Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 22 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Okto Dewantoro
Abstrak :
Latar Belakang. Indeks Glikemik (IG) diketahui berhubungan dengan kejadian penyakit kardiovaskular, semakin tinggi IG semakin tinggi kejadian penyakit kardiovaskular. Highly Sensitivity-CRP (hs-CRP) merupakan pemeriksaan yang digunakan untuk menilai faktor risiko PIK. Semakin tinggi hs-CRP semakin besar risiko terjadinya Acute heart Disease. Indeks Glikemik diketahui berhubungan positif dengan hs-CRP. Saat ini di Indonesia belum ada penelitian yang menghubungkan IG, hs-CRP dan PIK. Tujuan. Diketahuinya nilai dan rerata IG dan hs-CRP pada penderita PIK, serta melihat ada tidaknya korelasi antara IG, hs-CRP dan pada penderita PJK. Metodologi. Studi pendahuluan dan potong lintang dilakukan pada 14 penderita PIK jenis angina pectoris stabil yang datang berobat di poliklinik Kardiologi RSCM. Kemudian dilakukan diagnosa PJK dengan Treadmill, pemeriksaan hs-CRP dan kemudian wawancara gizi dengan Food Frequency Quesioner yang menggambarkan pola diet penderita untuk mendapatkan nilai IG. Hasil. Didapatkan rerata IG 80,96 (tinggi), rerata hs-CRP 1,88 mg/L, serta korelasi positif antara IG dan hs-CRP. Nilai korelasi antara IG dan hs-CRP adalah 0,682 dengan kemaknaan statistik 0,007. Simpulan. Didapatkan rerata IG dan hs-CRP yang tinggi serta korelasi positif antara IG dan hs-CRP pada penderita PJK.
Background. Glycemic Index (GI) significantly correlated with cardiovascular disease, especially Coronary Arterial Disease (CAD). High Sensitivity-CRP is a marker to predict the risk of Cardiovascular Disease and the higher hs-CRP the higher risk of CAD. Glycemic Index has been known to have a positive correlation with hs-CRP. There was no research in Indonesia, which was trying to see the correlation between IG, hs-CRP and CAD. Objectives. To get an average value of GI and hs-CRP and to know if there is a correlation between GI and hs-CRP in CAD patient. Methods. A cross sectional study was done to this research. Fifteen CAD patients especially stable chronic angina which already diagnose with treadmill were examined their blood and then filled form of FFQ to see their GI pattern. Results. The average result of GI was 80.96 (high) and average result of hs-CRP was 1.88 mg/L. There was a positive correlation between GI and hs-CRP in-patient with CAD in this research. Conclusions. There was a high average value of GI and hs-CRP in-patient with CAD. There was a positive correlation between GI and hs-CRP in CAD patient.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T18181
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Ayu Permata Sary
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung dan pembuluh darah (CVD) adalah penyebab kematian nomor satu di dunia. Sebagian besar staf UI bekerja dalam posisi duduk, kurang aktivitas fisik, dan pola makan yang tidak sehat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran media intervensi yang efektif dalam peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku hidup sehat bagi staf UI tahun 2010. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen, berupa pre-post test controlled group design. Intervensi dilakukan pada kelompok I (kontrol), diberikan booklet dan pemasangan spanduk, sedangkan kelompok II (intervensi) diberikan paparan yang sama ditambah dengan workshop. Analisis kuantitatif untuk melihat rerata antara sebelum dan sesudah intervensi. Uji beda dua mean menggunakan paired t-test. Hasil penelitian menunjukkan kedua kelompok terjadi peningkatan pegetahuan, sikap, dan perilaku dengan kedua macam media intervensi. Penggunaan poster dan booklet saja terbukti cukup efektif, lebih hemat biaya, hemat waktu dan dapat dilaksanakan untuk meningkatkan pola hidup sehat bagi staf UI.
ABSTRACT
Cardio vascular disease (CVD) is the leading cause of death in the world. Most of the UI staff working in a sitting position and less physical activity, unhealthy eating patterns, and smoking behavior. Purpose of this research is to identify the role of media in capable of effective intervention and conducted in improving knowledge, attitudes, and healthy behavior for staff UI in 2010. This research design was quasi experimental, in the form of pre-post test controlled group design. Group I (control), given booklets and installation of banners, while Group II (intervention) is given the same exposure coupled with the workshop. Analysis of quantitative to see the average before and after intervention, using paired t-test. Results showed both groups there was an increase of knowledge, attitudes, and behavior. The use of booklets proved quite effective, more cost-effective, saving time and can be implemented to improve healthy lifestyles for the staff UI.
