Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 355 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Levy, Matthys
New York: W.W. Norton & Co., 1992
690.21 LEV w
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Tarnimatul Ummah
"ABSTRAK
Ketidakberdayaan dapat terjadi pada individu yang menderita gagal jantung akibat tanda gejala yang dirasakan, dan menjadi permasalahan psikososial yang berpengaruh pada fungsi fisik individu dengan gagal jantung. Karya ilmiah akhir ners ini memaparkan asuhan keperawatan psikososial ketidakberdayaan selama empat hari pada pasien dengan gagal jantung di Ruang Antasena RS dr H Marzoeki Mahdi Bogor. Implementasi keperawatan yang dilakukan berupa menggali perasaan, melatih berpikir positif, mengidentifikasi aspek positif diri yang masih dapat dilakukan sesuai kemampuan, dan memilih target realistis yang dapat dicapai. Karya ilmiah ini menunjukkan bahwa intervensi keperawatan ketidakberdayaan yang optimal melibatkan keluarga menunjukkan penerimaan terhadap penyakit pada pasien dan menumbuhkan rasa berdaya, sehingga klien mampu menumbuhkan harapan diri dan tujuan realistis dalam hidupnya. Oleh karena itu, hubungan timbal balik antara fungsi fisik dan psikososial pasien gagal jantung perlu menjadi perhatian yang menjadi dasar pemberian asuhan keperawatan yang holistik

ABSTRACT
Powerlessness may occur in heart failure patient due to its symptoms, and may become psychosocial problem affect the physical function. This work describes psychosocial nursing care plan of powerlessness given to heart failure patient in Antasena Room Dr H Marzoeki Mahdi Hospital Bogor for four days. The nursing implementation are include letting the patient to express her feelings, building positive thinking, identifying positive aspects of herself according to her physical ability, and choosing the realistic goals. This scientific work demonstrates that optimal nursing intervention of powerlessness involving the family show acceptance of the disease in the patient and foster a sense of empowerment, so that the client is able to foster self expectations and realistic goals in his life. Therefore, the interrelationships between physical and psychosocial aspect of the heart failure patient should be noted as the basis of holistic care nursing"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Soekro Tratmono
"Undang-undang No.7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana diubah dengan Undang-undang No.10 Tahun 1998 menetapkan bahwa bank di Indonesia dibedakan menjadi dua jenis yaltu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Pertumbuhan BPR di Indonesia meningkat pesat dengan konsentrasi sebagian besar di Jawa dan Bali (83,2%) terutama di pinggiran kota-kota besar sepertl Ibukota DKI Jakarta, Bandung, Semarang dan Surabaya. BPR sangat dibutuhkan bagi masyarakat menengah kebawah dan pengusaha kecil untuk mendukung kegiatan ekonominya sehingga keberadaannya harus dijaga agar dapat beroperasi dan berkembang secara sehat baik secara individual maupun industri. Dalam beberapa tahun terakhir setelah k risis, banyak BPR yang mengalami kegagalan yang secara sistemik dapat menimbulkan inefesiensi dan akan menjadi beban masyarakat dan atau Pemerintah. Dengan metode analisis regresi logistik dan analisis diskriminan diketahui bahwa faktor yang paling signifikan mempengaruhi kegagalan usaha BPR di Jabotabek adalah tingginya rasio Non Performing Loan (NPL). BPR yang memiliki NPL tinggi akan mengalami kerugian cukup besar, tidak mampu memupuk permodalannya dan pada akhirnya mengalami kesulitan likuiditas.
Untuk mengatasinya, BPR mencari pinjaman antar bank dengan bunga tinggi. BPR gagal memiliki nilai rata-rata rasio NFL, pinjaman antar bank, dan biaya bunga leblh tlnggl serta memiliki nilal rata-rata raslo permodalan dan pendapatan bunga lebih rendah dlbandingkan dengan BPR sukses. Untuk itu dalam pengembangan industri BPR perlu kebijakan yang lebih ditekankan pada bagaimana agar supaya BPR lebih mampu mempertahankan kualitas kreditnya. Kebijakan tersebut dapat ditempuh melalui kebijakan pengaturan dengan lebih memperhatikan prinsip kehati-hatian (prudential regulation) dan kebijakan pengawasan dengan pendekatan berbasis risiko (risk base supervision)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2003
T12579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, M. Yusuf
"The aim of this study was to investigate the effect of ant (hypertensive agents with different degrees of renal excretion lisinopril (L) eliminated in the kidney and fosinopril (F), only 50% of which is eliminated through the kidney on renal function in hypertension patients with mild to moderate renal failure.
