Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riehl-Sisca, Joan
Connecticut: Appleton-Century-Crofts, 1985
610.724 3 RIE s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Joko Purwanto
Abstrak :
Self-care pasien gagal jantung merupakan fokus utama strategi non farmakologi dalam menurunkan angka morbiditas, mortalitas, rehospitalisasi dan meningkatkan kualitas hidup. Kemampuan self-care pasien jantung masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengenali faktor yang berhubungan dengan kemampuan self-care pasien gagal jantung. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional yang melibatkan 132 responden. Analisa data menggunakan analisis deskriptid, uji Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki kemampuan self-care maintenance yang tidak adekuat, tetapi memiliki kemampuan self-care monitoring dan self-care management yang adekuat. Karakteristik sosisodemografik responden menunjukkan bahwa sebagian besar dewasa akhir yang berumur 46-65 tahun, laki laki, berpendidikan tinggi, penghasilan yang cukup; dan secara karakteristik klinis memiliki derajat gagal jantung kelas fungsional NYHA 2, FEVki > 50 %, lama sakit > 3 tahun dan memiliki ko-morbid ringan. Sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan baik, efikasi diri adekuat, tidak depresi dan dukungan pelaku rawat di keluarga yang adekuat. Terdapat hubungan yang signifikan antara derajat gagal jantung, lama sakit, ko-morbid dan efikasi diri dengan kemampuan self-care maintenance, dimana derajat gagal jantung adalah faktor yang paling dominan. Terdapat hubungan yang bermakna antara derajat gagal jantung, ko-morbid, pengetahuan dan dukungan pelaku rawat di keluarga dengan kemampuan self-care monitoring, dimana faktor yang paling dominan adalah derajat gagal jantung. Terdapat hubungan yang bermakna antara efikasi diri dan dukungan pelaku rawat di keluarga dengan kemampuan self-care management, dimana efikasi diri adalah faktor yang paling dominan. Perlunya dilakukan intervensi keperawatan spesifik terkait gagal jantung pada pasien untuk meningkatkan kemampuan self-care. ......Self-care of heart failure patients is a main focus of non-pharmacological strategies to decrease morbidity, mortality, rehospitalization, and improve quality of life. Self-care ability of heart failure patients is still low. This study aims to identify factors related to self-care ability of patients with heart failure. This is a quantitative study with a descriptive analytic design using a cross sectional approach involving 132 respondents. Data were analyzed using descriptive analytic, Chi Square and logistic regression test. The results showed that most of the respondents have inadequate self-care maintenance, but have adequate self-care monitoring and self-care management abilities. Sociodemographic characteristics indicated that most of the respondents are late adulthood aged 46-65 years, male, have a fairly high income; and clinically characterized by a degree of heart failure NYHA functional class 2, LVEF > 50%, duration of illness > 3 years and have mild co-morbidities. Most of the respondents have a good level of knowledge, adequate self-efficacy, are not depressed and have adequate support from caregivers in their families. There is a significant relationship between the degree of heart failure, duration, co-morbidities and self-efficacy with self-care maintenance ability, whereas the degree of heart failure is the most dominant factor. There is a significant relationship between the degree of heart failure, co-morbidities, knowledge and support of caregivers in the family with the self-care monitoring ability, meanwhile the most dominant factor is the degree of heart failure. There is a significant relationship between self-efficay and caregiver support in the family with self-care management ability, and self-efficacy is the most dominant factor. Specific nursing interventions related to heart failure need to be carried out to improve self-care abilities.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jamal Bahua
Abstrak :
Self care penderita gagal jantung merupakan penentu keberhasilan perawatan. Self care membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diberikan melalui discharge planning sejak penderita dirawat. Discharge planning yang tidak maksimal memberikan pengaruh langsung dan menyebabkan rehospitalisasi serta penambahan lama perawatan. Discharge planning membutuhkan kolaborasi multidisiplin, pasien harus terlibat aktif dalam pelaksanaannya. Di Indonesia, rumah sakit mempunyai kewenangan mengatur pelaksanaan discharge planning, namun pada kenyataannya discharge planning disusun hanya dalam bentuk ringkasan yang akan disampaikan seperti jadwal kunjungan dan obat – obatan. Tujuan: mengidentifikasi pengaruh discharge planning terstruktur terhadap self care. Metode: quasy experiment dengan 46 menggunakan 3 kuisioner dan analisis meliputi univariat dan bivariat (beda 2 mean). Hasil: terdapat beda mean yang signifikan sebelum dan sesudah interevensi pada kelompok intervensi. Kesimpulan: terdapat pengaruh pemberian discharge planning terhadap self care. Rekomendasi: dalam perawatan gagal jantung, discharge planning menjadi bagian penting untuk memaksimalkan perawatan dan self care.  ......Self-care of patients with heart failure is a determinant treatment to success. Patient’self-care requires knowledge and skills that can be provided through a program of discharge planning since the patient is admitted to the hospital. The discharge planning program that is not optimally given to the patient will produce direct effect and cause re-hospitalization and possible extended hospital stay. The implementation of the discharge planning requires multidisciplinary collaboration and the patient must be actively involved in the practice. In Indonesia, hospitals have authorities to regulate the implementation of discharge planning program, but in reality, what they said a discharge planning is consists of only a form of medical summary that concluded with a schedule of visits and medicines to be consumed. The objective of the study was to identify the effect of structured discharge planning structured on self-care of patients with heart failure. Method: A quasy experimental study has involved 46 subjects, used 3 different questionnaire and analysis included univariate and bivariate (Two Difference mean). The result showed that there is a significant difference mean before and after intervention in the treatment group. Conclusion: There is a significant effect of structured discharge planning on self-care. Recommendation: A structured discharge planning program becomes an important part of caring for patients with heart failure in order to maximize nursing care and self-care ability of the patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holford, Patrick
Abstrak :
This is a survival guide for the 21st century. It presents a radical rethink on the cause of ill-health and the source of good health, explaining in practical ways how simple changes in diet and lifestyle can lead you to a new level of health.
London: Platkus, 1999
613 HOL o
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nuriya
Abstrak :
Fraktur merupakan masalah sistem muskuloskeletal yang paling sering terjadi. Penanganan fraktur yang tidak tepat dapat mengakibatkan osteomielitis. Osteomielitis tibia merupakan osteomielitis terbanyak kedua setelah femur. Perawat berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan, peneliti dan innovator. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dilakukan dengan pendekatan self care deficit theory pada klien osteomielitis. Masalah yang paling sering terjadi pada klien dengan gangguan sistem muskuloskeletal adalah konstipasi, peran sebagai peneliti dilakukan dengan praktik berbasis bukti (evidence based nursing) yaitu bowel management untuk mencegah konstipasi pada klien pasca Total Hip Replacement (THR) dan Total Knee Replacement (TKR). Inovasi pada tempat praktik dilakukan dengan menyediakan panduan komunikasi dengan metode SBAR pada kasus dengan gangguan sistem muskuloskeletal untuk mendukung komunikasi efektif inter-intra disiplin saat handover maupun komunikasi melalui telepon.
Fractures are musculoskeletal system problems that most frequently occur. Fracture improper handling can lead to osteomyelitis. Tibial osteomyelitis is the second largest after the femoral osteomyelitis. Nurses act as care providers, researchers and innovators. Nurse as care provider use Orem's self-care deficit theory approach for client with osteomyelitis. Nurse as researcher found that the most often problem that occurs in clients with musculoskeletal system dysorder attempt Total Hip Replacement (THR) and Total Knee Replacement (TKR) is constipation that need to be performed bowel management as evidence based nursing. Nurse as innovator provides guidance communication using SBAR method in cases musculoskeletal system dysorder to support effective communication inter-intra discipline when handover or communication by telephone.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Aris Purnomo
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner(PJK) merupakan penyumbatan aliran darah yang terjadi pada arteri koroner yang berakibat munculnya gejala seperti nyeri dada dan sesak napas. Dampak yang akibatkan oleh penyakit ini yaitu gangguan psikologis dan aktivitas fisik. Untuk mencegah dan mengontrol gejala PJK diperlukan perilaku kesehatan seperti perawatan diri yang bertujuan untuk menjaga kesehatan, meningkatkan kualitas hidup dan menekan angka hospital readmission. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program pengembangan self care agency terhadap kemampuan perawatan diri pada klien dengan PJK. Desain penelitian adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan kuasi ekperimen pretest-postest tanpa kelompok kontrol dengan jumlah sampel 27 pasien PJK. Analisis data menggunakan uji Paired t Test. Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada rerata nilai self care sebelum dan sesudah intervensi (p<0,0001; α<0,05)), Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara pendidikan (p=0,001), penghasilan (p=0,002), pengetahuan(p=0,029) dan dukungan sosial (p=0,006) terhadap self care. Berdasarkan penelitian ini, program pengembangan self care agency terbukti dapat meningkatkan kemampuan perawatan diri pada klien dengan PJK.