2010
T31718
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Sulistiowati
Abstrak :
Perkembangan ilmu dan pengetahuan keperawatan semakin berkembang untuk meningkatkan pelayanan bagi pasien. Penyakit kardiovaskular merupakan penyebab utama kematian di dunia dan prevalensi nya yang tinggi menjadi perhatian dan tantangan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Perawat spesialis dengan perannya sebagai pemberi asuhan, pendidik, peneliti dan inovator memiliki peran penting dalam pelayanan kesehatan khususnya pada penyakit kardiovaskular. Pelaksanaan praktik residensi bertujuan untuk mengaplikasikan peran perawat spesialis dengan menggunakan pendekatan Teori Model Adaptasi Roy. Peran sebagai pemberi asuhan dan pendidik diterapkan pada 31 psaien dengan berbagai kasus kardiovaskular baik medical maupun surgical. Peran sebagai pendidik juga diberikan kepada rekan sejawat dengan melakukan jurnal reading dan diskusi. Hasil analisis praktik menunjukkan bahwa teori Model Adaptasi Roy dapat diterapkan pada asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem kardiovaskular. Peran sebagai peneliti dilakukan dengan penerapan terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humidifikasi. Hasil penerapan didapatkan bahwa terapi oksigen nasal kanul aliran rendah tanpa humdifikasi dapat dijadikan alternative pemberian terapi oksigen. Peran sebagai inovator dijalankan dengan menyusun form skrining pasien yang memerlukan perawatan paliatif pada pasien gagal jantung, dengn hasil evaluasi didapatkan bahwa form layak untuk digunakan.
The development of nusing science and knowledge is increasingly evolving to improve services for patients. Cardiovascular disease is the leading cause of death in the world and its prevalence is high. It's become concern and challenge for health workers in providing health services. Nurses Specialist with his role as caregiver, innovators, researchers and educators have an important role in health services especially in cardiovascular disease. Implementation practice residencies aim to apply the role of specialist nurses using Theory approach Model Adaptation by Roy. The role as a caregiver and educator was applied in 31 cases with various cardiovascular cases either medical or surgical. The role of the educator is also given to other nurses by journal reading and discussion. Practice analysis results showed that the Roy Adaptation Model can be applied on nursing care of patients with cardiovascular diseases. The role as a researcher executed by evidence-based nursing, low flow nasal cannula oxygen therapy without humidification could become alternative modality in oxygen therapy. The role as an innovator executed by created palliative screening for heart failure, with the evaluation showed that the form is acceptable.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anditha Ratnadhiyani
Abstrak :
ABSTRAK
Pasien gagal jantung sering mengalami penurunan kualitas hidup karena keadaan ldquo;high simptom burden rdquo; dan hospitalisasi berulang, sehingga berdampak pada prognosis yang buruk. Salah satu usaha untuk meningkatkan kualitas hidup pasien jantung adalah dengan perawatan paliatif. Manajemen simptom merupakan komponen sangat penting dalam perawatan paliatif. Edmonton symptom assessment system ESAS merupakan instrumen pengkajian keluhan simptomatik yang umum digunakan pada pasien dengan penyakit kronis. Hasil analisis Rasch terhadap 35 kuesioner ESAS yang diisi oleh pasien gagal jantung menunjukkan bahwa ESAS memenuhi syarat unidimensionalitas eigenvalue 41 , yang berarti ESAS mampu mengukur beban simptom. Nilai Cronbach rsquo;s alpha 0,812 menunjukkan reliabilitas yang sangat baik, namun nilai person reliability 0,58 menunjukkan bahwa konsistensi jawaban dari pasien lemah. Rekomendasi penulis dari penerapan EBN ini adalah pengukuran uji validitas dan reliabilitas ulang terhadap ESAS dengan jumlah sampel tiap unit yang memadai setelah dilakukan double translation instrumen. Kata kunci : ESAS, beban simptom, paliatif, gagal jantung
ABSTRAK
Heart failure is known as high symptom burden disease. Symptom burden interfere with patients rsquo;s quality of life and lead to worse prognosis. Palliative care is an approach to improve patient rsquo;s quality of life by providing relief from pain and other distressing symptoms. Symptom management is one of the most crucial component of palliative care. Edmonton symptom assessment system ESAS is a clinical tools to document the symptom burden in chronically ill patients. Rasch analysis of 35 ESAS questionnaire completed by heart failure patients shows that ESAS is a unidimensional eigenvalue 41 measure of symptom burden. The calculated Cronbach rsquo;s alpha was 0,812, interpreted to good reliability; but low person reliability score 0,58 indicated low consistency of person response. The recommendation for this evidence-based nursing intervention is re-analysis of instrument rsquo;s validity and reliability with sufficient number of samples form each unit and double translation procedure. Keywords: ESAS, simptom burden, palliative, heart failure
