Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 433 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sharni Fatima
Abstrak :
Dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit untuk menghadapi kompetisi dengan rumah sakit lain, manajemen rumah sakit harus memandang keberadaan sumber daya manusia (SDM) sebagai aset rumah sakit yang sangat penting. Tenaga kesehatan sebagai SDM merupakan unsur penentu dalam keberhasilan rumah sakit. Tenaga kesehatan yang paling besar jumlahnya di rumah sakit adalah perawat. Kekurangan tenaga perawat dalam segala bentuk akan mempengaruhi jalannya pelayanan kepada pasien dan dapat mempengaruhi citra rumah sakit. RSUD Pasar Rebo saat ini masih mengalami kekurangan tenaga perawat. Sejauh ini belum diketahui beban kerja dan pola waktu kegiatan perawat yang bertugas di RSUD Pasar Rebo khususnya di ruang rawat Inap. Karena itu rumah sakit harus memberikan perhatian terhadap beban kerja dan pola waktu kegiatan perawat untuk menghitung jumlah tenaga perawat secara tepat sesuai dengan kegiatan pelayanan di rawat inap. Tujuan penelitian adalah menganalisis beban kerja, klasifikasi pasien, metode penugasan, kebijakan rumah sakit, dan karakteristik perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah dalam upaya penghitungan jumlah tenaga perawat yang sesuai. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan analisis kualitatif dan kuantitatif. Penelitian dilakukan dengan cara pengamatan kegiatan perawat, pengisian kuesioner pada perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah, dan wawancara mendalam pada manajer RSUD Pasar Rebo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa RSUD Pasar Rebo masih mengalami kekurangan tenaga perawat di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah berdasarkan penghitungan melalui analisis beban kerja perawat dan dari rasio jumlah perawat dengan jumlah pasien. Salah satu unsur yang tidak kalah penting untuk diperhatikan dalam penghitungan jumlah tenaga perawat adalah klasifikasi pasien dimana klasifikasi pasien di ruang rawat inap penyakit dalam dan bedah paling banyak adalah moderate care. Kegiatan tindakan merupakan tindakan langsung yang menyita sebagian besar waktu perawat di ruang Cempaka dan Melati. Kegiatan komunikasi kepada pasien dan keluarga pasien di ruang Cempaka dan Melati masih kurang. Kurangnya komunikasi ini dapat menggambarkan bahwa kurang tenaga perawat dapat mengakibatkan ada kegiatan penting yang tidak dilaksanakan atau kurang dilaksanakan. Kegiatan administrasi pasien dan rekam medik menyita waktu sebagian besar kegiatan keperawatan tidak langsung. Kegiatan administrasi yang tidak dianjurkan adalah kegiatan administrasi keuangan karena perawat dapat terbebani dengan hal-hal yang seharusnya bukan kegiatannya. Metode penugasan yang berlaku di ruang Cempaka dan Melati adalah kombinasi dari metode fungsional dan tim. Rencana ke depan akan diubah menjadi metode tim dengan dasar penyempurnaan dari metode penugasan yang berlaku sekarang. Dengan akan diberlakukannya metode penugasan tim maka harus diperhatikan perbandingan jumlah tenaga perawat dengan jumlah pasien untuk setiap tim. Dengan adanya data tentang beban kerja perawat, klasifikasi pasien, metode penugasan, kebijakan rumah sakit dalam memenuhi jumlah tenaga perawat, dan karakteristik perawat yang ada. Data ini di masa yang akan datang dapat digunakan sebagai dasar perencanaan jumlah tenaga perawat yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan kepada pasien rawat inap di RSUD Pasar Rebo. ......Concerning with the enhancement of hospital services for facing competition among hospitals, hospital management has to consider human resources as the most influential asset. Human resources in health section is one of determining factor for hospital success. The largest number of human resources in health section is nurse. Lacking of nursing resources can influence hospital services and image. RSUD Pasar Rebo, where this research was carried out, has been lacking of nursing resources. So far, it is still unknown about the nursing workload and work-time pattern of nurses' activities whose duty is giving medical care in the in-patient wards. Therefore, the hospital management has to pay attention to the workload and work-time pattern of nurses to determine the number of nurses needed to match the service activities in the in-patient wards. The purpose of this research was to analyze nursing workload, patient classification, assignment method, hospital policy, and nurses' characteristics in the in-patient wards of internee and post surgery patients to calculate appropriate number of nursing resources. The research method was descriptive with qualitative and quantitative analyses. The research was carried out by observing nursing activities, questionnaire, and in-depth interviews with hospital managers. Results of the research indicate that RSUD Pasar Rebo has been lacking of nursing resources based on the calculation against nursing workload analysis. One of the important factor to be noted for calculating the number of nursing resources is patient classification which in the in-patient wards of internee and post surgery most of patients were classified in a moderate care. The treatment activity is a direct treatment which takes the nurses? working time a lot at Cempaka and Melati wings. Communication with the patients and their family at these wings is still negligible. This can show the lack of nursing resources which can further be used as an indication that there is an important activity with no or little implementation. The administration procedure of the patient and medical recording indirectly take most of the