Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pamela Indrajati Suryoputro
Abstrak :
[ABSTRAK
Turnover dari Yakult Ladies di Indonesia merupakan suatu problem bagi manajemen PT Yakult Indonesia Persada. Akibat dari turnover mencakup hilangnya pekerja yang berbakat dan bertambahnya biaya rekrutment dan pelatihan dalam bentuk uang dan waktu. Kebanyakan studi terdahulu mengkaji turnover intention dari full-time employees. Studi ini menggunakan pendekatan yang berbeda dengan mengkaji turnover intention dari Yakult Ladies sebagai independent workers. Studi ini menggunakan work-life balance, psychological climate, dan customer orientation, sebagai variabel-variabel yang dapat memprediksi turnover intention. Work-life balance terbagi atas tiga dimensi, yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Psychological climate terbagi atas enam dimensi, yaitu supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, dan challenge. Studi ini menemukan bahwa hanya beberapa atau tidak semua dimensi dari work-life balance dan psychological climate merupakan faktor yang relevan mempengaruhi turnover intention dari Yakult Ladies. Faktor tersebut adalah work interference with personal life dan personal life interference with work, yang merupakan dimensi dari work-life balance, dan juga recognition dan self-expression, yang merupakan dimensi dari psychological climate. Peningkatan work-interference with personal life, personal life interference with work, dan self-expression akan memperkuat turnover intention; sedangkan peningkatan recognition akan mengurangi turnover intention
ABSTRACT
Turnover of Yakult Ladies in Indonesia has become an issue for management of PT Yakult Indonesia Persada. Consequences of turnover include the loss of talented workers as well as the added expense of recruitment and training in terms of money and time. Previous studies mostly examine turnover intention of full-time employees. This study takes a different approach by examining the turnover intention of Yakult Ladies as independent workers. This study uses work-life balance, psychological climate, and customer orientation, as predictors of turnover intention. Work-life balance is composed of three dimensions, which are work interference with personal life, personal life interference with work, and work/personal life enhancement. Psychological climate is divided into six dimensions, which are supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, and challenge. This study found that several, but not all dimensions of both work-life balance and psychological climate are relevant factors affecting Yakult Ladies‟ turnover intention. Those factors are work interference with personal life and personal life interference with work, which are the dimensions of work-life balance, and also recognition and self-expression, which are the dimensions of psychological climate. Increased work interference with personal life, personal life interference with work, and self-expression will increase turnover intention; whereas increased recognition will reduce turnover intention., Turnover dari Yakult Ladies di Indonesia merupakan suatu problem bagi manajemen PT Yakult Indonesia Persada. Akibat dari turnover mencakup hilangnya pekerja yang berbakat dan bertambahnya biaya rekrutment dan pelatihan dalam bentuk uang dan waktu. Kebanyakan studi terdahulu mengkaji turnover intention dari full-time employees. Studi ini menggunakan pendekatan yang berbeda dengan mengkaji turnover intention dari Yakult Ladies sebagai independent workers. Studi ini menggunakan work-life balance, psychological climate, dan customer orientation, sebagai variabel-variabel yang dapat memprediksi turnover intention. Work-life balance terbagi atas tiga dimensi, yaitu work interference with personal life, personal life interference with work, dan work/personal life enhancement. Psychological climate terbagi atas enam dimensi, yaitu supportive management, role clarity, contribution, recognition, self-expression, dan challenge. Studi ini menemukan bahwa hanya beberapa atau tidak semua dimensi dari work-life balance dan psychological climate merupakan faktor yang relevan mempengaruhi turnover intention dari Yakult Ladies. Faktor tersebut adalah work interference with personal life dan personal life interference with work, yang merupakan dimensi dari work-life balance, dan juga recognition dan self-expression, yang merupakan dimensi dari psychological climate. Peningkatan work-interference with personal life, personal life interference with work, dan self-expression akan memperkuat turnover intention; sedangkan peningkatan recognition akan mengurangi turnover intention]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmmad Arrofi Chatramanderaj
Abstrak :
[ABSTRAK
Tesis ini membahas mengenai gambaran tingkat persepsi work-life balance pada pejabat diplomatik dan konsuler Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Work-life balance secara sederhana dapat diartikan sebagai sebuah keadaan ideal dimana seseorang dapat memenuhi segala tuntutan maupun kebutuhannya baik work -hal lain yang terkait) dan (hal-hal di luar kehidupan kerja, seperti keluarga, rekreasi, serta hal lain yang tidak terkait dengan karir). Penelitian dilakukan pada 244 Diplomat Indonesia (n=244), baik yang bertugas di dalam negeri maupun di luar negeri. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Diplomat Indonesia memiliki tingkat persepsi work-life balance yang sedang. Terdapat perbedaan tingkat persepsi work-life balance yang signifikan pada Diplomat Indonesia berdasarkan usia, lama bekerja, dan berdasarkan jumlah penempatan. Metode kualitatif dengan wawancara terhadap 10 informan dilakukan untuk memperkaya hasil penelitian. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi instrumen untuk membantu meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan Biro Kepegawaian Kemlu RI dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan manajemen SDM pada profesi Diplomat, misalnya, dalam mengambil keputusan mengenai fasilitas atau kebijakan yang menunjang kualitas hidup pegawai di lingkungan Kemlu RI.
