Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 71 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Alfi Hasanah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan alat ukur yang valid dan reliabel untuk menentukan adiksi media sosial siswa SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi di Indonesia. Total 512 siswa berpartisipasi dalam penelitian ini, dimana 30 responden diberikan pre-test dan 482 diberikan aplikasi kedua. Penelitian ini berhasil mengidentifikasi tujuh dimensi adiksi media sosial yaitu virtual tolerance, virtual communication, virtual problem, virtual information, control in difficulty, negativeness social relations, dan decrease in function yang diadaptasi dari penelitian Sahin (2018), Sahin dan Yagzi (2017) dan Gokdas dan Kuzucu (2019). Selain itu penelitian ini juga melakukan komparasi untuk melihat apakah terdapat persamaan dan perbedaan adiksi pada media sosial antar kelompok pendidikan. Analisis data yang digunakan adalah Keiser-Meyer Olkin (KMO), Exploratory Factor Analysis (EFA), Confirmatory Factor Analysis (CFA), uji reliabilitas Cronbach Alpha, dan uji komparasi chi-square menggunakan aplikasi SPSS. Kesimpulannya, alat ukur Skala Adiksi Media Sosial - Versi Indonesia (SMAS-VI) terdiri dari 38 indikator yang terbentuk dalam 7 dimensi menggunakan Skala Likert 5 poin dinyatakan valid dan reliabel untuk mengukur adiksi media sosial. Selain itu hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan adiksi antar-kelompok pendidikan SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi.

The purpose of this study is to develop a valid and reliable measurement tool to determine the social media addiction of junior high school, senior high school and university students in Indonesia. A total of 512 people participated in this study, of  which 30 student respondents were given the pre-test and 482 were given the second application. This study succeeded in identifying seven dimensions of social media addiction, namely virtual tolerance, virtual communication, virtual problems, virtual information, control in difficulties, negative social relations, and decrease in function which adapted from research by Sahin (2018), Sahin and Yagzi (2017) and Gokdas and Kuzucu (2019). In addition, this study also made comparisons to see whether there were similarities and differences in addiction to social media between educational groups. Data analysis used was Keiser-Meyer Olkin (KMO), Exploratory Factor Analysis (EFA), Confirmatory Factor Analysis (CFA), Cronbach Alpha reliability test, and chi-square comparison test using the SPSS application. In conclusion, the measuring instrument Social Media Addiction Scale - Indonesian Version (SMAS-VI) consists of 38 indicators formed in 7 dimensions using a Likert 5 Points Scale which is stated to be valid and reliable for measuring social media addiction. In addition, the results of the analysis show that there are differences in addiction between junior high school, high school and tertiary educational groups."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danti Tirta Anindi
"Selain memberikan banyak manfaat, internet juga memiliki dampak salah satunya pada kesehatan, apabila penggunaannya tidak dikontrol dengan bijak. Di Indonesia, perhatian terhadap intensitas akses internet berlebihan masih kurang, sementara banyak penelitian menemukan gejala kecanduan internet sebagai akibat dari penggunaan internet berlebihan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat penggunaan internet pada 100 mahasiswa S1 Reguler di Universitas Indonesia dengan rentang usia 18-25 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan teknik pengumpulan data survey menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian ini adalah tingkat pengeluaran, tingkat pengetahuan, serta pengaruh dari teman sebaya, keluarga, dan fasilitas yang dimiliki berhubungan dengan penggunaan internet responden. Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk memberikan informasi mengenai adanya dampak penggunaan internet berlebihan kepada masyarakat luas khususnya remaja dan adanya penelitian lanjutan untuk mengetahui seberapa besar dampak penggunaan internet berlebihan yang telah dirasakan oleh masyarakat pengakses internet di Indonesia.

In addition to providing many benefits, the Internet also has an impact on one's health, if its use is not controlled wisely. In Indonesia, the attention to the intensity of excessive internet access is still lacking, although many studies have found symptoms of internet addiction as a result of excessive internet use. The purpose of this study was to determine the relationship of predisposing factors, enabling factors, and reinforcing factors internet usage at 100 Regular Bachelor Degree Program students at the University of Indonesia with an age range of 18-25 years old. This research is a quantitative survey data collected with questionnaires.