Materials and methods: Patients were divided into two groups. The first group was given F 10 mg/day and the second group was given L 10 mg/day. Groups were divided randomly, and drugs were given for 6 weeks each night at 8.00p.m. The hypertension status of each subject was determined from systolic blood pressureJ140 mmHg or diastolic blood pressure -f 90 mg/dl. Subjects were both male and female, with an age range of 18- 65 years old.
Results: The results from the creatinine examination of the 10 mgF group was (3.06 ±0.97) mg/dl after drug use, which showed no decrease in renal function. The difference was insignificant (p=0.17). The 10 mgL group the creatinine level was (3.22 ±0.17), where as in the 10 mg L group the creatinine level was (3.22 ± 0.75) mg/dl before the use of the drug and (4.11 ± 2.14) mg/dl after the use of the drug respectively. There was no worsening of the renal function, which did not differ significantly (p=0.11). There was a significant difference (p < 0.05) in the creatinine level of the 10 mg F and 10 mg L groups. The serum creatinine level before and after treatment did show any significant changes at. 6 week. However, the serum creatinine profile over 6 week was more significant in the F group than in the L groups."
2002
AMIN-XXXIII-3-JulSept2001-94
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Leaf, Alexander
New York : Oxford University Press, 1976
616.614 LEA r
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rinawati
"Gagal jantung merupakan istilah yang menunjukkan karakteristik gejala klinis yang dimanifestasikan dengan kelebihan volume cairan, tidak adekuatnya perfusi jaringan dan intoleransi aktifitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kepatuhan pasien gagal jantung dalam manajemen perawatan diri. Penelitian ini menggunakan metode cross sectionaldengan melibatkan 43 responden.
Hasil analisis univariat berdasarkan karakteristik menunjukkan ketidakpatuhan dalam manajemen perawatan diri pada sebagian besar responden. Pada program pengobatan, sebagian besar responden menunjukkan kepatuhan, yaitu sebesar 74,4%. Sedangkan untuk manajemen cairan, aktifitas, diet, dan psikososialmayoritas responden menunjukkan ketidakpatuhan. Perbaikan dalam pelaksanaan pendidikan kesehatan bagi pasien gagal jantung yang dirawat diharapkan dapat membantu mengurangi angka kekambuhan pasien.

Heart failure is a term that indicates the characteristic clinical symptoms manifested by excess fluid volume, inadequate tissue perfusion and activity intolerance. This study aims to describe the level of compliance in heart failure patient’s self-care management. This study used cross-sectional method by involving 43 respondents.
The results of univariate analysis according to characteristics indicated most of the respondents had non-compliance in self-care management. In term of medical treatment, the majority of respondents (74.4%) indicated compliance.However in term of fluids restriction, activity, diet, and psychosocial managements majority of respondents were non-compliance. The improvement of health education for heart failure patients will be expected to reduce the recurrence rate of heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S47595
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meisinta Florentina
"Latar belakang: Penyakit jantung menjadi salah satu penyakit kronik yang menjadi masalah utama. Gagal jantung merupakan satu masalah penting di antara penyakit jantung. Rehospitalisasi orang gagal jantung berdampak terhadap bertambahnya beban biaya perawatan kesehatan, serta menyebabkan peningkatan risiko kematian.
Tujuan: Meneliti pengaruh komorbiditas terhadap rehospitalisasi dini orang dengan gagal jantung dalam 30 hari setelah keluar rawat inap pertama.
Desain: Kohort retrospektif berbasis Heart Failure Registry di klinik khusus gagal jantung Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita Jakarta periode Oktober 2009-Oktober 2010, dengan total sampel 147 orang.
