Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 830 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pride, William M.
Abstrak :
Features comprehensive survey of the functional areas of business: management, marketing, accounting, finance, and information technology. This title examines topics like the impact of the economic crisis and political climate on business, green and socially responsible business, and sustainability
Jakarta: Salemba Empat, 2012
658PRII002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Mudjiardjo
Abstrak :
Strategi merupakan suatu sarana untuk mencapai tujuan perusahaan. Dalam era persaingan usaha semakin ketat, tiap perusahaan dituntut dapat menentukan strategi yang tepat, agar dapat memenangkan persaingan tersebut, minimal dapat bertahan sehingga perusahaan tidak ditutup. PT. Patra Dok Dumai adalah salah satu perusahaan yang dituntut untuk dapat bertahan, bahkan apabila mungkin dapat berkembang, di dalam bersaing dengan perusahan galangan kapal lainnya, terlebih lagi perusahaan ini dituntut untuk betul-betul dapat mandiri. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui posisi strategis PT. Patra Dok Dumai pada saat ini, dan kemudian mengkaji serta menentukan strategi-strategi yang tepat sebagai dasar menuju kemandirian perusahaan. Acuan yang digunakan dalam kajian tersebut adalah pertumbuhan dan relative market share dari teori BCG Growth Share Matrix, serta analisa SWOT sebagai dasar untuk menentukan strategy alternative. Didalam penelitian ini, data didapat dari PT. Patra Dok Dumai, perusahaan sejenis lainnya, serta dari lembaga atau departemen terkait. Selain itu agar didapatkan data yang lebih objektif, juga diedarkan kuesioner. Dari penelitian diperoleh kesesuaian antara kondisi yang dialami perusahaan saat ini dengan hasil penelitian, dimana pada saat ini perusahaan masih mengalami large negative cash flow. Disamping itu, ada kesamaan antara beberapa strategi yang sedang dijalankan dengan strategi yang dihasilkan dari penelitian misalnya dalam hal perusahaan berusaha mempertahankan captive market, meningkatkan pemasaran dan diversifikasi usaha dibidang pekerjaan non kapal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T4369
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitompul, Aswan Maruli
Abstrak :
Krisis perekonomian yang melanda banyak negara di dunia saat ini menyebabkan kemunduran di berbagai sendi perekonomian. Di Indonesia, sektor rill yang diharapkan dapat menopang keterpurukan menjadi tidak berdaya karena banyaknya pabrik yang ditutup, produsen kesulitan menjual produknya karena daya beli masyarakat yang berkurang. Pertumbuhan investasi PMA dan PMDN pada kwartal pertama dan kedua tahun 2002 ini menurun dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun sebelumnya, dengan berbagai sebab, hal ini memberikan indikasi bahwa perekonomian masih belum membaik. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana upaya-upaya yang dilakukan oleh industri otomotif Indonesia dalam mengantisipasi krisis ekonomi. Tujuan penelitian diuraikan lebih lanjut yaitu, pertama mengetahui dan menjelaskan alternatif-alternatif orientasi kebijakan bisnis perusahaan otomotif yang diteliti dan kedua untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi alternatif kebijakan perusahaan otomotif tersebut. Analisis bertujuan untuk mengetahui kekuatan perusahaan untuk bersaing dan sumber-sumber ancaman yang akan dihadapi. Pendekatan penyelesaian permasalahan dianalisis dengan menggunakan kerangka kerja value chain untuk mengetahui kekuatan-kekuatan perusahaan, dan analisis five forces untuk mengetahui sumber-sumber ancaman. Penelitian difokuskan kepada faktor-faktor kekuatan perusahaan untuk bersaing di bisnis otomotif. Oleh karena itu analisis kerangka kerja rantai nilai menjadi acuan panting dalam penelitian ini. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner untuk mendapatkan data primernya, dan dengan aplikasi Analytic Hierarchy Process (AHP). Sebagai hasil dari penelitian akan didapat peringkat prioritas secara berurutan yang merupakan bobot dari faktor-faktor, subfaktor-subfaktor dan alternatif keputusannya. Kesimpulan dari penelitian merupakan prioritas keputusan strategi manejemen dalam menghadapi krisis, yaitu: Orientasi ke Pasar lnternasional, Peningkatan Penggunaan Interchangeable Parts, Out-sourcing dan Rasionalisasi Model. Saran dari hasil analisis strategi manajemen pada industri otomotif ini adalah penelitian perlu dikembangkan lebih lanjut dengan meneliti sumber-sumber ancaman yang diharapkan dapat menemukan semaksimal mungkin strategi manejemen dalam mengantisipasi krisis yang telah mengglobal ini.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7538