The results of this study is the level of expenditure, the level of knowledge, as well as the influence of peers, family, and owned facilities associated with the use of the Internet respondents. Based on this study are advised to provide information about the impact of excessive Internet use to the general public, especially adolescents and the presence of further research to determine how much impact that excessive internet use has been felt by the community of internet users in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S56242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasmussen, Sandra
London: Sage, 2000
362.29 RAS a
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hamanda Kesumaratih Moeljosoedjono
"Studi ini bertujuan untuk melihat gambaran attachment style pada wanita yang mengalami shopping addiction. Attachment style merupakan bentuk kelekatan hubungan orangtua dengan anak. Attachment style terbagi menjadi dua yaitu secure attachment dan insecure attachment. Dampak dari individu dengan insecure attachment adalah adanya strategi coping yang maladaptif dalam menghadapi permasalahan, salah satunya adalah dengan perilaku adaptif. Shopping addiction merupakan suatu perilaku adaptif, yaitu perilaku berbelanja yang kronis, berlebihan, repetitif dan dapat merusak kehidupan seseorang. Metode penelitian menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif. Subjek yang didapatkan sebanyak 54 responden berjenis kelamin wanita.
Hasil dari penelitian ini didapatkan 10 responden yang tergolong high compulsive buying dimana 6 responden memiliki secure attachment dan 4 responden dengan avoidant attachment. Kemudian 36 responden yang tergolong medium compulsive buying dimana 26 responden memiliki secure attachment, 9 responden memiliki avoidant attachment dan 1 responden memiliki anxious attachment. Terdapat 8 responden tergolong low compulsive buying dimana 7 responden memiliki secure attachment, dan 1 orang memiliki avoidant attachment.
Dalam penelitian ini juga dilihat hubungan attachment style dengan shopping addiction, dan juga ingin melihat hubungan shopping addiction dengan variabel dari data kontrol yaitu limit kartu kredit, hubungan dengan tempat tinggal masa kecil, dengan kebahagiaan masa kecil dan status pernikahan orangtua. Perhitungan hubungan ini dengan menggunakan chi - square. Untuk penelitian kualitiatif, dilakukan wawancara dengan dua subjek yaitu subjek pertama tergolong high compulsive buying yang memiliki secure attachment dan subjek keda tergolong high compulsive buying yang memiliki avoidant attachment.

The purpose of this study is to see the attachment style on women whose experiencing shopping addiction. Attachment style is a form of parents and children closeness relationship. Attachment style is divided into two kinds of attachments, which are secure attachment and insecure attachment. The impact of an individual with an insecure attachment is a maladaptive coping strategy in solving problems, which is addictive behavior. Shopping addiction is one of the addictive behaviors, which is a chronic, binge, repetitive that can cause a disruptions in someone?s life. The research methods are using quantitative and qualitative approach. 54 women respondents were gathered.
The research results shows 10 respondents who are classifieds as high compulsive buying, six respondents have secure attachment and four respondents have avoidant attachment. 36 respondents are classified as a medium compulsive buying, where 26 respondents have secure attachment, nine respondents have avoidant attachment and one respondent have anxious attachment. There are eight respondents classified as low compulsive buying where seven of them have secure attachment and one of them have avoidant attachment.
This research also studies the relations between attachment style and shopping addiction, and also studying about the relations between shopping addiction and the variables of the data control which are credit card limit, childhood place of stay, childhood happiness, and parent marital status. The counting process of these relations is using chisquare. The qualitative approach is by doing interviews with two subjects, the first subject is classified as high compulsive buying who has secure attachment and the second subject is classified as high compulsive buying who has avoidant attachment."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Seto Ery Pradhana
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran Internet addiction pada dewasa muda. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan theory based sampling. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 2 orang dengan kisaran usia antara 18-24 tahun. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara Hasil penelitian menunjukkan bahwa para partisipan memiliki pola penggunaan internet yang jauh lebih sering dan lama dari rata-rata pengguna internet lainnya. Dari sisi pengeluaran, uang yang mereka gunakan demi memenuhi kebutuhan mereka untuk berinternet juga cukup banyak. Namun pada akhirnya biasanya mereka menyiasatinya dengan mengambil paket-paket yang tersedia agar pengeluaran dapat berkurang. Para partisipan juga memiliki kesadaran penuh akan perilaku mereka. Namun mereka tidak memiliki kekuatan untuk dapat menahan keinginan mereka untuk berinternet. Mereka juga menyadari bahwa dengan berinternet secara berlebihan akan menimbulkan dampak yang negatif bagi kehidupan mereka. Masalah dalam hubungan sosial dan juga akademis selalu dialami oleh partisipan. Hal ini disebabkan karena mereka lebih banyak menghabiskan waktu untuk berinternet dan memikirkan mengenainya daripada untuk aktivitas yang lain. Besarnya masalah yang dimiliki partisipan bervariasi sesuai dengan adiksi mereka dengan internet.