nurses' working time. The unnecessary administrative duty is not financial as it means adding nurses' workload with a job not in line with their job's description. The assignment method carried out at Cempaka and Melati wings is combination of functional and team method. In the future, this will be changed into team method only, based on the improvement of the current assignment method. Adopting team assignment method will require close attention to the ratio between the number of nurses and patients in each team. The data resulted from this research, was the nurses' workload, patient classification, assignment method, hospital policy to meet the required number of nursing resources, and current nurses' characteristics. These data can be used in the future as the basis of planning program to meet appropriate number of nurses in order to provide excellent services for the in-patients at RSUD Pasar Rebo Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2002
T1895
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hadi
Abstrak :
Tujuan penelitian ini yang pertama adalah untuk memperoleh gambaran mengenai perbedaan penerapan fungsi-fungsi manajemen, gaya kepemimpinan kepala ruangan dan kinerja perawat pelaksana di rurnah sakit yang berbasis militer dan non militer di Jakarta. Kedua untuk memperoleh informasi mengenai hubungan penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan kepala ruangan dengan kinerja perawat pelaksana . Variabel pengaruh dalam penelitian ini adalah fungsi-fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian) dan gaya kepemimpinan (otoriter, partisipatif, katalis dan bebas tindak). Variabel terpengaruh adalah kinerja perawat pelaksana, sedangkan variable confounding adalah umur, jenis kelamin dan lama kerja. Hasil penelitian membuktikan bahwa penerapan fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter dan gaya kepemimpinan partisipatif berbeda bermakna antara rumah sakit militer dan non-militer di Jakarta. Rumah sakit non-militer memiliki skor rata-rata lebih tinggi pada ke enam variable diatas, sedangkan variable gaya kepemimpinan katalis , bebas tindak dan kinerja perawat pelaksana tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan. Pada analisis hubungan dengan uji regresi linier sederhana juga menunjukkan bahwa variable fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengendalian, gaya kepemimpinan otoriter, gaya kepemimpinan partisipatif, umur dan lama kerja menunjukkan hubungan yang signifikan serta masing-masing menyumbang (sesuai urutan) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, 2% dan 1,9% variasi nilai kinerja. Sedangkan pada analisis regresi linier ganda menunjukkan bahwa variable penerapan fungsi perencanaan dan pengorganisasian merupakan variable yang paling kuat hubungannya dengan kinerja perawat pelaksana dan memperoleh model prediksi; Kinerja =55,174+1,816 (fungsi perencanaan)+0,958 (fungsi pengorganisasian). Model ini juga meyumbang sebesar 23% variasi nilai kinerja. Dampak penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen dan gaya kepemimpinan yang tepat oleh kepala ruangan. Peningkatan kemampuan kepala ruangan dapat melalui pelatihan dan pendidikan berkelanjutan. Daftar Pustaka: (1967 - 2003)
Relation Between Applications of Management Functions and Style Leadership of Chiefs Room with the Effort of Work from Nurses Practitioner at Military and Non-Military Hospitals in Jakarta (The Comparative Study)The purposes of this research are, first, to have the description about differences in application of management functions and style leadership of chiefs room with the effort of work from nurses practitioner at military and non-military hospitals in Jakarta. Second, to have the information about relation between application of management functions and style leadership of chief s room with the effort of work from nurses? practitioner. Dependent variable in this research is management functions (planning, organizing, actuating, and controlling) and style leadership (autocratic, participative, catalyze and laizez fire). Independent variable is the effort of work from nurses? practitioner, meanwhile the confounding variable are ages, sex and time of work. The result from this research prove that application of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership and participative leadership have significant differences between military and non-military hospitals. Non-military hospitals have average score higher in sixth variable above, meanwhile variable: catalyst style leadership and laizez fire style leadership, free of action and the effort of work from nurses practitioner do not show significant differences. In relation analyzes with simple linier regressions test also show that variable: function of planning, organizing, actuating, controlling, autocratic style leadership, participative leadership, ages and time of work have significant relationship and they also give the point to variations of the effort of work value (one variable have one value) 21,5%, 19%, 17,2%, 12%, 13%, and 1,9%. Meanwhile in multiple linier regressions test show that variable: application of planning and organizing are strong variable in their relations with the effort of work from nurse practitioner and have prediction model: the effort of work =55,174 + 1,816*planning + 0,958*organizing. These models also give 23% point to variation of the effort of work value. The author hope this result can use increases the effort of work from nurses? practitioner through application of management functions and right of style leadership of chief?s room. The increasing ability of chief?s room can get from courses and continuing education. Reference (1967 - 2003)
