Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Aaron
Abstrak :
Salah satu tantangan terbesar perusahaan untuk dapat bertahan dan terus bersaing dalam dunia korporasi adalah mengoptimalkan sumber daya manusia. Dalam rangka mengoptimalkan sumber daya manusia, perusahaan dapat melakukan beberapa upaya yang dapat meningkatkan kinerja karyawan dan mengurangi turnover. Perceived organizational support (POS) merupakan konstruk yang cocok untuk menjawab tantangan pemaksimalan sumber daya manusia. POS adalah keyakinan global yang dikembangkan karyawan terkait sejauh mana organisasi menghargai kontribusi mereka dan peduli terhadap kesejahteraan mereka (Eisenberger, dkk, 1986). POS memiliki dampak terhadap affective commitment, kinerja, lessened withdrawal behavior, dan turnover. Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan POS pada karyawan Generasi X dan karyawan Generasi Y yang saat ini mendominasi lapangan kerja sebagai sumber daya manusia. Hasil analisis menggunakan independent sample t-test pada 118 responden (Generasi X = 46; Generasi Y = 72) menunjukkan bahwa karyawan Generasi Y memiliki skor rata-rata POS yang secara signifikan lebih rendah daripada karyawan Generasi X.
One of the biggest challenges for company in order to survive and compete in the corporate world is to optimize human resources. In order to optimize human resources, company could make some effort to increase employee performance and reduce turnover. Perceived organizational support (POS) is a suitable construct to answer the challenge regarding maximize human resources. POS is global belief developed by employee concerning the extent to which the organization values their contributions and cares about their well-being (Eisenberger, et.al., 1986). POS has impact to affective commitment, performance, lessened withdrawal behavior, and turnover. The objective of this research is to examine the differences on perceived organizational support between Generation X employees and Generation Y employees. The result of the analysis using independent sample t-test on 118 respondents (Generation X = 46; Generation Y = 72) showed that Generation Y employees had significantly lower POS average than Generation X employees.
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S58750
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lirmanto Pardinata
Abstrak :
Pengendalian tingkat turnover secara efektif telah lama menjadi masalah yang krusial bagi perusahaan karena besarnya biaya yang ditimbulkan oleh turnover (Bergiel, Nguyen, Clenney & Taylor, 2009). Belakangan ini, beberapa survei menunjukkan bahwa tingkat turnover karyawan lulusan baru jauh lebih tinggi daripada karyawan lain. Karyawan lulusan baru tersebut juga dikenal sebagai Generasi Y (lahir tahun 1981-2000). Peneliti tertarik untuk membandingkan Job Embeddedness antara karyawan Generasi Y dengan Generasi X (lahir tahun 1965-1980). Terdapat 260 sampel yang merupakan karyawan pada penelitian ini (167 Generasi Y, 93 Generasi X). Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan diantara kedua generasi tersebut pada dimensi organizational-fit (p = 0.001), community-fit (p = 0.000), community-sacrifice (p = 0.000) dan tidak ada perbedaan yang signifikan pada dimensi organizational-sacrifice (p = 0.64). ...... The regulation of turnover effectively has long been a crucial problem for companies because of the enormous amount of cost caused by turnover (Bergiel, Nguyen, Clenney & Taylor, 2009). Lately, recent surveys show that the fresh-graduates workers’ level of turnover is higher compared to other workers. The fresh-graduates workers is also known as Generation Y (born of 1981-2000). The research aims to compare job embeddedness between Generation Y and Generation X (born of 1965-1980). This research uses 260 samples of workers (consist of 167 Generation Y and 93 Generation X). The data collection method used in this research is the usage of questionairre. The results shows there are significant differences between those two generations in the dimensions of organizational-fit (p = 0.001), community-fit (p = 0.000), community-sacrifice (p = 0.000) and there is no significant differences in the dimension of organizational-sacrifice (p = 0.64).