The purpose of this study is to achieve an understanding of internet addiction behaviors in young adults. This study uses qualitative method, using the theory based sampling method. The study collects its data through interviewing two participants aging between 18-24 years old. Study results shows that participants use the internet much longer and more frequently compared to the average internet user. They also spend an excessive amount of money to fulfill their internet needs. However, they usually take the available discount promotions to save money. Participants show full awareness about their behavior. However, they admit to having no ability to hold back their urge to use the internet. They also realize that their excessive use of the internet can result in negative outcomes in their lives. Both participants face problems in their social and academic lives. This is a result of excessive use and obsession of both participants towards the internet. The magnitudes of the problems vary depending on the seriousness of participant's addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2009
T38202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ulfah Rosyidah
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi internet dan smartphone pada saat ini semakin pesat. Hal ini juga menjadi salah satu faktor berkembangnya teknologi pada smartphone atau ponsel pintar, sehingga pengguna smartphone dapat melakukan kegiatan seperti layaknya pengguna komputer yang kecanduan internet kapan saja dimana saja. Karena fasilitas itulah, banyak pengguna smartphone yang menjadi
kecanduan digital dalam berbagai macam aktifitas yang dianggap sebagai kecanduan internet melalui smartphone. Sehingga tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk kecanduan digital apa saja yang terjadi pada pengguna smartphone faktor apa saja yang dapat melatarbelakangin kecanduan digital tersebut.
Penelitian ini menggunakan pendekatan mixed method dan menggunakan strategi penelitian exploratory sequence dimana tahap pertama melakukan penelitian secara kualitatif dan kemudian melakukan penelitian kuantitatif untuk mendukung data kualitatif. Data kualitatif didapat dengan menggunakan wawancara sebagai data primer dan dengan menyebar kuesioner sebagai alat pengumpulan data sekunder. Teknik penentuan informan dengan metode
purposive sebanyak 5 orang serta penentuan sampel dengan menggunakan random sampling.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kecenderungan kecanduan digital pada pengguna smartphone, dengan bentuk antara lain merasa tidak tenang ketika tidak menggunakan smartphone, tidak pernah lepas dari smartphone, selalu selalu membuka dan mengecek setiap notifikasi baik dari aplikasi social media maupun instant messaging, selalu bermain game ketika ada waktu luang dan mengalami kurang tidur. Faktor yang mempengaruhi adanya kecenderungan kecanduan pengguna smartphone antara lain penggunaan internet dalam sehari
lebih dari 5 jam, lebih memilih meggunakan smarphone daripada media lain, dan aktifitas sehari-hari pengguna smartphone. Sedangkan kepribadian yang low self esteem, masalah akademis, sosial dan keuangan tidak begitu mempengaruhi.

ABSTRAK
Nowadays, the internet technology and smartphone growing fast. This reason became one of the technology growing factors onto smartphone, so that smatphone users can do every activities like computer users that diagnosed with
internet addiction everywhere. Becouse of those facilities that smartphone provides, many smartphone users became digitaly addiction to smartphone in various kind that diagnosed as an internet addiction trough smartphone. The purposes of this research are to know the digital addiction forms within smartphone users and what factors that can be reasoned its digital addiction.
Using mixed method with exploratory sequence to completed this research.
At first step, is doing qualitative research with indepth interview as primer data, and second, doing quantitative research with quisioner as sekunder data. 5 informans choosed by purposive method and sample population by random sampling method.
The result shows that there are digital addiction within smartphone users in separated from the smartphone, always checking the notification and open social
network and instant message applications, always playing game when smartphone user have a spare time and experienced with lack time of sleeping. Internet usage
more than 5 hours a day, other media preferences and activities of smartphone users are some factors that influencing or has a strong relation to be have a digital
addiction within smartphone users. Low self-esteem trait, academic, socoal and financial problem not really influenced its addiction."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42464
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anzany Tania Dwi Putri
"Perubahan kualitas hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam melakukan evaluasi hasil layanan rehabilitasi narkoba. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kualitas hidup pada para penyalahguna narkoba, seperti karakteristik demografi, pelaksanaan rencana rawatan, dan kondisi klinis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas hidup yang terjadi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut pada klien yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN pada tahun 2022. Adapun penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain mixed-method, dimana untuk penelitian kuantitatif menggunakan desain single-hand retro-prospective cohort dan untuk penelitian kualitatif, dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion). Terdapat 286 responden pada penelitian ini dengan rerata usia 30,55 ± 7,90 tahun. Dari analisis bivariat, diketahui bahwa terdapat perubahan kualitas hidup yang bermakna dari sebelum dan sesudah klien mendapatkan layanan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kualitas hidup tersebut adalah adalah jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya jenis narkoba yang digunakan satu tahun terakhir, lama pemakaian narkoba, pelaksanaan program rehabilitasi, dan riwayat komorbid fisik.