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Godam Pariyanto
Abstrak :
Perusahaan di dalam mengambil keputusan untuk bisnis, harus melihat kepada aspek keuangan, marketing dan kemampuan sarana fasilitas yang tersedia. Seperti halnya Depot Solo sebagai salah satu profit centre Pertamina Unit PPDN N Semarang, saat ini dirasakan belum diberdayakan dan dimanfaatkan sesuai kemampuannya. Berdasarkan perhitungan dan analisa SWOT Pertamina Depot Solo terhadap aspek biaya operasi distribusi, ragam produk dan sarana fasilitas yang tersedia, memperlihatkan bahwa : 1. Sarana fasilitas Depot Solo untuk mengelola BBM (Premium) sudah sangat terbatas, sehingga harus lembur rata-rata setiap hari 2 jam. 2. Harus ada restrukturisasi pola suplai dan distribusi BBM/NBBM : - Praduk BBM Premium dialihkan dari Depot Solo ke Depot Rewulu. - Produk NBBM Elpiji disuplai dari SPPBE Restugas Aji dan Depot Solo. 3. Memberdayakan dan memanfaatkan Depot Solo sesuai dengan kemampuan bisnisnya : - Memanfaatkan SDM yang ada untuk mengelola NBBM, dengan penghematan per tahun biaya operasi distribusi BBM Rp. 417.750.900,- dan biaya operasi distribusi NBBM (Elpiji) Rp. 50.882.708, - Memanfaatkan peluang pasar elpiji tabung isi 12 kg sebesar 920 buah per hari untuk dikelola Depot Solo. 4. Merumuskan manajemen strategi Depot Solo: - Strategi Korporat, fokus pada produk Non BBM (Single Line of Business). - Strategi Bisnis, fokus efisiensi biaya operasi distribusi. - Strategi Fungsional, mengoptimalkan sarana fasilitas, menggarap dan memanfaatkan peluang pasar elpiji, meminimalkan biaya pemeliharaan dan pegawai, memanfaatkan karyawan yang ada dengan optimal. Posisi Depot Solo secara internal masih cukup kuat dan harus memanfaatkan peluang tersebut secara optimal, dengan fakus pada bisnis produk Non BBM Pelumas dan Elpiji. ...... If the Firm to take decision for business, must see for finance, marketing and facility of capability aspect. Like as Depot Solo is one of profit Centre Company from Pertamina Semarang Domestic Marketing and Distribution Business Unit, now it isn't used and exerted to fit of its potency. For the basic account and SWOT analysis from Pertamina Depot Solo with respect to distribution operation cost, kind of product and facility aspect, it seems that: 1. Facility of Depot Solo is limited for Gasoline management, for that it must have to pay over time two hours per day. 2. It must have structural change for Gasoline/Non Gasoline supply and distribution : - Gasoline product is moved from Depot Solo to Depot Rewulu. - Elpiji product is supplied by SPPBE Restugas Aji and Depot Solo. 3. Depot Solo must use and exert to fit of its business potency : - To use Human Resources for non gasoline management, it can save per year for gasoline distribution operation cost 417,750,900.00 rupiahs and elptll distribution cost 50, 882, 708.00 rupiahs. - To use elpiji market opportunity for 12 kg tube about 920 unit per day. 4. Depot Solo formulates management strategy : - Corporate Strategy, focus for Non Gasoline (Single Line of Business). - Business Strategy, focus for distribution operation cost efficiency. - Functional Strategy, optimal facility, to work and to use elpiji market opportunity, to minimize maintenance and employee cost, to use optimal employee. Internal position of Depot Solo is enough still strong and it must use optimal opportunity with the focus for non gasoline Pelumas and Elpiji product business.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivan Yoga Putra
Abstrak :
