Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 126 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Astri Anindita
Abstrak :
Setiap perusahaan dalam menjaga kelangsungan hidupnya dituntut untuk mampu memenangkan persaingan. Untuk memenangkan persaingan, perusahaan harus menemukan dan menciptakan keunggulan daya saing serta menerapkan pilihan strategi yang tepat untuk mempertahankan eksistensi perusahaan di daiam lingkungan persaingan yang dihadapi oleh perusahaan. Penetapan strategi yang tepat dapat dilakukan dengan menganalisis segala perubahan yang ada, baik dalam perusahaan itu sendiri maupun di luar perusahaan. Sun Microsystems merupakan sebuah perusahaan multinasional asal Amerika Serikat yang bergerak di bidang teknologi informasi. Berdiri sejak tahun 1982, perusahaan ini merupakan Salah satu pemain utama dalam bidang telmologi informasi korporat. Produk-produk Sun meliputi computer hardware, computer software dan jasa layanan dan konsultasi. Sun merupakan salah satu perusahazin teknologi informasi yang mengalami kerugian paling besar pada era pecahnya internet bubble. Sejak saat itu, Sun terus berupaya menemukan strategi yang tepat untuk dapat kembali menjadi perusahaan yang sehat. Adapun tujuan akhir dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis pilihan strategi yang paling sesuai untuk perusahaan dan menganalisis serta membandingkan apakah strategi perusahaan saat ini sudah sesuai dengan hasil penelitian. Analisis dilakukan melalui penelitian terhadap lingkungan ekstemal perusahaan yang meliputi Iingkungan umum, lingkungan industri dan lingkungan persaingan serta lingkungan internal perusahaan. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian adalah Matriks IFE, Matriks BFE, Matriks TOWS, Matriks IE dan Matriks QSPM. Hasil analisis matriks IFE dan EFE menunjukkan bahwa perusahaan sudah memiliki posisi internal yang cukup baik dan telah memiliki strategi untuk memanfaatkan peluang-peluang yang ada serta menghindari ancaman yang dihadapi. Berdasarkan analisis Matriks IE, perusahaan berada pada sel II dengan alternatif strategi pertumbuhan (grow) dan pengembangan (build). Pertumbuhan dan pengembangan dapat dicapai antara lain melalui strategi penetrasi pasar, pengembangan pasr dan pengembangan produk. Melalui Matriks QSPM, ditemukan bahwa strategi yang paling menarik bagi perusahaan adalah pengembangan pasar. Dibandingkan dengan strategi yang diperoleh melalui analisis, strategi perusahaan saat ini sudah tampak sejalan. Pengembangan pasar bisa dicapai dengan inovasi secara kontinyu, pengembangan lini produk dan model bisnis yang menawarkan alternative bagi konsumen sehingga dapat menjangkau segmen perusahaan kecil sampai perusahaan besar level enterprise.