Changes in quality of life are one of the indicators used in evaluating the output of drug rehabilitation services. There are various factors that can influence changes in the quality of life among people with drug use disorders, such as demographic characteristics, implementation of treatment plans, and clinical conditions. The purpose of this study is to analyse changes in the quality of life and determine the factors that influence those changes in clients who are undergoing rehabilitation at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center in 2022. This research is an observational analytic study with a mixed-method design. Quantitative research was done by using a single-hand retro-prospective cohort design and qualitative research was conducted through focus group discussions. There were 286 respondents involved in this study with an average age of 30.55 ± 7.90 years. From the bivariate analysis, it is known that there are significant changes in the quality of life occurred before and after the client received rehabilitation services at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center. The factors that influence changes in quality of life are gender, marital status, the number of drugs used in the past year, the duration of drug use, the implementation of rehabilitation programs, and a history of systemic diseases."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nindya Nisita
"Ketergantungan benzodiazepin merupakan kondisi yang berhubungan dengan kejadian hendaya kognitif. Hendaya kognitif pada pasien ketergantungan benzodiazepin merupakan fenomena multifaktorial, kerap dikaitan dengan karakteristik sosiodemografik, pola penggunaan benzodiazepin dan komorbiditas. Hendaya kognitif pada individu yang menggunakan benzodiazepin ditemukan pada berbagai ranah kognitif, mencakup ranah verbal, memori, visuospasial, atensi dan fungsi eksekutif. Hendaya kognitif merupakan masalah yang penting karena berhubungan dengan penurunan fungsi dan respon tatalaksana ketergantungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi profil ranah kognitif pada pasien ketergantungan benzodiazepin. Penelitian dilakukan secara potong lintang pada sampel yang diterima secara konsekutif dari berbagai jenis layanan kesehatan mencakup rumah sakit, rehabilitasi dan puskesmas. Pengambilan data meliputi proses wawancara menggunakan instrumen MINI-ICD 10 dan Addiction Severity Index serta pemeriksaan profil ranah kognitif menggunakan Cognistat Bahasa Indonesia. Pasien ketergantungan benzodiazepin dalam penelitian ini sebagian besar mengalami hendaya kognitif. Hendaya kognitif yang paling banyak ditemukan pada pasien ketergantungan benzodiazepin adalah hendaya memori. Terdapat hubungan antara penggunaan benzodiazepin sebelum usia 18 tahun terhadap kejadian hendaya memori pada pasien ketergantungan benzodiazepin (p<0,05). Penggunaan benzodiazepin sebelum usia 18 tahun dibandingkan dengan lebih dari 18 tahun berisiko 4,4 kali lipat mengalami hendaya memori (RO=4,397). Terdapat hubungan antara penggunaan jenis benzodiazepin terhadap kejadian hendaya kalkulasi pada pasien ketergantungan benzodiazepin (p<0,05). Penggunaan benzodiazepin kerja lambat dibandingkan dengan benzodiazepin kerja menengah berisiko 0,2 kali lipat mengalami hendaya kalkulasi (RO=0,192). Terdapat faktor-faktor yang ditemukan berhubungan dengan kejadian hendaya kognitif pada pasien ketergantungan benzodiazepin. Temuan ini penting untuk diimplementasikan dalam layanan kesehatan termasuk upaya pencegahan hendaya kognitif maupun tatalaksana pasien ketergantungan benzodiazepin.