ABSTRACT
Coronary heart disease (CHD) is a blockage of the blood flow that occurs in the coronary arteries, resulting in chest pain and short of breathness, as well as causing psychological and physical activity disturbances. It is necessary to improve health behavior in preventing and controlling CHD symptoms such as self-care, to maintain health, improve the quality of life and reduce hospital readmission rates. This study aimed to determine the effect of the self-care agency development program on the ability of self-care for clients with CHD. The research design was a quantitative study using a quasi-pretest-posttest experiment without a control group with a sample of 27 CHD patients. Data analysis using paired t-test. The results showed a significant difference in the average self-care value, before and after the intervention (p <0.0001; α <0.05)). The bivariate analysis showed a significant relationship between education (p = 0.001), income (p = 0.002), knowledge (p = 0.029) and social support (p = 0.006) on self care. Based on this research, The self-care agency development program is effective in improving self-care abilities in CHD patients.
2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Adityani
Abstrak :
Hipertensi adalah suatu gangguan yang terjadi karena adanya peningkatan beban kerja jantung yang menjadi salah satu faktor utama terjadinya stroke. Hipertensi tidak dapat dipulihkan sepenuhnya dan hanya dapat dikontrol, salah satunya dengan melakukan perilaku perawatan diri yang baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perilaku perawatan diri pencegahan stroke pada pasien hipertensi. Desain penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan jenis consecutive sampling dan melibatkan 107 responden. Hasil penelitian menggambarkan bahwa 15% responden memiliki perilaku perawatan diri pencegahan stroke yang baik, 78,5% responden memiliki perilaku perawatan diri pencegahan stroke yang cukup baik, dan 6,5% responden memiliki perilaku perawatan diri pencegahan stroke yang kurang baik. Penelitian ini menyarankan agar masyarakat diberikan pendidikan kesehatan mengenai perawatan diri pencegahan stroke agar angka kejadian hipertensi dan stroke dapat diturunkan. ...... Hypertension is a health problem that occurs due to an increase in heart workload which is also one of the main factors of stroke. Hypertension cannot be fully restored and can only be controlled. Hypertension can be controlled by practicing a good self-care behavior. The purpose of this study was to describe stroke prevention self-care behavior in hypertensive patients. The methods that used in this research was descriptive analytical methods with a cross-sectional approach. The sample was chosen by non-probability sampling method in consecutive sampling type and involving 107 respondents. The results indicated that there were 15% of respondents had good stroke prevention self-care behavior, 78,5% of respondents had good enough stroke prevention self-care behavior, and 6,5% of respondents had poor stroke prevention self-care behavior. This research suggested to increase health education about stroke prevention self-care behavior so that the incidence of hypertension and stroke can be lowered
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanik Rohmah Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Kesehatan reproduksi merupakan hal yang penting untuk diperhatikan dalam meningkatkan kesehatan perempuan. Ners spesialis keperawatan maternitas memiliki peran dalam mencapai upaya tersebut. Laporan ini merupakan hasil analisis yang komprehensif tentang pelaksanaan praktek residensi Ners spesialis keperawatan matemitas pada masa childbearing dan non. childbearing. Fokus pelaporan adalah pada kesesuaian penerapan teori keperawatanself care Orem dan social support Marjorie A. Schaffer pada kasus ibu postpartum dengan IUFD. Masalah keperawatan yang muncul dikaitkan dengan penyesuaian diri klien secara fisik dan psikologis terhadap perawatan masa nifas dengan IUFD. Selama masa perawatan. dan klien melalui proses berdukanya, diharapkan klien dapat melakukan perawata11 diri yang tepat secara bertahap dengan . dukungan sosial dari tenaga kesehatan dan keluarga. Kelima kasus kelolaan mengalami proses berduka namun dengan dukungan dari tenaga kesehatan dan keluarga, diharapkan klien dapat menggali potensi yang dimiliki untuk melakukan perawatan diri seoptimal mungkin secara bertahap. Perbedaan yang terjadi pada klien adalah kemampuan masing-masing klien untuk memenuhi self carenya berbeda-beda, tergantung da...