To maintain its-existence, a company needs to be able to survive a competition. To survive in a competition, a company needs to find and create its competitive advantage while implementing the right strategy for the competitive environment. To find the right strategy, a Sun Microsystems is an Information Technology, US based, multinational company. Founded in 1982, the company is now one ofthe main players in information Technology industry. Sun Microsystems provides network computing infrastructure solutions that include computer systems, software, storage, and services. Its core brands include the Java technology platform, the Solaris operating system, StorageTek and the UltraSPARC processor. Sun were among the companies that suffer the most during the burst of lnternet bubble. Sun has since struggle to retum to profit. The final purpose of this thesis is to identify and-analyze the best strategy to suit the company and compare the strategy found with the company's existing strategy. Analysis are done through research of the company?s external environment which includes general environment, industrial environment and competitive environment, and the company?s internal environment. The tools used for analysis are EFE Matrix, IFE. Matrix, TOWS Matrix, IE Matrix and QSPM Matrix. The results of IFE and EFE Matrix show that the company has a fairly strong intemal position and has found a strategy that is able to exploit known opportunities and avoid known threats. Based cn IE Matrix, the company is positioned in cell ll with the options of grow and build. Grow and build options can be achieved by implementing market penetration, market development or product development. Using QSPM Matrix, it is found that the most attractive strategy for the company is market development. The company's existing strategy is relatively in line with the strategy derived from the analysis used in this work. Specifically, market development is attainable through continuous innovation, development of product lines and introduction of new business model that appeals to broader market segment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T23191
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dananjaya
Abstrak :
Perkembangan teknologi komputer sudah sedemikian cepatnya sehingga implementasi sistem teknologi informasi akan menghasilkan suatu sistem yang rumit, yang tentunya akan membuat rumit pula pemeliharaannya. Sistem tersebut harus selalu di pelihara agar terjaga ketersediaannya dan dapat bermanfaat bagi operasi bisnis suatu perusahaan. Tanpa adanya ketersediaan sistem informasi sangatlah mungkin suatu perusahaan tidak dapat beroperasi sehingga mengalami kerugiaan. Tetapi saat ini banyak perusahaan yang kurang mempedulikan hal-hal yang sebenarnya sangat kritis dalam menjaga ketersediaan dari suatu sistem informasi. Bertambah banyaknya fasilitas dari berbagai vendor untuk memberikan solusi ketersediaan tinggi pada sistem informasi sebagai salah satu sebab diperlukannya suatu analisa dari kebutuhan bisnis perusahaan sampai sejauh mana pentingnya ketersediaan sistem informasi tersebut terhadap kelangsungan bisnis perusahaan. Sehingga solusi ketersediaan tinggi yang diterapkan adalah yang paling optimal. Proyek akhir ini akan membuat suatu analisa perancangan sistem ketersediaan tinggi berdasarkan implementasi aplikasi CIS-RISI pada PT PLN. CIS-RISI adalah suatu sistem informasi yang berfungsi untuk menghasilkan tagihan rekening listrik setiap bulannya kepada pelanggan. Analisa akan dilakukan berdasarkan pengaruh kegagalan aplikasi CIS-RISI terhadap operasi bisnis PT PLN dan juga berdasarkan dari Service Level Agreement yang telah di setujui untuk pemeliharaan aplikasi CIS-RISI. Langkah yang akan dilakukan dalam proyek akhir ini pertama adalah melakukan analisa proses bisnis yang terjadi pada PT PLN terutama adalah proses-proses bisnis yang berhubungan secara langsung dengan aplikasi CIS-RISI, kemudian melakukan analisa terhadap komponen pembentuk dari aplikasi CIS-RISI, komponen ini adalah hal yang harus di lindungi agar aplikasi CIS-RISI selalu tersedia. Untuk mendapatkan pembenaran atas solusi ketersediaan tinggi yang akan di implementasikan, digunakan Business Impact Analysis (BIA) untuk menganalisa seberapa penting ketersediaan aplikasi CIS-RISI dalam pengaruhnya terhadap kelancaran proses bisnis PT PLN. Berdasarkan hasil BIA maka akan dibuat beberapa solusi ketersediaan tinggi berdasarkan kebutuhan PT PLN terhadap aplikasi CIS-RISI.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yoga Satria Utama
Abstrak :