Benzodiazepine dependence associated with cognitive impairment. Cognitive impairment among benzodiazepine dependent patients is a multifactorial phenomenon, often associated with sociodemographic characteristics, patterns of benzodiazepin use and comorbidities. Impairments were found on various cognitive domains including verbal, memory, visuospacial, attention and executive function. Cognitive impairment is an important matters due to its concequences such as psychosocial dysfunction and treatment response. This study aims to find factors associated with profiles of cognitive domains among benzodiazepin dependent patients This is a cross-sectional study conducted in patients with benzodiazepin dependence from hospital, drug rehabilitation and primary health care. Data collections includes MINI-ICD 10 and Addiction Severity Index interview, followed by cognitive domains assessment using Cognistat. Cognitive impairments found on majority of benzodiazepine dependent patients, distinctly on memory function. Memory impairment significantly associated with benzodiazepine use under the age of 18 (p<0,05). Risk of memory impairment is 4.4 times on first time benzodiazepine use under the age of 18, compared with above the age of 18 (OR=4,397). Calculation imparment significantly associated with types of benzodiazepine (p<0,05). Risk of calculation impairment is 0,2 times on long-acting benzodiazepin use, compared with moderate-acting benzodiazepine (OR=0,192). Factors associated with cognitive impairments among benzodiazepin dependent patients were identified in this study. Implication of the result should be address on health care system. This includes cognitive impairment preventions and treatments of benzodiazepine dependence."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gracia Bella Maria
"ABSTRAK
Peningkatan penggunaan smartphone yang cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir membawa pada fenomena smartphone addiction. Penggunaan smartphone berlebihan terutama pada malam hari menyebabkan tersitanya waktu untuk beristirahat sehingga beresiko menjadi penyebab menurunnya kualitas tidur seseorang. Penelitian ini dilakukan untuk melihat dampak dari smartphone addiction terhadap kualitas tidur individu terutama pada mahasiswa. Pengukuran kualitas tidur dilakukan dengan alat ukur The Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Sementara itu, smartphone addiction diukur dengan menggunakan Smartphone Addiction Scale-Short Version SAS-SV . Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Independent Sample T-Test. Responden dalam penelitian ini merupakan mahasiswa yang berjumlah 218 orang dari berbagai perguruan tinggi di wilayah Jabodetabek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan pada mean skor kualitas tidur kelompok smartphone addict M= 9,16, SD=2,96 dan kelompok non-smartphone addict M= 8,17, SD=2,89 ; t 216 =2,372, p=0,019. Berdasarkan hasil analisis, kelompok smartphone addict menunjukan kualitas tidur yang lebih buruk dibandingkan dengan kelompok non-smartphone addict. Sehingga smartphone addiction berdampak pada kualitas tidur individu. Dengan demikian hipotesis dalam penelitian ini diterima.

ABSTRACT
The rapid increase of smartphone usage in recent years brings the phenomenon of smartphone addiction. Excessive use of smartphones, especially at night, can reduced the remaining time to rest as well as risk of causing decreased sleep quality of a person. This study was conducted to see the impact of smartphone addiction on individual sleep quality, especially on undergraduate students. Sleep quality was measured using the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI . Meanwhile, smartphone addiction was measured using Smartphone Addiction Scale Short Version SAS SV . Statistics analyses were performed using Independent Sample T Test. This study involved 218 undergraduate students from various universities in Jabodetabek area. The results showed that there were significant differences in mean sleep quality score of the smartphone addict group M 9, 16, SD 2.96 compare to non smartphone addict group M 8.17, SD 2.89 t 216 2,372, p 0,019. Based on the analysis, excessive smartphone usage seen in the smartphone addict group shows worse sleep quality compared to non smartphone addict group. So the conclusion is that smartphone addiction affects individual sleep quality. Thus the hypothesis in this study was proved."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teresa Almaputri Lestario
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran neurotisisme terhadap kecanduan aktivitas seksual daring dengan mengontrol jenis kelamin dan lama penggunaan internet sebagai variabel kovariat. Partisipan penelitian berjumlah 181, yang terdiri dari 102 perempuan dan 79 laki-laki. Karakteristik individu pada periode emerging adulthood yang berumur 18-25 tahun dan aktif dalam menggunakan internet. Alat ukur yang digunakan untuk penelitian adalah International Personal Pool Big Five Factor Model version 50 items (IPIP-BFM-50) untuk mengukur neurotisisme dan Internet Sex Screening Test (ISST) yang digunakan untuk mengukur kecanduan aktivitas seksual daring. Hasil penelitian menunjukkan bahwa neurotisisme tidak memiliki peran yang signifikan terhadap kecanduan aktivitas seksual daring (β= .057, t(181) =1.539, p<.05). Analisis terhadap variabel kovariat menemukan bahwa  jenis kelamin dan lama penggunaan internet memiliki hasil yang signifikan terhadap kecanduan aktivitas seksual daring. 

This study aims to examine the role of neuroticism in cybersexual addiction with controlling gender and duration internet use as covariate variables. This study was conducted on 181 participants, which consisted of 102 women and 79 men. The characteristics of individuals were in the emerging adulthood period aged 18-25 and active in using the internet. The measurement instruments used are International Personal Pool Big Five Factor Model version 50 items (IPIP-BFM-50) for measuring neuroticism and Internet Sex Screening Test (ISST) for measuring cybersexual addiction. The result of this study showed that neuroticism did not have a significant role in cybersexual addiction, (β= .057,t(181) =1.539, p<.05). Analysis of the covariate variables found that gender and duration of the internet use had significant results on cybersexual addiction."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>