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56254
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisaa Khairina Prima
Abstrak :
ABSTRAK

Berawal dari tingginya tingkat turnover yang tengah dihadapi oleh perusahaan saat ini, peneliti melihat adanya unsur generasi yang berperan dalam intensi untuk meninggalkan pekerjaan. Generasi Y dilaporkan memiliki tingkat turnover yang lebih tinggi dari Generasi X. Dalam diri individu, terdapat suatu hal dasar yang mempengaruhi seseorang untuk bertingkah laku dan mengambil keputusan yang diduga juga dapat mempengaruhi keputusan untuk menetap atau meninggalkan perusahaan, yaitu self-esteem atau lebih dikenal sebagai Organization-Based Self-Esteem pada konteks organisasi. Peneliti tertarik untuk melihat perbedaan tingkat Organization-Based Self-Esteem antara karyawan Generasi X dan Generasi Y. Peneliti berhasil mengumpulkan data dari 297 responden karyawan Generasi X dan Generasi Y. Namun demikian, hasil perbandingan independent sample t-test menunjukkan tidak ada perbedaan Organization-Based Self-Esteem yang signifikan antara karyawan Generasi X dan Generasi Y dengan t(297) =0,673, p>0.05.


ABSTRACT

Begin with the high turnover rate faced by companies today, this study noticed the role of generation in intention to leave the job. Generation Y is reported to have higher turnover rate than Generation X. There is a basic thing in ourself that can influence a person to behave and make decisions that allegedly can also influence the decision to stay or leave the company, known as self-esteem, or better known as Organization-Based Self-Esteem in the organizational context. This study aimed to see the differences of Organization-Based Self-Esteem level among Generation X and Generation Y employees. The data were collected from 297 respondents consist of Generation X and Generation Y employees. However, the comparison of independent sample t-test showed no significant differences of Organization-Based Self – Esteem level among Generation X and Generation Y employees (t(297) =0,673, p>0.05).

Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56954
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Hasna Annuha
Abstrak :
Saat ini wanita muslim telah melakukan revolusi gaya berpakaian dengan mengikuti tren fashion namun tetap sesuai aturan agama Islam. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh fashion consciousness terhadap hijab fashion consumption pada hijabers Generasi X dan Y. Penelitian ini melibatkan 430 hijabers dari seluruh Indonesia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fashion consciousness secara signifikan berpengaruh terhadap hijab fashion consumption. Fashion consciousness pada Generasi X dipengaruhi oleh source of fashion knowledge dan fashion uniqueness. Fashion consciousness pada Generasi Y dipengaruhi oleh source of fashion knowledge, dressing style dan fashion uniqueness. Pada kedua generasi, fashion consciousnesss tidak dipengaruhi oleh fashion motivation. ......Muslim women have transformed themselves in the way they dress to follow fashion trends while complying Islamic rules. This study aims to analyze the effect of fashion consciousness towards hijab fashion consumption on hijabers Generation X and Y. Data for this research were 430 hijabers from around Indonesia. The result of this research shows that fashion consciousness has significant effect on hijab fashion consumption. Fashion consciousness on Generation X is significantly affected by source of fashion knowledge and fashion uniqueness. Meanwhile fashion consciousness on Generation Y is significantly affected by source of fashion knowledge, dressing style and fashion uniqueness. On both generations, fashion consciousnesss is not affected by fashion motivation.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
S69829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meis Winih Sosianti
Abstrak :
Zakat merupakan salah satu institusi penting dalam ekonomi islam yang bertujuan mewujudkan keadilan sosial ekonomi dan menyejahterakan umat manusia. Dalam konteks Indonesia, dana zakat yang terhimpun belum mencapai potensi yang ada sehingga lembaga zakat masih sangat perlu mengoptimalkan layanannya agar dapat menarik minat berbagai kelompok masyarakat yang potensial, seperti generasi X dan generasi Y, untuk membayar zakat dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Oleh karena itu, studi ini dilakukan untuk mengetahui dan membandingkan faktor- faktor yang memengaruhi intensi generasi X dan generasi Y untuk membayar zakat secara online di Indonesia. Dalam mengembangkan framework penelitian, studi ini mengadopsi kerangka UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) yang diperkaya dengan konsep lainnya yang relevan, sehingga variabel penelitian mencakup ekspektasi kinerja, ekspektasi usaha, pengaruh sosial, kondisi yang memfasilitasi, literasi zakat, kepercayaan terhadap lembaga zakat, dan religiusitas islam. Studi ini berhasil mengumpulkan