Hasil: Rehospitalisasi dini atau rehospitalisasi dalam 30 hari pertama setelah keluar rawat inap pertama sebesar 18,7%. Komorbiditas berpengaruh terhadap rehospitalisasi dini. Ada perbedaan efek antara laki-laki dan perempuan dengan gagal jantung. Odds rasio laki-laki tanpa atau dengan satu komorbiditas sebesar 3,1 (95% CI:0,8-11,6) lebih tinggi daripada odds rasio perempuan tanpa atau dengan satu komorbiditas dan juga yang lebih dari satu komorbiditas 2,6 (95%CI:0,4-17,9). Ketika laki-laki disertai lebih dari satu komorbiditas odds rasio meningkat menjadi 4,1 (95% CI:0,97-16,96).
Kesimpulan: Pengaruh komorbiditas terhadap rehospitalisasi dini berbeda antara laki-laki dan perempuan dengan gagal jantung. Peningkatan risiko rehospitalisasi dini lebih tinggi pada laki-laki dan meningkat seiring jumlah komorbiditas.

Background: Heart disease is one of main problems for chronic disease in Indonesia. Unfortunately, heart failure is the one important problem among heart diseases. Rehospitalized of heart failure patient made additional burden health care costs, and also early rehospitalization lead to increasing mortality risk.
Objectives: To study the comorbidities effect on early rehospitalization of heart failure within 30 days after discharge from first hospitalization.
Methods: Using Heart Failure Registry of Harapan kita Hosiptal, the study select all 147 cohort who first time hopitalized within October 2009-Oktober 2010.
Results: Early rehospitalization or rehospitalization in 30 days after discharge is 18,7%. Comorbidity is associated with early rehospitalization. There are different effect of comorbidies between male and female. Odds ratio of male without or with one comorbidity of 3.1 (95% CI :0.8-11.6) is higher than the odds ratio of female without or with one comorbidity and also that more than one comorbidity 2.6 (95 % CI :0,4-17, 9). When a male with more than one comorbidity increased the odds ratio to 4.1 (95% CI :0,97-16, 96).
Conlusion: Comorbidity effect on early rehospitalization is different among gender differences The increasing of early rehospitalization risk among male is higher and concomitant with the number of comorbidities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T38432
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Asyrofi
"Pasien heart failure sering mengalami masalah intoleransi aktifitas dan keletihan yang membutuhkan intervensi manajemen energi untuk menghasilkan toleransi aktifitas, ketahanan, konservasi energi, dan self-care activity daily living. Penelitian bertujuan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan manajemen energi pasien heart failure. Desain cross sectional, sampel 132 responden, teknik consecutive sampling.
Hasil menunjukkan hubungan signifikan antara pengetahuan, ansietas, dan dukungan sosial dengan manajemen energi, dan ansietas menjadi faktor dominan. Penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pengetahuan, menurunkan ansietas, dan meningkatkan dukungan sosial pasien heart failure, sehingga diharapkan dapat meningkatkan manajemen energi pasien heart failure.

Patients with heart failure often experienced activity intolerance and fatique which need energy management intervention in order to gain activity tolerance, endurance, energy conservation, and self-care; activity daily living. This research aims was analyzing the factors dealing with energy management of the patients with heart failure. This research was using cross-sectional design and consecutive sampling technique with 132 respondents.
The finding of this research showed a significant association between knowlege, anxiety, and social support factors with energy management, among these variables anxiety becomes the dominant factor. This study recommends to improve knowledge, reduce anxiety and improve social support of the heart failure patients, which is expected to improve energy management of the heart failure patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T34868
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erlin Ifadah
"ABSTRAK
Gagal jantung adalah kerusakan pompa jantung yang dimanifestasikan dengan pernafasan yang
cepat, sesak pada saat beraktivitas, paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea dan adanya edema
perifer atau edema paru. Hal ini menyebabkan tingginya mortalitas dan morbiditas serta
seringnya klien gagal jantung berulangkali keluar masuk rumah sakit. Pemenuhan kebutuhan
pada klien gagal jantung bukan hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan fisik atau
psikologik, tetapi juga pemenuhan kebutuhan spiritualnya. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual klien gagal
jantung di rawat inap yang meliputi faktor fungsi keluarga, kegiatan keagamaan, derajat gagal
jantung, kecemasan dan depresi. Desain penelitian Cross Sectional dengan uji statistik Chi
Square dilakukan untuk melihat hubungan tersebut. Pemodelan regresi logistik ganda
digunakan untuk menentukan faktor yang paling berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
spiritual. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara fungsi keluarga (OR=5,700 dan
nilai p =0,001), kegiatan keagamaan (OR=5,750 dan nilai p=0,001), derajat gagal jantung (OR
4,167 dan nilai p= 0,016) dan depresi (OR=3,692 dan nilai p= 0,011) dengan pemenuhan
kebutuhan spiritual klien gagal jantung. Fungsi keluarga merupakan faktor dominan yang paling
berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan spiritual (OR=0,229). Hasil penelitian
menunjukkan fungsi keluarga mempunyai peranan penting dalam pemenuhan kebutuhan
spiritual klien gagal jantung, oleh sebab itu keluarga harus dilibatkan pada setiap asuhan
keperawatan yang akan diberikan pada klien gagal jantung.
