Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Liliek Gajatri Hadinoto
Abstrak :
This research is done to find a more objective and comprehensive formula for performance evaluation of banks listed in Jakarta Stock Exchange. This is based on the statistical theory of how to find some key variables used to evaluate banks performance, and the finance/banking management theory to formulate the model and to further evaluate those key variables found. If we already have those variables which we get from the statistical evaluation, we do not have to consider all the financial ratios. All we can have is just those key variables. Hopefully, the findings can be applied for all banks in the Indonesian economy. Most researches are merely univariate, so that they are quite subjective. In this research I try to eliminate eveything that is based on subjectivity. Although I still use financial ratios to find the key variables (as the independent variables), I also use three more variables to formulate the model (as the dependent variables). Those are the growth of the stock prices, the growth of the (quality) assets and the ratio of Non Interest Income to Total Asset (a measure of fee-based income). These three variables are used as the indicator of the bank performance. In other words, I would like to know whether the groupings which is based on the three performance variables is right and consistent. I also would like to know whether the ratios chosen can be used to describe the bank performance. To find those key variables, I use data from the Jakarta Stock Exchange. There were twenty two banks listed from January to December 1996 and used as the models (the other two banks were not considered in the analysis because they were just listed on November dan December 1996). I then devided the banks into two groups, each of which consists of nine and thirteen members. The first group has a bad performance indicating that the members can not generate fee-based income and has a much lower growth of the stock prices compare to the growth of the asset. The second group has a good performance which means that the group has a higher level of fee-based income and has a little lower growth of the stock prices compare to the growth of the asset during the same period. (Cluster analysis is used in making the groupings). By using a Multivariate Discriminant Analysis, I get three key variables succesfully. Then, I will say this function as The Alternative Model for Bank Performance Evaluation, and is expressed as :
A A A
Z=1.2188X1+0.8153X2+1.2721X3
X1 : Non Interest Income to Total Asset (NOIITA)
X2 : Loss Reserve to Total Loan (LRTL)
X3 : Loan to Deposit Ratio (LDR) The results tells us the following points :
The formula can be applied to all bank in the economy for the performance evaluation as they find no misclassification in the groupings, and are supported by a good statistical test result.The banks have a tendency to operate outside their main business. The banks are also exposed to risk. They have given more loans to the public higher than their deposits and have more loss reserve in their operation. The banks performance is sensitive to LDR and then to NOI1TA, shown by the relatively high elasticity of LDR (1.2721) and NDIITA (1.2188). Any changes in those two variables will significantly affect the bank performance. Each bank has a relatively high growth of its asset compare to growth of its stock prices. The only thing that will cause a little effort in applying this formula is the fact that the bank financial statements are not in good standard, so that people have to look thoroughly in those statements. This research can be followed by further research concerning extension of the period and extension to non-banks business operation. It might also be done to test the findings of any further situations such as whether the banks have a tendency to operate outside their main business (or not), whether the banks are likely to operate exceeding their maximum credit limit (or not), and whether the risk factor is dominant in the banking business (or not).
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
T2845
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Ferry Firmansyah
Abstrak :
Krisis moneter yang mulai merebak pada bulan Juli 1997 ditambah suasana chaotic menjelang dan sesudah lengsernya mantan Presiden Soeharto, mengakibatkan business confidence hilang sehingga terjadi capital flight, devaluasi nilai rupiah yang besar, tingginya tingkat suku bunga, melonjaknya tingkat inflasi, resesi ekonomi di dalam negeri, ditambah rush akibat krisis kepercayaan masyarakat terhadap perbankan nasional menimbulkan dampak yang berat, sehingga krisis perbankanpun tidak dapat dihindari. Tindakan pemerintah untuk membenahi sektor perbankan nasional yang terpuruk adalah melalui restrukturisasi dengan alternatif penggabungan (merger). Dalam penelitian ini mengambil studi kasus merger empat bank pemerintah yaitu BBD, BDN, Bank Exim dan Bapindo ke dalam PT Bank Mandiri (persero). Hasil analisa berdasarkan pendekatan organisasi industri untuk menentukan kondisi persaingan