Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168508 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fajar Wibisono
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Layyina Humaira
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X. PT. X merupakan perusahaan penyedia jasa layanan perbankan yang sedang berkembang. Berdasarkan data awal yang diperoleh melalui wawancara, diketahui bahwa motivasi kerja bawahan pada karyawan cabang Y PT. X masih perlu ditingkatkan. Persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan diduga berpengaruh terhadap motivasi kerja tersebut. Untuk mengetahui apakah dugaan tersebut benar, peneliti melakukan perhitungan statistik melalui uji korelasi antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan.
Hasil yang ada menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara persepsi perilaku kepemimpinan dan motivasi kerja bawahan. Oleh karena itu, intervensi yang dilakukan pada penelitian ini dirancang untuk meningkatkan persepsi karyawan terhadap perilaku kepemimpinan atasan yaitu berupa pelatihan kepemimpinan transformasional bagi penyelia. Hasil perhitungan uji signifikansi menunjukkan adanya perbedaan pre-test dan post-test pada materi intervensi. Maka bentuk intervensi pelatihan kepemimpinan transformasional diharapkan dapat meningkatkan persepsi perilaku kepemimpinan atasan dan motivasi kerja bawahan pada cabang Y PT. X.

This study was conducted to find out relationship between perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT X. PT. X is a growth company which provide banking services. Based on initial data that were obtained from interviews, the researcher found that subordinate work motivation still need to improve. Employee's perceived of leadership behavior are assumed to affect work motivation. To know whether that presumption is correct or not, the researcher conducted a statistical calculation through correlation test between perceived leadership behavior and subordinate work motivation.
The results showed that there is a significant and positive correlation between perceived leadership behavior and subordinate work motivation. Therefore, the intervention in this study was designed to increase employee's perceived of leadership behavior that was transformational leadership training for supervisor. The result of test calculation shows that there is a significantly differences between pre-test and post-test on intervention knowledge. Accordingly, transformational leadership training is expected to improve perceived leadership behavior and subordinate work motivation among employees in branch Y PT. X.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30990
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Yurifa
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan kelompok karyawan yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi dan kelompok karyawan yang memiliki komitmen rendah terhadap organisasi pada setiap gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan atasan yang digunakan berdasarkan kombinasi dimensi Consideration dan Initiating Structure, sehingga ada 4 gaya kepemimpinan atasan, yaitu Consideration tinggi dan Initiating Structure tinggi, Consideration tinggi dan Initiating Structure rendah, Consideration rendah dan Initiating Structure tinggi, serta Consideration rendah dan Initiating Structure rendah.
Subyek penelitian berjumlah 155 orang dan bekerja di beberapa unit kerja perusahaan 'X?. Pengukuran menggunakan skala sikap model Likert dengan Skala 1-6. Teknik analisa yang dipakai adalah tes t pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada keempat gaya kepemimpinan atasan tersebut, terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok subyek yang memiliki komitmen tinggi dengan kelompok yang memiliki komitmen rendah terhadap organisasi. Pada gaya kepemimpinan atasan Consideration tinggi dan Initiating Structure tinggi, tampaknya ada kecenderungan untuk memiliki bawahan dengan komitmen tinggi. Sementara pada gaya kepemimpinan atasan Consideration rendah dan Initiating Structure rendah, tampak ada kecenderungan memiliki bawahan yang mempunyai komitmen rendah. Pada dua gaya kepemimpinan lain, persentase kelompok subyek yang memiliki komitmen tinggi hampir sama dengan persentase kelompok subyek yang memiliki komitmen organisasi rendah.
Faktor yang dapat menentukan peranan komitmen terhadap organisasi adalah gender, tingkat pendidikan dan status perkawinan. Untuk membuktikan hal tersebut, tampak perlu penelitian tambahan, disarankan agar jumlah subyek penelitian lebih besar, subyek penelitian yang homogen serta mempertajam faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen organisasi, atau penelitian terpusat pada satu organisasi (perusahaan), pada 1 bidang pekerjaan, atau membandingkan dua organisasi yang berbeda."
Depok: Universitas Indonesia, 1996
S2938
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Ema Delta
"Penelitan ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Berdasarkan pre-eliminary test berupa kuesioner hambatan organisasi, menunjukkan bahwa secara umum terdapat kondisi team yang kurang baik pada PT. XYZ Syariah. Kondisi ini tidak selaras dengan budaya kerja PT. XYZ Syariah yaitu Jamaah (bekerja bersama-sama). Kondisi team yang kurang baik dipengaruhi antara lain karena kapasitas leader yang kurang mumpuni dalam mengelola bawahan. Hal ini dibuktikan dengan mengukur hubungan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dengan team effectiveness. Leadership practices di ukur dengan menggunakan Leadership Practices Inventory yang terdiri dari 30 item (=0,967) dan Team Effectiveness dengan menggunakan Five Function Team yang terdiri dari 15 item ( = 0,924).