Adanya keluhan yang datang dari pengguna layanan TI di PGC, merupakan indikasi adanya masalah dalam pengelolaan TI di PGC, dengan kata lain sistem tata kelola TI diindikasikan tidak dilaksanakan secara optimal. Hal ini tentunya akan menurunkan tingkat kepuasan terhadap layanan TI yang diberikan. Permasalahan layanan TI di PGC terletak pada layanan service desk, karena service desk merupakan Single Point of Contact (SPOC) antara penyedia layanan dan pengguna. Berdasarkan permasalahan layanan TI yang terjadi di PGC saat ini maka penelitian ini akan mengukur tingkat kematangan tata kelola TI kondisi saat ini khususnya pada layanan service desk dengan menggunakan framework IT-IL V3. Ada empat proses IT-IL V3 yang akan dianalisis dalam penelitian ini seperti Service Desk (SD), Incident Management (IM), Request Fullfilment (RF), SLm (SLA). Namun mengingat bahwa IT-IL V3 model proses yang dibangun adalah Service Delivery dan Service Support termasuk dalam IT-IL V2, maka instrument ini dapat juga digunakan untuk memberikan penilaian tata kelola TI dalam lingkungan IT-IL V3. Setelah diketahui tingkat kematangannya akan dibuatkan perancangan mekanisme manajemen layanan teknologi informasi meliputi pembuatan SLA, Tools, PIC dan channel user yang dapat diterapkan di PGC untuk mengatasi permasalahan yang terjadi dan membantu PGC dalam meningkatkan kualitas layanan TI yang diberikan. ......The complaints came from users of IT services at the PGC.The indication of problem in the IT management at the PGC, in other words IT governance systems is not implemented optimally. It will certainly reduce the satisfaction level of IT services. Problems of IT services at PGC lies on service desk, service desk as a Single Point of Contact (SPOC) between service providers and users. Based on the IT service problems that occur in the PGC, this study will measure the level of maturity of IT governance especially in the service desk using the IT-IL V3 framework. There are four IT-IL V3 processes to be analyzed on this study such as Service Desk (SD), Incident Management (IM), Request fullfilment (RF), SLM (SLA). The IT-IL V3 process models are built by a Service Delivery and Service Support specified in IT-IL V2. The instrument can be also used to provide an assessment of IT governance by the IT-IL V3. The maturity level of the design will be created by IT Management Mechanism including the SLA, Tools, PIC and user channel. It can increase the quality of IT services at the PGC.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irhantoro Eko
Abstrak :
ABSTRAK
Keberadaan TI di dalam perusahaan adalah hal yang penting. Perusahaan memandang bahwa ada nilai (value) yang diraih melalui penerapan solusi bisnis berbasis TI. Meskipun dianggap penting dan strategis, pada kenyataannya banyak perusahaan yang memandang organisasi TI mereka hanya sebagai unit bisnis yang bersifat sebagai cost center, dan bukan sebagai bagian yang ikut serta secara langsung mengalirkan pendapatan bagi perusahaan atau dengan kata lain sebagai profit center.

Untuk melakukan perubahan organisasi TI dari cost center menjadi profit center bukanlah hal yang mudah. Ada beberapa hal yang perlu menjadi perhatian dan pertimbangan dalam melakukan kajian transformasi termasuk faktor-faktor yang mempengaruhi penerapannya, manfaat dan tantangan penerapannya, bagaimana model konseptual penerapannya, dan juga bagaimana proses transformasi itu sendiri dapat berlangsung.

Penelitian ini akan membahas tentang model konseptual organisasi TI sebagai profit center. Konsep profit center untuk organisasi TI dapat dibangun melalui penerapan intrapreneurship di dalam organisasi TI dan adanya penetapan kebijakan IT chargeback. Pemetaan model konseptual organisasi TI sebagai profit center dilakukan dengan alat bantu Business Model Canvas (BMC), yang terdiri dari sembilan elemen, yaitu: customer segments, value proposition, channels, customer relationship, revenue stream, key resources, key activities, key partners, dan cost structure. Pemetaan dilakukan dengan membandingkan antara penerapan organisasi TI sebagai cost center dengan penerapannya sebagai profit center. Penelitian ini juga membahas aspek-aspek lain yang terkait dengan penerapan organisasi TI sebagai profit center, yaitu aspek manajemen, organisasi, sumber daya manusia, produk dan layanan, dan pemasaran.
ABSTRACT
The presence of IT in the company is important. The company considers that there are values achieved through the implementation of IT-based business solutions. Although considered to be strategic and important, in fact, many companies are looking at their IT organizations as cost center not as part of business unit that gives revenue stream for the company or in other word as a profit center.

It is not easy to transform the IT organization from a cost center into a profit center. There are some things to be considered in the assessment of the transformation including the factors that affect the implementation, benefits and challenges of implementation, how the conceptual model of the application, as well as how the process of transforming itself can take place.