berdasarkan tingkat konsentrasi CR4 dan HHI, kemudian berdasarkan penggunaan alat analisa keuangan untuk menentukan kinerja dilihat dari aspek permodalan, kualitas aset, rentabilitas, likuiditas, dan efisiensi, disimpulkan bahwa PT Bank Mandiri (persero) tampil sebagai bank besar kepercayaan masyarakat dan mampu bersaing di tengah kondisi persaingan industri perbankan Indonesia pasta krisis yang lebih terkonsentrasi dibandingkan dengan kondisi persaingan sebelum krisis. Akan tetapi hal yang sangat disayangkan adalah Bank Mandiri belum mampu menjalankan fungsi intermediasi perbankan dan belum mampu menghasilkan kinerja maksimal dengan kategori sangat bagus. Hasil analisa terhadap Undang-undang No.7 tahun 1992 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang No.10 tahun 1998 tentang Perbankan, Peraturan BI No.2/23/PBI/2000 tentang Fit & Proper Test, dan No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank, telah menunjukan upaya pemerintah untuk benar-benar mewujudkan perbankan yang dapat menjawab tantangan dan tuntutan publik di tengah perekonomian yang semakin komplek dan berkembang.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12582
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Tedjo
Abstrak :
Sebagai bagian usaha terus menerus yang dilakukan Indonesia untuk menuju modernisasi maka pemerintah berusaha untuk meningkatkan peran serta sektor swasta dalam bidang telekomunikasi berupa Kerja Sama Operasi (KSO) untuk membangun jaringan telekomunikasi di wilayah area tertentu dengan hak eksklusif tertentu. Akan tetapi dengan adanya krisis ekonomi yang berkepanjangan, perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang teknologi tinggi mulai mengalami hambatan. Salah satu sebab dikarenakan pendanaan untuk membangun jaringan telekomunikasi berasal dari pinjaman jangka pendek balk berasal dari dalam maupun luar negeri. Lain dari pada itu persaingan yang sengit dari para pemain di bidang telekomunikasi membuat perusahaan makin terpuruk dalam situasi yang tidak pasti ditambah dengan manajemen yang tidak memadai serta organisasi yang rapus. Untuk menambah kondisi saat ini perusahaan berusaha mencari dan mengembangkan strategi untuk mengembalikan kesehatan perusahaan. Restrukturisasi perusahaan dapat menjadi pembuka jalan bagi krisis yang dialami perusahaan. PT. MSN pada saat ini sedang berusaha melakukan restrukturisasi internal yang mencakup bidang keuangan, usaha serta organisasi dan manajemen. Tujuan dari penulisan ini adalah membantu perusahaan dalam merencanakan program restrukturisasi agar dapat bertahan dalam lingkungannya serta meningkatkan daya saing. Sebelum membuat program restrukturisasi dilakukan analisa lingkungan, analisa SWOT, analisa posisi dan analisa struktur modal sehingga diharapkan dapat membantu dalam merencanakan program perubahan dan menganalisa strategi utama yang sesuai bagi perusahaan. Saran yang dapat diberikan pada perusahaan perlu adanya studi tentang merger dan akuisisi dengan melihat bahwa keberhasilan restrukturisasi sangat bergantung pada kemampuan manajemen untuk melakukan perubahan, terutama perubahan budaya, manajemen dan kepemimpinan (leadership) serta keinginan untuk mencapai strategic partner.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T18854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Boris Sihar
Abstrak :
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPT) adalah sebuah wahana investasi yang relatif barn berkembang di Indonesia. Perkembangan dan pertumbuhan jurnlah RDPT meningkat pesat setelah munculnya produk bare yang bernama Surat Utang Negara. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti kinerja RDPT di Indonesia selama tahun 2001-2004. Penelitian dilakukan untuk melihat kinerja berdasarkan risk-adjusted return dirnana metode yang dipakai adalah Information Ratio dan Downside Risk Metode yang dipakai mengukur Information Ratio adalah Model Goodwin sementara metode untuk mengukur Downside Risk menggunakan Metode Net Selectivity. Net Selectivity yang digunakan adalah Net Selectivity Fama dan Net Selectivity Kochman. Selain itu penelitian ini juga bertujuan untuk melihat apakah return RDPT mempunyai kemencengan dan apakah ada ROPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil dari beta RDPT itu sendiri. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana berdasarkan karakteristik RDPT. Model yang digunakan adalah modifikasi dari Model Philpot . Adapun variabel yang akan diteliti adalah return periode sebelumnya, aset suatu RDPT dari periode sebelumnya, expense ratio, dan usia suatu RDPT. Hasil penelitian menunjukkan Manajer Investasi tidak mampu memberikan nilai Information Ratio yang balk. Downside Risk RDPT secara rata-rata terbukti juga sangat tinggi. RDPT mempunyai kerencengan negatif dan terdapat sebuah RDPT yang mempunyai Downside Risk lebih kecil daripada betanya sendiri. Hasil regresi karakteristik RDPT menunjukkan bahwa variabel return sebelumnya dan asset tidak mempengaruhi return RDPT. Sementara itu, expense ratio berpengaruh secara positif signifikan pada return dan variabel usia berpengaruh negatif signifikan terhadap return RDPT.