Hasil penelitian pada 41 orang pegawai dari 8 divisi menunjukkan hubungan positif yang signifikan antara persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan dan team effectiveness (r = 0,627**,p<.0,01). Berarti semakin tinggi leadership practices maka akan semakin tinggi pula team effectiveness. Peneliti kemudian merancang intervensi yang dapat meningkatkan persepsi bawahan terhadap leadership practices atasan berupa pelatihan kepemimpinan kepada para atasan, yang diharapkan dapat meningkatkan team effectiveness pada bawahannya.

This research aims to determine the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Based on a eliminary pre-test questionnaire organizational blockages, suggesting that in general there is a lack of teamwork condition at PT. XYZ Sharia. These condition not in line with the PT. XYZ Sharia culture which is jamaah (working together). Unfavorable conditions affected team partly because of the capacity of leader who not qualified enough to manage subordinates. This hypothesis is verified by measuring the relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices with team effectiveness. Leadership practices was measured with Leadership Practices Inventory which consists of 30 items ( = 0,967) and Team Effectiveness was measured Five Function Team consisting of 15 items ( = 0,924).
Results of the study on 41 employees from eight divisions showed there is a positive significant relationship between subordinate perceptions of supervisor leadership practices and team effectiveness (r = 0,627 **, p <0,01), which means the higher leadership practices the higher team effectiveness. Researchers then design interventions that can improve the perception of subordinates to superiors leadership practices provide leadership training to their superiors, and with these intervention should improving team effectiveness at their subordinat.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T31225
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Corina D.S. Riantoputra
"Identitas sebagai pemimpin perlu menjadi metacompetencies untuk identifikasi dan evaluasi pimpinan. Meta competencies ini terdiri dari (1) kesadaran diri akan identitasnya sebagai pemimpin (mampu dan mau berperan di organisasinya demi kepentingan organisasi dan bukan sekedar pencapaian posisi); (2) pemahaman akan kemampuan dan batas kemampuan diri; (3) penghayatan akan peran anggota organisasi untuk pencapain tujuan bersama. Pengembangan meta competenciesini perlu diberikan kepada pimpinan ataupun anggota organisasi lainnya agar setiap anggota organisasi mengambil peran aktif di tugasnya masing-masing. Secara khusus, pengembangan identitas sebagai pemimpin juga perlu dilakukan bagi perempuan agar perempuan bisa mengembangan identitas yang sinergis antara identitasnya sebagai perempuan dan identitasnya sebagai pemimpin. pemimpin perlu, secara sadar, memiliki beberapa orang di sekitarnya yang masih mau (berani) dan mampu untuk memberikan kritik, input dan mengungkapkan perbedaan pendapat terhadapnya. Hal ini terutama penting untuk pemimpin dengan sejarah keberhasilan yang tinggi. Pemimpin perlu menyadari bahwa keberhasilan yang berkepanjangan, secara alamiah, berpotensi menimbulkan hubris yang berdampak mematikan bagi organisasi. Pemimpin perlu mengambil langkah konkrit dengan memastikan ada kelompok orang yang akan mau dan mampu untuk mengkritiknya."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
PGB 0614
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Stern, Stefan
"Benarkah bekerja lebih lama membuat Anda lebih sukses? Apakah Anda benar-benar perlu menyembunyikan emosi untuk menjaga gengsi dan rasa hormat sebagai manajer? Apakah gaji yang lebih tinggi selalu menghasilkan kinerja yang memuaskan? Dunia manajemen dirusak oleh mode, fiksi, dan kebohongan. Dalam Myths of Management, Cary Cooper dan Stefan Stern membawa Anda dalam perjalanan yang menghibur melalui mitos paling terkenal seputar topik manajemen yang banyak ditulis. Mereka menyanggah asumsi yang salah, memasukkan kebenaran ke dalam penyederhanaan yang berlebihan, dan menangani kebiasaan yang merusak secara langsung. Wawasan menarik dari psikologi, teori kepemimpinan, dan perilaku organisasi memberi Anda panduan yang menarik dan praktis untuk menghindari jebakan klise, misinformasi, dan prasangka. Bacaan yang menarik ini menawarkan Anda wawasan otentik tentang realitas pekerjaan, yang diambil dari penelitian ekstensif dan contoh bisnis dunia nyata, memberi Anda pengetahuan penting yang Anda butuhkan untuk menjadi manajer yang berprestasi."
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2021
158.4 STE m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Hatmaninggita
"Every organization has constraints outside their own environment which affect
the way to run their activities. These constraints can change and determine
uncertainty of organization?s environment, because they make environment turn
dynamic and complex. The uncertainty of environment makes organization?s
leaders hard to control company?s direction to achieve their objectives.
Leadership is one of the important factors that influence the success of the task
and goals of the company. A good leader is the one that able to determine the
best way to achieve objectives, a good negotiator, communicator, mediator, and
integrator. That?s why the skill of a leader is important for an organization,
especially in a field which has so many pressures in their activities. The research
question are how is the implementation of Supervisor?s leadership in Distribution
and Sales Division PT Heinz ABC Indonesia Bogor branch office, and are there
any obstacles in moving subordinates and how to handle these obstacles?