This study discusses the conceptual model of the IT organization as a profit center. The concept of a profit center for the IT organization can be built through the application of intrapreneurship within the IT organization and the establishment of IT chargeback policy. Mapping the conceptual model of the IT organization as a profit center is done with Business Model Canvas (BMC) which consists of nine elements which are customer segments, value propositions, channels, customer relationships, revenue streams, key resources, key activities, key partners, and cost structure. Mapping is done by comparing the implementation of the IT organization as a cost center and as a profit center. This study also discusses other aspects related to the implementation of the IT organization as a profit center including the aspects of management, organizational, human resources, products and services, and marketing.
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damianus Haryusutanto
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan kebutuhan implementasi produk perangkat lunak yang dibutuhkan oleh perusahaan, dibutuhkan beberapa Server yang dapat menjamin hasil yang optimal dari proses yang dilakukan oleh klien atau pemakai. Imbas dari jumlah Server yang meningkat tersebut adalah akan dibutuhkannya biaya yang besar dalam melakukan investasi awal maupun pemeliharaan. Sejalan dengan permasalahan yang disebutkan, terjadi perubahan di dalam industri TI yaitu teknologi virtualisasi. Teknologi ini dapat mengurangi jumlah Server fisik dengan memindahkan Server fisik ke dalam host Server. Menurut Ziff-Davis Research, ada beberapa hal yang mengarahkan perusahaan untuk mengadopsi teknologi virtualisasi, dengan hasil survey terbanyak secara berurutan adalah menurunkan biaya perangkat keras, perbaikan rasio utilisasi Server, mengurangi penyebaran Server, dan menurunkan biaya pemeliharaan. Berdasarkan hasil di atas, PT. XYZ memutuskan untuk melakukan implementasi teknologi virtualisasi ke dalam infrastruktur TI perusahaan.

Untuk menentukan seberapa besar manfaat penerapan SI/TI, dalam hal ini implementasi teknologi virtualisasi, diperlukan suatu pengkajian terhadap penerapan SI/ TI tersebut. Penelitian ini menggunakan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik yang dikembangkan oleh Benny Ranti yang kemudian akan disebut sebagai Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti untuk mengidentifikasi manfaat dan kemudian dari hasil identifikasi akan ditentukan manfaat yang mempunyai kontribusi yang relevan dan signifikan kepada PT. XYZ. Manfaat-manfaat tersebut akan dikuantifikasikan dan kemudian disimulasikan dengan menggunakan metode Monte Carlo yang bertujuan untuk memperhitungkan nilai ketidaktentuan dari hasil wawancara. Simulasi Monte Carlo dilakukan dengan menggunakan Microsoft Excel.

Hasil dari identifikasi manfaat terhadap implementasi teknologi virtualisasi adalah 5 Kategori dan 16 Sub kategori berdasarkan Tabel Manfaat Bisnis TI Generik Ranti. Hasil kuantifikasi manfaat dengan menggunakan simulasi metode Monte Carlo menunjukkan bahwa nilai penghematan yang terjadi adalah Rp. 108.574.036, 68 yang membuktikan bahwa implementasi teknologi virtualisasi ke dalam PT. XYZ layak untuk dilakukan.
ABSTRACT
To support company’s need for their software product implementaton, the company has to decide the number of servers required to guarantee clients or users optimal results. The numbers of servers will influence costs for initial investment and maintenance. In line with this issue, there is a new wind of change in the IT industry which is called virtualization. This technology will help companies minimize the number of physical servers by moving it to the host server. According to Ziff-Davis Research there are several factors that drive companies to adopt virtualization technology including decreasing hardware initial investment costs, improving server utilization ratio, decreasing server distribution, and decreasing maintenance costs. Based on the above research result, PT. XYZ decided to implement virtualization technology into their IT infrastructure.

