitas mereka. Ekosistem YouTube, keberadaan pihak ketiga multi channel network serta kemunculan selebriti-selebriti baru, memperkuat anggapan bahwa YouTube kini menjadi media yang mendorong profesionalisasi dan komersialisasi.

ABSTRACT
This paper explains the process of social transformation of ordinary people to become
celebrities, or what is called celebrification, with YouTube as its canal. As per YouTube s
Broadcast Yourself jargon, users can broadcast themselves and create content on
YouTube globally. Those who are initially just ordinary users can become popular by
applying certain strategies. Assistance from multi channel networks (MCN) is also
important to increase their popularity. The YouTube ecosystem, along with third-party
multi-channel channels and the emergence of new celebrities, changed the notion that
YouTube is now a media that encourages professionalization and commercialization."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Verlinton Waldo
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang inovasi, kesinambungan, dan komersialisasi yang terjadi dalam pelaksanaan yosakoi matsuri ( _?_______). Ketiga hal ini merupakan fenomena yang kerap hadir pada proses pelaksanaan maupun penciptaan produk budaya dewasa ini. Penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian analisis deskriptif. Melalui skripsi ini, akan terlihat hubungan antara inovasi 3 unsur, yaitu ongaku ( ?_S), odori ( ?__), dan ish__ ( ???_); kesinambungan dalam pelaksanaan; dan bentuk komersialisasi terhadap yosakoi matsuri (_?_______). Pada akhirnya, inovasi dan kesinambungan menjadi suatu dasar bagi lahirnya komersialisasi dalam kebudayaan.

Abstract
This research talks about innovation, sustainability, and commercialization occured in yosakoi matsuri (_?_______) event. These three aspects are phenomenons happened most often both in the performance and the creation of culture product at recent times. This research applies descriptive-analytical method. In this research, we can find the connection between three aspects ; ongaku (?_S), odori (?__), and ish__ (???_), sustainability in the performance, and commercialization form toward yosakoi matsuri (_?_______). Finally, innovation and sustainability has become the basic of the newborn commercialization in culture."
2010
S13989
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Laras Pratitis
"ABSTRAK
Studi mengenai Video Blog Vlog sebelumnya cenderung melihat komersialisasi Vlog sebagai imbas dari budaya partisipatif dan interaksi penonton dengan pembuat video blog Vlogger . Berbeda dengan studi sebelumnya, studi ini melihat komersialisasi vlog berdampak pada terlibatnya pekerja imaterial di dalam rantai produksi. Argumentasi tulisan ini yakni komersialisasi Vlog memunculkan kelompok pekerja imaterial, yakni kelompok pekerja vlogger dan kelompok non-vlogger. Kedua kelompok pekerja tersebut memiliki relasi yang timpang, dengan kelompok pekerja non-vlogger berada pada posisi yang lebih rentan. Keadaan tersebut terjadi akibat timpangnya relasi masing ndash; masing kelompok pekerja vlogger dan non-vlogger terhadap korporasi. Oleh karena itu, bentuk kerentanan terhadap kedua kelompok pekerja tersebut cenderung berbeda. Melalui metode kualitatif dengan wawancara mendalam, observasi, dan data sekunder, artikel ini menemukan bahwa relasi yang timpang antara pekerja non-vlogger dengan korporasi menyebabkan kondisi ketiadaan : perlindungan terhadap pemberhentian kerja, naiknya pendapatan, pembatasan jam kerja, menambah keterampilan, kesempatan untuk berserikat, serta perlindungan terhadap pendapatan melalui ketidakjelasan kontrak kerja.

