Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Hidayat
Abstrak :
Penulisan Tugas Akhir mengenai Rancangan Program Pelatihan Keterampilan Berempati Bagi Petugas Perwaiian, ditujukan sebagai upaya meningkatkan kualitas petugas perwalian dalam memahami permasalahan WBP di Lapas Sukamiskin Bandung. Ketertarikan untuk memilih judul tulisan ini berawal dari melihat kenyataan bahwa pembinaan dalam Lapas adalah untuk membentuk WBP agar menjadi manusia seutuhnya, menyadari kesalahan, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima kembali di lingkungan masyarakat sampai saat ini belum terlaksana secara optimal. Salah satu hak WBP adalah untuk menyampaikan keluhan tentang masalahnya kepada petugas sarnpai saat ini masih sering diabaikan. Dampak psikologis ketika seseorang menjalani masa pidananya dalam Lapas, menimbulkan akibat yang mengganggu fungsi psikologis WBP. Berbagai masalah psikologis yang menimpa WBP kadang tidak terpantau dan tidak tertangani oleh petugas Lapas. Ini memberikan gambaran bahwa WBP harus dapat menampung masalahnya sendiri dalam Lapas. Salah satu altematif dalam ikut membantu memecahkan permasalahan WBP adalah melalui program perwalian, yang dituangkan dalam Surat Keputusan Kepala Lapas Kelas I Sukamiskin Bandung No. W8.EA.PP.04-10-458, tanggal 23 Pebruari 2005, menunjuk petugas yang dianggap cakap dan mampu untuk menjadi Wali WBP daiam rangka meningkatkan pembinaan secara individual. Tujuan dari Perwalian ini, salah satunya adalah menerima keluhan dan membantu memecahkan masalah yang dialami atau dihadapi oloh WBP. Sehingga segala tekanan psikologis yang dihapai WBP selama menjalani masa pidanya dapat disalurkan dan ditemukan jalan pemecahannya secara tepat. Berdasarkan hasil obsewasi dan FGD maka penulis menyimpulkan bahwa program perwalian kurang beljalan secara optimal dikarenakan adanya berbagai hambatan yang dihadapi para wali, antara lain : kurangnya keterampilan empati petugas dalam menghadapi WBP sehingga wali belum bisa menggali informasi tentang permasalahan WBP secara mendalam. Oleh karena itu penulis mencoba untuk membuat rancangan program pelatihan untuk meningkatkan keterampilan petugas wali melalui Pelatihan Keterampiian Berempati (Empathy Skill Training) di Lapas Sukamiskin.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T17805
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Pertiwi
Abstrak :
Penelitian ini berkaitan dengan intervensi untuk meningkatkan empati remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya. Intervensi ini dilakukan melalui six-step empathy exercices yang terdiri dari enam langkah latihan dimana tiap latihan terdapat aktivitas tertentu. Dengan meningkatknya empati, diharapkan remaja yang mengalami penolakan, menjadi lebih dapat diterima oleh teman sebayanya. Penelitian ini menggunakan single subject design. Sampel yang dipilih adalah remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya yang diambil melalui teknik sampling purposive sampling. Setelah dilakukan analisis perbandingan hasil pre-test dan post-test, serta pemenuhan indikator keberhasilan pada tiap sesi intervensi, diperoleh bahwa strategi six-step empathy exercises dapat meningkatkan empati remaja yang mengalami penolakan oleh teman sebaya. ...... The focus of this research is on an intervention to enhance the empaty of rejected adolescence through six-step empathy exercices. This strategy consists of six step exersices which student have to complete certain activity. By the enhancement of empathy, it is expected that rejected adolescence will be accepted by peers. This research uses a single subject design. The sample of this research was selected by using purposive sampling technique. After analyzing the result of pre-test, posttest, and the fulfillment of successful indicator in every session of intervention, it is understood that six-step empathy exercises is effective to enhance empathy of rejected adolescence.
