Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Andreas uber
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk dapat memenangkan persaingan setiap perusahaan jasa akan berusaha menekan biaya operasi sehingga COSS (Cost Of Services Sold) dapat ditekan. Dengan COSS yang rendah produk dapat dilempar ke pasar dengan harga jual yang lebih rendah sehingga meningkat kemampuan bersaing perusahaan (low cost strategy) di dalam upaya mencapai keunggulan kompetitif atau harga jual ke pasar tidak diturunkan sehingga profit akan meningkat. Di dalam biaya operasi untuk perusahaan yang mempunyai jaringan cabang yang dipisahkan secara geografis biaya telekomunikasi memakan porsi yang cukup besar. Biaya telekomunikasi yang dikeluarkan berupa biaya sewa leased line (untuk keperluan komunikasi data) dan biaya percakapan jarak jauh (untuk keperluan komunikasi suara). Untuk perusahaan yang mempunyai call center yang tersentralisir di dalam komponen biaya percakapan jarak jauh juga terkandung biaya call forward.

Teknologi khususnya Teknologi Informasi di Era Informasi sekarang ini dapat dimanfaatkan untuk mewujudkan COSS yang rendah dan peningkatan produktivitas. Setidaknya ada dua macam teknologi yang dapat dimanfaatkan untuk mewujudkannya, yakni TDM (Time Division Multiplexing) dan VoiP (Voice over Internet Protocol). Keduanya sama-sama mempunyai persamaan yaitu sama-sama menyalurkan gabungan trafik data dan suara melalui kanal data. Perbedaan keduannya adalah jika TDM merupakan teknologi lama di mana trunk-nya harus clear channel, meski pun sekarang dapat melalui X.25, Frame Relay mau pun IP, sedangkan VoiP merupakan teknologi terkini di mana trunk-nya harus berupa kanal IP. TDM sudah merupak proven technology yang banyak dipakai oleh perusahaan penyedia jasa telekomunikasi (Telecommunications Company), sedangkan VoIP masih mempunyai banyak kelemahan antara lain masalah kompatibilitas.

Untuk keperluan penelitian dipilih Citibank karena bank asing ini mempunyai cabang-cabang di Medan, Bandung, Semarang, dan Surabaya dengan pemakaian SLJJ (Sambungan Langsung Jarak Jauh), call forward dan leased line yang cukup tinggi dan ketersediaan data. Dengan memanfaatkan teknologi dan meningkatnya sisi supply dari ketersediaan leased line, di mana setidaknya ada dua operator PT Excelcomindo dan ICON+ yang menawarkanjasa leased line dengan harga yangjauh lebih murah dari pada yang ditawarkan PT Telkom dan PT Aplikanusa LintasArta dapat dicapai economies of scale dan economies of scope. Economies of scale di sini dapat dicapai di mana harga sewa leased line akan semakin murah dengan semakin besar bandwidth yang disewa. Sedangkan economies of scope di sini dapat dicapai dengan menyewa satu leased line data dipakai untuk menyalurkan suara dan data di mana harga sewanya jauh lebih murah jika menggunakan leased line untuk data saja dan SLJJ/Call Forward dari Telkom yang terpisah.

Dengan analisa PP (Payback Period), DPP (Discounted Payback Period), NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return), MIRR (Modified Internal Rate of Return) dan PI (Profitability Index) dapat ditunjukkan bahwa proyek untuk menggantikan jasa leased line Frame Relay dan jasa SLJJ serta call forward baik dengan menggunakan metoda TDM mau pun VoiP dapat diterima. Secara financial kedua metoda ini samasama memberikan hasil yang hampir sama dan layak diterima. Pertimbangan teknis di mana teknologi VoiP masih prematur dan besarnya investasi awalnya membuat metoda TDM layak diimplementasikan.
2003
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Adiwinoto
Abstrak :
Membandingkan dua perusahaan atau lebih, selalu menarik dan memancing rasa ingin tahu kita. Apalagi ketika kita membahas bank, tempat tradisional kita melindungi uang tunai dari ancaman inflasi. Kali ini, di dalam thesis ini, kita diajak memandang bank bukan dengan kacamata nasabah, melainkan bankir yang kebetulan baru direkrut Citibank, yang akan menilai kinerja finansial banknya berdasarkan laporan keuangan sejumlah bank dalam 4 tahun terakhir. Sungguh suatu pekerjaan yang sangat menantang!