Study is required to measure benefits obtained from the application of Information System/Information Technology, specifically virtualization technology. This study uses Generic IS/IT Businees Value Table developed by Benny Ranti, later known as Ranti’s Generic IS/IT Business Value Table to identify benefits or values. Identified values are filtered based on relevant and significant contribution to PT. XYZ. Simulation based on Monte Carlo method is then conducted to analyze uncertainty values to ease value quantification process. Monte Carlo Simulation is conducted by using Microsoft Excel.

The values obtained from virtualization technology investment are 5 categories and 16 sub-categories based on Ranti’s Generic IS/IT Businees Value Table. The result of values quantification shows a cost saving Rp 108.574.036,68. This result proves that implementation of virtualization technology on PT. XYZ is feasible to do.
Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eljihad Akbari Syukriah Mathori
Abstrak :
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah persepsi yang timbul dari pribadi konsumen terhadap suatu produk perbankan, yaitu produk Mobile Banking Bank XYZ, berpengaruh pada pembentukan behavioral to adopt terhadap produk Mobile Banking itu sendiri. Sehubungan dengan tujuan tersebut hipotesis yang diajukan adalah untuk mengetahui apakah variable TAM (Technology Acceptance Model) yaitu : Perceived Usefulness,Perceived Ease of Use,Social Norm, Perceived Risk,Relative Advantage,Personal innovativeness mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel behavioral to adopt serta. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh nasabah Bank XYZ. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling, dan penentuan besarnya sampel adalah dengan menggunakan convenience sampling yaitu sebesar 130 orang. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pengambilan data primer adalah dengan metode kuesioner. Analisis penelitian ini dengan menggunakan pengujian instrumen (uji validitas dan reliabilitas) dan analisis kuantitatif (Regresi Linier Berganda, Uji R2, Uji Statistik-t, Uji F). Hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa tidak semua variabel TAM mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Behavioral to adopt.
ABSTRACT
The objective of this research is to discover if the personal perception of a consumer toward a Banking product, which is Mobile Banking Bank XYZ, have a relation in creating consumer behavioral toward Mobile Banking it self. According to the objective, the hipotesis is to find if TAM (Technology Acceptance Model) with variable: Perceived Usefulness,Perceived Ease of Use,Social Norm, Perceived Risk,Relative Advantage,Personal innovativeness have a significant relation toward variable behavioral to adopt. The population in this research is the customers of Bank XYZ. The sampling technique is using non probability sampling and number of sampel decided by using convenience sampling which is 130 respondents. Data resources come from primary and secondary data. The primary data collected using questionaire. The analysis is using instrumen test (validity and reliability test) and quantity test (Multiple Linear Regresion, R2 test, T-test, F-test). The result of research is showing that not all TAM variables have significant relations with Behavioral to adopt variable.
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34736
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gigih Forda Nama
Abstrak :
Perguruan tinggi menurut Undang-Undang No.20 tahun 2003 merupakan sebuah organisasi yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat (Tridharma) serta memiliki otonomi untuk mengelola sendiri lembaganya. Demi mewujudkan proses Tridharma berkualitas maka perguruan tinggi juga harus merencanakan infrastruktur teknologi informasi guna mendukung keselarasan penerapan Teknologi Informasi (TI) terhadap strategi bisnis organisasi. Universitas Lampung (Unila) sebagai perguruan tinggi negeri di Lampung telah memiliki infrastruktur TI dan dikelola secara mandiri. Hingga saat ini TI di Unila menjadi sesuatu yang kompleks, pola pengelolaan konvensional dan tidak terintegrasi berakibat pada infrastruktur TI yang tidak adaptif dalam menjawab solusi atas perubahan bisnis dan aplikasi. Selain itu dengan adanya inovasi pengembangan layanan TI yang berkesinambungan, berdampak pada tingginya beban kerja pengelola. Penelitian ini bertujuan merancang infrastruktur teknologi informasi yang bersifat adaptif berdasarkan kerangka kerja The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) dengan studi kasus di Unila. Menggunakan konsep penelitian kualitatif melalui studi literatur dan melakukan wawancara. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Dari hasil perancangan menggunakan kerangka kerja TOGAF ADM diperoleh 9 area fungsional bisnis, dan 12 kandidat aplikasi yang diusulkan untuk dikembangkan Unila.(2) Menghasilkan 11 prinsip pengembangan arsitektur teknologi informasi. (3) Mengacu pada portofolio aplikasi masa depan (Mc Farlan Grid) , dihasilkan 6 aplikasi dalam kuadran strategic (SIAKAD-T, E-LIBRARY, SIPADU-T, DSS, SIPPM-T, KMS), 2 aplikasi kuadran operasional (PMS-T, CRM), 4 aplikasi kuadran support (MNC-T, NOPEC-T, EMAIL-SYSTEM, SSO). (4)Hasil perancangan infrastruktur pada penelitian ini menghasilkan rancangan infrastruktur TI yang bersifat adaptif berbasis teknologi cloud computing. (5) Hasil perancangan cloud computing merumuskan 5 cluster private cloud terdiri 104 node Virtual Machine (VM) mengadopsi prinsip failover dan redundancy layanan. (6)Pemodelan arsitektur enterprise penelitian ini dapat menjadi acuan dalam membuat cetak biru pengembangan sistem informasi dan teknologi informasi di Universitas Lampung.
Higher Education according to Laws No.20 2003 is an Organization with core activity consist of academic, research, and community service (Tridharma) and have autonomy to manage their own institution. In order to realize Tridharma, Higher Education should also planning information technology (IT) infrastructure to support alignment process between IT strategy and organization's business strategy. Universitas Lampung (Unila) as a government university in Lampung, was already had IT infrastructure and managed independently. Now IT Unila is more complicated, conventional and disintegrated IT management have consequences that IT infrastructure is not adaptive to response the change of business solutions and applications. In addition of innovative development and sustainable IT service was impacting the high workload for administrator. This research intend to design adaptive IT infrastructure based on framework The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM) with case study on Unila. Using qualitative research concepts through literature studies and interviews. The results of this research are as follows: (1) From the design of framework TOGAF ADM acquired 9 functional areas of business, and 12 candidate applications are proposed to be developed Unila. (2) Generate 11 principles of the development of information technology architecture. (3) Refers future applications portofolio (Mc Farlan Grid), produced 6 applications in the strategic quadrant (SIAKAD-T, E-LIBRARY, SIPADU-T, DSS, SIPPM-T, KMS), 2 application quadrant operation (PMS- T, CRM), 4 quadrant application support (MNC-T, T-NOPEC, EMAIL-SYSTEM, SSO). (4) The results of infrastructure design produces an adaptive IT infrastructure based on cloud computing technology. (5) The Cloud Computing design are formulate five private clusters, consist of 104 nodes Virtual Machine (VM) and adopting the principle of failover and redundancy service. (6) The result of enterprise architecture modeling could be a reference in making of a blueprint of information system development and information technology at the University of Lampung.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Slamet Pranoto
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada peningkatan kualitas jaringan High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) dalam industri telekomunikasi. Tujuan penelitian adalah untuk meningkatkan kualitas jaringan HSDPA dan kepuasan pelanggan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan siklus DMAIC pada Six Sigma dan Importance Performance Analysis (IPA) sebagai kontrolnya. Dari hasil analisis didapat Call Setup Success Rate (CSSR) merupakan parameter Critical to Quality pada HSDPA dengan kualitas terendah. Hasil penelitian memberikan perubahan rata-rata CSSR dari 98,44% menjadi 99,43% dan level sigmanya dari 3,6<σ<3,7 menjadi σ > 4,0. Dan dari hasil pengukuran IPA menunjukan nilai performansi 3,62 melebihi nilai kepentingan 3,56 yang artinya pelanggan puas, sehingga perbaikan tadi sekaligus memberikan hasil baik pada perusahaan. ......This study focus on quality improvement of High Speed Downlink Packet Access (HSDPA) network in telecommunication industry. The purpose of this study is to improve quality of HSDPA network and customer satisfaction. The research method used in this reaseach is through implementation of Six Sigma DMAIC cycle and Importance Performance Analysis (IPA) as control. From analysis is found that Call Setup Success Rate (CSSR) as Critical to Quality parameter on HSDPA with lowest quality. The result give the average change in CSSR from 98,44% to 99,43% and sigma level from 3,6<σ<3,7 to σ > 4,0. And the result of IPA measurement show performance score is 3,62 greater than importance score 3,56 that mean the customer is satisfied, so that the improvement was at the same time provide good results on that company.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T35075