Non value-adding activities (NVAA) didefinisikan sebagai kegiatan yang mengeluarkan waktu, biaya dan sumber daya tetapi tidak memberikan nilai tambah secara langsung bagi proyek. Terminologi ini digolongkan sebagai waste. Waste dapat mempengaruhi kinerja dan produklivitas pekerjaan konstruksi secara signifikan. Metode penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada personel yang pernah terlibat dalam pekerjaan konstruksi pada proyek EPC dengan pengalaman minimal 5 tahun, karena diharapkan responden mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang cukup mengenai aktivitas-aktivitas konstruksi. Data akan di dapat dari kuesioner dan wawancara. Dari 21 proyek ETC dalam kurun waktu tahun 1997 sampai dengan tahun 2002. Kemudian data dari responden tersebut ditabulasi dan diolah dengan bantuan software SPSS versi 10.05 dan LISREL versi 8.51 dan dilakukan analisis korelasi, analisis faktor dan uji model. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan identifikasi faktor-faktor NVAA dan penyebab NVAA serta pengaruhnya terhadap kinerja biaya proyek pada fase konstruksi. Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwa faktor penentu NVAA yang mempengaruhi secara signifikan terhadap kinerja biaya proyek adalah: (1) sistem manajemen konstruksi yang lemah dan (2) wasting time. Sedangkan faktor penentu penyebab NVAA adalah: (1) perencanaan, (2) lokasi proyek, dan (3) resources. Dan model hubungan antar variabel penentu NVAA dan penyebab NVAA terhadap kinerja biaya proyek adalah sistem model simultan (simultaneous model system).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T5910
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wasis Pramono
Abstrak :
Masalah yang dihadapi oleh bagian perencanaan dan pengendalian produksi pada Departemen Sepatu Canvas PT Sepatu X adalah membuat perencanaan produksi yang sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini dalam memenuhi permintaan pasar. Dengan adanya masalah tersebut, maka tujuan dari studi ini adalah menyusun perencanaan produksi sebagai upaya memperbaiki sistem yang ada. Setelah melakukan perhitungan dan analisa, maka diusulkan pendekatan Strategi Perencanaan Produksi Agregat (Aggregate Production Planning) sebagai alternatif pemecahan masalah. Pendekatan Strategi Agregate Planning antara lain: 1. Strategy Exact Production Vary Workforce 2. Strategy Constant Workforce, Vary Inventoryand Stockour 3. Strategy Constant Low Workforce, Subcontract 4. Strategy Constant Workforce, Overtime Dari hasil perhitungan empat Strategi Perencanaan Agregat tersebut diatas, diharapkan akan diperoleh alternatif rencana biaya produksi yang paling ekonomis.
The problem faced by the Planning and Production Control Division at the Canvas Shoes Department of PT Sepatu X is to make an appropriate production planning program in accordance with the company's present condition to fulfill market demand. In view of the above problem, the purpose of this study is to make a production planning system in order to improve the existing system. After carrying out some calculation and analyses, it is suggested that the Aggregate Production Planning is one of the alternatives to solve the problem. The approaches of Aggregate Planning Strategy are: 1) Strategy Exact Production Vary Workforce 2) Strategy Constant Workforce, Vary Inventory and Stockout 3) Strategy Constant Low Workforce, Subcontract 4) Strategy Constant Workforce, Overtime From the above four strategies, the most economic and visible strategy will be chosen.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T5917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sihotang, Hiras
Abstrak :
Dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin tajam mengharuskan setiap perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam mengelola usahanya. Salah satu Sara untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ini adalah melalui peningkatan mutu yang dapat dilakukan melalui penerapan GKM di perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh manakah hubungan dan pengaruh yang terjadi antara pelatihan, motivasi kerja, dan komitmen manajemen terhadap hasil aktivitas GKM di PT. Indo Bharat Rayon. Di samping itu juga mengkaji hubungan dan kontribusi antara variabel babas dengan variabel terikat dengan analisis regresi berganda.

Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pelatihan, motivasi kerja, komitmen manajemen, dan hasil aktivitas GKM adalah melalui penyebaran kuesioner dengan menggunakan skala Likert. Jumlah sampel yang diambil adalah 100 orang dari 923 anggota GKM yang merupakan populasi dalam penelian ini.