Depok: Fakultas Psikologi Unversitas Indonesia, 2013
T36772
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robertus R. Rubiyanto
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Wahyu Nugroho
Abstrak :
Tujuan dari dibuatnya skripsi ini adalah untuk mengetahui pengaruh sikap empati dan kemampuan mendengarkan yang dimiliki oleh pustakawan terhadap hubungan yang terbentuk dengan pengguna perpustakaan. Data penelitian ini diolah dengan software Lisrel 8.51, menggunakan tenik structural equation modeling (SEM). Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa empati tidak didukung oleh data yang signifikan yang menunjukkan bahwa ada pengaruh positif dengan kepuasan pengguna, sementara itu kemampuan mendengar yang baik berpengaruh secara positif terhadap kepuasan pengguna. Kemudian tidak ditemukan data yang signifikan atas pengaruh sikap empati yang dimiliki pustakawan terhadap kepercayaan yang bisa timbul dalam diri pengguna, serta ditemukan hubungan yang positif antara kemampuan mendengarkan terhadap rasa percaya dari pengguna. Terakhir dalam penelitian ini juga ditemukan bahwa kepercayaan tidak berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna perpustakaan untuk berinteraksi kembali dengan pustakawan, serta kepuasan yang timbul atas pelayanan dari pustakawan akan berpengaruh positif terhadap keinginan pengguna perpustakaan untuk berinteraksi kembali dengan pustakawan. ...... The purpose of this thesis is to investigate librarian empathy and listening impact on relationship with user.data was processed with Lisrel 8.51. using structural equation modeling (SEM) technique. The result showed that empathy is not positively related to user's satisfaction, meanwhile listening is positively related to user's satisfaction. And than empathy is not positively related to trust, in contrast to that listening is positively related to trust. Last in this thesis indicate that trust has no effect to relationship outcomes, and satisfaction has positively related to relationship outcomes.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Starlettia Viorensika
Abstrak :
Psikologi merupakan salah satu jurusan perkuliahan yang diminati saat ini. Untuk menjadi seorang psikolog yang baik, diperlukan kemampuan untuk berempati agar dapat memahami kliennya (Rogers, 1975). Oleh karena itu, empati dianggap sebagai karakteristik mendasar yang harus dimiliki psikolog. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran empati mahasiswa psikologi dan melihat manfaat pendidikan psikologi dalam mengembangkan empati mahasiswa psikologi. Davis (1996) mendefinisikan empati sebagai sekumpulan konstruk yang berkaitan dengan respon seseorang terhadap pengalaman orang lain. Konstruk ini secara spesifik yaitu meliputi proses yang terjadi pada pengamat serta bentuk afektif dan non-afektif yang dihasilkan dari proses tersebut. Pengukuran empati menggunakan alat ukur Interpersonal Reactivity Index (Davis, 1980). Partisipan penelitian berjumlah 181 mahasiswa jenjang sarjana Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan psikologi membantu mahasiswa mengembangkan empatinya namun tingkat empati mahasiswa tingkat awal lebih tinggi daripada tingkat empati mahasiswa tingkat akhir. Oleh karena itu, dibutuhkan pelatihan empati untuk meningkatkan empati yang dimiliki mahasiswa. ...... Psychology is one of the popular college majors nowadays. To be a good psychologist, required the ability to empathize in order to understand their clients (Rogers, 1975). Therefore, empathy is considered as the fundamental characteristics that must be owned by psychologist. This research was conducted to find the overview of empathy among psychology undergraduate students and to find the benefits of psychological education in order to develop empathy of psychology undergraduate students. Davis (1994) defined empathy as a set of constructs having to do with the responses of one individual to the experiences of others. These constructs specifically include the process taking place within the observer and afective and non-affective outcomes which results from those processes. Empathy was measured using Interpersonal Reactivity Index (Davis, 1986). The participants of this research are 181 University of Indonesia undergraduate psychology students. The main results of this research show that psychological study is useful for the development of empathy, however first year’s empathy level is higher than last year’s empathy level. Therefore, empathy training is needed to improve empathy level of undergradute psychology students.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2013
S52471
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andrien Varian Hilmy Pramono
Abstrak :
Coronavirus (SARS-CoV-2) telah menjadi perhatian utama di seluruh dunia. Sebagai tanggapan, Pemerintah Indonesia menerapkan beberapa upaya untuk memperlambat dan mengendalikan penyebaran virus. Hal ini termasuk tim respon cepat, rumah sakit berkualitas yang ditunjuk, dan pembatasan sosial skala besar. Selanjutnya, kementerian kesehatan menyarankan agar masyarakat menjaga kebersihan dan memakai masker setiap saat di depan umum. Untuk meningkatkan kesadaran dan memperlambat penyebaran virus, dapat dibuat masker yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan design thinking. Berdasarkan empati, ini menentukan perilaku dan kebutuhan calon pengguna. Hal ini kemudian akan didefinisikan dalam pemetaan empati sebagai salah satu alat visual. Kansei Engineering juga digunakan untuk menangkap kebutuhan psikologis pengguna. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi produk prototipe dengan fitur kunci fungsional yang dapat dimanfaatkan dan ditinjau oleh pengguna.