Ada cukup banyak peralatan analisis yang tersedia : analisis trend, analisis common-size, analisis resiko finansial dan profitabilitas, dan analisis DuPont. Yang manakah yang sebaiknya digunakan?! Layaknya seorang bankir yang belum berpengalaman, kita belum mengetahui keandalan dan jangkauan ukuran yang dimiliki oleh tiap peralatan, jadi mengapa tidak memanfaatkan semua pisau analisis yang tersedia!?

Sebelum analisis dimulai, perhatian kita diarahkan pada potret kini industri perbankan Indonesia. Restrukturisasi hutang swasta yang terbengkalai, bank-bank yang tampak sulit menyalurkan kredit, bank-bank rekapitalisasi yang ternyata lebih menjadi beban bagi industri perbankan (bahkan perekonomian nasional), ancaman negative spread yang terus membayang, sikap BI yang terombang-ambing, kondisi sosial-politik yang masih carut-marut dan terlihat pula : bank-bank asing dancampuran yang menguasai "kue" laba perbankan di Indonesia. Apa benar hal demikian berlaku bagi Citibank?!

Di bagian berikutnya, si bankir Citibank mencoba mengenali perusahaannya sendiri. Sayang tidak banyak data yang telah tersedia di meja kerjanya, sedangkan jadwal presentasinya di kantor pusat Citibank semakin dekat. Setidak-tidaknya ia menjadi tahu kanal-kanal dan produk-produk yang telah dikembangkan Citibank sejauh ini di Indonesia.

Setelah kita memperoleh gambaran yang memadai tentang industri dan perusahaannya sendiri, kita diajak memeriksa prosedur evaluasi yang akan digunakan, memastikan seluruh pisau analisis dapat membantu menguraikan "isi perut" Citibank, sambil memikirkan alur penyimpanan dan pengolahan data yang seefisien mungkin. Dan akhirnya, proses analisis pun dijalankan.

Apakah Citibank mengelola resiko finansialnya pada level yang cukup rendah? Apakah Citibank merupakan bank asing yang paling profitable? Apakah rahasia di balik bank yang paling profitable? Kita akan menyaksikan suatu rangkaian analisis yang semula tampak sulit dan menjemukan, disajikan secara singkat-padat, menarik, dan begitu mudah dipahami.
2001
T250
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gadis Myrillasandri Atmodipurwo
Abstrak :
ABSTRAK
Makalah ini meneliti keadaan kekuatan pasar terkini pada industri perbankan dan keuangan dan bagaimana telah berkontribusi pada perubahan pekerjaan. Khususnya, tren-tren global seperti teknologi dan masyarakat berpengaruh besar terhadap bagaimana pekerja pada industri ini memahami dan bergerak pada lingkungan kerja sehari-hari dan perlahan-lahan merevolusi masa depan pekerjaan pada suatu organisasi. Sangat penting untuk organisasi tersebut melaksanakan strategi-strategi yang memastikan masa depan yang lebih baik untuk pekerja Australia. Makalah ini akan membahas bagaimana perubahan-perubahan ini telah mempengaruhi Citibank Australia dan memberikan rekomendasi akan bagaimana dapat memanfaatkan perubahan-perubahan ini agar Citibank Australia dapat menjadi pelopor dalam industri perbankan yang cashless .
ABSTRACT
This essay will examine the current market forces within the banking and finance industry and how they have contributed towards changes in the work. In particular, global megatrends such as technology and society have strong impact in gradually revolutionising the nature of work within the organisation. It is crucial that such organisations implement strategies to ensure a better future for Australian workers. This essay will pinpoint how these changes have affected a particular organisation Citibank, and provide subsequent recommendations as to how these changes can be used as leverage for it to become a pioneer in the cashless banking industry.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Noordjajadi W. Utomo
Abstrak :
Citireksadana merupakan alternatif investasi jangka panjang yang ditawarkan oleh Citibank ditengah kondisi perekonomian negara yang tidak menentu, situasi politik yang tidak stabil, menipisnya tingkat kepercayaan masyarakat akan produk yang dikeluarkan oleh bank, serta kurangnya informasi dan pemahaman masyarakat mengenai investasi ini menjadikan pengembangannya tidak selancar yang d iharapkan. Citibank mememiliki kapabilitas yang memadai untuk dapat digunakan sebagai sarana mengembangkan produk ini. Dan dengan kapabilitas yang dimilikinya yaitu yang bersifat tangible dan intangible serta ditambah faktor human menjadikan ia memiliki kapasitas pengembangan Citireksadana secara lebih optimal dan memadai.Namun ternyata ditemukan bahwa pengenalan terhadap Citireksadana ini hanya melalui selebaran, pamflet dan sisipan dalam statement saja, tidak dijumpai suatu promosi yang menyeluruh dan luas. Sehingga diperlukan suatu strategi khusus Citibank dan untuk inilah penelitian ini diadakan yaitu untuk mengkaji strategi pengembangan pemasaran Citireksadana Citibank melalui suatu analisis pada Segmentasi, Targetting dan Positioning dengan diversifikasi pada Marketing Mix ( Product, Price, Place and Promotion) ditambah dengan selling, branding, service dan process. Landasan dasar yang dipakai untuk memahami hal ini adalah konsep-konsep dan teori-teori pemasaran. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dengan memaparkan data apa adanya untuk kemudian dianalisa ke dalam bentuk-bentuk angka. Ataupun bila ada data yang bersifat kualitatif akan dianalisa dalam bentuk angka (diangkakan). Analisa data ini akan dilanjutkan oleh teori analisa 5 Competitive Factor Michael Porter agar dapat diketahui hal-hal apa saja yang merupakan Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan dan Peluang yang dimiliki Citibank dalam upayanya ini. Keempat faktor tersebut akan dianalisa melalui suatu pemetaan hubungan satu dengan yang lain dalam suatu matriks yang dinamakan Matrix TOWS. Dan dari hasil ini maka akan terlihat hal-hal apa yang dapat dirangkum sebagai Key Success Factors yang dimiliki Citibank sebagai dasar dan landasan bagi penerapan strategi arganisasinya di kemudian hari. Setelah analisis data maka didapatkan hasil bahwa Citibank menerapkan Strategi STP (Segmentasi, Targetting dan Positioning) dengan memberikan evaluasi dan penekanan pada upaya-upaya peningkatan dan perbaikan secara kontinyu pada faktor-faktor seperti product, merek, price, place, promotion,selling, branding, service, dan proses yang kesemuanya ditujukan bagi pemenuhan kepuasan dan keinginan customer dengan meningkatkan value added yang melekat pada produk Citireksadana sehingga diharapkan akan mampu menjaga brand image tetap konsisten dan koheren. Khusus untuk promosi memerlukan suatu kegiatan advertising yang bersifat keluar dan mencakup masyarakat banyak melalui pilihan media yang dirasa efektif dan efisien sesuai dengan visi dan mini Citibank.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T13834