data primer dari 734 responden, yang selanjutnya diolah dengan metode Structural Equation Modeling (SEM). Hasil penelitian dengan menggunakan keseluruhan sampel menunjukkan bahwa urutan variabel yang signifikan pengaruhnya terhadap intensi generasi X dan Y untuk membayar zakat secara online adalah kondisi yang memfasilitasi, ekspektasi kinerja, kepercayaan terhadap lembaga zakat, pengaruh sosial, dan literasi zakat. Sementara, variabel ekspektasi usaha dan religiusitas islam tidak signifikan dalam penelitian ini. Selanjutnya, berdasarkan analisis multigrup, studi ini menemukan perbedaan faktor yang memengaruhi intensi membayar zakat online diantara kedua generasi ini. Intensi membayar zakat online generasi X dipengaruhi oleh faktor kondisi yang memfasilitasi, ekspektasi kinerja, dan pengaruh sosial, sementara generasi Y dipengaruhi oleh faktor kepercayaan terhadap lembaga zakat, ekspektasi kinerja, kondisi yang memfasilitasi, dan pengaruh sosial. Dengan demikian, variabel kepercayaan terhadap lembaga zakat hanya signifikan memengaruhi intensi untuk membayar zakat secara online pada generasi Y saja. Berdasarkan hasil penelitian ini, lembaga zakat diharapkan dapat terus meningkatkan kualitas infrastruktur zakat online, menonjolkan manfaat dari layanan zakat online, mengoptimalkan media sosial sebagai media promosi, dan menggencarkan edukasi seputar zakat. Secara khusus, lembaga zakat perlu menjaga dan meningkatkan reputasinya terutama bagi generasi Y yang menganggap faktor ini sangat penting dalam memengaruhi intensi mereka berzakat online. Hasil studi ini juga diharapkan bisa memberi masukan bagi pengelola dan otoritas zakat serta memperkaya literatur mengenai zakat khususnya zakat online di Indonesia. ......Zakat is one of the important institutions in Islamic Economics that aims to realize socio-economic justice and improve the human welfare. In the context of Indonesia, the collected zakat funds have not reached the potential so that zakat institutions still need to optimize their services in order to attract various potential community groups, such as generation X and generation Y, to pay zakat by utilizing technological advances. Therefore, this study is conducted to determine and compare the factors that influence the intention of generation X and generation Y to pay online zakat in Indonesia. In developing the research framework, this study adopts the UTAUT (Unified Theory of Acceptance and Use of Technology) framework enrich with other relevant concepts, so that the research variables include performance expectancy, effort expectancy, social influence, facilitating conditions, zakat literacy, trust in zakat institutions, and islamic religiosity. This study successfully collected primary data from 734 respondents, which were processed using Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of the study using the whole sample show that the order of variables that significantly influence the intention of generation X and Y to pay online zakat are facilitating conditions, performance expectancy, trust in zakat institutions, social influence, and zakat literacy. Meanwhile the variables of effort expectancy and islamic religiosity are not significant in this study. Furthermore, based on multigroup analysis, this study found differences in the factors that influence the intention to pay online zakat between these two generations. Generation X’s intention to pay online zakat is influenced by factors of facilitating conditions, performance expectancy, and social influence, meanwhile generation Y’s is influenced by factors of trust in zakat institutions, performance expectancy, facilitating conditions, and social influence. Thus, the variables of trust in zakat institutions only significantly affects the intention to pay online zakat in generation Y. Based on the results of this study, zakat institutions are expected to continue to improve the quality of online zakat infrastructure, highlight the benefits of online zakat services, optimize social media as a tool for promotions, and intensify education about zakat. In particular, zakat institutions need to maintain and improve their reputation, especially for generation Y who consider this factor very important in influencing their intention to pay online zakat. The results of this study are also expected to provide suggestions for zakat managers and authorities and enrich the literature on zakat, especially online zakat in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarta
Abstrak :
Abstrak
This study aims to determine the effect of Generation X and Generation Y behavior on employee loyalty through job satisfaction. The method utilized survey method using quantitative approach with 78 respondents from Generation X and 55 respondents from Generation Y. Chi Square method was used to test the hypothesis of this research. The results of this study have found that there are differences in behavior between Generation X and Generation Y employees in assessing job satisfaction and employee loyalty. The differences in the behavior of Generation X and Generation Y in assessing job satisfaction and loyalty should be put into a serious concern so that the companys regeneration process can proceed without hindrance for the continuation of a sustainable company life.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka, 2019