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2003
T10831
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hestin Kusmulyanti
Abstrak :
Rumah sakit merupakan bagian terpenting dalam pelayanan kesehatan sehingga memerlukan sumber daya manusia dengan kuantitas yang mencukupi dan berkualitas dalam memberikan pelayanan kesehatan secara holistik dengan optimal. Perawat merupakan bagian integral dari sumber daya rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan secara Iangsung maupun tidak langsung terhadap pasien. Untuk itu perlu dilakukan penelitian terhadap kuantitas dan kualitas tenaga perawat disetiap rumah sakit termasuk Rumah Sakit Husada. Adapun penelitian terhadap kuantitas dan kualitas di Rumah Sakit Husada dilaksanakan di ruang perawatan anak. Penelitian ini mencoba untuk menjawab terhadap pemenuhan kebutuhan tenaga perawat di ruang perawatan anak Rumah Sakit Husada Jakarta. Ditinjau dari beban kerja perawat dalam melaksanakan kegiatan langsung, tidak langsung dan kegiatan lain. Selain itu untuk mengetahui sejauh mana kualitas tenaga perawat yang ada, dengan menggunakan metode pengamatan kerja (work study). Hasil penelitian didapatkan bahwa kegiatan keperawatan langsung merupakan kegiatan paling banyak dilakukan, setelah diketahui jumlah waktu dari kegiatan keperawatan dihasilkan .kebutuhan tenaga sebanyak 29 orang perawat dengan BOR 45,60%, tenaga yang ada 25 orang sehingga kekurangan tenaga sebanyak 4 orang. Adapun untuk kualitas keterampilan tenaga perawat yang ada menunjukan kualitas baik, walaupun masih ada beberapa aspek kegiatan yaitu : aspek komunikasi, penyuluhan dan pemenuhan hygiene pasien masih perlu ditingkatkan, dan untuk kualitas kegiatan menurut kelulusan secara keseluruhan cukup baik terlihat adanya suatu kerjasama yang saling melengkapi dari team work. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa kebutuhan tenaga akan berubah sejalan dengan peningkatan BOR. Dan untuk penelitian terhadap kualitas masih sederhana, karena keterbatasan ini perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang kemampuan kognitif dan keterampilan tenaga perawat. Daftar Pustaka : 22 (1980 - 2002)
Analysis of Nurse Quantity and Quality in the Pediatric Care Room at Husada Hospital JakartaHospital is the most important part in health care. So, that requires human resources with adequate quantity and quality in providing holistic health care optimally. Nurse is an integral part of human resources who provide the service directly and indirectly towards the patients. For that reason, it is need to be conducted the study of nurse quantity and quality in every hospital including Husada Hospital. The study that conducted was took place in pediatric room. The study teed to assess the need of nurse in the pediatric room at Husada Hospital Jakarta that focused on nurse's workload in doing direct and indirect activities and other activities as well. Beside that, to assess the nurse quality was using the work-study method. The study resulted that direct nursing activity was kind of activity that most conducted. Having counted from the time quantity of nursing activity, it was required 29 nurses with BOR 45.60%. However, the existing nurses in the room were 25. So, there was lack of nurse as many as 4 nurses. According to the quality of nurse's skill, it showed a good one although there were some aspects that need to be increased such as communication, education and hygiene fulfillment for patient. As a whole, the activity quality according to educational level showed good enough result. It was performed from the teamwork among the nurses that completed one another. The result of this study showed that the need of nurse would change in line with the increase of BOR. In considering the study conducted was simple, it needs to be conducted further study about nurse's cognitive ability and skill. References: 22 (1980-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13000
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Milawati Lusiani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik individu dan sistem penghargaan, dengan kinerja perawat pelaksana RS Sumber Waras Jakarta dengan desain cross sectional, jumlah sampel 195 orang dengan kriteria perawat yang bekerja di unit rawat inap, pengalaman kerja minimal 1 tahun, perawat yang telah mengikuti pelatihan tentang asuhan keperawatan, berlatar belakang pendidikan keperawatan, tidak sedang cuti, sakit atau tugas belajar saat penelitian dan tidak menjabat sebagai kepala ruangan, sampel ditentukan melalui simpel random sampling dengan lottery technique. Instrumen yang digunakan berupa angket untuk mengetahui karakteristik individu dan sistem penghargaan dengan kinerja perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik individu yang berhubungan dengan kinerja adalah lama kerja sedangkan sistem penghargaan gaji, tunjangan dan pengakuan secara bermakna berhubungan dengan kinerja. Sedangkan insentif dan bonus, pendidikan, pelatihan, promosi dan jenjang karir tidak berhubungan secara bermakna dengan kinerja. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sistem penghargaan yang paling dominan berhubungan dengan kinerja adalah gaji dan pengakuan. lmplikasi dari hasil penelitian tersebut maka manajemen rumah sakit perlu meninjau ulang kebijakan terkait sistem pengkajian perlu dipertimbangkan pengkajian berbasis kompetensi dan faktor-faktor yang dapat meningkatkan kinerja perawat diantaranya adalah jaminan perawat dalam bekerja dan beban kerja perawat. Pengakuan profesi lain terhadap perawat juga perlu ditingkatkan, misalnya forum diskusi duduk bersama dalam membahas kasus-kasus pasien.