ABSTRACT
This thesis discusses the work-life balance of diplomatic and consular officers at the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. Work-life balance simply defined as an ideal state in which a person can meet all the demands and needs within the work sphere (career and other matters related) and life sphere (things outside of work life, such as family, recreation, and other things that are not related to career). The study was conducted at 244 Indonesian Diplomats (n = 244), both of which served in the country and abroad. The results of this study indicate that Indonesian diplomats have fair perceived level of work-life balance. There are differences in the level of perception of work-life balance that is significant in Indonesian diplomats based on age, years of service, and based on the number of placements. Qualitative methods by interview with 10 informants is conducted to enrich the research. The results obtained from this study are expected to be an instrument to help improve the quality of performances and services of Employment Bureau of Ministry of Foreign Affairs in making decisions relating to the human resources management, for example, in making decisions regarding the facilities or policies that support the quality of life of employees in the Ministry of Foreign Affairs., This thesis discusses the work-life balance of diplomatic and consular officers at the Ministry of Foreign Affairs of the Republic of Indonesia. Work-life balance simply defined as an ideal state in which a person can meet all the demands and needs within the work sphere (career and other matters related) and life sphere (things outside of work life, such as family, recreation, and other things that are not related to career). The study was conducted at 244 Indonesian Diplomats (n = 244), both of which served in the country and abroad. The results of this study indicate that Indonesian diplomats have fair perceived level of work-life balance. There are differences in the level of perception of work-life balance that is significant in Indonesian diplomats based on age, years of service, and based on the number of placements. Qualitative methods by interview with 10 informants is conducted to enrich the research. The results obtained from this study are expected to be an instrument to help improve the quality of performances and services of Employment Bureau of Ministry of Foreign Affairs in making decisions relating to the human resources management, for example, in making decisions regarding the facilities or policies that support the quality of life of employees in the Ministry of Foreign Affairs.]