Coronavirus (SARS-CoV-2) has become a major concern worldwide. As a response, The Government of Indonesia applied several efforts to maintain and control the spreading of the virus. These includes fast response team, appointed qualified hospitals, and an appeal for large-scale social restrictions. Furthermore, the ministry of health suggested for public to maintain hygiene and wear mask at all times in public. To increase awareness and to slow down the spreading of the virus, one can create a suitable mask that fits to the user's requirements. This research is done with the design thinking approach. Based on empathy, it determined the behavior and needs of the potential users. These will be then defined into empathy mapping as one of the visual tools. Kansei Engineering is also used to capture the psychological needs of the user. The result of this research is expected to be a prototype product with functional key features that can be utilized and reviewed by the users.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Azmi Zaka Harisya
Abstrak :
ABSTRAK
Banyaknya perokok yang tidak civil dengan memilih untuk merokok di tempat yang tidak seharusnya dan membiarkan asap rokoknya terhirup oleh para perokok pasif, penelitian ini pun dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah Empati memiliki hubungan positif yang signifikan dengan Respect terhadap orang lain pada perokok. Penelitian ini menggunakan alat ukur Basic Empathy Scale (BES) oleh Jolliffe & Farrington (2006) yang telah diadaptasi ke Bahasa Indonesia untuk mengukur empati dan alat ukur Respect oleh Ridwan (2011) untuk mengukur Respect yang berfokus pada Respect terhadap orang lain. Responden berjumlah 171 orang yang merupakan seorang mahasiswa perokok aktif yang memiliki rentang usia 17 hingga 24 tahun. Hasil dari penelitian ini adalah adanya hubungan positif yang signifikan antara empati dengan respect terhadap orang lain sebagai bentuk civility pada mahasiswa perokok aktif.