2018
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Rabbani Rahim
Abstrak :
Bioburden merupakan parameter penilaian penting dalam kualitas produk steril. Dengan mengetahui adanya beban cemaran mikro maka akan dapat diketahui gambaran mutu produk sediaan steril sebelum dan setelah melewati proses sterilisasi nantinya. PT. Harsen Laboratories sendiri merupakan industri manufaktur farmasi di Indonesia dengan produksi sediaan injeksi terbesar di Indonesia dimana untuk menjamin kualitas sediaan injeksi yang diproduksi ialah dengan menjalankan pengujian bioburden pada tiap-tiap produk injeksi. Prosedur penyusunan protap bioburden dimulai dari suprevisor Andev menyusun dan merevisi prosedur pengujian bioburden kemudian diperiksa oleh Manajer RnD sub departemen Andev dan Packdev untuk memastikan prosedur pengujian bioburden dapat berjalan dengan baik. Protap pengujian bioburden dapat dilakukan dengan 2 metode, yaitu metode membran filtrasi dan metode cawan tuang dimana kedua metode ini harus dilakukan oleh analis QC terlatih dan mengikuti prosedur yang terlampir secara jelas di dalam protap dan lembar kerja pengujian bioburden. Penyakit kardivoaskular ialah gangguan yang terjadi pada jantung dan pembuluh darah. Permasalahan yang sering timbul terkait penyakit ini ialah pengobatan yang bervariasi terutama dari sisi penggunaan obat yang beragam dimana keragaman dari efek samping dan interkasi pada peresepan obat-obatan tersebut juga meningkat. Sebagai seorang tenaga kesehatan yang profesional di bidang farmasi, apoteker berkewajiban untuk mengkaji terlebih dahulu resep yang masuk untuk menghindari kesalahan pemberian obat-obatan. Frekuensi masuknya resep untuk pengobatan penyakit kardiovaskular cukup banyak terutama di Apotek Roxy Biak yang terletak di pusat ibukota, yaitu kota Jakarta Pusat. Hasil skrining resep kardiovaskular pada penulisan laporan ini ialah kajian administratif dalam penulisan resep yang diterima di apotek Roxy Biak sudah cukup lengkap, namun ada beberapa informasi yang kurang dimana apoteker dapat menggali informasi lewat komunikasi untuk memverifikasi resep. Kesesuaian farmasetik dari obat-obatan kardiovaskular yang diberikan juga sudah cukup jelas dan pertimbangan klinik yang harus dipantau dari resep kardiovaskular yang masuk ialah harus memantau efek samping obat dan memantau terapi obat yang dikonsumsi pasien. ......Bioburden is an important assessment parameter in the quality of sterile products. By knowing the presence of micro-contamination load, it will be possible to know the description of the quality of the sterile preparation product before and after going through the sterilization process later. PT. Harsen Laboratories itself is a pharmaceutical manufacturing industry in Indonesia with the largest production of injection preparations in Indonesia where to ensure the quality of the injection preparations produced is to carry out bioburden testing on each injection product. The procedure for preparing the bioburden protocol starts with the Andev supervisor compiling and revising the bioburden testing procedure and then being checked by the Andev and Packdev sub-department RnD Managers to ensure the bioburden testing procedure runs properly. The procedure for testing bioburden can be carried out by 2 methods, which is the membrane filtration method and the pour plate method where both methods must be carried out by a trained QC analyst and follow the procedures clearly attached in the protocol and the bioburden testing worksheet. Cardiovascular disease is a disorder that occurs in the heart and blood vessels. Problems that often arise related to this disease are varied in the treatments, especially in terms of the use of various drugs where the diversity of side effects and interactions in prescribing these drugs also increases. As a professional health worker in the pharmaceutical field, the pharmacist is obliged to review the incoming prescription in the first place to avoid medication errors. The entry frequency of prescriptions for the treatment of cardiovascular disease is quite high, especially at the Roxy Biak Pharmacy, which is located in the capital city, Central Jakarta. The result of cardiovascular prescription screening in writing this report is that the administrative review in writing prescriptions received at the Roxy Biak pharmacy is quite complete, however there is some information that is lacking where pharmacists can dig up the information through communication to verify the prescriptions. The pharmaceutical suitability of the cardiovascular drugs given is also quite clear and clinical considerations that must be monitored from incoming cardiovascular prescriptions are to monitor the drug side effects and the drug therapy that the patient is taking.