-1 usia, dukun.gan sosial, tolera11si terhadap nyeri dan motivasi diri klien. Kompetensi yang dicapai selama praktek residensi ini dapat meningkatkan pengalaman dan ketrampilan ners spesialis keperawatan maternitas. ABSTRACT Reproductive health is an important thing to consider in improving women's health. A maternity nn .. sm· g "P"""ialist has .. o1 .. ., in achieu1nn- tr>s .. ff'n..t Thi'" ....... "' .... 1." "'""'""" .. ""hensl·"e "'n"'h'"'" .... .,.,lt ...... ""' .., """" ...... ...,.., ".LL.a.o .L.I. '"' ..Lv....... ... .., ... '"'.t'"' ... " t..JI """""' ......... .t' ... "' ? ......... u..~.; .., ... .., ... "'..,"'" ... "' of the implementation of a maternity nursing specialist during the childbearing and non­ childbearing period. This report focused on the suitability of the application of Orem' s self care and Marjorie A. Schaffer's social support nursing theory on cases of postpartum mothers with IUFD. Nursing problems that arose were associated with the client's physical and psychological adaptation to the treatment of postnatal \"\d.th IUFD. Du.....;tilg the treatment period a."J.d the client's grieving process, it is expected that the client can perform the appropriate self-care gradually with the social support from health professionals and family. Five managed cases experienced the grieving process, hopefully with the support of health professionals and families, the clients are expected to be able to explore their potential to perform an optimal self-care gradually. The differences were the ability of each client to meet her self-care, depending on her age, social support, pain tolerance and the client's self-motivation. Competences achieved during this residency practices can enhance the experience and skills of maternity nursing specialist.
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Shedy Maharani Nariswari
Abstrak :

Gagal jantung merupakan pandemik global yang menyebabkan tingginya biaya perawatan, angka mortalitas, dan tingkat rehospitalisasi. Perilaku self-care merupakan salah satu upaya untuk mengurangi permasalahan tersebut sekaligus memperbaiki kualitas hidup pasien gagal jantung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perilaku self-care terhadap kualitas hidup pasien gagal jantung. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif-korelasional dengan pendekatan cross-sectional pada 103 responden dengan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Perilaku self-care diukur menggunakan tiga skala dimensi yang terdiri dari self-care maintenance, self-care management, dan self-care confidence dengan Self-care Heart Failure Index versi 6.2 dan kualitas hidup diukur dengan The Minnesota Living with Heart Failure Questionnaire. Data dianalisis dengan korelasi Pearson dan korelasi Spearman-rho. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan signifikan self-care maintenance (r=0,305, p=0,001), self-care management (r=0,330, p=0,001), dan self-care confidence (r=0,335, p=0,001) terhadap kualitas hidup. Mayoritas responden memiliki dari self-care maintenance, self-care management, dan self-care confidence yang tidak adekuat (skor < 70) serta kualitas hidup dengan rerata skor 72,07 dari 105 yang tergolong buruk. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi untuk mendorong promosi kesehatan terkait perilaku self-care pada pasien gagal jantung sehingga dapat meningkatkan kualitas hidupnya.


Heart failure is a global pandemic disease which resulting in the high percentage of treatment cost, mortality, and readmission rate. Self-care behaviors as one of treatment that can overcome those problems and it can affect the quality of life. The objective of this study was to describe the relationship between self-care behaviors and quality of life among heart failure patients. This study used correlational-descriptive design with cross-sectional study approach towards 103 participants using purposive sampling method. Self-care was measured using Self-care Heart Failure Index version 6.2 and quality of life was measured using The Minnesota Living with Heart Failure. Pearson correlations and Spearman-rho correlations were used in data analysis. There was significant relationship between self-care maintenance (r=0,305, p=0,001), self-care management (r=0,330, p=0,001), and self-care confidence (r=0,335, p=0,001) towards quality of life. Most participants have inadequate among self-care maintenance, self-care management, and self-care confidence (score < 70) while the score of the quality of life is categorized as poor. This study can be used as a reference to promote self-care among patients with heart failure so, it can help to enhance their quality of life.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>