ABSTRACT
Upholding the statement that most of active smokers aren‟t being civil in society by smoking in inappropriate places and let the fumes inhaled by passive smokers, thus the reason why this research is based on. This research is commenced on the basic purpose to find if the smoker‟s empathy is connected with respect towards others. This research used Basic Empathy Scale (BES) by Jolliffe and Farrington (2006) that has adapted to Indonesian language to measure empathy factors, and used Ridwan‟s (2011) measuring scale to measure respect towards others. Regardless the many aspects in Ridwan‟s measuring scale, that research only use the respect towards others dimension. The respondent of this research aggragate 171 subjects, and are college students who‟s also an active smoker, with age ranging from 17 to 24 years old. The research found that there‟s a significant correlation between respect towards others and civil behavior on active smokers.;;
2016
S65223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Talitha Rachmani Umar
Abstrak :
Profesi-profesi yang melibatkan banyak interaksi manusia membutuhkan pendidikan mengenai empati untuk mendukung karier profesional mereka, sehingga pembelajaran mengenai empati penting untuk para mahasiswa. salah satunya melalui pembelajaran mengenai komunikasi empatik. Berdasarkan berbagai penelitian, salah satu teknologi pendidikan yang sedang berkembang pesat yaitu virtual reality (VR) telah menunjukkan efektivitasnya dalam memfasilitasi empati dan berbagai variabel pengalaman pengguna (UX) yaitu presence, engagement, perspective taking, embodiment, dan copresence dikarenakan sifatnya yang imersif. Penelitian ini menguji efektivitas penggunaan alat pembelajaran VR untuk memfasilitasi state empathy pada mahasiswa dibandingkan dengan alat pembelajaran dengan tingkat imersivitas lebih rendah, seperti video dua dimensi dan teks. Tujuh puluh lima mahasiswa sarjana menggunakan salah satu dari tiga alat pembelajaran komunikasi empatik dengan tingkat imersivitas berbeda (25 partisipan pada masing-masing alat pembelajaran), kemudian diukur tingkat state empathy dan beberapa variabel UX terkait saat menggunakannya. Ditemukan bahwa terdapat perbedaan signifikan tingkat state empathy antara peserta yang menggunakan ketiga alat pembelajaran tersebut. Selain itu, terdapat pula perbedaan yang signifikan pada tingkat variabel UX, yaitu engagement, presence, embodiment, dan copresence. Temuan dari penelitian ini memberikan wawasan berharga mengenai efektivitas dari teknologi imersif dan menjadi dasar untuk pengembangan alat pembelajaran yang lebih imersif, khususnya untuk pembelajaran empati. ......Professions that involve extensive human interaction necessitate education on empathy to support their professional trajectories, which can be showcased through learning about empathetic communication. One of the rapidly advancing technologies today in education is virtual reality (VR), which, based on various studies, has exhibited its efficacy in facilitating state empathy and various related UX variables, thanks to its immersive attributes. This study examines the effectiveness of using VR as a learning apparatus to strengthen empathy for students compared to using less immersive tools such as two-dimensional video and text. Seventy-five undergraduate students were asked to use one of three empathic communication learning tools (25 participants on each learning tool), and then their perceived level of state empathy and several related UX variables during usage were measured. It was found that there was a significant difference of state empathy levels between participants who used the three learning tools. Furthermore, there were significant differences in UX variables, namely engagement, presence, embodiment, and copresence. The discoveries from this research contribute valuable insights to our understanding of the effectiveness of immersive technology, serving as a foundation for the future development of even more immersive learning tools specifically designed for empathy learning.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Qorina Islamia
Abstrak :
Di ranah psikologi sosial, salah satu konsep yang telah banyak diteliti oleh ahli-ahli di bidang ini adalah tingkah laku prososial. Ada beberapa faktor yang dari lama telah dipelajari untuk memahami lebih lanjut tentang apa yang mempengaruhi adanya tingkah laku prososial, baik apa yang mempengaruhi timbulnya tingkah laku prososial ataupun faktor yang tidak menimbulkan tingkah laku prososial tersebut. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada korelasi antara empati dan conscientiousness dengan tingkah laku prososial saat ada bencana alam. Di penelitian ini, sampel dicari melalui survei daring, kemudian hasil analisis data menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness menunjukkan efek positif dan signifikan terhadap salah satu tingkah laku prososial, yaitu memberikan bantuan dalam keadaan bencana alam. Semakin tinggi tingkat empati dan conscientiousness seseorang maka semakin memungkinan pula seseorang itu menjukkan tingkah laku membantu ketika bencana alam terjadi. Hasil penelitian ini juga mendukung lebih lanjut penelitian-penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa empati dan conscientiousness dapat memprediksi kemungkinan tingkah laku prososial. ...... In social psychology, prosocial behaviour is one of the concepts that is highly researched by those working in the field. Over the years, there have been several factors studied to understand further on what affect prosocial behaviour in whether the behaviour arises, or they do not. Therefore, focus of this study is to find if there is a correlation between empathy and conscientiousness with helping behaviour during natural disaster occurrence respectively. The sample is obtained through online survey and the results supports how empathy and conscientiousness positively affect a specific form of prosocial behaviour, natural disaster helping and that indeed both have significant effect on helping behaviour during natural disaster. The more empathy and conscientiousness a person possess, then the more likely they will give help when natural disaster occurs. These findings further support previous research that found empathy and conscientiousness have a role on increasing prosocial behaviour.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agnes Lasmono
Abstrak :
Latar Belakang: Kemampuan empati dan sistemisasi sudah berkembang sejak masa kanak. Kedua kemampuan tersebut berkaitan dengan fungsi sosial serta pencapaian akademik pada anak, dapat dinilai menggunakan kuesioner Empathy Quotient (EQ) dan Systemizing Quotient (SQ). Dorongan untuk berempati dan sistemisasi selanjutnya dapat dijelaskan sebagai tipe otak, yang dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan perbedaan antara nilai EQ dan SQ terstandarisasi dari orang tersebut. Salah satu gangguan psikiatrik yang banyak ditemui pada layanan kesehatan jiwa anak dan remaja adalah GPPH. Adanya GPPH dapat berdampak pada fungsi sosial dan akademis anak. Penelitian ini dibuat untuk mengetahui perbedaan tipe otak berdasarkan EQ dan SQ pada anak sekolah dasar (SD) dengan dan tanpa GPPH. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional dengan desain potong lintang. Sampel sebanyak 122 orang tua dan anak diambil dari Poli Jiwa Anak dan Remaja Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dan dari sekolah dasar di Jakarta. Pengambilan data dilakukan melalui pengisian kuesioner Empathy and Systemizing Quotient for Children (EQ-/SQ-C) versi Bahasa Indonesia. Tipe otak dikelompokkan berdasarkan persentil dari nilai D, yaitu perbedaan antara EQ dan SQ terstandarisasi. Hasil: Tipe otak yang paling banyak ditemui pada anak tanpa GPPH adalah empathy (37,7%), sedangkan pada kelompok anak dengan GPPH adalah systemizing (39,34%). Dari hasil analisis, didapatkan perbedaan bermakna pada nilai D kedua kelompok (p=0,021). Studi ini juga mendapati perbedaan bermakna pada rerata EQ (p=0,000) dan rerata SQ (p=0,042) antara kedua kelompok. Simpulan: Terdapat kecenderungan tipe otak sistemisasi pada anak SD dengan GPPH, serta terdapat perbedaan bermakna pada rerata EQ dan SQ antara kedua kelompok. ......Background: Empathy and systemizing abilities have developed since childhood. These abilities are related to social and academic achievements in children, can be assessed by using the Empathy Quotient (EQ) and Systemizing Quotient (SQ) questionnaires. The drive to emphatize and systemize can further be described as brain type, which is divided into five groups based on the difference of the individual’s standardized EQ and SQ scores. One of psychiatric disorders commonly found in child and adolescent mental health services is ADHD. ADHD may have an impact on social and academic function in children. This study was conducted to determine the difference of brain type based on EQ and SQ in elementary school children with and without ADHD. Methods: This is an observational study with cross-sectional study design. Sample of 122 parents and children were included from Child and Adolescent Mental Health Outpatient Clinic in Cipto Mangunkusumo General Hospital, and elementary school in Jakarta. The data were taken using Empathy and Systemizing Quotient for Children (EQ-/SQ-C) questionnaire in Bahasa Indonesia. The brain types were classified according to percentile of D score, which is the difference between standardized EQ and SQ. Results: The most common brain type found in children without ADHD was empathy (37.7%), while in children with ADHD was systemizing (39.34%). From the analysis, there was significant difference in D score between both groups (p=0.021). Significant difference was also found in mean EQ score (p=0.000) and mean SQ score (p=0.042) between both groups. Conclusion: There was tendency toward systemizing brain types in elementary school children with ADHD. There were also significant differences in mean EQ and SQ score between both groups.
Depok: Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia, 2021
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6   >>