This study has been made with the aim to obtain knowledge about correlation between demographic characteristic and reward system perception with nurse performance in Sumber Waras Hospital Jakarta using the cross sectional design. The sample covered consisted of 195 nurse, meeting the such criteria as : staff nurse clinical applier, work experience one years and have following training and upgrading for nurse. The sampling method comprised the simple random sampling and the lottery technique. The instruments applied included questioners to find out the demography characteristic and reward system with nurse performance. Result of the study have shown that the demography characteristic with work lasting correlation to nurse performance. Their reward system salary, guaranteed, confessed meaningful correlation with nurse performance. The study results have also revealed that the reward system salary is the most significant correlation factor. Its implication, therefore would management hospital should evaluate and reform the system remuneration to basic competition and based on the staff nurse clinical applier performance, job encouragement, and most of all give them an opportunity in increasing their field. Confess other profession to nurse need to increasing, as such together discuss about clients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17761
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siswati Setiasih
Abstrak :
Perawat yang mempunyai kepuasan kerja cukup baik diharapkan dapat meningkatkan mute pelayanan keperawatan yang mereka berikan terhadap klien. Kepuasan Mien dan kualitas pelayanan keperawatan telah dikenal sebagai salah satu faktor yang menjadi alasan klien ingin kembali ke rumah sakit yang sama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan klien. Penelitian dilakukan di ruangan rawat inap dan rawat jalan di Rumah Sakit Husada Jakarta, menggunakan desain deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional terhadap 92 perawat dan 138 Mien. Instrumen yang digunakan terdiri dari kuesioner karakteristik Mien dan perawat, kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien. Hasil penelitian ditemukan kepuasan kerja perawat 07- 0,93) dan klien (x =0,89). Uji t test dan Anova dilakukan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik perawat dan klien dengan kepuasan kerja perawat dan kepuasan Mien. Status perkawinaan dan ruangan tempat perawat bekerja mempengaruhi kepuasan kerja perawat. Latar belakang pendidikan Mien mempengaruhi kepuasan Mien. Uji hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien digunakan Pearson's Product Moment Correlation Coefrcient. Hasil menunjukkan ada hubungan antara kepuasan kerja perawat dengan kepuasan Mien dengan nilai p<0,05. Sedangkan untuk masing-masing subvariabel dari kepuasan kerja perawat hanya otonomi dan interaksi sosial yang berhubungan dengan kepuasan Mien, variabel lain yaitu penghasilan dan kebijakan organisasi ditemukan tidak ada hubungan dengan kepuasan Mien (p>0,05). Penelitian ini menyimpulkan bahwa otonomi merupakan subvariabel yang paling berpengaruh terhadap kepuasan klien, tetapi hanya 25,5% dari variasi kepuasan Mien yang dapat dijelaskan secara simultan oleh otoraomi yang dimiliki perawat. Hal ini dapat terjadi karena belum optimalnya otonomi yang dimiliki oleh perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan. Oleh karena itu manajemen keperawatan perlu membuat suatu kebijakan atau upaya yang dapat meningkatkan otonomi perawat melalui penyusunan dan penerapan jenjang karir klinik perawat berdasarkan tingkat pendidikan dan kompetensi yang dimiliki oleh perawat.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T17759
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rusmiati
Abstrak :
Kinerja perawat pelaksana merupakan serangkaian kegiatan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien. Kinerja perawat mencakup penerapan jaminan mutu, pendidikan, penilaian kinerja, kesejawatan, etik, kolaborasi, riset, dan pemanfaatan sumber-sumber. Kinerja yang baik merupakan cerminan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan. Kinerja diprediksi dapat dipengaruhi oleh umur, pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan, lama kerja, dan lingkungan organisasi (struktur organisasi, dan desain pekerjaan) di rumah sakit yang disebut sebagai variabel independen. Dalam proses pelayanan keperawatan variabel independen tersebut secara bersama-sarrna mempunyai kontribusi terhadap kinerja perawat pelaksana. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menguji hubungan antara lingkungan organisasi dan karakteristik perawat dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap RSUP Persahabatan Jakarta. Penelitian menggunakan total populasi yang telah memenuhi kriteria inklusi, yaitu sebanyak 156 perawat pelaksana yang bertugas di ruang rawat inap. Penelitian ini menggambarkan bahwa perawat pelaksana sebagian besar mempunyai kinerja yang kurang baik (50,6%). Pengujian ada atau tidak ada hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen digunakan Pew-son's Product Moment, hasil analisis dikategorikan menjadi kurang atau baik berdasarkan nilai median sebagai cut off point. Hasil analisis dengan alpha < 0,05 menunjukkan bahwa umur, jenis kelamin, pendidikan, status kawin, lama kerja, pembidangan pekerjaan, tingkat hirarki, dan kesatuan perintah tidak ada hubungan yang bermakna terhadap kinerja perawat pelaksana. Sub variabel dari struktur organisasi yaitu: perumusan masalah, pembagian tugas, pendelegasian dan wewenang, koordinasi, rentang kendali, cakupan pekerjaan, kedalaman pekerjaan, dan hubungan pekerjaan secara bermakna ada hubungan dengan kinerja. Untuk mengetahui variable yang dominan terhadap kinerja perawat pelaksana digunakan uji regresi logistik ganda, basil penelitian menunjukkan ada dua variabel yaitu koordinasi nilai p wald 0,001 dan kedalaman pekerjaan nilai p wald 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa koordinasi paling dominan terhadap kinerja. Implikasi dari penelitian ini adalah perlunya pengernbangan dalam bidang keperawatan yang berorientasi pada lingkungan organisasi internal.
The performance of nurse provider is a set of activities of the nurse in providing nursing care to the client. The nurse's performance is included the implementation of quality assurance, education, performance appraisal, peer, ethics, collaboration, research and the utilization of resources. The best performance is reflected through the quality of nursing care. The performance is predicted to be contributed by the age, education, gender, marital status, length of work organizational environment (organization structure and work design) in the hospital are considered as the independent variables. This study used the quantitative with correlation descriptive design with the purpose to examine the relationship between organizational environment and nurse characteristics with the performance of nurse providers working in nursing ward of RSUP Persahabatan, Jakarta. This research used the total population meeting the inclusive criteria with the total of 156 nurse providers working in nursing ward This study revealed that most of the nurses did not perform as expected or not well performed (50.6°%). To analyze the relationships among variables, the Pearson Product Moment Correlation was utilized the median value was used as a cut off point to categorize the poor and good performance. The result of this statistical analysis with the alpha < 0.05 revealed that the age, gender, education, marital status, length of work field of work, hierarchy level, and similar/united order of work had no significant relationship with the performance of nurse providers. Sub variables of problem formulation, task distribution, delegation and authority, coordination, control, scope of work detail, and work correlation had significant relationship with performance. Based on multiple logistic regression, the result of this study shown that coordination with p wald 0,001 and work detail with p wald 0,004. It means that coordination was the most determinant factor to nurse's performance. The implication of this study to nursing that there was a need to have development in nursing management of care focusing on the internal organizational environment.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
T18057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mokhamad Arifin
Abstrak :
Peningkatan kualitas keperawatan tidak akan terlepas dari bagaimana sebuah institusi melakukan manajemen keperawatan secara baik yang diharapkan akan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam memberikan pelayanan keperawatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kemampuan manajerial kepala rang (P1, P2, dan P3) dengan kinerja perawat pelaksana di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam PKU Muhammadiyah Pekajangan. Desain penelitian adalah deskriptif korelatif dengan pendekatan cratis sectional. Populasi penelitian adalah perawat di Ruang rawat Inap PKU Muhammadiyah Pekajangan sejumlah 61 sedangkan sampel adalah keseluruhan perawat pelaksana sebanyak 56 dengan kriteria bukan kepala ruang. Untuk analisis univariat menggunakan distnibusi frekuensi, untuk analisis bivarial digunakan uji chi square, sedang untuk analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik gartda. Kepala ruang diberikan format tersendiri yaitu 2 format penilaian kinerja secara langsung maupun tidak langsung. Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan manajerial kepala ruang adalah masih kurang (mean : 2,65) sedangkan kinerja perawat pelaksana adalah cukup (mean = 0,71). Penelitian ini menemukan adanya hubungan antara kemampuan manajerial kepala ruang dengan kinerja perawat pelaksana dalam dokumentasi keperawatan (asuhan keperawatan secara tidak langsung) dengan p=0,013. Penelitian ini juga menemukan bahwa faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana adalah kemampuan P1 (Perencanaan) dengan nilai Odds Ratio= 7,410. Untuk itu rumah sakit dalam hal ini bidang keperawatan disarankan untuk melakukan pelatihan manajemen bagi kepala ruang, sosialisasi tentang perlunya penguasaan proses keperawatan terutama dokumetasi asuhan keperawatan bagi kepala ruang maupun perawat pelaksana.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18402
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
Abstrak :
Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.
This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Yoen Aulina
Abstrak :
Program pendidikan dan pelatihan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh untuk meningkatkan dua karakteristik kompetensi yaitu pengetahuan dan ketrampilan. Untuk dapat mengetahui jenis pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan perawat klinik di ruang rawat map dan poll RSIA Tambak maka terlebih dahulu harus diketahui gambaran kompetensi perawat. Penelitian ini bertujuan mengetahui gambaran kompetensi pada populasi perawat klinik di ruang rawat imp dan poli RSIA Tambak dan menganalisis hubungannya dengan faktor karakteristik perawat yaitu Pendidikan, Pengalaman dan pelatihan. Data mengenai gambaran kompetensi didapat melalui pengukuran dengan menggunakan instrument yang telah teruji validitas dan reliabilitasnya. Sampel yang digunakan adalah total populasi. Uji statistik dilakukan untuk mendapatkan gambaran distribusi perawat berdasarkan karakteristik, gambaran kompetensi berdasarkan pendidikan,pengalaman dan pelatihan. Sedangkan hubungan antara tingkat kompetensi dengan faktor karakteristik perawat diuji dengan menggunakan uji statistic koefisien korelasi Phi. Pada penelitian ini juga dilakukan uji t sample bebas (Independent sample t test) yang dilakukan untuk melihat adakah perbedaan nilai rata-rata kompetensi intelektual, kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal pada kelompok SPK dengan kelompok D3, Kelompok Tidak berpegalaman dengan Kelompok Berpengalaman serta Kelompok yang tidak mendapat pelatihan dengan kelompok yang mendapat pelatihan. Sebelum dilakukan uji t, terlebih dulu dilakukan uji normalistas data dan hasil menunjukkan data kompetensi berdistribusi normal. Dari hasil penelitian gambaran karakteristik perawat adalah sebagai berikut : 40% perawat berpendidikan SPK dan 60% lainnya D3: 60% perawat termasuk kelompok berpengalaman dan 40% belum berpengalaman serta 30 % perawat belum mendapat pelatihan sedangkan 70% lainnya sudah mendapatkan pelatihan. Pelatihan yang diterima adalah Pemeriksaan EKG, Universal Precaution, service excellent, dengan gambaran kompetensi sebagai berikut; 65% perawat termasuk kategori kompeten untuk kompetensi intelektual, 55 % kompeten untuk kompetensi tekhnikal dan 55% kompeten untuk komunikasi interpersonal. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa nilai rata-rata kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal pada kelompok yang berpengalaman dan kelompok yang mendapat pelatihan lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok yang belum berpengalaman dan kelompok yang tidak mendapat pelatihan, sementara untuk kompetensi intelektual kelompok yang belum berpengalaman dan kelompok yang belum mendapat pelatihan nilai rata-rata kompetensi nya lebih tinggi, tetapi secara statistik perbedaan tersebut tidak bermakna. Untuk kelompok berdasarkan pendidikan nilai rata-rata kompetensi intelektual kelompok D3 lebih tinggi dari kelompok SPK, tetapi nilai rata-rata kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal lebih tinggi pada kelompok SPK lebih tinggi dari kelompok D3, hal tersebut lebih mungkin disebabkan karena faktor pengalaman dimana dari 8 orang yang berpendidikan SPK, 7 diantaranya termasuk kelompok berpengalaman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor Pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan kompetensi . Hubungan yang signifikan hanya diperlihatkan pada faktor pengalaman terhadap kompetensi tekhnikal dan komunikasi interpersonal, serta hubungan antara pelatihan dengan kompetensi tekhnikal. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kompetensi pengetahuan dan ketrampilan dapat dilakukan dengan pelatihan, sekalipun terdapat perbedaan latar belakang pendidikan dan pengalaman. ......The Education and training program is one of effort which may be performed in order to improve two characteristic of competencies, namely knowledge and skill, In order to identify the type of training which is appropriate to the need on clinical nurses at the ordinary ward and policlinic of RSIA Tambak, first, we should identify the description on the competence of nursing. This study is aimed at identifying the description of competency at the population of nurses at ordinary ward and policlinic of RSIA Tambak and to analyze its correlation with the characteristic factors of nurses, namely education, experience and Training. Data of the description on the competencies are obtained through measurement by using the instrument that has been tested for its validity and reliability. Sample used in this study is total population. Statistical test is performed in order to obtain the description on the distribution of nurses on their characteristic, description of competencies based on their education, experience and training. While, the correlation between the levels of competence with the characteristic factors of nurses, tested by applying the Phi Coefficient Correlation test. In this study, the independent sample t test is also performed in order to identify the difference of average score for the intellectual competence, technical competence and interpersonal communication between SPK group and the D3 group, between inexperience group and the Experience group, as well as the untrained group and trained group. Prior to implementation of t-test, normality test is performed for the data of competence and the results indicate the distribution is normal. The result of study reveal the description of the characteristic of nurses as follows: 40% of nurses have the educational background of SPK, and another 60% has the educational background of Diploma of nursing; 60% of nurses belong the experienced group and another 40% is inexperienced, while 30% of nurses are untrained and another 70% are trained. The training provided to the nurses are ECG examination, Universal precaution, service excellent, with the description of competence as follows : 65% of nurses belong to competent for intellectual competence and 55% s competent for Technical competence and another 55% is competent for interpersonal communication. Results of study also indicate that the average score for technical competence and interpersonal communication of the experienced group and trained group are higher than the inexperienced group and untrained group. While, for the intellectual competence the inexperienced group and untrained group obtain the higher average for their competencies. Statistically, however, this difference is not significant. For the groups categorized on their level of education the average score for intellectual competence of D3 group is higher than SPK group; however, the average score for technical competence and interpersonal competence is higher at the SPK group than D3 group. It is more possible due to the factor of experience, in which seven among eight nurses having educational background of SPK belong to the experienced group. The results of study also indicate that the factor of education has no correlation with the competence. The significant correlation is only shown between the factor of experience with the technical competence and interpersonal communication as well as between training and technical competence. Based on the results of this study, it can be concluded that the competence of knowledge and skill be improved through training, despite the different educational background and experience.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19345
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karyani Laksmi Dewi
Abstrak :
Penelitian ini menunjukkan bagaimana hubungan antara ciri-ciri kepribadian, orientasi pelanggan, dan kinerja perawat pada Rumah Sakit Fatmawati di Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti mencoba menganalisis bahwa dengan merekrut SDM yang sesuai dengan ciri-ciri kepribadian yang berpengaruh terhadap perilaku orientasi pelanggan yang sangat berguna bagi kepuasan konsumen Rumah Sakit yang bersangkutan. Dan peneliti juga menganalisis apakah perilaku orientasi pelanggan sudah diterapkan dan mendapatkan porsi dalam penilaian kinerja karyawan. Karena menurut peneliti, apabila perilaku orientasi pelanggan dalam bekerja diberi insentif yang seculcupnya dalarn penilaian kinerja, niscaya perilaku orientasi pelanggan akan meningkat dalam aktivitas kerja, sehingga otomatis akan meningkatkan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen adalah panting untuk keberlangsungan jangka panjang Rumah Sakit. Orientasi Pelanggan dalam penelitian ini terdiri dari 2 dimensi, yaitu Dimensi Senang dan Dimensi Tahu Kebutuhan. Sedangkan Ciri-ciri Kepribadian dijelaskan oleh 14 variable, yaitu: 1.) Introversion, 2.) Extroversion, 3.) Agreeablenes, 4.) tin agreeablenes, 5.)Conscientiousness, 6.) Unconscientiousness, 7.) Emotional Stability, 8) Neurotiesm, 9)Opennes to Experiences, 10.) Conservative, 11.) High of Need for Activity, 12.) Low of Need for Activity, 13.) Trait of Competitiveness, dan 14.) Self Efficacy. Dan Kinerja Karyawan Menggunakan 3 Dimensi, yaitu Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain, Kemampuan teknis keperawatan/Kemampuan teknis, dan Konseptual Skills. Sampel Penelitian adalah Rumah Sakit Fatmawati Jakarta dengan responden adalah perawat dan supervisor masing-masing perawat. Jumlah responden perawat adalah 100 orang. Adapun responden perawat adalah perawat rawat inap ruang rawat inap VIP, Kelas I, Kelas II, dan Kelas III. Sedangkan responden supervisor adalah para supevisor dari perawat yang terpilih sebagai responden. Hubungan antara ciri-ciri kepribadian,orientasi pelanggan, dan kinerja perawat pada Rumah Sakit Fatmawati di Jakarta ini dianalisis dengan menggunakan SPSS 11.5 for Windows. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa : 1. Dari ke-14 variabel chi-chi kepribadian yang diteliti hanya 4 yang signifikan menjelaskan perilaku orientasi pelanggan. Ke-4 variabel tersebut adalah, 1.) conscientiousness, 2.) high need for activity, 3.) opennes to experiences, dan 4.) self efficacy. Sedang ke-10 lainnya tidak signifikan menjelaskan perilaku orientasi pelanggan. Ke-10 variabel ciri-ciri kepribadian tersebut adalah, 1.) extroversion, 2.) introversion, 3.) agreeablenes, 4_) unagreeablenes, 5.) unconscienciousness, 6.) low of need for activity, 7.) conservative, 8.) emotional stability, 9.) neuroticsm, dan I0.) trait of competitiveness. 2. Orientasi pelanggan signifikan menjelaskan penilaian performance of human relationships namun dengan nilai koefisien yang sangat kecil. 3. Orientasi pelanggan signifikan menjelaskan penilaian performance of conceptual skills namun dengan nilai koefisien juga sangat sangat kecil. 4. Orientasi pelanggan juga signifikan menjelaskan penilaian performance of technical skills namun dengan nilai koefisien yang sangat kecil.
The research is showing a relationship among personality traits, customer orientation and nurses working performance at the Fatmawati Hospital in Jakarta. Here the researcher tried to proof that by recruiting human resources based on their personality traits would influence much on the customer satisfaction rate in the hospital. The researcher also tried to see if the customer orientations have already been implemented properly and having a portion in an employee performance appraisal at that hospital. The researcher think that if the customer orientation behavior is also an element to be appraised, then this culture will be improved in the working environment and automatically will improve consumer satisfaction rate. This consumer satisfaction is really important to enable the hospital compete with others. Customer orientations in this research are divided into 2 dimensions. Those are happiness dimensions and knowing the need dimensions, while personality traits were being explained by 14 variables like 1.) Introversion, 2.) Extroversion, 3.) Agreeablenes, 4.) Unagreeablenes, 5.)Conscientiousness, 6.) Unconscientiousness, 7,) Emotional Stability, 8.) Neuroticsm, 9.)Opennes to Experiences, 10.) Conservative, 11.) High of Need for Activity, 12.) Low of Need for Activity, 13.) Trait of Competitiveness, and 14.) Self Efficacy. Employee's performances were explained in 3 dimensions Human Relationship Skills, Technical Skills, and Conceptual Skills. The sample being taken for the research was Fatmawati Hospital which is located in Jakarta with its respondents are the nurses and their supervisors. Total number of respondents are 100 people. The nurses respondents are the nurses who take care of the patients in the VIP rooms, Class I, Class II and Class III, while the supervisor's respondents are the supervisors whose nurses are also becoming respondents of the research. The relationship among personality traits, customer orientations and nurses working performance at the Fatmawati hospital-Jakarta were analyzed by using SPSS 11.5 for Windows. Results of the research are : 1. From a total of 14 personality traits variables which were being researched, only 4 variables which significantly explained customer orientation behavior. Those are 1.) conscientiousness, 2.) high need for activity, 3.) opennes to experiences and 4.) self efficacy. On the other hand, another 10 variables which do not significantly explain customer orientation behaviors are 1.) extroversion, 2.) introversion, 3.) agreeablenes, 4.) unagreeablenes, 5.) unconscienciousness, 6.) low of need for activity, 7.) conservative, 8.) emotional stability, 9.) neuroticsm, and 10_) trait of competitiveness. 2. Customer orientations significantly explained the employee's working performances, but with a low coeffisient factor. 3. Customer orientations significantly explained the performance appraisal on the conceptual, but with a low coeffisients vfactor. 4. Customer orientations significantly explained also performance appraisal on the technical skills, but with a low coeffisients factor.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20361
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>