Depok: Fakultas Farmasi, 2020
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Idris Idham
Jakarta: UI-Press, 2004
PGB 0165
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Alana Arumsari Pramono
Abstrak :
Latar belakang: Penyakit jantung koroner merupakan salah satu penyakit tidak menular. Faktor risiko penyakit jantung koroner antara lain hipertensi, merokok, kolesterol tinggi, obesitas, dan rendahnya konsumsi buah dan sayuran. Menurut data Riskesdas pada tahun 2013, prevalensi penyakit jantung koroner dengan diagnosa dokter adalah sebesar 0,5%.Sedangkan pada tahun 2018 prevalensi penyakit jantung koroner dengan diagnosa dokter adalah sebesar 1,5%. Maka terjadi peningkatan oleh responden yang menderita penyakit jantung koroner. Penyakit jantung koroner disebabkan oleh penumpukan plak di dinding arteri yang memasok darah ke jantung dan bagian tubuh lainnya. Plak tersebut terdiri dari deposit kolesterol dan zat lain di arteri. Penumpukan plak menyebabkan bagian dalam arteri menyempit dari waktu ke waktu, yang sebagian atau seluruhnya dapat menghalangi aliran darah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan efek gabungan hipertensi dan obesitas dengan kejadian penyakit jantung koroner Metode: Pada analisis ini menggunakan analisis univariat untuk mengetahui proporsi dari varibel penelitian, analisis bivariat untuk mengetahui adanya hubungan pada variabel, analisis stratifikasi untuk mengetahui adanya confounding dan efek modifikasi. Analisis multivariat untuk mengetahui model akhir. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Hasil: didapatkan variabel penyakit jantung koroner 1,44%, hipertensi dan obesitas 9,77%, hipertensi dan tidak obesitas 9,64%, tidak hipertensi dan obesitas 22,04%, tidak hipertensi dan tidak obesitas 58,55%. Dan hubungan hipertensi dan obesitas terhadap penyakit jantung koroner setelah dikontrol oleh variabel usia dan jenis kelamin. Kesimpulan: Hubungan dari efek gabungan hipertensi dan obesitas dengan kejadian penyakit jantung koroner setelah dilakukan kontrol oleh variabel usia dan jenis kelamin ......Background: Coronary heart disease is a non-communicable disease. Risk faktors for coronary heart disease include hypertension, smoking, high cholesterol, obesity, and low consumption of fruits and vegetables. According to Riskesdas data in 2013, the prevalence of coronary heart disease with a doctor's diagnosis was 0.5%. Meanwhile, in 2018 the prevalence of coronary heart disease with a doctor's diagnosis was 1.5%. Then there is an increase in respondents who suffer from coronary heart disease. Coronary heart disease is caused by the buildup of plaque on the walls of the arteries that supply blood to the heart and other parts of the body. The plaque consists of deposits of cholesterol and other substances in the arteries. Plaque buildup causes the inside of the arteries to narrow over time, which can partially or completely block blood flow. The purpose of this study was to determine the relationship between the combined effect of hypertension and obesity with the incidence of coronary heart disease Methods: This analysis uses univariate analysis to determine the proportion of research variables, bivariate analysis to determine the relationship between variables, stratification analysis to determine the presence of confounding and modification effects. Multivariate analysis to determine the final model. This study used a cross sectional design. Results: found coronary heart disease variables 1.44%, hypertension and obesity 9.77%, hypertension and not obesity 9.64%, not hypertension and obesity 22.04%, not hypertension and not obesity 58.55%. And the relationship of hypertension and obesity to coronary heart disease after being controlled by age and sex variables. Conclusion: The relationship of the combined effect of hypertension and obesity with the incidence of coronary heart disease after being controlled by age and sex variables.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kernicki, Jeanette G.
