Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriana
Abstrak :
Anak usia toddler adalah anak yang berusia antara rentang 12 bulan sampai 36 bulan dan periode ini adalah masa transisi dari bayi ke balita. Anak- anak usia toddler cenderung terpapar dengan perangkat elektronik atau screen time di zaman teknologi ini dan hal ini menjadi tantangan bagi orang tua terhadap perkembangan bahasa anak.. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan bahasa anak usia toddler yang terpapar screen time di Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Pemilihan sampel dilakukan dengan cara cluster random sampling dan diteliti pada 200 responden. Penelitian ini dilakukan pada anak usia 1-3 tahun yang terpapar screen time setiap hari. Instrumen pada penelitian ini menggunakan CLAMS untuk menilai perkembangan bahasa anak. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ordinal. Hasil yang didapatkan adalah terdapat hubungan yang signifikan antar riwayat kelahiran, durasi paparan screen time, pendidikan orang tua dan stimulasi. Variabel yang dominan adalah stimulasi. Kesimpulan: stimulasi memengaruhi perkembangan bahasa anak usia toddler sebesar 14 kali dibandingan anak tanpa diberi stimulasi. Dari hasil penelitian ini, pemeriksaan perkembangan bahasa disarankan untuk dilakukan bersamaan dengan pelayanan posyandu agar dapat mendeteksi dan mengintervensi dini keterlambatan perkembangan bahasa ......Toddler are children between the ages of 12 months and 36 months and this period is the transition period from baby to toddler. Toddler tend to be exposed to electronic devices or screen time in this technological era and this is a challenge for parents regarding children's language development. The aim of this research is analyze the factors that influence the language development of toddler who are exposed to screens time in East Jakarta. This research uses a cross sectional design. Sample selection was using cluster random sampling and studied on 200 respondents. This research was conducted on children aged 1-3 years who were exposed to screen time every day. The instrument in this study uses CLAMS to assess language development. The statistical test used is ordinal logistic regression. The results obtained were there was a significant relationship between birth history, duration of screen time exposure, parental education and stimulation. The dominant variable is stimulation. Conclusion: stimulation affects the language development of toddler-aged children 14 times compared to children without stimulation. From the results of this research, it is recommended that language development examinations be carried out simultaneously with posyandu services in order to detect and intervene early in language development delays.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulya Diesa Maretha
Abstrak :
Pada masa pandemi COVID-19, berbagai perubahan dan tantangan yang terjadi dalam berbagai aspek kehidupan dapat berdampak terhadap kesejahteraan keluarga, termasuk di dalamnya adalah kepuasan pernikahan (Prime, Wade, & Browne, 2020). Di Indonesia, terdapat peningkatan angka konsultasi mengenai permasalahan dalam hubungan keluarga yang diterima oleh Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020). Kontribusi kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga menjadi hal yang penting untuk diteliti karena keluarga merupakan gabungan dari subsistem dan fungsi yang saling memengaruhi satu sama lain (Korja et al., 2016). Penelitian ini melibatkan 120 ibu menikah yang memiliki anak pertama berusia toddler. Variabel resiliensi keluarga diukur dengan menggunakan Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) dan variabel kepuasan pernikahan diukur dengan ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Hasil analisis menggunakan regresi linear sederhana menunjukkan adanya kontribusi positif yang signifikan dari kepuasan pernikahan terhadap resiliensi keluarga. Selain itu, hasil analisis menggunakan Pearson Correlation juga menunjukkan adanya korelasi positif yang signifikan antara tingkat pendapatan keluarga dengan resiliensi keluarga dan kepuasan pernikahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu ibu dan keluarga memahami pentingnya peran kepuasan pernikahan pada ibu dengan anak usia toddler terhadap resiliensi keluarga ......During the COVID-19 pandemic, there are several changes and challenges in different aspects of life that could impact the family’s wellbeing, including marital satisfaction (Prime, Wade, & Browne, 2020). In Indonesia, Ikatan Psikolog Klinis Indonesia (2020) found an increase in the amount of consultation that was related to family problem. The contribution of marital satisfaction to family resilience becomes a very important topic as a family consists of subsystems and functions that are mutually influencing (Korja et al., 2016). This study involves 120 married mothers whose first children are of toddlers-age. Family resilience is measured using Walsh Family Resilience Questionnaire (WFRQ) and marital satisfaction is measured using ENRICH Marital Satisfaction Scale (EMS Scale). Simple linear regression analysis shows a positive and significant contribution of marital satisfaction on family resilience. In addition to that, Pearson Correlation analysis also shows a positive and significant correlation between family and family resilience as well as marital satisfaction. These findings hopefully could bring awareness to mothers and their families regarding the importance of mothers’ marital satisfaction on family resilience.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Aulia Syifa
Abstrak :
Di Indonesia 23-83% anak usia 2-4 tahun mengalami temper tantrum. Penanganan yang tidak tepat dapat mengakibatkan perilaku negatif pada anak di tahap usia selanjutnya.  Dalam pengasuhan anak, tidak terlepas dari peran ayah sebagai orangtua. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan menurut perspektif ibu dengan risiko kejadian temper tantrum pada anak usia toddler di Kecamatan Beji Kota Depok. Metode penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan teknik cluster random sampling dan total responden sebanyak 112 orang. Penelitian ini mengukur kedua variabel melalui kuesioner. Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara keterlibatan ayah dalam pengasuhan dengan risiko kejadian temper tantrum dengan nilai signifikansi p-value menggunakan uji chi square sebesar 0.001 (<0.05). Semakin terlibat ayah dalam pengasuhan anak, maka akan mengurangi risiko kejadian temper tantrum yang dialami anak. Pengasuhan ayah yang maksimal diberikan pada anak usia toddler, akan membentuk perkembangan emosional yang positif pada anak. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan faktor kualitas pernikahan dan motivasi ayah dalam mengasuh anak serta menambahkan durasi temper tantrum yang terjadi. ......In Indonesia, 23-83% of children aged 2-4 years’ experience temper tantrums. Improper handling can lead to negative behaviour in children at a later age stage.  In the care of children, it is inseparable from the role of fathers as parents. This study aims to look at the relationship between father's involvement in parenting from the mother's perspective and the risk of temper tantrums in toddler-aged children in Beji Sub-district, Depok City. This research method used a cross sectional design with cluster random sampling technique and a total of 112 respondents. This study measured both variables through questionnaires. The results of this study found a significant relationship between father's involvement in parenting and the risk of temper tantrums with a significance value of p-value using chi square test of 0.001 (<0.05). The more involved the father is in the care of the child, it will reduce the risk of temper tantrums experienced by the child. Maximum father's care given to toddler age children will shape positive emotional development in children. Future research can add factors of marriage quality and father's motivation in parenting and add the duration of temper tantrums that occur.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library