Dari hasil analisis korelasi dan regresi berganda dengan alat bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS ) versi 7.5 for windows, penelitian ini menyimpulkan bahwa: Pertama, terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara masing-masing variabel pelatihan, motivasi kerja, dan komitmen manajemen, terhadap variabel hasil aktivitas GKM. Kedua, secara bersama-sama pelatihan, motivasi kerja, dan komitmen manajemen mempunyai hubungan dan pengaruh yang positif terhadap basil aktivitas GKM, dengan koefisien korelasi R = 0,603 dan persamaan regresi Y = 6,405 + 0,262 X1 + 0,181 X2 + 0,620 X3. Ketiga, berdasarkan hasil analisis regresi dengan metode stepwise menunjukkan bahwa variabel komitmen manajemen lebih dominan pengaruhnya terhadap hasil aktivitas GKM dibandingkan dengan variabel pelatihan dan motivasi kerja. Dilihat dari nilai R2 change, variabel komitmen manjemen memberi kontribusi sebesar 28,6% terhadap hasil aktivitas GKM, variabel pelatihan memberi kontribusi 5% dan motivasi kerja memberi kontribusi sebesar 2,8%.

Akhirnya dapat disimpulkan bahwa hasil aktivitas GKM di PT. Indo Bharat Rayon dipengaruhi oleh variabel pelatihan, motivasi kerja dan komitmen manajemen. Sehingga penulis memberi saran agar pelatihan, motivasi kerja, dan komitmen manajemen untuk ditingkatkan agar hasil aktivitas GKM di perusahaan ini semakin meningkat.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T7996
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Bhakti Susetyo
Abstrak :
Era globalisasi memaksa industri tekstil untuk menghasilkan produk berdaya saing tinggi. Kemampuan ini menuntut manajemen pemeliharaan industri menjalankan programnya dengan baik supaya pabrik beroperasi dengan normal. Untuk mengetahui keberhasilan kebijakan yang telah diambil dilakukan pengukuran kinerja manajemen pemeliharaan. Dalam pengukuran, manajemen pemeliharaan menetapkan indikator kinerja sesuai dengan visi, misi, dan strategi perusahaan dalam bersaing dengan perusahaan kelas dunia. Penulisan tesis ini dimaksudkan untuk menetapkan indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil dari tiga kelompok indikator: keandalan, biaya, dan material. Data didapat dari kuesioner dengan metode penilaian skor. Diperoleh indikator kinerja kunci manajemen pemeliharaan industri tekstil sebanyak 23 dari 50 indikator yang diusulkan. Indikator yang dipilih responden 92,30 % dianggap merefleksikan kondisi bisnis industri tekstil di era globalisasi yang periode pelaporannya dilakukan setiap bulan.
In globalization era, textile industries have to be very competitive in producing high quality products. This situation demands industrial maintenance management to carry out its programs so well that the industries can operate normally. To investigate how successful the management policy has been implemented by the industries, measurement of the maintenance performance had been undertaken. In the measurement, the maintenance management used key performance indicators based on the visions, mission and strategies used by the industries in competing with their world class counter parts. The purpose of this thesis is to determine the appropriate key performance indicators for measuring the performance of the maintenance management amongst the three indicators, namely reliability, cost and material. Data were taken from questioners using score value method. The number of key indicators chosen by respondents for the performance of the maintenance management was 23 out of 50, which were the total indicators proposed. The indicators chosen was believed to 92,30 % reflect the condition of the textile industries in the globalization era that reporting period was done every month.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
T8649
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Rivai Tadjuddin
Abstrak :
Lingkungan bisnis telekomunikasi sedang mengalami pergeseran dari voice centric menuju data centric yang di dorong oleh perkembangan teknologi telekomunikasi dan komputer. Dalam rangka mendukung strategi korporasi Telkom dan mengantisipasi meningkatnya permintaan layanan data, Divre II bersama DivRisti telah melakukan pengujian teknologi Wireless WAN dan akan diimplementasikan pada area Divre II. Pada saat ini telah diperoleh ijin prinsip dari Pemerintah dan diharapkan akan di launching pada awal tahun 2002 ini. Wireless WAN yang diposisikan sebagai premium Telkom MMA merupakan bagian dari produk layanan komunikasi data Divre II yang telah ada saat ini. Fleksibility dan reliability yang dimiliki Wireless WAN ditujukan melayani pelanggan bisnis yang membutuhkan "instant delivery" (1-2 hari) untuk layanan akses intemet dedicated dengan kecepatan tinggi. Teknologi Wireless WAN merupakan teknologi yang relatif berbeda dengan bisnis inti Divre II (POTS) dan mempunyai siklus hidup produk yang dinamis sehingga dibutuhkan suatu strategi yang seimbang, komprehensip, koheren dan terukur yang diharapkan dapat digunakan sebagai acuan dalam mengelola bisnis produk Wireless WAN di Divre II. Balanced scorecard sebagai alat analisa strategi manajemen kontemporer berorientasi kastamer dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berpengaruh dalam menetapkan suatu strategi bisnis. Tujuan penelitian ini ada lab merumuskan suatu strategi bisnis bagi manajemen Divre-II dalam menjalankan bisnis Wireless WAN dengan menggunakan Balanced Scorecard. Metode yang akan digunakan pada penelitian ini merupakan pendekatan analisa lingkungan makro, analisa lingkungan industri dan penggunaan Balanced Scorecard sebagai sarana mencapai konsensus akan faktor hasil dan inisiatif strategi yang akan diterapkan dalam menjalankan bisnis Wireless WAN. Hasil analisa Balanced Scorecard merekomendasikan aspek finansial sebagai tujuan dari tiga perspektif lainnya dengan Pertumbuhan Pendapatan merupakan inisiatif strategi tertinggi diikuti Kepuasan Kastamer. Sebagai hasil, disusun Strategi bisnis dalam empat perspektif dilengkapi dengan faktor hasil dan inisiatif strateginya masing-masing.