ABSTRACT
Heart failure is a heart pump damage manifested by rapid breathing, shortness on exertion,
paroxysmal nocturnal dyspnea, orthopnea and peripheral edema or pulmonary edema. This leads
to high mortality and morbidity of heart failure and frequent client repeatedly in and out of the
hospital. Meeting the needs of the clients of heart failure is not only oriented to the physical or
psychological needs, but also their spiritual needs. This study aims to analyze the factors related
to the spiritual needs of clients in heart failure hospitalization factors include family functions,
religious activities, the class of heart failure, anxiety and depression. Design Cross-sectional
study with Chi Square statistical test conducted to see the relationship. Multiple logistic
regression modeling used to determine the factors most related to spiritual fulfillment. The
results showed an association between family functioning (OR = 5.700 and p = 0.001), religious
activities (OR = 5.750 and p = 0.001), the class of heart failure (OR 4.167 and p = 0.016) and
depression (OR = 3.692 and p-value = 0.011) with the spiritual needs of heart failure clients.
Family function is the most dominant factor related to spiritual fulfillment (OR = 0.229). The
results showed a family function has an important role in meeting the spiritual needs of the client
with heart failure, therefore the family should be involved in any nursing care that will be given
to clients of heart failure."
2013
T35852
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wati Jumaiyah
"ABSTRAK
Heart Failure merupakan penyakit jantung kronik yang menimbulkan gangguan pada
semua sistem tubuh. Akibatnya kemampuan untuk self care berkurang termasuk
pemenuhan kebutuhan spiritual. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan dimensi religi dengan self care pada penderita Heart Failure. Metode
penelitian menggunakan analisis korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah
sempel 75 responden. Metode pengambilan sampel dengan tehnik purposive sampling.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata usia 61 tahun, berjenis kelamin wanita 53,3%,
berpendidikan rendah 54,5%, berpenghasilan diatas UMR 56%, status kesehatan dengan
klasifikasi kelas II 60%. Analisis penelitian menunjukan ada hubungan yang bermakna
antara dimensi religi dengan self care (p value= 0,001; α = 0,05). Analisis lebih lanjut
menunjukan bahwa dimensi religi merupakan faktor yang dominan yang berhubungan
dengan self care. Rekomendasi peneliti adalah peningkatan peran perawat dalam
melakukan asuhan keperawatan spiritual pada penederita Heart Failure dan
dikembangkan strategi self care practice.

ABSTRACT
Heart failure is a chronic heart disease causing disturbances in all systems of the body.
As a result, the ability to self care is diminished including fulfilling spiritual needs. The
purpose of this research is to find out the relationship between religious dimension and
self care in people with heart failure. The Research used correlative analytical methods
with cross sectional approach. The total sample of 75 respondents. The sample
collection method used a purposive technique sampling. Research results showed the
average age of 61 years; 53,3 % the female sex; 54,5 % educated low; 56 % earns
higher than regional minimum wage and health status with the classification class II 60
%. The finding showed that there is a relationship between religious dimension with
meaningful self care (p value=0,001; α=0,05). Further analyses showed that religious
dimension is a dominant factor associated with self care. Recommendations of the
research is improving role of nurses in providing spiritual care to patients with heart
failure and developing strategy of self care practice."
2013
T35504
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>