ABSTRACT
Recent studies about Video Blog Vlog analyze commercialization Vlog as an impact of participatory culture and relation between audience and the creator of Vlog. Contrast with the previous studies, this study will analyze commercialization vlog has consequences to the involvement of non conventional workers on the supply chain. This paper argues that the commercialization Vlog emerge non conventional workers, vlogger worker group and non vlogger worker group. Each group has an unequal relation, but non vlogger worker group having a most unequal relation. This situation happens because unequal relation on each group vlogger and non vlogger to corporation. Therefore, forms of susceptibility between them are different. Through qualitative methods with in depth interviews, observation, and secondary data, This paper found that the unequal relation between non vlogger and corporate leads to a state of absence protection of work stoppages, rising incomes, limiting working hours, adding skills, opportunities for association, and protection of income through job contract obscurity."
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes Halfano Liberti Nusantara
"Artikel ini menjelaskan belum berhasilnya komersialisasi liga profesional Futsal di Indonesia ditengah meningkatnya animo masyarakat terhadap olahraga Futsal. Futsal di Indonesia telah menjadi olahraga populer sejak tahun 2007. Studi-studi sebelumnya telah menjelaskan keterkaitan antara olahraga modern dengan bisnis. Tulisan ini mengkaji beberapa faktor yang menyebabkan belum berhasilnya upaya komersialisasi liga profesional Futsal di Indonesia, antara lain seperti faktor historis, peran televisi yang kurang maksimal, komitmen dan peran federasi yang belum optimal, dan faktor sosial ekonomi masyarakat. Studi ini menggunakan kasus liga profesional Futsal Indonesia untuk menjelaskan belum berhasilnya komersialisasi olahraga di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui observasi dan wawancara mendalam sebagai alat mengumpulkan data yang utama. Temuan penelitian ini adalah upaya komersialisasi liga profesional Futsal belum berhasil karena empat hal, yakni konteks historis perkembangan futsal; peran televisi yang tidak maksimal; komitmen dan peran federasi yang belum optimal ; kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.

This article explains the still not succeed commercialization of Futsal professional league in Indonesia when the public interest about Futsal are increased. Futsal has been a popular sport in Indonesia since 2007. Previous studies have explained the link between modern sports and business. This paper examines several factors that have led to the unsucessful commercialization of futsal professional league in Indonesia, such as historical factors, inadequate television roles, unoptimal commitment and the role of the federation, and socio economic factors in the community. This study used the case of Futsal professional league in Indonesia to explain the still not succeed commercialization of sport in Indonesia. This study uses qualitative methods through observation and in depth interviews as a primary data collection tool. The findings of this research are that the commercialization of Futsal Indonesia rsquo s professional league has not been sucessful because four things, which are historical context of futsal development not maximal television roles unoptimal commitment and the role of the federation social and economic conditions of society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Jonathan Alfa R
"Sejak perkembangan zaman pada abad ke-21, ilmu Hubungan Internasional merupakan ilmu yang bersifat multidisiplin; terdapat berbagai isu 'non-tradisional' yang dapat dikaji dan mendapatkan ruang pembahasan. Salah satu di antaranya adalah praktik olahraga yang secara hakikatnya telah memiliki berbagai signifikansi, bahkan sejak awal narasi kemunculannya dalam tataran domestik. Sementara itu, kemunculan Olimpiade modern pada tahun 1896 dan Piala Dunia pada tahun 1930 merupakan tonggak terjadinya proses internasionalisasi olahraga. Semenjak kedua peristiwa tersebut, olahraga berkembang dengan pesat sebagai salah satu fenomena penting dalam globalisasi, terlebih dengan perkembangan media serta semakin beragamnya kepentingan aktor-aktor internasional. Berdasarkan narasi tersebut, Tugas Karya Akhir ini mencoba untuk mengkaji melalui pemetaan-pemetaan bagaimana olahraga mengalami transformasi beserta implikasinya selama proses globalisasi. Merujuk kepada pendekatan-pendekatan yang dipelajari, penulis akan membagi pemetaan tersebut ke dalam dua pembahasan : [1]. Pemetaan berdasarkan isu-isu ekonomi internasional, dan [2]. Pemetaan berdasarkan isu-isu kebudayaan dan identitas (masyarakat transnasional).