330 AGREGAT 3:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Ridha Nurma Sari
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara leader-member exchange dan work engagement pada pegawai generasi X dan Y di Lembaga Keuangan A. Penelitian ini menggunakan mix method research. Penelitian ini dilakukan kepada 193 pegawai yang berasal dari generasi X dan generasi Y. Alat ukur yang digunakan adalah adaptasi dari Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .960 dan alat ukur LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) dengan nilai koefisien alpha (α) sebesar .934. Dari analisis data, disimpulkan bahwa: (1) Tingkat mean skor work engagement dan leader-member exchange karyawan Lembaga Keuangan A rata ? rata berada dalam taraf sedang baik secara umum maupun antara generasi X dan Y. Namun, bila dilihat lebih mendalam, tingkat mean skor antara generasi X memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan generasi Y baik work engagement maupun leader-member exchange, (2) terdapat pengaruh yang signifikan antara leader-member exchange dengan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A, (3) dari keempat dimensi leader-member exchange, kesemuanya, memiliki pengaruh yang signifikan terhadap work engagement, dan (4) bentuk intervensi yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hubungan leader-member exchange dan work engagement pada karyawan Lembaga Keuangan A adalah dengan memberikan pelatihan trust building dan mutual support untuk meningkatkan loyalitas karyawan. Hasil evaluasi yang dilakukan terhadap pelatihan menyatakan bahwa adanya perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah pelatihan dengan nilai signifikansi adalah .007 signifikan pada l.o.s .05 dan nilai z pada wilcoxon test adalah -2.694 yang menunjukkan bahwa nilai post-test lebih besar daripada nilai pre-test.
This study focused on the relationship between leader-member exchange and work engagement between Generation X and Generation Y employees at Financial Institutions A. This study used a mixed method research. This study was conducted to 193 employees coming from generation X and generation Y. Measurement instruments used in this research are the adaptation of Utrecht Work Engagement Scale (Schaufeli & Bakker, 2003) with coefficient alpha (α) of .960 and LMX-MDM (Liden & Maslyn, 1998) with coefficient alpha (α) of .934. From the data analysis, it was concluded that: (1) majority of respondents have a moderate level of leader-member exchange and work engagement. However, the mean level of generation X has a higher value than generation Y both work engagement and leader-member exchange, (2) there is a significant effect between leader-member exchange and work engagement, (3) the fourth dimensions of leader-member exchange, all of which, have a significant effect on work engagement, (4) intervention held to improving the loyalty dimension is with giving the training of trust building and mutual support. The results of training's evaluation stated that there are significant differences between before and after training with a significance value of .007 is significant at the .05 l.o.s and the z value of Wilcoxon test is -2.694 which indicate that the post-test is greater than the pre-test.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T41794
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fauzie Akhmad
Abstrak :
Tesis ini menganalisa perbedaan kepuasan kerja di antara tiga generasi (generasi Y, generasi X dan generasi baby boomer). Fokus lainnya yaitu untuk menemukan apabila terdapat variasi preferensi kepuasan kerja pada tiga generasi ini, khususnya yang berkaitan dengan faktor intrinsik atau ekstrinsik pada generasi Y dan generasi X yang berbeda dengan generasi baby boomer.  Tesis ini merupakan  penelitian  kuantitatif   yang   dilakukan  melalui  survei  terhadap karyawan Kantor Pusat PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero) dengan data yang dianalisis menggunakan SPSS melalui metode Multivariat GLM pada 189 responden. Penelitian ini menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kepuasan kerja intrinsik dan ekstrinsik di antara tiga generasi di Kantor Pusat PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero), beberapa menggambarkan bahwa generasi Y dan generasi X lebih memilih faktor intrinsik daripada faktor ekstrinsik yang bertentangan dengan asumsi saat ini