Environment of Telecommunications business is moving from voice centric come to data centric that pushed by technological growth of telecommunications and computer. In order to supporting Telkom corporate strategy and to anticipate the increasing of request of data service, Divre II with DivRisti has done technological examination of Wireless WAN and the implementation will at Divre II. At the moment have been obtained by a principal permission from Government and expected will be launched in the early this 2002 year. Wireless WAN positioned by as premium Telkom MMA represent the part of product of service of communications of data of DIVRE II, which there have in this time. Flexibility and Reliability that owned by Wireless WAN addressed to serve costumer business, which requires " instant delivery" (1-2 day) for the high speed dedicated access Internet services Wireless WAN technology is relative differ from core business technology of Divre II (POTS) and have a live cycle products dynamically so that be required by a well-balanced strategy, comprehensive, coherent and measured which expected serve the purpose of reference in management of business of Wireless WAN products in Divre H. Balanced scorecard as an analyze tools of contemporary management strategy that costumer oriented can identify influence factors in specifying the business strategies. The objective of this research is to conclude business strategy that can be used by DIVRE II in perform business of Wireless WAN with using Balanced Scorecard. The research methods are used approach analyze macro environment, industrial environmental analysis and Balanced Scorecard to get consensus of the objective factor and the strategy initiative that will be applied in running business of Wireless WAN. The outcome of analysis of Balanced Scorecard recommend aspect financial as intention of three other in perspective with Earnings Growth represent as the highest strategy initiative followed by Satisfaction Customer. Finally, compiled by a Business strategy in four perspective provided with by in objective factors of result and their strategy initiative, respectively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
T9376
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Setiawan
Abstrak :
Keberadaan industri unggulan daerah merupakan suatu kemutlakan ditengahtengah kondisi persaingan usaha yang tinggi eskalasinya saat ini, serta adanya tuntutan kemandirian daerah lewat pemberlakuan konsep Otonomi Daerah di Indonesia. Oleh sebab itu setiap daerah idealnya memiliki satu industri yang benar-benar diunggulkan untuk dikembangkan daya saingnya, yang pada tahap selanjutnya dapat menjadi lokomotif pembangunan pada masing-masing daerah. Pengembangan industri unggulan daerah ini akan lebih mudah dijalankan bila kompetensi inti (core competence) sumber daya internalnya dapat teridentifkasi. Dengan menggunakan pendekatan penelitian kualitatif (qualitative research approach) lewat metode analisis deskriptif (descriptive method), penelitian ini akan menjelaskan gambaran aktifitas industri unggulan daerah kota Bengkulu serta mengidentifikasi keberadaan dan pemanfaatan kompetensi inti industri unggulan tersebut. Lebih jauh, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan seputar 1) gambaran aktifitas industri unggulan daerah kota Bengkulu, 2) industri yang menjadi industri unggulan utama kota Bengkulu, 3) hal yang menjadi kompetensi inti industri unggulan utama kota Bengkulu, dan 4) tingkat pemanfaatan kompetensi inti tersebut Data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan pengembangan industri unggulan. Data primer akan diperoleh dari wawancara langsung, yang berpedoman pada panduan wawancara, dengan pelaku industri dari tiga sentra sampel yang mewakili pelaku industri secara keseluruhan. Pemilihan sentra sampel didasarkan pada tingkat margin keuntungan yang dihasilkan pada