Since the beginning of the 21th Century, international relations is a multidisciplinary field of study; as there are various 'non-traditional' issues to be discussed and learned. Among those is a practice of sport which its significance can be traced even since its emergence as a domestic phenomenon. The emergence of Modern Olympics in 1896 and Football World Cup in 1930 is a momentum in the process of internationalization of sport. Since then, sport has developed as a major phenomenon in the process of globalization, especially with the development of the media sector and the diversifying interests of international actors. Based on these narratives, this final paper aims to explore and depict how sport undergo the process of transformation and its implications within the process of globalization. There are two approaches of mapping that will be used : [1]. Its economic significance and [2]. Its social and cultural significance."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarsisius Murwaji
"ABSTRAK
Campur tangan Negara dalam usaha PT (Persero), yang melakukan "go (public) international" seharusnya dipertahankan, karena selain pada diri PT (Persero) dibebankan tugas menunjang Pembangunan Nasional, juga karena penyertaan modal Negara yang tertanam pada PT (Persero). Namun demikian, campur tangan Negara tersebut sebaiknya tidak menghambat pelaksanaan hak dan kewajiban PT (Persero) sebagai subyek hukum yang mandiri. Walaupun Pasal 14 PP No. 55 Tahun 1990 telah berusaha mengurangi campur tangan Negara terhadap PT (Persero), yang melakukan "go (public) international", namun belum memadai untuk menjadikannya subyek hukum yang mandiri. Diperlukan regulasi dan restrukturisasi pengaturan BUMN, untuk menata kembali campur tangan Negara terhadap PT (Persero). Namun demikian, kebijaksanaan ini memakan waktu lama, biaya banyak dan pakar hukum dan ekonomi yang mencukupi. Pengaturan kembali mengenai penyertaan modal Negara ke dalam PT (yang bukan Persero) secara mayoritas atau pendirian PT (yang bukan Persero), yang ditindaklanjuti dengan program "go (public) international, merupakan alternatit yang lebih tepat.
Perlindungan terhadap pemegang saham minoritas dalam kegiatan "go (public) international", terdapat dalam Anggaran Dasar PT (Persero), Undang-undang Perseroan Terbatas dan ketentuan-ketentuan tentang bursa efek suatu negara, dimana saham tersebut dijual. Dengan demikian, Anggaran Dasar PT (Persero) yang akan melakukan "go (public) international" harus diubah, dengan memperhatikan Undang-undang Perseroan Terbatas dan prinsip-prinsip umum dari ketentuan bursa efek internasional yang menjadi tempat penjualan saham. Pengaturan adanya derivative suit dalam' Anggaran Dasar PT (Persero) dan Undang-undang tentang Perseroan Terbatas, merupakan dasar pengawasan sekaligus perlindungan bagi para pemegang saham.
Swastanisasi dengan metoda "go (public) international" dan korporatisasi dengan metoda "go international" merupakan upaya untuk membuat PT (Persero) maju dan mandiri, sehingga dapat melaksanakan kedua misi yang diembannya, yaitu melayani kepentingan umum dan memupuk keuntungan. Dalam mencapai keberhasilan upaya-upaya inilah, peranan hukum sangat dominan untuk mewujudkan tertib niaga, yang menjunjung tinggi etika bisnis dalam menjalankan usaha suatu perusahaan."
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alldo Fellix J.
"Kemenangan neoliberalisme sebagai ideologi yang diterima secara universal telah mengubah paradigma negara-negara dalam pengelolaan hak publik dan juga mengubah perilaku ekonomi manusia. Melalui aktor-aktornya, neoliberalisme juga mendorong pemerintah Indonesia untuk memprivatisasi universitas publiknya dan memperlakukan peserta didik sebatas konsumen dalam ruang pasar. Saat ini, universitas publik turut terjerat dalam relasi sosial neoliberal. Universitas yang terpengaruh neoliberalisme disebabkan dorongan untuk memprivatisasi institusinya dan minimnya alokasi anggaran dari pemerintah untuk penyelenggaraan pendidikan. Pengaruhnya turut mengubah model pengelolaan universitas publik yang berbasis kompetisi pasar, menginisiasi korporatisasi dan komersialisasi. Skripsi ini membahas fenomena tersebut terhadap empat universitas publik dan Universitas Indonesia secara spesifik dalam hal implementasi korporatisasi, otonomi dan dampaknya terhadap aksesibilitas.
Korporatisasi Universitas Indonesia berdampak signifikan terhadap komersialisasi peserta didik, meningkatkan biaya pendidikannya secara gradual dan mereduksi aksesibiltas bagi masyarakat miskin untuk memasuki universitas publik. Penulis juga mengangkat argumennya berdasarkan tren yang mengemuka: privatisasi sektor pendidikan, peningkatan korporatisasi dan otonomi pengelolaan universitas dan peningkatan biaya pendidikan sebagai indikasi dari komersialisasi.