This thesis analyze job satisfactions differences among three generations (generation Y, generation X, generation Baby Boomer). Additional focus is placed on discovering any variations job satisfaction preference on these three generations, in particular with regard to any intrinsic or extrinsic factor on generation Y and generation X that differ with generation baby boomer. The research is a quantitative study and conducted through a survey of employees at Head Office PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero) with data analyzed using SPSS by multivariate GLM method on 189 respondents. This research revealed that there is no differences of job satisfactions intrinsic and extrinsic among three generations in PT.ASDP Indonesia Ferry (Persero), some indicating that generation Y and generation X more intrinsic than extrinsic factor preference which contrary to current populer belief
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52471
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurizki Rifaie
Abstrak :
Tingkat turnover yang tinggi diprediksi akan terus meningkat setiap tahunnya. Saat ini perilaku turnover yang tinggi banyak terjadi pada karyawan Generasi Y dibandingkan dengan generasi lainnya. Peneliti menemukan ada hubungan antara Kesejahteraan Psikologi dan perilaku turnover. Penelitian ini dilakukan untuk melihat perbedaan kesejahteraan psikologis pada karyawan Generasi X dan Generasi Y. Kesejahteraan psikologis terdiri dari 6 dimensi dan diukur dengan menggunakan The Scale of Psychological Well-Being. Hasil penghitungan pada 290 responden karyawan Generasi X dan Generasi Y menunjukkan terdapat perbedaan yang signifikan pada dimensi tujuan dalam hidup (t(288) = -2,854, p<0,05) dan pertumbuhan pribadi (t(288) = -2,589, p<0,05) antara karyawan Generasi X dan Generasi Y serta tidak ada perbedaan yang signifikan dalam dimensi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, penguasaan lingkungan, dan otonomi. ...... The high rate of turnover is predicted to keep rising every year. This high rate of turnover behavior happens in Generation Y employee compared to other generations. Researcher found correlation beetween psychological well-being and turnover behavior. This study was conducted to look at differences in psychological well-being among Generation X and Generation Y employee. Psychological well-being consists of 6 dimensions and measured using the Scale of Psychological Well-Being. The results of the calculation on 290 respondents Generation X and Generation Y employee shows there are significant differences in the dimensions of purpose in life (t(288) = -2,854, p<0,05), and the personal growth (t(288) = -2,589, p<0,05) and there is no significant differences in the dimensions of positive relationship with others, autonomy, purpose in life, and self acceptance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vary Prameswari
Abstrak :
Kenaikan angka turnover pada Generasi Y dibandingkan generasi sebelumnya menjadi perhatian bagi perusahaan.Work values terbukti secara teoritis memiliki hubungan dengan turnover karyawan (Steers danMowday, dalam Lyons 2004). Saat ini Generasi X dan Generasi Y adalah kelompok yang mendominasi ketenagakerjaan. Penelitian ini bertujuan mengetahui perbedaan work values antara Generasi X dan Generasi Y, mengingat setiap generasi memiliki nilai-nilai tertentu. Work values terdiri dari tiga dimensi yaitu kognitif, instrumental, dan afektif. Teknik analisis penelitian ini adalah dengan independent sample t-test. Sampel penelitian ini adalah karyawan Generasi X dan Generasi Y. Total responden berjumlah 273 (Generasi X = 105; Generasi Y=168). Alat ukur yang digunakan adalah Work Values Questionnaire(WVQ) (Elizur et al., 1991). Hasil ditemukan dimensi kognitif berbeda signifikan antara Generasi X dan Generasi Y dan dimensi instrumental dan afektif tidak berbeda signifikan dan afektif antara Generasi X dan Generasi Y.
The increase in turnover among Generation Y as compared to the previous generations caught the attention of companies. Work values was proven theoretically to have a correlation with employee turnover ( Steers dan Mowday, in Lyons 2004). Concurrently Generation X and Generation Y dominates the workforce. This research purposed to identify work values differences among Generation X and Generation Y, with regards to each of them having distinct characteristics. Work values consists of three dimension which are cognitive, instrumental and affective. This research used independent sample t-test to analyze the data. The sample were Generation X dan Generation Y employees. The total respondents in this study were 273 whereby 105 of them were Generation X and the remaining 168 were Generation Y. Data was collected using the Work Values Questionnaires developed by Elizur et al. (1991). The results concluded that there is a significant difference in cognitive dimension among Generation X and Generation Y. However, it was found that there was no significant difference between the instrumental dimension and affective dimension.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S56922
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>