Fixed-income mutual funds are relatively new investment vehicle in Indonesia. The significant growth of them are initially triggered by the issues of government bank recapitalisation bonds. The research is intended to evaluate the performance of fixed-income mutual funds during the years 2001 -2004. We aim to evaluate the performance based on risk-adjusted returns by the Information Ratio and Downside Risk criterias. We employ the Goodwin Model for Information Ratio and Net Selectivity Model for performance evaluation. The Net Selectivity models we used are from Fama's Net Selectivity and Kochman's Net Selecitvity. Furthermore, this research also aims to find if fixed-income mutual funds exhibit skewness and locate any fixed-income mutual fund that posses downside risk less than required by its respective beta. This research also investigates attributes influencing fixed income mutual funds returns. We employ Philpot's Model with four experimental variables represent the attributes of individual mutual funds, and include prior return, prior total net assets, expense ratio, and age of fixed income mutual funds. The result showed that fund managers were unable to generate good Information Ratio and minimize downside risk. Fixed-income mutual funds exhibited negative skewness and we also found a fixed-income mutual fund that possesed downside risk below its respective beta. The result also showed that a fixed-income mutual funds return is unrelated to its prior return and its assets. However, a fixed-icome mutual funds return is positively related to its expense ratio and is negatively related to its age.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T20121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prakoso Budi Wibowo
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kinerja jangka pendek terhadap kinerja jangka panjang dan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja IPO Pada Bursa Efek Jakarta Periode 2001-2003. Metode penelitian yang digunakan adalah regresi linier dengan obyek penelitian adalah perusahaan yang melakukan IPO di Bursa Efek Jakarta antara tahun 2001 sampai tahun 2003. Hasil uji regresi secara parsial, menunjukan variable opening price return (OPR) dan intraday return (INTRA) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap initial return (INI). Hal ini berarti, INI merupakan fungsi dari OPR dan INTRA. Demikian pula OPR mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap INTRA. Uji regresi untuk jangka pendek menunjukan bahwa variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama mempunyai pengaruh dan signifikan terhadap INI dan OPR, sedangkan untuk jangka panjang variable Total Assets, Umur Perusahaan, Prosentase Saham, Rasio P/E, Gross Proceed, Working Capital dan Debt Equity Ratio secara bersama menunjukan hasil yang signifikan terhadap AR_12 dan AR_24.
2007
T 23821
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Matthew Adrian Tirtamarta
Abstrak :
Penelitian ini memiliki tujuan untuk dapat mengetahui bagaimana perusahaan Aplikasi Super dapat menjadi untung di tengah memelihara pertumbuhan perusahaan tanpa adanya dana dari investor. Metode analisis yang dilakukan menggunakan metode studi kasus yang menekan pada satu kasus. Metode yang digunakan adalah case study dengan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Aplikasi Super dapat bertahan tanpa perlu mendapatkan uang lagi dari investor dengan cara menaikkan laba kotor hingga 5,51% melalui memproduksi barang sembako sendiri seperti makanan, minuman, dan lain-lain yang memberikan laba kotor lebih dari 30% dan melalui Corporate Action akuisisi perusahaan penghasil sembako. ......This research aims to find out how a Super Application company can becomeprofitable while maintaining the company's growth without any funding from investors. The analytical method used is the case study method which emphasizes one case. The method used is a case study with a qualitative and quantitative descriptive method. The results of this study indicate that Super Applications can survive without the need to get funding from investors by increasing gross profit up to 5.51% through producing basic food items such as food, beverages, etc., which provide a gross profit of more than 30% and through Corporate Actions to acquire food-producing companies.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roseline Mannuela Anwar
Abstrak :