Neoliberalism has changed the world’s paradigm on how governments should manage public rights and also affecting people’s economic behavior. Neoliberalism through its actors also push Indonesian government to privatize its public university and treat its student only as finite market consumers. In the current context, public universities are both enmeshed in, and reproduce neoliberal social relations. The neoliberal university is affected by privatization and underfunding from the government. Public universities have also internalized the competitive model of the market; initiating corporatization and commercialization. The study covered four Indonesia’s public university and specifically examines Universitas Indonesia in terms of its implementation of corporatization, autonomy and its effect on accessibility.
Corporatization of Universitas Indonesia had significant effect on the commercialization of students, increasing their tuition fee gradually and reduces the accessibility of the poor in Indonesia to enter public university. The author weaves the arguments together to point to several prominent trends: higher education sectors privatization, increased corporatization and autonomy of university governance and mounting student’s tuition fee as indication of commercialization."
2014
S54125
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Philipus Febrian Dermawan
"ABSTRAK
Industri budaya membuat berbagai macam objek dalam hidup menjadi sebuah komoditas Hal ini tidak hanya terjadi pada barang atau budaya tetapi juga pada manusia Jurnal ini akan membahas sebuah film yaitu The Truman Show yang mengkritik industri budaya Film sendiri merupakan sebuah produk industri budaya dan hal yang menarik dari film ini yaitu bagaimana film ini mengkritik industri budaya dalam hal komodifikasi manusia yang terjadi dalam industri entertainment Pesan yang terkandung di dalam film tersebut yaitu pesan anti komodifikasi manusia danbagaimana film tidak hanya murni produk industri tetapi dapat menjadi sebuah bahan kajian Analisis dilakukan melalui sudut pandang teori kritis tentang pengaruh kapitalisme dan industri budaya dalam dunia entertainment.

ABSTRACT
Culture industry has made any kind of objects in life to be a commodity It does not only happen to goods or cultures but also to humanity This article is going to discuss a movie The Truman Show that critizes the culture industry The movie itself is a product of culture industry and what makes it unique is that it critizes the culture industry about human commodification in entertainment industry The message contains in the movie is a message of anti human commodification and how movie is not viewed as a mere industrial product but also a resource for media studies Analysis is done using the critical theory paradigm about the effects of capitalism and culture industry in entertainment industry.
"
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Frenchelse Gorga
"Rempah rempah sangat berperan penting bagi masyarakat Indonesia sejak dulu, mulai dari kegunaannya sebagai penambah cita rasa pada makanan hingga sebagai bahan dalam pembuatan obat-obatan. Selain itu, rempah rempah menjadi salah satu sumber ekspor yang turut memberikan berkontribusi terhadap perekonomian Indonesia. Tentu saja hal ini berhubungan langsung karena rempah rempah juga dibutuhkan oleh negara lain yang tidak memiliki rempah rempah di negaranya. Andaliman merupakan salah satu komoditas dan termasuk dalam rempah rempah yang memiliki ciri khas yaitu rasanya yang unik dan sensasinya ketika dikonsumsi serta manfaatnya yang tidak sebagai bahan masakan tetapi dapat digunakan untuk kebutuhan lainnya. Ciri khas Andaliman ini ternyata mampu menarik perhatian negara lain salah satunya negara Jerman yang sudah menjadi negara tujuan ekspor Andaliman. Hal ini juga sudah dikonfimasi oleh Kemeterian Perdagangan yang mengungkapkan akan terus  mengupayakan  produk  Andaliman sebagai produk unggulan ekspor Indonesia agar dapat bersaing di pasar global. Dalam sebuah webinar, Atase Perdagangan KBRI Berlin Nurlisa Arfani juga turut menjelaskan  potensi pasar Jerman yang menjanjikan  bagi  produk  Andaliman, karena adanya kebutuhan dari Jerman terhadap Andaliman. Hal ini merupakan peluang yang bagus bagi Indonesia untuk bisa menjadikan Andaliman sebagai produk unggulan yang akan mampu bersaing di pasar internasional. Jika Andaliman hendak  menjadi produk yang akan diekspor secara terus menerus, maka hal yang perlu diperhatikan Indonesia ialah kemampuan dalam menyediakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar, berkualitas, memiliki harga yang bersaing  dengan  kompetitor,  serta  bagaimana upaya Indonesia untuk melakukan komersialisasi ke pasar ekspor. Namun masih banyak hambatan dan tantangan yang harus diperhatikan Indonesia dalam rangka mengkomersialisasikan komoditas Andaliman agar menjadi komoditas jagoan ekspor.