kurun waktu empat tahun terakhir. Hasil penelitian menunjukkan empat dari lima industri, yang ditetapkan lewat SK Walikota KDH Tk. II Bengkulu Nomor 81 tahun 1999 sebagai industri unggulan kota Bengulu, masih merupakan industri rumah tangga Skala kecil (small scale home industry). Hal ini terlihat dari kemampuan produksi, pasar yang dilayani, penyerapan tenaga kerja dan investasi finansial yang masih rendah. Satu industri yang dapat diklasifikasi sebagai industri menengah (industri hasil perikanan), hanyalah industri yang padat modal dengan tingkat perputaran aset yang rendah. Dari pengkalkulasian kemampuan perputaran aset kelima industri unggulan, dapat ditentukan industri kain besurek sebagai industri unggulan utama kota Bengkulu. Hal ini dikarenakan tertingginya tingkat perputaran aset industri tersebut selama empat tahun terakhir dibandingkan dengan keempat industri lainnya. Tingkat perputaran aset rata-rata, yang merupakan penggambaran kemampuan aset tetap menghasilkan pendapatan penjualan, untuk kelima bidang indsutri tersebut empat tahun terakhir adalah berturut-turut; indutri kain besurek, dengan nilai perputaran aset 9,51, yang bermakna setiap satu satuan rupiah yang tertanam pada aset mampu menghasilkan 9,51 rupiah penjualan; industri cinderamata khas dengan nilai perputaran aset 4,2; industri emping melinjo dan makanan khas 1,76; industri bubuk kopi 1,35; dan industri komoditas hasil perikanan 0,79. Dari analisis sumber daya internal, meliputi aspek fisik usaha, aspek sumber daya manusia, teknologi, reputasi dan kemampuan finansial, dapat diidentifikasi bahwa industri kain besurek digerakkan oleh satu kompetensi inti berupa kemampuan sumber daya manusia yang berkecimpung dalam bidang tersebut untuk menghasilkan berbagai corak motif kontemporer kain besurek yang unik dan bemilai jual tinggi. Hal ini terjelaskan lewat kinerja sumber daya manusia, sebagai sumber daya internal industri kain besurek, yang secara kreatif telah menghasilkan banyak ragam motif kontemporer yang lebih bervariasi dan inovatif, jika dibandingkan dengan kinerja sumber daya lain yang tidak terlalu istimewa. Keberadaan 'pemotifan' sebagai kompetensi inti industri kain besurek belum termanfaatkan secara optimal. Hal ini terlihat dari masih sedikitnya upaya-upaya pelaku industri untuk mendiversifikasi produknya dengan memanfaatkan kompetensi inti tersebut. Oleh sebab itu, pihak Pemda perlu menjalankan langkahiangkah strategis seperti pendelegasian proses-proses pengerjaan kain besurek, diluar 'pemotifan', kepada pihak luar yang lebih ahli dibidangnya masing-masing (outsourcing) ini bertujuan untuk memaksimaikan kemampuan `pemotifan' yang telah ada saat ini, disamping jugs terbuka peluang untuk melahirkan berbagai produk premium baru diluar kain besurek itu sandhi- yang berbasiskan pada komptensi inti `pemotifan', sehingga keberadaannya benar-benar dapat bermanfaat bagi daerah kota Bengkulu secara keseluruhan. Dari telaahan rantai nilai terlihat bahwa penanganan pemasaran industri ini belum dilakukan secara maksimal, dimana pilar proses pemasaran yang dijalankan hanya penjualan saja dari empat pilar -harga (price), penetapan produk (product), pendistrbusian (place) dan promosi (promotion)- yang lazim bersinergi dalam pemasaran secara umum, halmana berakibat pada munculnya tendensi penerimaan pendapatan yang tidak maksimal. Oleh sebab itu, pemerintah daerah bersama pelaku industri kain besurek perlu menyusun suatu konsep pemasaran yang komprehensif untuk kepentingan penciptaan pasar (market creation) yang lebih luas, karena salah satu langkah yang harus diperhatikan pada konteks persaingan untuk masa depan dalam konsep resources based strategy adalah kekuatan dan posisi pasar yang dimiliki secara dominan ketika struktur industri mulai terbentuk.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T11568
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>