New York: John Wiley & Sons, 1981
616.120 754 7 KER e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Santi Ayu Lestari
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler semakin meningkat pada lansia yang tinggal di area perkotaan. Lansia di institusi perawatan jangka panjang termasuk populasi yang memiliki risiko tinggi terhadap masalah kardiovaskuler. Studi kasus ini bertujuan untuk menggambarkan hasil intervensi swedish massage yang dilakukan pada lansia dengan masalah risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Pemberian intervensi swedish massage dilakukan sebanyak 12 sesi selama 5 minggu dalam durasi 10 menit. Hasil intervensi menunjukkan terjadi penurunan pada tekanan darah sistolik dan diastolik sebanyak 6 dan 5,8 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa swedish massage merupakan intervensi yang efektif, aplikatif, berbiaya efisien, dan aman yang dapat digunakan dalam menurunkan tekanan darah pada lansia dengan risiko kerusakan fungsi kardiovaskuler. Studi ini menyarankan untuk pengaplikasian swedish massage dalam mengoptimalkan perawatan lansia dengan hipertensi di institusi perawatan jangka panjang.
ABSTRACT
The risk for impaired cardiovascular function increased in elderly in urban areas. Elderly in long term care institutions including populations at high risk for cardiovascular problems. This case study aims to describe the results of swedish massage interventions conducted in the elderly with the risk of impaired cardiovascular function. This intervention performed a total of 12 sessions over 5 weeks in duration of 10 minutes. The results of the intervention showed a decrease in systolic and diastolic blood pressure by 6 and 5.8 mmHg. This findings revealed that the swedish massage is an effective, applicable, cost efficient, and safe intervention, which can be used to lower blood pressure in older adults with risk for impaired cardiovascular functions. This study suggested for the application of swedish massage in optimizing treatment for the elderly with hypertension in long-term care institutions.
2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Viotra Kamaruddin
Abstrak :
Latar Belakang: Kekakuan arteri merupakan prediktor morbiditas dan mortalitas kardiovaskular pasien menjalani dialisis. Beberapa studi yang membandingkan kekakuan arteri antara pasien yang menjalani hemodialisis dengan continuos ambulatory peritoneal dialysis CAPD masih kontroversi. Pelaksanaan hemodialisis yang dilakukan dua kali seminggu di Indonesia akan meningkalkan kekakuan arteri. Tujuan: Membandingkan kekakuan arteri antara pasien menjalani yang CAPD dengan hemodialisis dua kali seminggu.Metode: Studi komperatif membandingkan kekakuan arteri pasien yang menjalani CAPD dengan hemodialisis. Penelitian ini terdiri dari 30 subjek CAPD dan 30 subjek hemodialisis selanjutnya dilakukan pemeriksaan kekakuan arteri menggunakan SphygmoCor. Hasil: Karakteristik subjek yang menjalani CAPD dan hemodialisis tidak terdapat perbedaan pada usia, jenis kelamin, tekanan darah, lama menjalani dialisis dan diabetes melitus. Kadar fosfat subjek yang menjalani CAPD 5,09 1,83 mg/dL lebih rendah dibandingkan hemodialisis 6,07 1,83 mg/dL dan bermakna secara stastistik p = 0,046. Subjek yang menjalani CAPD mempunyai PWV 8,04 1,54 m/s lebih rendah dibandingkan hemodialisis 9,05 1,98 m/s dan bermakna secara stastistik p = 0,03. Simpulan: Pasien yang menjalani CAPD mempunyai kekakuan arteri yang lebih rendah dibandingkan hemodialisis dua kali seminggu.
Background: Arterial stiffness is a predictor of cardiovascular morbidity and mortality in dialysis patients. Several studies comparing arterial stiffness among patients undergoing continuous ambulatory peritoneal dialiyis CAPD and hemodialysis are still controversial. In, Indonesia hemodialysis is still performed twice a week that can cause the arterial stiffness higher than CAPD. Objective: This study is aimed to compare arterial stiffness between CAPD and hemodialysis that performed twice a week patients. Method: The comparative study between CAPD and hemodialysis patients. This study consisted of 30 CAPD and 30 hemodialysis patients. The examination of arterial stiffness used SphygmoCor. Result: The CAPD and hemodialysis patients were no different in age, sex, blood pressure, dialysis duration and diabetes mellitus. Phosphate levels in CAPD 5.09 1.83 mg/dL were lower than hemodialysis patients 6.07 1.83 mg/dL and stastically significant p = 0.046. CAPD patients have lower PWV 8.04 1.54 m/s than hemodialysis 9.05 1.98 m/s and stastically significant p = 0.03. Conclusion: The CAPD patients have lower arterial stiffness than hemodialysis patients that performed twice a week.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2018
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>