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manzila Izniardi Djomiy
Abstrak :
Pandemi COVID-19 membuat perusahaan mulai menyadari pentingnya teknologi informasi sebagai penunjang kemajuan perusahaan. Saat ini, teknologi informasi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja perusahaan sehingga diperlukan manajeman layanan teknologi informasi untuk meningkatkan kinerja layanan manajeman teknologi informasi. PT XYZ sudah mendefinisikan dengan baik Standard Operation Procedure (SOP) sesuai dengan standar manajemen layanan TI namun praktik operasional di lapangan masih belum sesuai best practice yang telah didefinisikan. Penggunaan tools untuk menunjang layanan juga yang belum dimanfaatkan secara optimal. Kurangnya praktik keamanan layanan IT di PT. XYZ juga menghambat operasional layanan TI di PT. XYZ. Oleh karena itu perlu adanya proses evaluasi yang dilakukan mengenai kondisi manajemen layanan TI di PT. XYZ berdasarkan kerangka kerja tertentu yang sudah teruji Penelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat kapabilitas manajemen layanan teknologi di PT. XYZ dengan menggunakan kerangka kerja ITIL V3 yang dipetakan ke COBIT 2019 serta memberikan rekomendasi perbaikan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah in-depth interview dan self-evaluation assessment. Data kemudian diolah dan dianalisis menggunakan gap analysis dan importance-performance analysis. Hasil pengukuran didapatkan bahwa tingkat kapabilitas DSS01 Managed Operation dan DSS04 Managed Security berada di level 1 dengan pencapaian kapabilitas level 1 sebesar 42% dan 16%, sedangkan DSS02 Managed Request and Incident dan DSS03 Managed Problem memiliki tingkat kapabilitas yang lebih baik di level 3. Semua objektif COBIT 2019 yang diuji memiliki kesenjangan antara target yang diharapkan dengan kondisi saat ini. DSS01 Managed Operations memilik nilai kesenjangan paling besar yaitu 3 tingkat, sedangkan DSS03 Managed Problem memiliki tingkat kesenjangan 1 tingkat, DSS02 Managed Services Request and Incidents dan DSS05 Managed Security Services memiliki tingkat kesenjangan yang sama yaitu 2 tingkat, sehingga semua objektif yang diuji masih perlu perbaikan untuk mencapai kinerja yang diharapkan. Hasil importance-performance analysis menunjukan PT XYZ dapat fokus memperbaiki objektif yang memiliki selisih kesenjangan besar dan tingkat kepentingan tinggi. Prioritas utama adalah DSS03 Managed Problem dan DSS05 Managed Security, prioritas kedua adalah DSS03 Managed Problem, prioritas ketiga adalah DSS02 Managed Services Request and Incidents ......The COVID-19 pandemic has made companies realize the importance of information technology as a support for company progress. Information technology has a significant influence on company performance, so information technology service management is needed to improve the performance of information technology management services. PT XYZ has a well-defined Standard Operation Procedure (SOP) in accordance with IT service management standards. However, operational practices in the field are still not in accordance yet with defined best practices. The use of tools to support services also has not been used optimally. Lack of IT service security practices at PT. XYZ hinders IT service operations at PT. XYZ. Therefore, it is necessary to have an evaluation process carried out regarding the condition of IT service management at PT. XYZ based on a certain framework that has been tested. This study aims to measure the level of technology service management capability at PT. XYZ using the ITIL V3 framework mapped to COBIT 2019 and providing recommendations for improvement. The method used in this research is in-depth interviews and self-evaluation assessment. The data is then processed and analyzed using gap analysis and importance-performance analysis. The measurement results show that the capability level of DSS01 Managed