2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rasvan Windhi
Abstrak :
Penelitian ini adalah penelitian campuran dengan menggunakan strategi eksplanatoris sekuensial. Ada tiga pertanyaan penelitian, dua diantaranya dicari jawabannya menggunakan pendekatan kuantitatif dan sisanya menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kuantitatif bertujuan untuk mengetahui dampak kebijakan keseimbangan kehidupan kerja terhadap sikap dan perilaku kerja karyawan (OCB, komitmen organisasional, dan kepuasan kerja) dan konflik pekerjaan keluarga. Hipotesis dikembangkan berdasarkan beberapa teori pendukung (yaitu teori pertukaran sosial, teori peran, teori konservasi sumber daya, dan teori tuntutan pekerjaan-sumber daya). Survei dilakukan di lingkungan Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) dan memperoleh 1.105 data untuk dianalisis. Hasil analisis data menunjukkan bahwa kebijakan keseimbangan kehidupan kerja berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap sikap dan perilaku kerja karyawan, dan berpengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap konflik pekerjaan-keluarga. Penelitian kualitatif digunakan untuk lebih mendalami hasil dari penelitian kuantitatif dan bertujuan untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan keseimbangan kehidupan kerja dalam rangka meningkatkan ketahanan organisasi. Dipilih sepuluh orang dari 1.105 responden sebagai narasumber untuk dilakukan wawancara mendalam dengan menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa implementasi kebijakan keseimbangan kehidupan kerja di lingkungan DJPb tidak berjalan dengan efektif. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi berharga kepada para pemangku kebijakan dalam rangka membantu karyawan menyeimbangkan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi mereka. ......This research is a mixed-methods study utilizing a sequential explanatory strategy. Three research questions were posed, with two addressed through quantitative methods and the remaining one through qualitative means. The quantitative research aimed to understand the impact of work-life balance policies on employees' attitudes and behaviors (OCB, organizational commitment, and job satisfaction) and work-family conflict. Hypotheses were developed based on several supporting theories (social exchange theory, role theory, conservation of resources theory, and job demands-resources theory). A survey was conducted within the Directorate General of Treasury (DJPb), yielding 1,105 data points for analysis. The data analysis revealed that work-life balance policies positively, though insignificantly, influenced employees' attitudes and behaviors and negatively, though insignificantly, impacted work-family conflict. Qualitative research was employed to delve deeper into the quantitative findings, aiming to understand the implementation of work-life balance policies for enhancing organizational resilience. Ten individuals were selected from the 1,105 respondents as interviewees, using purposive sampling techniques. The research findings indicated that the implementation of work-life balance policies in the DJPb environment was ineffective. This study is expected to provide valuable insights for policymakers to assist employees in balancing their work and personal lives.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Komang Ayu Candrawati
Abstrak :
Fokus penelitian ini membahas tentang pengaruh dukungan organisasi, stress kerja dan kecerdasan emosional anggota pada bidang operasional di Polres Metro Jakarta Selatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh simultan dan parsial dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Sebanyak 190 responden dari anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan berpartisipasi dalam penelitian ini untuk memberikan data melalui kuesioner yang mencakup aspek-aspek tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan analisis regresi berganda. Temuan penelitian menunjukkan bahwa secara simultan, dukungan organisasi, stres kerja, dan kecerdasan emosional memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja (F =224.490, p < 0,05). Artinya, gabungan variabel-variabel tersebut memberikan kontribusi yang signifikan terhadap variasi dalam keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional. Secara parsial, hasil menunjukkan bahwa dukungan organisasi (t hitung=2.814, p < 0,05), stress kerja (t hitung = 3,043, sig < 0,05), dan kecerdasan emosional (t hitung = 5.212, p < 0,05), dan masing-masing variabel memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keseimbangan kehidupan kerja anggota bidang operasional Polres Metro Jakarta Selatan. Temuan ini memberikan pemahaman yang lebih mendalam tentang kontribusi masing-masing faktor terhadap keseimbangan kehidupan kerja, memberikan dasar bagi manajemen Polres Metro Jakarta Selatan untuk mengembangkan strategi yang lebih terfokus untuk meningkatkan kesejahteraan anggota bidang operasional melalui perbaikan dukungan organisasi, penanganan stress kerja dan pemberdayaan kecerdasan emosional. ......The focus of this research is on the influence of organizational support, job stress, and emotional intelligence of members in the operational field at the South Jakarta Metropolitan Police (Polres Metro Jakarta Selatan). This study aims to evaluate the simultaneous and partial effects of organizational support, job stress, and emotional intelligence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police. A total of 190 respondents from the operational field of the South Jakarta Metropolitan Police participated in this study, providing data through a questionnaire covering these aspects. This research utilized a quantitative method with multiple regression analysis. The research findings indicate that simultaneously, organizational support, job stress, and emotional intelligence have a significant influence on work-life balance (F = 224.490, p < 0.05). This means that the combination of these variables significantly contributes to the variation in the work-life balance of operational field members. Partially, the results show that organizational support (t-value = 2.814, p < 0.05), job stress (t-value = 3.043, sig < 0.05), and emotional intelligence (t-value = 5.212, p < 0.05) each have a significant influence on the work-life balance of operational field members at the South Jakarta Metropolitan Police.These findings provide a deeper understanding of the contribution of each factor to work-life balance, laying the foundation for the management of the South Jakarta Metropolitan Police to develop more focused strategies to enhance the well-being of operational field members through improving organizational support, addressing job stress, and empowering emotional intelligence.