Spices have long been essential to the Indonesian people, from their use as flavor enhancers in food to their use as ingredients in the manufacture of medicines. Furthermore, spices are one of the exports that contribute to the Indonesian economy. Of course, this is directly related because spices are also needed by other countries that do not have spices in their country. Andaliman is one of the commodities and is included in spices with a characteristic, namely its unique taste and sensation when consumed. Its benefits are as a cooking ingredient and can be used for other needs. This characteristic of Andaliman attracted the attention of other countries, including Germany, which had become the export destination for Andaliman. The Ministry of Trade confirmed that they would continue to strive for Andaliman products as superior Indonesian export products so they can compete in the global market. In a webinar, Trade Attaché of the Indonesian Embassy in Berlin, Nurlisa Arfani also explained the promising potential of the German market for Andaliman products due to a need from Germany for Andaliman. This is an excellent opportunity for Indonesia to make Andaliman a superior product that can compete in the international market.If Andaliman is to become a product that is continuously exported, Indonesia must focus on its ability to provide products that match market demand, are of good quality, have competitive prices with competitors, and how Indonesia's efforts to commercialize it to the export market. However, Indonesia must address numerous obstacles and challenges to commercialize Andaliman commodities and make them export champion commodities."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siringoringo, Cheelsy Rumondang
"Kota-kota besar membutuhkan third place inklusif yang bisa dinikmati oleh masyarakat dari berbagai kalangan. Ruang terbuka hijau berupa taman kota merupakan pilihan ideal yang memenuhi kebutuhan tersebut sebagai tempat bersosialisasi untuk bersantai di tengah rutinitas kota yang menjenuhkan. Namun seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi, dan peningkatan kemampuan ekonomi membuat gaya hidup masyarakat ikut berubah. Beberapa taman kota yang dibangun beberapa dekade lalu jadi kurang relevan lagi saat ini, hingga akhirnya ditinggalkan pengunjungnya dan menjadi terbengkalai. Oleh karena itu revitalisasi pada taman kota perlu dilakukan agar tetap relevan dengan gaya hidup masyarakat perkotaan saat ini, salah satunya dengan menambahkan unsur komersial seperti tenant makanan dan minuman dengan tujuan untuk menambah daya tarik dan kenyamanan pengunjungnya. Sehingga keberadaan komersialisasi dalam hal ini tidak menghilangkan inklusivitas taman kota sebagai third place. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah kajian studi literatur dan observasi dengan dua studi kasus yaitu Tebet Eco Park dan Taman Literasi. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk menelusuri taman kota sebagai third place dan bagaimana pengaruh keberadaan komersialisasi terhadap inklusivitas taman kota.

Big cities needs an inclusive third place that can be enjoyed by various level of society. Green open spaces in the form of urban parks is an option that can fullfill these needs to socialize and relax amidst the tiring city routines. However, over time, technological advances and increasing of level economic capability that have a direct influence on changes in culture and livestyle, some urban parks were built several decades ago are no longer relevant today are ultimately ignored by visitors and become abandoned. Therefore, revitalization of urban parks needs to be carried out so that they become relevant to the lifesytle of today’s urban communities by adding commercial elements such as food and beverage tenants with the aim of increasing the attracttion and confort of visitors. Thus, the existence of commercialization in this case does not eliminate the inclusiveness of urban parks as a third place. The method used in this thesis is a literature review and observation with two case studies, Tebet Eco Park and Taman Literasi. This thesis was written with the objective of exploring urban parks as a third place and how the precence of commercialization influences the inclusiveness of city parks."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>