Pandangan terkait dengan Resource Based View memiliki perspektif bahwa social capital yang dimiliki oleh anggota dewan perusahaan dapat menjadi kekuatan serta keunggulan bagi perusahaan. Salah satu bentuk dari social capital tersebut adalah koneksi internal yang terjalin antar anggota dewan baik komisaris maupun direksi perusahaan. Penelitian yang mengkaji terkait koneksi internal dewan perusahaan sampai sejauh ini masih relatif jarang dijumpai di dalam literatur keuangan, khususnya di Indonesia. Di dalam penelitian ini akan ditelusuri bagaimana pengaruh dari board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Sampel yang diamati meliputi perusahaan publik pada seluruh sektor di Indonesia terkecuali sektor keuangan selama periode tahun 2017 sampai dengan 2019. Di samping itu mengingat mayoritas perusahaan di Indonesia di dominasi oleh perusahaan keluarga, maka dalam penelitian ini akan ditelusuri juga bagaimana kehadiran dari adanya kontrol keluarga dapat mempengaruhi hubungan antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan di Indonesia. Pada hasil pengujian empiris yang dilakukan dalam penelitian ini membuktikan bahwa adanya kontrol keluarga di dalam perusahaan mampu memperlemah hubungan positif antara board internal connection terhadap kinerja perusahaan. ......Resource Based View has a perspective that board social capital can become an advantage for the company. Internal connection is one of the social capital that exist in firm’s board members. Empirical study that focus on investigating the board internal connection on firm performance are still rare in the financial literature, especially in Indonesia. The purpose of the study is to investigate the effect of board internal connection on firm performance in Indonesia. This study employs a sample comprising all Indonesian listed companies during the period 2017 to 2019, excluding the financial and banking sector. Majority of companies in Indonesia are dominated by family companies, so in this study also investigates how the existence of family control can affect the relations between board internal connection and firm performance in Indonesia. This study provides empirical evidence that the existence of family control in the company weaken the positive relationship between board internal connection and firm performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risnawati Ramli
Abstrak :
Enterprise Risk Management (ERM) masih menjadi masalah yang kompleks bagi banyak perusahaan. Mereka masih kesulitan memperoleh return on investment dalam sistem ERM mereka. Inti permasalahan dalam penerapan ERM tersebut adalah ketidakmatangan proses learn dalam sistem ERM mereka. Proses learn dalam ERM merupakan basic right dalam terciptanya kematangan penerapan ERM yang berujung pada efektivitas penerapan ERM itu sendiri. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat kematangan aktivitas learn dalam sistem ERM terhadap kinerja perusahaan baik kinerja operasional maupun pasar. Analisis konten laporan tahunan berdasarkan GRC Capability model 3.0 dilakukan untuk menilai kematangan proses learn dalam sistem ERM. Data sampel terdiri dari 91 perusahaan manufaktur di United Kingdom dan Jerman selama 5 tahun. Hasil penelitian menunjukkan terjadi peningkatan tingkat kematangan aktivitas learn dalam ERM selama 5 tahun. Penelitian ini memberikan bukti bahwa tingkat kematangan akivitas learn dalam ERM yang tinggi memiliki manfaat dalam peningkatan kinerja operasional, namun tidak ditemukan manfaat dalam peningkatan kinerja pasar. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penting sebuah perusahaan memiliki tingkat kematangan aktivitas learn yang tinggi untuk peningkatan kinerja operasional yang lebih baik. ......Enterprise Risk Management (ERM) is still a complex problem for many companies. They are still having trouble getting a return on investment in their ERM system. The core problem of ERM implementation is the immaturity of the learning process in their ERM system. The learning process in ERM system is a basic right in the creation of maturity in ERM implementation which leads to the effectiveness of ERM implementation itself. This study aims to examine the effect of the learning process maturity in ERM on firm performance both operational and market. Content analysis of annual report based on GRC Capability model 3.0 is conducted to assess learning process maturity in ERM system. The data sample consisted of 91 manufacturing companies listed in the United Kingdom and Germany for 5 years. The result shows that an increase in the learning process maturity in ERM system for 5 years in all samples. This study provides evidence that an high learning maturity process in ERM system has benefits in improving operational performance, but found no benefits in increasing market performance. The result indicates that it is important for a company to have a high level of learning process maturity to improve operational performance.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Pahlevi Zahrie
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan proporsi serta keragaman latar belakang profesional komisaris independen dengan kinerja perusahaan. Komisaris independen dipercaya dapat menjalankan fungsi pengawasan perusahaan secara lebih objektif. Selain itu, fungsi pemberian nasihat dapat ditingkatkan dengan semakin beragamnya latar belakang profesional komisaris independen. Oleh karena itu, proporsi serta keragaman latar belakang profesional komisaris independen diprediksi dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Pengujian dilakukan pada 253 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2015. Hasil penelitian menunjukkan proporsi serta keragaman latar belakang profesional komisaris independen secara signifikan berkorelasi positif dengan kinerja perusahaan.