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Batari
Abstrak :
Penggunaan jasa debt collector oleh Bank dalam melakukan penagihan hutang sudah menjadi hal yang wajar dan telah dilakukan sejak lama. Bank Indonesia sebenarnya tidak melarang adanya penggunaan jasa debt collector tetapi penggunaan jasa ini harus sesuai dengan ketentuan yang telah diatur oleh Bank Indonesia sebagaimana yang terdapat dalam PBI No. 11/11/PBI/2009 yang telah disempurnakan dengan PBI 14/2/PBI/2012 dan SEBI 11/10/DASP. Kasus meninggalnya salah seorang nasabah Citibank yang memiliki tunggakan hutang kartu kredit akibat ulah debt collector menunjukkan masih adanya tindakan premanisme oleh debt collector yang melakukan penagihan hutang. Menurut pemeriksaan yang dilakukan Bank Indonesia, Citibank terbukti melakukan beberapa kesalahan yang menunjukkan bahwa Citibank tidak menegakkan peraturan yang disusun oleh Bank Indonesia terkait dengan penggunaan jasa debt collector sehingga Citibank dijatuhi sanksi oleh Bank Indonesia. ......The use of debt collector services by Bank in the conduct of debt collection become a natural thing and has done long ago. Bank Indonesia does not actually prohibit the use of debt collectors but the use of this service should be in accordance with the terms regulated by Bank Indonesia as stipulated in the PBI No. 11/11/PBI/2009 which has been revised with PBI 14/2/PBI/2012 and also the terms that regulated in SEBI No. 11/10/DASP. The case of the death of one Citibank customers who have delinquent credit card debt shows the act of thuggery by debt collectors who did the debt collection on that case. According to the examination conducted by Bank Indonesia, Citibank is proved to made mistakes that indicate that Citibank did not enforce the rules drawn up by Bank Indonesia related to the use of the services of debt collectors, therefore Citibank was sanctioned by Bank Indonesia.
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012
T29454
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ferry Kurniawan
Abstrak :
Think globally, act locally... Frasa ini sering diucapkan apabila sesuatu yang global, baik itu orang atau perusahaan ingin memasuki dunia internasional. Jika sebuah perusahaan multinasional melakukan ekspansi operasional ke negara lain maka perusahaan tersebut diminta untuk dapat melihat peluang cara memenangkan persaingan dengan memperbesar keuntungan kompetitifnya. Citibank sebagai lembaga keuangan yang telah beroperasi di Indonesia sejak tahun 1968 membuktikan bahwa keuntungan kompetitif itu dapat diperbesar dengan cara memberikan jasa yang terbaik bagi konsumennya. Tidak seperti konsumen potensial, konsumen aktif biasanya jarang diberi perlakuan yang khusus. Perlakuan ini dapat dilakukan bila perusahaan mengenali betul siapa yang menjadi konsumennya dan mengetahui apa yang menjadi kompetensi inti usahanya. Perlakuan seperti apa yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen? Citibank Beetlemania adalah salah satu contoh program yang digelar untuk mempertahankan loyalitas pemegang kartu kredit. Seperti apa acara tersebut dilaksanakan? Apa strategi yang harus dilakukan? Kenapa keputusan melakukan outsourcing harus diambil? Tujuan dari penulisan tesis ini adalah untuk menganalisis strategi outsourcing Citibank Indonesia dalam memilih CDP sebagai penyelenggara acara Citibank Beetlemania, untuk menganalisis strategi CDP dalam menyelenggarakan acara Citibank Beetlemania dan untuk menganalisis strategi Citibank Indonesia dalam mendukung CDP dalam menyelenggarakan Citibank Beetlemania. Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah analisis deskriptif, yaitu dimulai dengan melakukan wawancara terfokus dengan pihak yang berkepentingan dalam project Citibank Beetlemania ini dan pengumpulan data sekunder. Hasil penelitian yang didapat adalah strategi pemasaran dan promosi Citibank Beellemania dikomunikasikan melalui jasa outsourcing kepada CDP. Kegiatan outsourcing dilakukan karena Citibank tidak mempunyai sumber daya dan teknologi untuk menyelenggarakan kegiatan ini. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyerahan tanggungjawab dapat menghasilkan kendala dalam pelaksanaan acara, baik dari sisi persiapan maupun teknis acara. Pengalaman sebuah perusahaan penerima jasa outsourcing adalah jawaban dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Saran yang dapat diberikan adalah Citibank agar mempunyai divisi event organizer sendiri. Acara yang bertujuan untuk mempertahankan loyalitas konsumen ini agar dilakukan secara berkelanjutan. Apabila Citibank tidak mampu melakukan kegiatan secara sandhi, maka kerjasama dengan event organizer lokal sebagai penyelenggara adalah bukti bahwa think globally, act locally tersebut sebaiknya memang dilakukan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T3662
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library