The research method used in this paper is qualitative method, which the data
gathering used deep interview with Supervisor and subordinates. The descriptive
method is also used in this paper in order to give the full description of the
leadership style implanted in distribution and sales division PT Heinz ABC
Indonesia Bogor branch office.
The result of this research is that Supervisor in Distribution and Sales Division PT
Heinz ABC Indonesia Bogor uses different style to make subordinates achieve
their sales target according to their skills, knowledge, experiences, and
characters. There are obstacles for Supervisor in moving subordinates, such as
Supervisor has limitation in time and energy to deal with low skilled subordinates,
Supervisor has subordinate?s resistances in relation with the increase of sales
target, and subordinate?s mental that hard to be changed. To handle these
obstacles, Supervisor gives effort to train their skill, doing open discussion with
subordinates about sales target, and implement discipline by appropriate work
system. But the most fundamental is to build trust in subordinates to create a
solid teamwork."
2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rosa Nabiila Mardhiyyah Thaib
"Organisasi perlu melakukan perubahan agar dapat bertahan dan bersaing. Dalam mencapai kesuksesan implementasi perubahan, komitmen karyawan terhadap perubahan menjadi hal yang penting. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran moderasi dari kepercayaan pada atasan terhadap hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan. Total responden dalam penelitian ini berjumlah 109 responden dari 7 perusahaan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Komitmen Afektif Terhadap Perubahan (Mangundjaya, 2013a; 2013b; 2019a), alat ukur Kepemimpinan Perubahan (Mangundjaya, 2019b), dan alat ukur Behavioral Trust Inventory (Gillespie, 2003). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepercayaan pada atasan tidak memoderasi hubungan antara kepemimpinan perubahan dan komitmen afektif terhadap perubahan.

Organizations need to change in order to survive and compete. In a successful change implementation, employees’ commitment to change becomes important. This study was conducted to see the moderating role of trust in supervisor in relationship between change leadership and affective commitment to change. The total number of respondents in study were 109 respondents that came from 7 companies. This study used several measures, including Commitment to Change Scale adapted by Mangundjaya (2013a; 2013b; 2019a), Change Leadership Scale developed by Mangundjaya (2019b), and Behavioural Trust Inventory developed by Gillespie (2003). Results showed that trust in supervisor does not moderate the relationship between change leadership and affective commitment to change."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Puji Astuti
"Untuk dapat bertahan hidup, suatu organisasi harus melakukan peberubahan. Pembahan organisasi akan menimbulkan berbagai reaksi dari orang yang terlibat di dalamnya. Organisasi akan mampu mencapai perubahan yang diinginkan apabila anggota organisasi bersedia menerima pembahan tersebut. Reaksi seseorang dapat berlangsung pasif, maupun aktif. Sikap penolakan terhadap pembahan dapat disebabkan karena tidak mengetahui, tidak mampu, atau tidak memiliki keinginan untuk berubah. Komunikasi informasi mengenai pembahan dalam organisasi akan efektif bila dilakukan oleh unsur penting dalam pembahan, yaitu agen pembahan, salah satunya adalah pemimpin. Pemimpin berperan dalam pemberian informasi, yang akan berpengaruh pada pembentukan sikap dari bawahannya. Pemimpin berperan dalam pembahan karena bertugas mempengaruhi orang lain untuk mencapai suatu tujuan, di mana akan mampu menghasilkan pembahan yang efektif apabila mampu mempersuasi orang lain untuk ikut terlibat dalam proses pembahan. Persuasi yang dilakukan oleh seseorang dapat dibedakan menjadi empat macam gaya persuasi, yaitu Logis, Insentif, Empati dan Kelompok.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran penyebab sikap terhadap pembahan, gambaran gaya persuasi pemimpin, gambaran sikap terhadap pembahan, serta hubungan antara gaya persuasi pemimpin dengan sikap terhadap pembahan. Responden penelitian adalah karyawan dari perusahaan X yang mengalami pembahan dalam struktur organisasi dan kebijakan SDM yang telah dipilih dengan teknik purposive sampling sebanyak 76 orang.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2, yaitu alat ukur gaya persuasi atasan dan alat ukur sikap terhadap pembahan. Alat ukur gaya persuasi dibuat berdasarkan teori dari Eales-White (1994) dengan menggunakan metode rating, sedangkan alat ukur sikap disusun berdasarkan teori dari Judson (2000), Hultinan (1999) dan Galpin (1996) dan menggunakan skala sikap dengan skala 1-6.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signfikan antara gaya persuasi atasan dengan sikap terhadap pembahan organisasi. Selain itu ditemukan juga bahwa gaya persuasi dominan yang dimiliki oleh pemimpin pada pemsahaan X adalah gaya persuasi Logis, sikap yang dimiliki oleh karyawan perusahaan X adalah sikap menerima aktif dan penyebab dari sikap tersebut adalah karena subyek telah mendapat informasi yang memadai mengenai pembahan.
Penelitian ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut dengan menambah jumlah responden, menyeimbangkan jumlah item favourable dan unfavourable, menambah jumlah subyek elisitasi, melakukan elisitasi untuk alat ukur gaya persuasi, serta menyamakan proporsi sampel."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S3274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>