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Wahyuputri
Abstrak :
Work-life balance merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan perusahaan. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebagai salah satu perusahaan perbankan yang memiliki tingkat work-life balance yang baik. Pengelolaan sumber daya manusia bagi BNI sebagai salah satu faktor utama untuk mencapai keberhasilan strategi di dunia perbankan. Salah satunya dengan memperhatikan aspek work-life balance. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh work-life balance terhadap organizational citizenship behavior melalui organizational commitment sebagai variabel mediasi pada karyawan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang dilakukan melalui pengumpulan data dengan penyebaran kuesioner terhadap 99 responden yang merupakan pegawai tetap di kantor pusat PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan analisis deskriptif, analisis regresi, analisis mediasi (causal step) dan analisis sobel test. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat pengaruh dari work-life balance terhadap organizational citizenship behavior, work-life balance terhadap organizational commitment, dan organizational commitment terhadap organizational citizenship behavior. Berdasarkan hasil uji mediasi yang telah dilakukan, tidak terdapat pengaruh mediasi organizational commitment pada pengaruh work-life balance terhadap organizational citizenship behavior. ......Work-life balance is one of the factors that companies need to pay attention to. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk as a banking company that has a good work-life balance. Managing human resources for BNI is one of the main factors in achieving a successful strategy in the banking world. One of them is by paying attention to the work-life balance aspect. This study aims to analyze the effects of work-life balance on organizational citizenship behavior with organizational commitment as a mediating variable on the employees of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. This research used a quantitative approach using data by distributing questionnaires to 99 respondents who are permanent employees at the headquarters of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Data analysis in this study was conducted by descriptive analysis, regression analysis, mediation analysis (causal step) and sobel test analysis. The results of this study indicate that there is an influence of work-life balance on organizational citizenship behavior, work-life balance on organizational commitment, and organizational commitment on organizational citizenship behavior. Based on the results of mediation tests, there is no mediation effect of organizational commitment on the influence of work-life balance on organizational citizenship behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lova Adlina Riyanatika
Abstrak :
Dalam pekerjaan, work-life balance dianggap sebagai salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi organizational pride dan job satisfaction. Untuk mencapai work-life balance, seorang pegawai harus mampu menyeimbangkan kehidupan di dalam dan di luar pekerjaannya. Work-life balance salah satunya dapat dipengaruhi oleh supervisor support. Penelitian kuantitatif ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara supervisor support, job satisfaction, dan organizational pride sebagai anteseden dan konsekuensi dari work-life balance. Data dari 319 responden yang merupakan bagian dari struktur organisasi pemerintah Instansi Aguna Karya berhasil dikumpulkan dan kemudian diolah menggunakan metode Structural Equation Modelling (SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antar variabel dalam penelitian, yaitu supervisor support, work-life balance, organizational pride, dan job satisfaction. ......In the field of work, work-life balance is considered as one of the important factors that can affect organizational pride and job satisfaction. To achieve work-life balance, an employee must be able to balance life inside and outside his work. Work-life balance can be influenced by supervisor support. This quantitative research aims to analyze the relationship between supervisor support, job satisfaction, and organizational pride as antecedents and the consequences of work-life balance. Data from 319 respondents who were part of the Ministry of Finance's organizational structure were successfully collected and then processed using the Structural Equation Modeling (SEM) method. The results of this study indicate that there is a positive relationship between variables in the study, namely supervisor support, work-life balance, organizational pride, and job satisfaction.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dimas Muhammad Hilman
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh tingginya dinamika pada latar pekerjaan NGO dapat mengancam kesejahteraan dan keseimbangan antara urusan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadi pekerja yang disebut work-life balance dengan adanya penerapan sistem flexible working hours di Yayasan Lentera Anak. Sedangkan, dalam proses kerjanya terdapat hal-hal yang dapat mendukung ataupun menghambat work-life balance para pekerja baik dari dalam lingkup pekerjaan maupun dari lingkungan pribadi pekerja. Penelitian ini ditujukan menjawab dua pertanyaan penelitian mengenai kondisi work-life balance para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak yang menerapkan sistem flexible working hours, dan faktor-faktor pendukung dan penghambat para pekerja dalam mencapai kondisi work-life balance. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kualitatif dengan pengumpulan data melalui: (1) wawancara dengan enam informan yang terdiri dari Manager Kepegawaian, HRD, dan empat orang pekerja divisi proyek Yayasan Lentera Anak; (2) observasi, dan (3) studi dokumentasi. Penelitian ini berlangsung pada rentang September 2022 - Juli 2023. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa para pekerja NGO di Yayasan Lentera Anak merasa sudah memiliki kondisi work-life balance yang baik dengan adanya penerapan flexible working hours karena memberikan mereka keleluasaan dalam mengatur waktu dan pekerjaan yang dimiliki sehingga kondisi kehidupan pekerjaan dan pribadi yang dimiliki menjadi seimbang serta mereka mengalami peningkatan kualitas hidup dan memiliki kepuasan yang baik atas pekerjaan yang dimiliki. Terungkap pula bahwa terdapat beberapa faktor pendukung work-life balance dari dalam lingkup pekerjaan seperti budaya kerja yang kekeluargaan, pemberian fasilitas yang cukup, banyaknya keringanan dan keleluasaan yang diberikan dalam proses kerja. Adapun faktor pendukung dan penghambat dari lingkup lingkungan pribadi pekerja seperti kurang memiliki manajemen waktu pribadi yang kurang baik, kemacetan lalu lintas, dan tekanan-tekanan dari pihak mitra maupun pendonor. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan kondisi kerja yang terdapat di Yayasan Lentera Anak beserta dengan penerapan sistem flexible working hours yang ada sudah sangat mendukung para pekerja dalam menyeimbangkan kehidupan pekerjaan dan kehidupan pribadinya dalam mencapai kesejahteraannya sebagai pekerja NGO. Hal tersebut membuat para pekerja menjadi nyaman tetap terjaga produktivitasnya. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih pada ilmu kesejahteraan sosial terkait bidang manajemen sumber daya manusia di latar pekerjaan organisasi non-pemerintah atau NGO sebagai suatu human service organization (HSO). ......This research is motivated by the high dynamics in the background of NGO work that can threaten the welfare and balance between work-life affairs and workers' personal lives, which is called work-life balance with the implementation of a flexible working hours system at the Children's Lentera Foundation. Meanwhile, in the work process, some things can support or detain the work-life balance of the workers, both from within the scope of work and from the worker's environment. This study aims to answer two research questions regarding the work-life balance conditions of NGO workers at the Lentera Anak Foundation which implement a flexible working hours system, and the supporting and inhibiting factors for workers in achieving work-life balance conditions. This research conducted using a qualitative approach by collecting data through (1) interviews with six informants consisting of the Personnel Manager, HRD, and four project division workers at the Anak Lantern Foundation; (2) observation, and (3) documentation study. This research took place in the range of September 2022 - July 2023. It was revealed that the NGO workers at the Lentera Anak Foundation felt that they had good work-life balance conditions with the implementation of flexible working hours because it gave them the flexibility to manage their time and work so that their work and personal life conditions became balanced and they experienced an increased quality of life and had good satisfaction with the work they had. It was also revealed that there are several factors supporting work-life balance from within the scope of work such as a family work culture, providing adequate facilities, lots of leeway, and flexibility given in the work process. The supporting and inhibiting factors from the scope of the worker's environment such as lack of good personal time management, traffic jams, and pressure from partners and donors. Thus it can be concluded that the working conditions found at the Children's Lentera Foundation along with the implementation of the existing flexible working hours system have greatly supported workers in balancing their work life and personal life in achieving their welfare as NGO workers. This makes workers feel comfortable while maintaining productivity. This research is expected to contribute to the Social Welfare Science study program, especially on the human resource management on the Non-Governmental Organization as human service organization.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daffa Al Fiana
Abstrak :
Jakarta yang menjalankan peran ganda beserta faktor faktor pendorong dan penghambat terciptanya work-life balance. Penelitian ini dilakukan pada Agustus 2022 - Juli 2023. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi literatur yang melibatkan 5 orang informan. Adapun tujuan penelitian ini adalah pertama untuk mendeskripsikan kondisi work-life balance guru perempuan SMAN 1 yang menjalankan peran ganda, kedua untuk mendeskripsikan faktor pendorong dan penghambat tercapainya work-life balance. Penelitian ini memiliki manfaat penelitian untuk ilmu kesejahteraan sosial mengenai bahasan well being pekerja yang termasuk kesehatan dan keselamatan kerja. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan mengenai kondisi work-life balance dari keempat informan, 3 diantaranya berpandangan belum memiliki work-life balace yang baik. Hal ini disebabkan faktor kehidupan pekerjaan yang berat ditambahan faktor luar pekerjaan dimana ketiga informan masih memiliki anak balita-kanak kanak sehingga terjadinya kelekatan. Kondisi tersebut berbeda dengan satu informan yang menyatakn bahwa memiliki pandangan memiliki work-life balance yang baik hal tersebut dikarenakan informan memiliki kontrol personal terhadap pekerjaannya disisi lain informan memiliki anak yang berada di fase kanak-kanak akhir. Dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa terdapat faktor pendorong dan penghambat. Dari lingkup organisasi memiiliki rekan kerja yang suportif dan lingkungan kerja yang baik, adapun faktor pendorong lingkup rumah yakni pasangan yang suportif, orang tua yang turut membantu dan adanya asisten rumah tangga sedangkan faktor penghambat yang ditemukan hanya berasal dari lingkup pekerjaan yakni adanya perubahan sistem penerimaan siswa baru dan adanya kasus khusus pada peserta didik. Sementara itu ditemukan faktor pendorong dari individu yakni kontrol personal dan orientasi untuk bekerja. ......This research describes the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 Jakarta who have dual roles, along with the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. The research was conducted from August 2022 to July 2023. Data collection was done through interviews and literature study involving 5 informants. The objectives of this research are, firstly, to describe the work-life balance conditions of female teachers at SMAN 1 who have dual roles, and secondly, to describe the factors that promote and hinder the achievement of work-life balance. This research has research benefits for the social welfare field regarding the well-being of workers, including health and occupational safety. From the results of this research, it can be concluded that there are differences in work-life balance conditions among the four informants, with 3 of them expressing that they do not yet have a good work-life balance. This is due to the heavy work demands combined with external factors, as the three informants still have young children, resulting in attachment. This condition differs from one informant who stated that she has a positive view of having a good work-life balance, which is due to having personal control over her work, while also having a child in the late childhood phase. The research also revealed the presence of promoting and hindering factors. Within the organizational scope, supportive colleagues and a favorable work environment are promoting factors, while within the household scope, a supportive spouse, involved parents, and the presence of a household assistant are promoting factors. The hindering factors identified were related to the work domain, such as changes in the new student admission system and specific cases involving students. Meanwhile, personal factors such as personal control and work orientation were found to be promoting factors.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katiandagho, Charen Nataly
Abstrak :
Kemampuan digital workers dalam mengerjakan pekerjaan kapan pun dan di mana pun memiliki dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan adalah masalah keseimbangan antarperan (lack of work-life balance). Menurut beberapa penelitian, salah satu variabel yang berkorelasi positif dengan work-life balance adalah trait mindfulness. Akan tetapi, sebagian besar penelitian sebelumnya hanya meneliti mindfulness dengan work-family balance saja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara trait mindfulness dengan work-life balance, sebagai bentuk lebih luas dari work-family balance, pada digital workers. Work-life balance adalah variabel multidimensional yang memiliki empat dimensi, yaitu Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), Work Enhancement of Personal Life (WEPL), dan Personal Life Enhancement of Work (PLEW). Alat ukur yang digunakan adalah Mindfulness Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) yang telah diadaptasi oleh Rizky (2018) dan Work/Nonwork Scale (Fisher, 2001; Fisher et al., 2009) yang telah digunakan oleh Gupitararas (2016). Data penelitian ini berasal dari 155 digital workers yang bekerja secara full time. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan antara trait mindfulness dengan WIPL, PLIW, PLEW, tetapi tidak menunjukkan hubungan antara trait mindfulness dengan WEPL. Berdasarkan hasil ini, baik perusahaan maupun digital workers dapat mempertimbangkan trait mindfulness sebagai cara untuk mencapai work-life balance. ......The ability of digital workers to work anytime and anywhere has positive and negative impacts. One of the negative impacts is lack of work-life balance. According to several studies, one of the variables that is positively correlated with work-life balance is trait mindfulness. However, most previous studies have only examined mindfulness with work-family balance. Therefore, this study aims to examine the relationship between trait mindfulness and work-life balance, as a broader variable than work-family balance, in digital workers. Work-life balance is a multidimensional variable that has four dimensions, namely Work Interference with Personal Life (WIPL), Personal Life Interference with Work (PLIW), Work Enhancement of Personal Life (WEPL), and Personal Life Enhancement of Work (PLEW). Instruments used in this study are Mindfulness Attention Awareness Scale (Brown & Ryan, 2003) which had been adapted by Rizky (2018) and the Work/Nonwork Scale (Fisher, 2001; Fisher et al., 2009) which had been adapted by Gupitararas (2016). This research data comes from 155 digital workers who work full time. The results of this study indicate that there is a significant relationship between trait mindfulness and WIPL, PLIW, PLEW, but did not show a relationship between the trait mindfulness and WEPL. Based on these results, both companies and digital workers can consider trait mindfulness as a way to achieve work-life balance.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Monalisa
Abstrak :
Studi di Rumah Sakit Fatima Ketapang mengungkap hubungan antara Quality of Work Life (QWL) tenaga kesehatan dengan kinerja mereka. Meskipun pentingnya QWL di lingkungan kesehatan diakui, penelitian ini bertujuan untuk menemukan komponen QWL spesifik yang memengaruhi kinerja tenaga kesehatan. Studi ini dilakukan selama dua bulan pada tahun 2023 dengan pendekatan kuantitatif dan cross-sectional, serta bertujuan menganalisis hubungan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan signifikan antara variabel QWL dan kinerja di Rumah Sakit Fatima Ketapang. Hasil yang tidak terduga ini mungkin dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan responden, yang sebagian besar memiliki gelar D3, yang berpotensi memengaruhi hubungan ini. Meskipun kondisi kerja dan kinerja tenaga kesehatan umumnya positif, tidak ada komponen spesifik dari QWL yang teridentifikasi secara langsung terkait dengan kinerja mereka. Penelitian ini menegaskan kompleksitas pengaruh QWL terhadap kinerja tenaga kesehatan, mendorong eksplorasi lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang memengaruhi efektivitas mereka. Pemahaman yang lebih mendalam tentang dinamika ini dapat memberikan strategi yang lebih terfokus untuk meningkatkan baik QWL maupun kinerja dalam lingkungan kesehatan. ......The study at Fatima Ketapang Hospital explores the link between healthcare workers' Quality of Work Life (QWL) and their performance. While QWL's significance in healthcare settings is well-known, this research aimed to identify specific QWL components impacting worker performance. Conducted over two months in 2023, using a quantitative, cross-sectional approach, the study analyzed this relationship. The findings, however, showed no significant correlation between QWL variables and performance at Fatima Ketapang Hospital. This unexpected outcome might be due to the educational background of respondents, mostly holding D3 degrees, potentially affecting this relationship. Despite generally positive work conditions and performance levels among healthcare workers, no specific QWL components stood out as directly linked to their performance. This research highlights the complexity of QWL's influence on healthcare worker performance and identifies the need for further investigation into other factors that might contribute to their effectiveness. Enhancing the understanding of these dynamics could assist in tailoring strategies to improve both QWL and performance outcomes in healthcare settings.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>