Operation and DSS04 Managed Security is at level 1 with the achievement of level 1 capability of 42% and 16%, . In contrast, DSS02 Managed Request and Incident and DSS03 Managed Problem have a better capability level at level 3. All COBIT 2019 objectives tested have a gap between the expected targets with current conditions. DSS01 Managed Operations has three levels of gap, while DSS03 Managed Problem has a level of gap, DSS02 Managed Services Request and Incidents, and DSS05 Managed Security Services have two levels of the gap so that all tested objectives still need improvement to achieve the expected performance. The results of the importance-performance analysis show that PT XYZ can focus on improving the objectives with a large gap and a high level of importance. The main priority is DSS03 Managed Problem and DSS05 Managed Security; the second is DSS03 Managed Problem, and the third is DSS02 Managed Services Request and Incidents.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendri Guntoro
Abstrak :
Penelitian ini berfokus pada manajemen TI yang dilakukan oleh Sekretariat Jenderal Departemen Hukum dan HAM (Setjen). Penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Penelitian ini menggunakan teori tentang kinerja, pengukuran kinerja, Business Balanced Scorecard, analisa current performance dengan COBIT, serta teori tentang manajemen strategis dan manajemen TI. Responden dalam penelitian ini terdiri dari 69 responden terdiri dari pejabat eselon II, III, IV dan staf di lingkungan Setjen. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, sedangkan analisis dilakukan dengan mengacu pada teori dan konsep yang digunakan. Dari analisis terhadap hasil kuesioner, disimpulkan bahwa: 1) kinerja manajemen TI ditinjau dari perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran masih rendah dan 2) upaya strategis yang harus dilakukan untuk mencapai kinerja manajemen TI adalah menetapkan sasaran hasil pengembangan TI di departemen, mengembangkan kebijakan dan rencana untuk mencapai sasaran hasil tersebut, dan mengalokasikan sumber daya untuk menerapkan kebijakan dan rencana yang ditetapkan. Hasil penelitian menyarankan bahwa Setjen perlu mengoptimalkan kinerja manajemen TI dengan cara meningkatkan kinerja perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, segera membuat membuat Rencana Strategis TI (IT Strategic Plan) atau Rencana Induk TI (IT Master Plan) yang terintegrasi secara rinci sehingga menjadi dasar bagi pengembangan Teknologi Informasi yang lebih komprehensif, melakukan perubahan struktur dan tugas pokok Bagian Pengumpulan dan Pengolahan Data (Pullahta) Biro Perencanaan menjadi Pusat Data dan Teknologi Informasi, dan melakukan penelitian lanjutan mengenai pengembangan organisasi manajemen TI.
This research focuses on IT management implemented by Secretariat General of Department of Law and Human Rights (Setjen). This research is using quantitative with descriptive method. This research uses theories on performance, performance measurement, Business Balanced Scorecard, current performance analysis with COBIT, also theories on strategic management and IT management. Respondents in this research consist of 69 respondents consist of officials of echelon II, III, and IV, and also staff working at Setjen. Data collection is using questionnaire, while analysis refers to theories and concepts related to performance measurement of TI management. After analyzing data taken from questioner, it can be concluded that : 1) performance of TI management viewed from perspectives of financial, customer, internal business process and growth and learning is low and 2) strategic effort which should be implemented to achieve good performance of TI management are to establish outcomes of TI development in department, to develop policies and plans to achieve the outcome, and to allocate resources to implement the policies and plans established. The findings suggest that Setjen should optimize the performance of IT management by improving the performance of financial, customer, internal business process and growth and learning perspectives, formulate IT Strategic Plan and IT Master Plan which are detail integrated so they become a basis for more comprehensive Information Technology development, start structural change and duties of Data Management Division of Planning Bureau, and start advanced research on organization development of IT management.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T 25009
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>