ABSTRACT
The research objective is to examine the relation between proportion and professional background diversity of independent commissioners with company performance. Independent commissioners are considered to have the capability to implement monitoring function of the company more objectively. Besides, advisory function can be improved through the more diversed independent commissioners rsquo professional background. Hence, the proportion and professional background diversity of independent commissioners are predicted to increase the company rsquo s financial performance. This research takes 253 companies that are listed in Indonesia rsquo s Stock Exchange BEI from 2013 to 2015. The empirical study shows that the proportion and professional background diversity of independent commissioners are significantly and positively correlated with company performance.
2017
S66721
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shaliha Kencana Ginanjar
Abstrak :
Mengevaluasi kinerja rantai pasokan (supply chains/SC) adalah aktivitas penting untuk meningkatkan hasil operasi sepanjang tingkatan SC. Untuk mendukung proses evaluasi ini, beberapa penelitian telah mengusulkan penerapan teknik kecerdasan buatan yang dikombinasikan dengan metrik kinerja yang disarankan oleh model SCOR® (Supply Chain Operations Reference) dengan metode AHP (Analytical Hierary Process). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengembangkan dan mengukur kinerja dalam kegiatan gudang; sistem harus didasarkan pada model SCOR. Penelitian dilaksanakan pada gudang barang jadi gudang PT. X Indonesia. Terdapat 22 Indikator kinerja (KPI) yang akan digunakan untuk mengukur dalam perspektif model SCOR untuk setiap level. Hasil pengukuran rantai pasok gudang PT. X Indonesia Indonesia pada tahun 2021 dari bulan Juli hingga Desember adalah 64,6% yang menunjukkan kinerja perusahaan saat ini berada dalam kategori baik. Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mencari indikator dengan kinerja yang terburuk. Diagram IPA menunjukkan bahwa ada tujuh Indikator kinerja yang masih berada di bawah target perusahaan. Indikator tersebut adalah tingkat akurasi penerimaan barang jumlah produk yang diterima, efektifitas pekerja, hari ekspor persediaan di tangan, persediaan hari lokal, pengiriman tepat waktu, jumlah pesanan. Dari kuadran IPA, ada 7 KPI dalam rantai pasokan gudang barang jadi yang membutuhkan perbaikan segera. Oleh karena itu, diperlukan strategi untuk meningkatkan kinerja. 9 proposal strategi yang paling efektif dan cocok dengan keadaan dan kemampuan perusahaan untuk melakukan implementasi adalah yaitu buat komunikasi yang lebih baik dengan divisi lain, memberikan reward, punishment, dan motivasi kepada karyawan, lakukan cross-training untuk karyawan, terapkan aturan batas waktu penyimpanan barang, buat sistem pelabelan digital, beralih ke kemasan dengan kualitas lebih tinggi, Meningkatkan hubungan dengan setiap stakeholder pengiriman, lakukan analisis ABC, mengintegrasikan stasiun pengepakan dan pengiriman. ......Evaluating supply chain (SC) performance is an important activity to improve operating results across the SC level. To support this evaluation process, several studies have proposed the application of artificial intelligence techniques combined with performance metrics suggested by the SCOR® model (Supply Chain Operations Reference) using the AHP (Analytical Hierary Process) method. The purpose of this research is to develop and measure performance in warehouse activities; the system should be based on the SCOR model. The research was carried out at the finished goods warehouse at PT. X Indonesia. There are 22 performance indicators (KPI) that will be used to measure in the perspective of the SCOR model for each level. The results of the measurement of the warehouse supply chain of PT. X Indonesia Indonesia in 2021 from July to December is 64.6% which shows the company's current performance is in the good category. The Importance Performance Analysis (IPA) method is used to find indicators with the worst performance. The IPA diagram shows that there are seven performance indicators that are still below the company's target. These indicators are the level of accuracy of goods receipt, the number of products received, the effectiveness of workers, export days of inventory on hand, local day inventory, on time delivery, and number of orders. From the IPA quadrant, there are 7 KPIs in the finished goods warehouse supply chain that require immediate repair. Therefore, a strategy is needed to improve performance. 9 strategic proposals that are most effective and match the circumstances and the company's ability to implement are to make better communication with other divisions, provide rewards, punishments, and motivations to employees, conduct cross-training for employees, rule storage time limits, create controls quality that performs analysis and automated retrieval processes, shifts to higher quality packaging, improved relationships with each stakeholder, ABC delivery, integrating packing and shipping stations.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>