Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizki Widiansyah
Abstrak :
Indobarian Method merupakan salah satu komunitas berbasis olahraga yang memiliki berbagai metode dalam upaya perawatan kesehatan secara preventif yang dirangkum menjadi metode five ways. Metode five ways diciptakan oleh Verdy dari berbagai pengalaman seperti meditasi, olahraga, alkaline food, peduli dengan lingkungan dan memiliki prasangka baik kepada orang lain. Verdy sebagai pembuat metode five ways ingin memberikan cara menjaga kesehatan kepada anggota Indobarian untuk sehat secara menyeluruh, yaitu sehat secara jasmani, pikiran dan jiwa. Verdy mengajarkan metode five ways kepada guider sejak mereka menjadi anggota dengan cara menjelaskan dengan detail lalu melakukan praktik bersama dengan anggota Indobarian. Para anggota Indobarian memiliki proses belajar melalui melihat, mendengar, berdiskusi lalu mempraktikkan metode five ways yang telah diajarkan selanjutnya akan menjadi sebuah pengalaman. Guider Indobarian yang memiliki peran sebagai seorang transmisi pengetahuan metode five ways melalui power dan intensi kepada anggota Indobarian. Pengetahuan metode five ways yang diterima oleh para anggota Indobarian memiliki dampak pada pengalaman mereka tentang upaya perawatan kesehatan preventif. ......Indobarian Method is one of sports based community that has a variety of methods in preventive health care efforts are summarized into five ways method. The five ways method is formed from Verdy 39 s experience in maintaining health through meditation, bodyweight exercise, alkaline food, caring about the environment and having good prejudices to others. Verdy as the creator of the method five ways wanted to give way to a member Indobarian maintaining health to overall, which is healthy in body, mind and soul. Verdy taught the five ways method to the guider since they became a member of Indobarian by explaining in detail and practicing together with them. The guider as a member of Indobarian has a learning process through seeing, listening, discussing and practicing the methods of five ways that have been taught will become an experience. The Indobarian Guider has the role of a knowledge transmission of the five ways method through power and intention to Indobarian members. The knowledge of the five ways methods accepted by Indobarian members has an impact on their experience of preventive health care efforts.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2018
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Canberra: Australian Government Publishing Service , 1986
614.440 AUS l
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Oxford: Oxford University Press, 1991
362.198 92 HEA
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Syauhari
Abstrak :
Penyakit ISPA merupakan salah satu penyebab angka kesakitan dan kematian balita diseluruh dunia dan sepertiga dari jumlah angka kematian balita disebabkan oleh ISPA. Hasil Riskesdas tahun 2018 ISPA dengan Pneumonia merupakan penyakit kedua terbesar setelah diare sebagai penyebab angka kematian balita. Prevalensi ISPA nasional menurut diagnosis tenaga kesehatan sebanyak 4,4% pada semua kelompok umur dan prevalensi ISPA pada balita 7,8 %. Tujuan penelitian adalah diketahuinya Determinan Perilaku Pencegahan Infekti Saluran pernapasan Akut (ISPA) pada Balita di Wilayah Puskesmas Bukit Harapan Kabupaten Bengkulu Utara Provinsi Bengkulu Tahun 2019. Desain studi cross sectional,ukuran sampel ditentukan dengan uji hipotesis dua proporsi, sampel 182 responden, metode pengambilan sampel dengan simple random sampling, metode pengumpulan data wawancara menggunakan kuesioner, uji yang digunakan chi square dan analisis regresi logistik ganda. Hasil penelitian sebanyak 64,3% ibu berperilaku baik dalam pencegahan ISPA, gambaran faktor Predisposisi pengetahuan ibu yang tinggi sebanyak 58,8%, sikap positif sebanyak 62,1%, pendidikan tinggi sebanyak 44%, proporsi ibu yang bekerja sebanyak 56%,umuribudiketahui 69,2% dewasa dan responden berpenghasilan tinggi 39,6%. Gambaran faktor pemungkin (akses fasilitas kesehatan)mudah sebanyak 56% dan gambaran faktor Penguat (dukungan keluarga)sebanyak 62,6% ibu yang mendapatkan dukungan keluarga cukup. Penelitian ini membuktikan bahwan umur ibu (p value=0,001 OR= 0,671, 95% CI 2,647-42,593),dukungan keluarga(p value=0,027 OR=5,171,95% CI 1,206-22,175) dan akses fasilitas kesehatan ibu (p value=0,027 OR=4,808, 95% CI 1,194-19,366) berhubungan dengan perilaku pencegahan ISPA, sedangkan pengetahuan, sikap dan pekerjaan sebagai variabel konfounding.Faktor yang paling dominan berhubungan dengan perilaku pencegahan ISPA pada balita adalah umur ibu (p value=0,001, OR = 10,617 95%CI = 2,647-42,593).
ARI is one the causes of under five morbidity and mortality throughout the world and one third of the number of under five mortality is a caused by ARI. The results of the Riskesdas in 2018 ARI with Pneumonia were the second largest disease after diarrhea was the cause of various under five mortality. The national prevalence of ARI according to the diagnosis of health personnel 4,4% in all age groups and the prevalence of ARI for infants is 7,8%. The aim of te study was to determine the determinans of ARI preventive behavior in Bukit Harapan Health center area of the North Bengkulu Regency years 2019. Cross sectional study design, the sample size is determined by two proportion test, sampel of 182 respondent, the method of sampling is simple random sampling, methods of collecting interview data using questionnaire, the test used chi square and multiple logistic regression analysis. The resulth of the study were 63,4% of mother behaving well in the prevention of ARI, a description of the predisposing factor in hight obuosity knowladge as much as 44%, the proportion of working mothers as much as 56%, age of the mothers known 69,2%, adults and high income respondents 39,6%. The description of enebling factors (accses to healt facilities) is easy as much as 56% and the description of reinforcement factor (family support) 62,6% of mother who have enough family support. This study proves that age of the mother (p value=0,001 OR= 0,671, 95% CI 2,647-42,593), family support (p value=0,027 OR=5,171, 95% CI 1,206-22,175) and access to health facilities (p value=0,027 OR=4,808, 95% CI 1,194-19,366) are related to behavioral prevention of ARI, while knowledge, attitudes and work are counfounding variables. The most dominant factor associated whit ARI prevention behavior in infants is the age of the mother (p value 0,001,OR 10,95% CI= 2,647-42,593).
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53053
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Nuraini Sulistyaningsih
Abstrak :
Penyakit tidak menular merupakan masalah yang masih menjadi perhatian nasional maupun global. Jika penyakit tidak menular tidak ditangani secara tepat, benar, dan berkelanjutan, akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi nasional. Oleh karena itu, dikembangkan model pengendalian penyakit tidak menular melalui Pos Pembinaan Terpadu Posbindu penyakit tidak menular PTM untuk menyelesaikan masalah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara frekuensi kunjungan Posbindu dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik. Pada penelitian ini, dilibatkan sebanyak 100 pengunjung Posbindu dengan frekuensi kunjungan antara 1-6 kali. Kemudian dilakukan uji statistik untuk mengetahui korelasi antara frekuensi kunjungan Posbindu dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik. Mayoritas pengunjung Posbindu adalah perempuan 80 dengan kelompok usia 46-65 tahun 48 . Dari 100 pengunjung, 39 overweight dan 20 memiliki hipertensi. Melalui uji korelasi Spearman, diketahui bahwa tidak terdapat korelasi yang bermakna antara frekuensi kunjungan dengan nilai tengah tekanan darah sistolik p = 0,302, r = 0,104 maupun diastolik p = 0,321, r = 0,100. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat korelasi antara frekuensi kunjungan dengan nilai tengah tekanan darah sistolik dan diastolik. ...... Non communicable diseases are still a national and global disease burden. If the diseases are not handled properly, correctly, and sustained, the diseases will have an impact on national economic growth. To resolve the issue, the government has developed a model of non communicable disease control through community health post. This study aimed to investigate the correlation between frequency of community health post visits to the median of systolic and diastolic blood pressure. About one hundred patients of community health post with the frequency of visits between 1 to 6 times were selected. From 100 patients, 80 were female with the age group of 45 65 years 48 . Furthermore, 39 patients were overweight and 20 had hypertension. Through the Spearman correlation analysis, it is known that there is no significant correlation between the frequency of visits to the median of systolic blood pressure p 0,302, r 0,104 and diastolic blood pressure p 0,321, r 0,100 . In conclusion, there is no correlation between the frequency of visits to the median of systolic and diastolic blood pressure.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Debora
Abstrak :
Posbindu PTM merupakan peran serta masyarakat dalam upaya melakukan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko penyakit tidak menular yang bersifat terpadu, rutin dan periodik. Saat ini, kunjungan pasien ke Posbindu cukup bervariasi. Namun, faktor-faktor yang berhubungan dengan kunjungan pasien ke Posbindu belum diidentifikasi dan perlu dilakukan penelitian. Desain penelitian ini adalah cross sectional yang melibatkan 103 responden yang sudah mengunjungi dan menerima layanan kesehatan dari Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, dan Pisangan Timur, Jakarta Timur. Data berupa hasil wawancara menggunakan kusioner yang diadaptasi dari instrumen SERVQUAL. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor jenis kelamin, pendidikan terakhir, pekerjaan, penghasilan perbulan, ada atau tidaknya riwayat penyakit, layanan kesehatan yang diberikan dan penampilan kader serta fasilitas yang tersedia tidak memiliki hubungan dengan kunjungan pasien p>0,05 , sedangkan faktor usia menunjukkan hubungan yang bermakna p=0,03 . Selanjutnya, dilakukan analisis multivariat dan diperoleh hasil bahwa pasien dengan usia >50 tahun dengan >1 kunjungan memiliki risiko 2,55 kali lebih besar untuk mengunjungi Posbindu dibandingkan pasien yang berusia 20-50 tahun adjusted OR:2,55; 95 CI: 1,07-6,05. ...... Pos Binaan Terpadu on non communicable disease Posbindu PTM is a community involvement by doing early detection and monitoring risk factors of non communicable disease which are comprehensive, regular and periodic. Nowadays, patient visit to Posbindu is various enough. However, related factors to patient visit to Posbindu were not identified yet and need to be analyzed. The research design was cross sectional which involved 103 respondents who had visited and received health care service from Posbindu Rawamangun, Cipinang Timur, and Pisangan Timur, East Jakarta. The data were interview results by using questionnaire which was adapted from SERVQUAL instrumen. The result showed that gender, education, occupation, income per month, there is or no disease history, health care service and looking of cadre along with provided facilities factors did not have relation with patient visit p 0.05 , meanwhile age factor showed relation with it p 0.03 . After that, multivariate analysis was done and showed that 50 years old patient with 1 visits has bigger risk 2,55 times to visit Posbindu than 20 50 years old patient adjusted OR 2.55 95 CI 1.07 6.05.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover