Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217458 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febriani Imelda Binti Ali
"Gangguan otot rangka merupakan suatu cedera atau gangguan pada otot, saraf, tendon, sendi, tulang rawan, dan cakram tulang belakang yang dapat mempengaruhi gerakan tubuh manusia atau sistem muskuloskeletal. Pekerja pada industri konstruksi memiliki risiko tinggi untuk mengalami keluhan gangguan otot rangka karena aktivitas pekerjaanya banyak melibatkan postur yang tidak alamiah, manual handling, dan pekerjaan berulang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko fisik, individu, dan psikososial yang berkaitan dengan keluhan gejala gangguan otot rangka. Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari-Juli 2022 yang melibatkan 55 pekerja struktur dan finishing Proyek Pembangunan Gedung Perkantoran X di Bekasi Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data diantaranya adalah Rapid Entire Body Assessment (REBA), kombinasi kuesioner psikososial, dan Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara; faktor risiko fisik dengan keluhan pada bahu, leher dan punggung bawah dalam 12 bulan dan 7 hari terakhir, tuntutan kerja dengan keluhan pada punggung bawah dalam 7 hari terakhir, dan kendali terhadap kerja dengan keluhan pada leher dalam 12 bulan terakhir. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi lebih lanjut untuk mengurangi risiko keluhan gejala gangguan otot rangka pada pekerja struktur dan finishing.

Musculosceletal Disorders (MSDs) are injuries of the muscles, nerves, tendons, joints, cartilage, and spinal discs that can affect the movement of the human body or the musculoskeletal system. Workers in the construction industry have a high risk of MSDs because their work activities involve many unnatural postures, manual handling, and repetitive work. The purpose of this study was to analyze the physical, individual, and psychosocial risk factors associated with complaints of musculoskeletal symptoms. This research was conducted in February – July 2022 involving 55 structural and finishing workers in the X Office Building Construction Project in Bekasi in 2022. This study used a cross sectional study design. The instruments for collected data are Rapid Entire Body Assessment (REBA), a combination of psychosocial questionnaires, and the Nordic Musculockeletal Questionnaire (NMQ). The results of this study indicate a significant relationship between; physical risk factors with complaints on the shoulders, neck and lower back in the last 12 months and 7 days, work demands with complaints on the lower back in the last 7 days, and control of work with complaints on the neck in the last 12 months. Therefore, it is necessary to carry out further control and intervention to reduce the risk of complaints of s musculoskeletal symptoms in structural and finishing workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angelica Savitrie Joanna
"Melalui gangguan ekonomi dan dampak pada jam kerja yang masif, krisis Covid-19 telah berdampak pada 3,3 miliar tenaga kerja dunia. Salah satu sektor ekonomi yang berdampak akibat virus Covid-19 adalah sektor konstruksi. Ketakutan dan kecemasan tentang penyakit Covid-19 dan faktor-faktor lainnya dapat berpengaruh terhadap tingkat distres.  Tujuan penelitian ini ingin menganalisis faktor bahaya psikososial yang berhubungan dengan tingkat distres pada sektor konstruksi Proyek XYZ di masa pandemi Covid-19. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-Juni 2022 dengan menggunakan metode kuantitatif dengan desain studi cross-sectional. Responden dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh staff kontraktor serta subkontraktor pada Proyek PT XYZ. Distres diukur menggunakan Pandemic-Related Perceived Stress Scale of Covid-19 (PSS-10-C). Data dianalisis menggunakan Chi-Square dan regresi logistic ganda. Pada Proyek PT XYZ memiliki tingkat distres sedang (67.6%) dan rendah (32.4%). Analisis regresi logistic ganda menunjukan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan tingkat distres yaitu hubungan keluarga-pekerjaan. Proyek PT XYZ mengalami tingkat distres sedang dan rendah selama pandemi Covid-19. Hubungan keluarga-pekerjaan yang baik dibutuhkan untuk mencegah meningkatnya tingkat distres di sektor konstruksi PT XYZ selama pandemi Covid-19.

Through economic disruption and massive impact on working hours, the Covid-19 crisis has impacted the world's 3.3 billion workforce. One of the economic sectors impacted by the Covid-19 virus is the construction sector. Fear and anxiety about the Covid-19 disease and other factors can affect the level of distress. This study aims to analyze the psychosocial hazard factors associated with the level of distress in the PT XYZ Project construction sector during the Covid-19 pandemic. This research was conducted in March-June 2022 using quantitative methods with a cross-sectional study design. Respondents and samples in this study were all contractor staff and subcontractors on the PT XYZ Project. The distress level is measured using the Pandemic-Related Perceived Stress Scale of Covid-19 (PSS-10-C). Data are analyzed using Chi-Square and multiple logistic regression. The PT XYZ project has a moderate (67.6%) and low (32.4%) levels of distress. Multiple logistic regression analysis showed that the dominant factor associated with the level of distress is family-work relationship. The PT XYZ project experienced moderate and low levels of distress during the Covid-19 pandemic. Good family – work relationships is needed to prevent an increase in the level of distress in PT XYZ's construction sector during the Covid-19 pandemic."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gavin Andre Irhandy
"Industri konstruksi merupakan salah satu sektor yang memiliki bahaya yang besar dan risiko cukup tinggi sehingga memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh faktor risiko individu dan organisasi terhadap perilaku tidak aman atau substandart action pada pekerja konstruksi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei hingga Juni 2021 yang melibatkan 165 pekerja konstruksi di proyek pembangunan stadion sport centre – Banten. Penelitian ini menggunakan desain studi yang bersifat cross sectional. Instrumen yang digunakan untuk pengambilan data antara lain kuesioner berkaitan dengan perilaku keselamatan (safety behavior), pengetahuan keselamatan (safety knowledge), motivasi keselamatan (safety motivation), psychological capital, dan pandangan terhadap faktor organisasi terkait keselamatan. Hasil pada penelitian menunjukan usia memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman, sedangkan tingkat pendidikan, pengalaman kerja diproyek bersangkutan, rata-rata jam kerja mingguan, motivasi keselamatan, dan faktor organisasi memiliki pengaruh negatif namun tidak signifikan terhadap perilaku tidak aman. Dan pengetahuan keselamatan, psychological capital (efikasi diri, harapan, ketahanan, dan optimisme) memiliki pengaruh negatif dan signifikan terhadap perilaku tidak aman. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan intervensi untuk meminimalisir perilaku tidak aman (substandart action).

Construction industry has a high hazard and high risk to allow work accident. The purpose of this study was to analyze the effect of individual risk factor and organizational risk factor associated with unsafe behavior or substandard action in construction workers. This research conducted in Mei – June 2021 involving 165 workers in the sports center stadium construction project Banten. This study used a cross sectional study design. The instrument used for collecting data included questionnaires related to safety behavior, safety knowledge, safety motivation, psychological capital, and organizational factors related to safety. The result of this research indicate age has a positive effect but not significant against unsafe behavior or substandard action. While education level, work experience in the project, average weekly working hours, safety motivation, organizational safety behavior have a negative effect but not significant against unsafe behavior or substandard action, and safety knowledge, psychological capital (self-efficacy, hope, resilience, and optimism) have a negative and significant effect against unsafe behavior or substandard action. Therefore, we need to control and intervene to reduce unsafe behavior or substandard action in workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oktaria Penny
"Tinginya angka prevalensi perilaku tidak aman berisiko menimbulkan sebuah kecelakaan ataupun insiden yang pada akhirnya dapat menimbulkan kerugian secara finansial bagi perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pada pekerja Preparation dan Assembling di PT X Tahun 2016. Faktor yang di teliti merupakan faktor personal (Pengetahuan, Masa Kerja, dan Tingkat Pendidikan) dan daktor pekerjaan (Ketersediaan Informasi K3 dan Pengawasan). Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa 77,92% pekerja mempunyai perilaku tidak aman, dengan 61,7% diantaranya mempunyai risiko rendah dan 38,3% lainnya berisiko tinggi. Selain itu juga terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan, tingkat penddikan, dan ketersediaan informasi terhadap perilaku tidak aman pekerja preparation dan assembling dimana tingkat pendidikan merupakan faktor paling dominan terhadap perilaku tidak aman setelah dikontrol dengan faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan perbaikan terhadap perilaku pekerja.

The high number of unsafe act prevalence could yield incidents which cause lose financially to company. The aim of this study is to analyse factors that correlated to unsafe act of workers in preparation and assembling department. This research was conducted in PT X on April to July 2016. These factors divided into two categories, personal factors (knowledge, work experience, and education level) and job factors (OHS Information and Supervision). The result shows that 72,92% of workers have performed unsafe act in which 61,7% of it is high risk and 38,3% low risk. Moreover, there are siginificant correlations between education level, knowledge, and availibity of OHS information with unsafe act whereas education level predominantly contributes to unsafe act after has been controlled with other factors. Therefore, company should commit several attempts to reduce unsafe act on its workers."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T45833
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Wanhar
"Pada tahun 1990, berbagai perusahaan industri konstruksi mulai menyadari bahwa manajemen proyek adalah bukan sebuah pilihan melainkan sebuah kebutuhan. Oleh karena itu perlu dilakukan analisis faktor risiko dalam aspek manajemen proyek. Referensi utama manajemen proyek pada skripsi ini adalah PMBOK (Project Management Body of Knowledge). Penelitian kali ini dilakukan dengan penyebaran kuisioner yang dilanjutkan dengan analisis menggunakan metode AHP dan SNI risiko. Setelah analisis selesai maka dilakukan pembahasan mengenai penyebab, dampak, respon preventif dan korektif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor risiko yang paling berpengaruh terhadap cost overrun terletak pada kelompok proses manajemen perencanaan. Apabila perencanaan dilakukan dengan baik dan matang maka eksekusi, pengawasan, dan penutupan akan berjalan dengan baik sehingga kinerja biaya proyek akan baik. Keberhasilan kinerja proyek 60% tergantung pada perencanan.

In 1990, companies began to realize that the construction industry project management is not an option but a necessity. Therefore it is necessary to analyze the risk factors in the project management aspects. The main reference for project management of this final report is the PMBOK (Project Management Body of Knowledge). The research was conducted by distributing questionnaires, followed by analysis using AHP and SNI risk. Once the analysis is completed, then continued with discussions for the causes, effects, preventive and corrective response. Results of this study showed that the risk factors that most affect the cost overrun is planning management process group. If planning did well and properly, the execution, monitoring, and closure will run well so that the performance of the project cost would be good. The successful performance of the project 60% depending on the planning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S47148
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Niken Rahmita Sari
"PT. MRT Jakarta sebagai moda transportasi publik dengan risiko kerja tinggi perlu dengan detail memperhatikan arahan kebijakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis implementasi kebijakan SMK3 pada PT. MRT Jakarta menggunakan teori model implementasi kebijakan (communication, resources, disposition, dan bureaucratic structure). Penelitian ini menggunakan pendekatan post-positivist dengan teknik pengumpulan data kualitatif melalui wawancara mendalam dengan 17 narasumber, observasi, serta studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terpenuhinya 16 indikator membuat PT. MRT Jakarta dinilai berhasil dalam mengimplementasikan kebijakan SMK3. Berdasarkan hasil analisis, hambatan terkait pergantian kerja pegawai nyatanya tidak terlalu berpengaruh pada implementasi SMK3 karena adanya komunikasi proaktif dengan pekerja. Tantangan atas penurunan penjualan tiket pada PT. MRT Jakarta pun dapat diatasi melalui penerapan crisis management dan mampu mengidentifikasi dengan tepat kebutuhan terkait K3 yang menjadi prioritas untuk dilakukan. Adapun konsistensi kebijakan SMK3 melalui kebijakan terintegrasi perlu diperhatikan implementasi dari pekerjanya.


PT. MRT Jakarta as a public transportation with high work risk needs to pay close attention to the policy directions for the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS). Therefore, this study aims to analyze the implementation of OSHMS policies at PT. MRT Jakarta uses the theory of policy implementation models (communication, resources, disposition, and bureaucratic structure). This study uses a post-positivist with qualitative data collection techniques through in-depth interviews with 17 sources, observations, and literature study. The results showed that the fulfillment of 16 indicators made PT. MRT Jakarta is considered successful in implementing the SMK3 policy. Based on the results of the analysis, obstacles related to employee job turnover do not really affect the implementation of SMK3 because of proactive communication with workers. Challenges over the decline in ticket sales at PT. MRT Jakarta can also be overcome through the implementation of crisis management and being able to correctly identify the needs related to K3 which are priorities to be carried out. As for the consistency of the SMK3 policy through integrated policies, it is necessary to pay attention to the implementation of the workers.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azyyati Nabiilah Zahra
"Kelelahan merupakan salah satu faktor pembentuk kecelakaan tim kerja di konstruksi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kondisi kelelahan pekerja konstruksi PT.X. Dengan desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner Industrial Fatigue Research Committee, didapatkan 100 pekerja mengalami kelelahan saat sebelum dan setelah bekerja, dengan proporsi kelelahan diatas rendah meningkat setelah bekerja dari 52,5 menjadi 69,3 , artinya dibutuhkan penilaian lanjut dan perbaikan. Upaya pengendalian yang sudah dilakukan membatasi jam kerja lembur, penyediaan mess, dan olahraga rutin. Upaya lain yang dapat dilakukan memperketat kebijakan jam kerja, promosi perilaku hidup sehat, dan pengendalian faktor lingkungan kerja.

Fatigue is one of the main factor of worker rsquo s accident in construction. This study aimed to find out the fatigue conditions of PT. X construction workers. Using cross sectional design and Industrial Fatigue Research Committee Questionnaire, it was found that 100 of workers experience fatigue before and after work, with the prevalence of fatigue above low increased after working from 52.5 to 69.3 , meaning that further assessment and improvement were needed. Control measures that had been done were limiting the overtime hours, providing temporary shelter, and regular exercise. It was suggested to tighten the policy of working hours, promote healthy lifestyle, and control working environment factors.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68368
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Syarif Hidayat
"Pada pelaksanaan proyek konstruksi tidak pernah dijumpai suatu proyek yang semua kegiatannya berjalan sesuai perencanaan dasar, terutama bagi proyek yang besar dan kompleks. Permasalahan akan berkembang setiap harinya seperti : keterlambatan material, kekurangan tenaga kerja, kerusakan peralatan dan kondisi-kondisi lain menggangu perencanaan awalnya. Pengawasan merupakan bagian dari pengendalian proyek yang diperlukan untuk mengantisipasi penyimpangan-penyimpangan yang terjadi sehingga tindakan koreksi dapat memperbaiki hasil pelaksanaan yang kurang memenuhi spesifikasi.
Pengawasan biasanya meliputi empat kegiatan utama. Keempat kegiatan utama itu adalah pengembangan standar pelaksanaan, pengukuran hasil pelaksanaan, penilaian hasil pelaksanaan dan perbaikan.
Penelitian ini ditujukan untuk melihat adanya hubungan secara kuantitatif melalui analisis regresi berganda pengaruh kualitas pengawasan kepada kinerja biaya dan kinerja waktu akhir dari pelaksanaan konstruksi Bendungan dan Bangunan Air pada proyek Irigasi.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang ditujukan kepada seluruh Kantor Dinas Departemen Pekerjaan Umum Propinsi. Dalam penelitian ini dibagi menjadi dua bagian sistem pengawasan yaitu sistem pengawasan yang dilakukan oleh Pemilik dan sistem pengawasan yang dilakukan Pemilik bersama Konsultan Supervisi.
Dari total sampel kedua sistem pengawasan tersebut dilakukan analisis statistik untuk akhirnya mendapatkan model regresi berganda tentang hubungan antara variabel-variabel pengawasan terhadap kinerja biaya maupun kinerja waktu pelaksanaan proyek.
Dan hasil penelitian yang didapatkan bahwa peningkatan pengawasan yang dilakukan oleh Pemilik maupun Pemilik bersama Konsultan Supervisi akan meningkatkan kinerja biaya dan kinerja waktu pelaksanaan konstruksi Bendungan dan Bangunan Air pada Proyek Irigasi."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T2807
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B.Y. Eko Budi Jumpeno
"Pembangunan Kawasan Reaktor Nuklir GA. Siwabessy di Serpong, Jawa Barat yang meliputi juga Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy didasarkan pada pertimbangan bahwa teknologi nuklir memiliki suatu manfaat yang besar bagi pembangunan. Walaupun demikian paparan radiasi nuklir dan kontaminasi zat radioaktif dalam operasi normal maupun pada kasus kecelakaan, terutama terhadap kesehatan dan keselamatan manusia merupakan risiko penggunaan teknologi nuklir, sehingga pembangunan dan pengoperasian suatu instalasi nuklir -termasuk Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy-, selalu berpedoman pada tiga asas yaitu justifikasi, optimisasi (ALARA) dan limitasi. Selain itu diperlukan suatu studi AMDAL yang juga meliputi rencana pengelolaan lingkungan (RKL) dan rencana pemantauan Iingkungan (RPL) dan sudah dilakukan di Kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy. Paparan radiasi nuklir dan kontaminasi zat radioaktif dapat terjadi di kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy sehingga diperlukan upaya pemantauan konsentrasi zat radioaktif di udara. Pemantauan secara periodik diperlukan untuk mendeteksi sedini mungkin terjadinya Iepasan zat radioaktif ke Iingkungan melalui cerobong atau lepasan zat radioaktif dalam udara ruangan kerja pada kondisi operasi normal sehingga bila terjadi peningkatan lepasan dapat segera dilakukan tindakan pengurangan atau penghentian operasi. Selain melaksanakan pemantauan secara teratur, Batan melalui SK Dirjen Batan No. PN 03/160/DJ/1989 telah menetapkan tingkat konsentrasi radioaktivitas dalam udara yang diperkenankan berdasarkan rekomendasi International Commission on Radiological Protection (ICRP Publication 26, 1977). Tingkat konsentrasi radioaktivitas di udara ini berkaitan dengan nilai limit on intake (ALI) pada jalur inhalasi dan kapasitas paru-paru pekerja radiasi dan anggota masyarakat. Dalam hal ini yang perlu diperhatikan ialah rekomendasi-rekomendasi yang telah diadopsi oleh Batan dari ICRP didasarkan pada perhitungan risiko yang menggunakan data fisiologi standar yang sebagian besar merupakan data manusia ras Kaukasus. Berdasarkan studi lanjut pada korban radiasi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, ICRP menerbitkan rekomendasi keselamatan radiasi yang baru dalam ICRP Publication 60 tahun 1990, di mana salah satu butir rekomendasinya ialah pengurangan nilai batas dosis dari 50 mSv/tahun menjadi 20 mSv/tahun. Seperti pada ICRP Publication 26 tahun 1977, penentuan batas-batas standar keselamatan juga didasarkan pada standar fisiologi ras Kaukasus dan ditambah standar fisiologi manusia Jepang. Namun demikian rekomendasi keselamatan yang terakhir masih menjadi bahan studi negara-negara pemilik fasilitas nuklir.
Salah satu aspek penting yang perlu dicermati dari rekomendasi batas dosis pada ICRP Publication 60 tahun 1990 yang boleh diterima oleh manusia adalah apakah desain sistem keselamatan yang diterapkan pada saat ini memenuhi kriteria tersebut. Apabila desain sistem keselamatan tidak memenuhi kriteria maka konsekuensi logisnya adalah perubahan desain keselamatan yang bemilai ekonomi sangat besar. Oleh karena itu perlu dilakukan kajian aspek-aspek yang terkait dengan keselamatan. Kegiatan studi paparan internal pada jalur inhalasi menempatkan kondisi Iingkungan faktual pads saat Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy dalarn keadaan beroperasi yang meliputi :
1. Definisi kapasitas paru-paru para pekerja di kawasan
2. Rentang fluktuasi lepasan radionuklida di kawasan
3. Prediksi dosis interna yang disebabkan oleh paparan radionuklida yang terdeposisi di dalam tubuh melalui jalur inhalasi.
Penelitian dan kajian dalam Studi Paparan Interna pada Jalur lnhalasi di Kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy bertujuan untuk mendapatkan data kapasitas paru-paru pekerja di kawasan, untuk mendapatkan data jenis dan kadar radionuklida di udara kawasan, dan untuk memprediksi dosis interna yang diterima para pekerja. Data tersebut sangat berguna untuk mengevaluasi desain keselamatan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy baik yang mengacu pads ICRP Publication 26 tahun 1977 maupun ICRP Publication 60 tahun 1990 serta mengevaluasi prosedur-prosedur keselamatan yang diterapkan.
Berdasarkan uraian di atas dapat disampaikan hipotesis penelitian ini sebagal berikut:
Pertama; kapasitas paru-paru seseorang ditentukan oleh faktor jenis kelamin, umur, berat dan tinggi badan, serta kondisi kesehatan seseorang. Ras dan kondisi kesehatan seseorang diduga sangat menentukan nilai kapasitas paru-paru.
Kedua; konsentrasi radioaktivitas di udara dipengaruhi oleh tinggi cerobong lepasan, dan faktor cuaca seperti kecepatan angin dan curah hujan. Tetapi faktor cuaca tersebut berlangsung sangat acak. Rentang maksimum diduga pada kondisi kecepatan angin rendah dan kondisi tidak hujan. Sedangkan rentang minimum diduga terjadi pada kondisi angin bertiup kencang dan kondisi sesudah hujan deras.
Ketiga; prediksi dosis interna melalui jalur inhalasi ditentukan oleh kapasitas paru-paru yang meliputi kapasitas fungsional residu, volume ruang mati dan volume tidal; konsentrasi radioaktivitas di udara; diameter partikel radionuklida; laju pernapasan dan dimensi saluran pernapasan yang meliputi diameter trakea dan diameter bronkiolus. Sumbangan masing-masing parameter tersebut terhadap nilai dosis interna berbeda-beda. Diduga pengaruh terbesar diberikan oleh diameter trakea, diameter bronkiolus dan diameter partikel radionuklida yang terdeposisi di dalam tubuh.
Studi paparan interna pada jalur inhalasi ini dilaksanakan di Kawasan Reaktor Nuklir G.A Siwabessy dalam radius sekitar 500 meter dari reaktor.
Pengambilan sampel udara Iingkungan dilakukan pada enam titik pengukuran dengan memperhatikan arah angin dominan yaitu pada arah tenggara sampai selatan, sedangkan para pekerja yang diukur kapasitas paru-parunya meliputi juga pengukuran laju pernapasan berasal dari Pusat Reaktor Serbaguna G.A. Siwabessy sebagai responden di dalam gedung reaktor dan dari Pusat Teknologi Pengolahan Limbah Radioaktif untuk responden di Iuar gedung reaktor.
Teknik analisis data yang digunakan ialah analisis statistik sederhana untuk menghitung kapasitas paru-paru para pekerja, analisis spektroskopi nuktir untuk mengidentifikasi radionuklida dan menentukan konsentrasi radioaktivitasnya, analisis grafik untuk menentukan nilai activity median aerodynamic diameter (AMAD) serta penggunaan perangkat iunak LUDEP (Lung Dose Evaluation Program) 2.0 untuk memprediksi dosis interna. Parameter-parameter yang menjadi input dalam perhitungan dosis interna menggunakan LUDEP 2.0 ialah kapasitas paru-paru, dimensi saluran pernapasan, laju pernapasan; konsentrasi radioaktivitas di udara serta diameter partikel radionuklida.
Pada penelitian ini diperoleh hasil nilai median kapasitas vital para pekerja di Kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy sebesar 3,15 liter untuk pria dan 2,20 liter untuk wanita. Sedangkan nilai median volume tidal untuk pria ialah 1,04 liter dan untuk wanita sebesar 0,88 liter. Sementara di udara kawasan tersebut teridentifikasi radionuklida Thallium-208, Plumbum-212 dan Plumbum-214 yang berasal dari alam pada konsentrasi di bawah lima Bq/M3.
Sedangkan hasil perhitungan dosis interna oleh para pekerja menggunakan perangkat lunak LUDEP 2.0 diperoleh penerimaan dosis efektif tertinggi untuk seluruh tubuh sebesar 3,097mSv/tahun pada radius 150 arah selatan tenggara gedung reaktor.
Berdasarkan pengukuran, perhitungan dan kajian yang telah dilakukan dapat disampaikan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Kapasitas paru-paru para pekerja di Kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy relatif lebih kecil dibandingkan dengan kapasitas paru-paru manusia ras Kaukasus yang dipakai sebagai standar ICRP. Hal ini dapat dilihat pada nilai perbandingan kapasitas vital para pekerja di kawasan tersebut terhadap kapasitas vital manusia ras Kaukasus yang dipakai sebagai standar ICRP yang nilainya lebih kecil dari satu.
Di udara ruang kerja Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy dan di lingkungan luar reaktor pada radius 500 meter tidak ditemukan adanya radionuklida hasil fisi maupun hasil aktivasi, namun terdeteksi adanya radionuklida Thallium-208, Plumbum-212 dan Plumbum-214 yang berasal dari alam pada konsentrasi lebih kecil dari lima Bq/M3 udara. Dengan demikian pengoperasian Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy tidak menimbulkan efek peningkatan radioaktivitas pada Iingkungan udara di kawasan tersebut.
Hasil prediksi perhitungan penerimaan dosis interna melalui jalur inhalasi selama satu tahun untuk konsentrasi radioaktivitas di udara dan ukuran AMAD yang sama, ternyata berbeda pads masing-masing pekerja. Hal ini menunjukkan bahwa nilai kapasitas paru-paru, nilai dimensi saluran pernapasan dan nilai laju pernapasan yang menjadi input perhitungan dosis mempengaruhi penerimaan dosis intema melalui jalur inhalasi, walaupun tingkat pengaruhnya berbeda-beda untuk masing-masing parameter. Berdasarkan perhitungan tersebut penerimaan dosis efektif interna tertinggi nilainya hanya dalam orde 10 mSv. Apabila dibandingkan dengan penerimaan dosis eksterna tertinggi selama satu tahun yang nilainya adaiah 6,28 mSv, sumbangan dosis interna melalui jalur inhalasi terhadap keseluruhan penerimaan dosis tidak signifikan. Nilai ini juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan batas penerimaan dosis tertinggi tahunan menurut ICRP Publication 60 yaitu sebesar 20 mSv yang merupakan gabungan dosis intema dan dosis ekstema.
Dari hasil penelitian ini juga terdapat beberapa saran yang baik bagi pengelola Kawasan Reaktor Nuklir G.A. Siwabessy maupun bagi para peneliti lain yang akan melakukan kajian lebih lanjut mengenai radioaktivitas di udara kawasan tersebut sebagai berikut: Untuk memperoleh hasil yang lebih baik pada pengukuran konsentrasi radioaktivitas di udara diperlukan waktu sampling dan waktu pencacahan yang lebih lama. Studi yang dilakukan dalam penelitian ini dapat digunakan dalam kajian keselamatan radiasi suatu instalasi nuklir; khususnya berkaitan dengan paparan interna melalui jalur inhalasi.

The development of G.A. Siwabessy Nuclear Reactor Area at Serpong, West Java including G.A. Siwabessy Nuclear Reactor was based on thought that nuclear technology would benefit the nation. However, the effect of nuclear radiation exposure and radioactive contaminant in normal operation or accident cases, especially for human health and safety, are the risks introduced by the application of nuclear technology, so the development and operation of nuclear installations - including G.A. Siwabessy Nuclear Reactor - always take three principles namely justification, optimization (ALARA) and limitation. Beside, it is necessary to carry out study of analysis for environmental impact (AMDAL) including environmental management plan (RKL) and environmental monitoring plan (RPL) and this activity has already done at G.A. Siwabessy Nuclear Reactor.
Nuclear radiation exposure and radioactive contaminant of the G.A. Siwabessy Nuclear Reactor area are necessary to be monitored. Regular monitoring is needed to detect the releasing of radionuclide into the air or working room at normal condition as early as possible. If the radioactive release improved, the operation could be reduced or stopped. Based on Director General Decree Number PN 03/160/DJ/1989, Batan has made a regulation on the limit of radioactive concentration in the air based on ICRP recommendation (ICRP Publication 26, 1977). The limit of radioactive concentration in the air is related to the limit of intake (ALI) of inhalation pathway and lung capacity of workers or members of public. It is necessary to know that the recommendations adopted Batan from ICRP are based on risk calculations using standard physiological data which much of them are the Caucasian data. Based on advanced researches of atomic bomb victims in Hiroshima and Nagasaki, ICRP published the new radiation safety recommendations in the ICRP Publication 60 year 1990. One of the recommendations is reduction of dose limit from 50 mSv/year to 20 mSv/year. As the recommendations in the ICRP Publication 26 year 1977, the safety standard limits are based on the physiological standard of the Caucasian with additional consideration of physiological standard of the Japanese. However, the recommendations are still assessed by countries which have nuclear facilities.
One of important aspects of dose limit in the ICRP Publication 60 year 1990 is whether the safety system design fulfils the criteria. if the safety system doesn't fulfill the criteria so its consequence is expensive safety design change.
Third, internal dose prediction through inhalation pathway is determined by lung capacity including residual functional capacity, dead space and tidal volume; concentration of radioactivity in the air, diameter of radionuclide particle; rate of respiration and also dimension of respiratory tract including diameter of trachea and diameter of bronchioles . The contribution of each parameter to the internal dose is different. It is estimated that the most influence is contributed by diameter of trachea, diameter of bronchioles and diameter of radionuclide particle deposited in the body.
Study of internal dose at inhalation pathway was carried out in radius 500 meters from reactor. Air sampling was taken at six points by south east to south west wind direction. Meanwhile, the measurement of lung capacity of workers including the rate of respiration was carried out at G.A. Siwabessy Multi Purpose Reactor Centre and Radioactive Waste Management Centre.
Simple statistic is applied to analyze lung capacity of workers; Nuclear spectroscopy method is used for identifying radionuclide and determining its concentration. Curved analysis is used for determining activity median aerodynamic diameter (AMAD). The effective internal dose was calculated by using software LUDEP (Lung Dose Evaluation Program) 2.0. with input of inhalation parameter including lung capacity, dimension of respiratory tract and rate of respiration. The concentration of radioactivity in the air and diameter of radionuclide particle are the other input parameters.
The study reported that vital capacity median of workers is 3.15 liters for male and 2.20 liters for female. Meanwhile, tidal volume for male is 1.04 liters and it is 0.88 liters for female. Thallium-208, Plumbum-212 and Plumbum-214 from natural radioactivity at concentration under five Bq/M³ are identified in the air of G.A. Siwabessy Nuclear Reactor Area. Meanwhile, maximum body effective dose calculated using LUDEP2.0 is 3.097E-1 mSv/year at 150 meters from reactor in south-south east direction.
The conclusions of this research are as follows:
Lung capacity of workers at G.A. Siwabessy Nuclear Reactor Area is lower than the Caucasian lung capacity. It could be seen from comparative vital capacity value which is lower than one.
There are no fissile and activated products indoor and outdoor at radius 500 meters. However, it is detected the existence of Thallium-208, Plumbum-212 and Plumbum-214 from natural radioactivity by concentration lower than five Bq/M³. So that, the operation of G.A. Siwabessy Nuclear Reactor does not cause the radioactive increment to the air.
The calculation of annual body effective internal dose prediction for the same radioactive concentration and AMAD based on LUDEP 2.0 is different for each worker. This shows that lung capacity, dimension of respiratory tract and rate of respiration influence effective internal dose. Maximum effective internal dose received is approximately 10 mSv, compared to maximum external effective dose of 6.28 mSv, this contribution to total effective dose is not significant. According to ICRP
Publication 60, the value is much lower than the annual permissible maximum dose (20 mSv) representing for internal and external dose.
Results of the study suggests as follows :
1. To get the better results in measurements of radioactive concentration in
the air it is suggested to take more time of sampling and counting in order.
2. This study can be used for the assessment of radiation safety around nuclear installations, especially for the internal dose through inhalation pathway.
"
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Sheba Hartaty
"Bangunan konstruksi dapat menghasilkan rancangan yang baik, bila awalnya telah dipikirkan bagaimana cara membangunnya. Kegagalan konsultan perencana memperkirakan bagaimana suatu rancangan dibangun oleh kontraktor dapat menyebabkan permasalahan yang menimbulkan kenaikan biaya dan keterlambatan jadwal pelaksanaan konstruksi. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan constructability yaitu dengan melibatkan tenaga ahli konstruksi yang berpengetahuan dan berpengalaman untuk ikut serta dan memberi masukan pada tahap perancangan. Hal ini lebih menjamin agar rancangan disusun dengan menggunakan metode dan teknologi yang dapat diterapkan oleh kontraktor.
Penelitian ini dilakukan dengan mengirimkan kuesioner ke berbagai perusahaan konsultan perencana yang berada di wilayah Jabotabek. Dan hasil penyebaran kuesioner diperoleh 30 kuesioner dan 50 kuesioner yang diterima kembali untuk dianalisis dengan menggunakan program SPSS.
Hasil analisis dengan model regresi berganda dapat menggambarkan adanya hubungan korelasi positif yang sangat kuat antara variabel-variabel peningkatan constructability pada perancangan oleh konsultan perencana dengan kinerja biaya. Model regresi berganda terdiri dari 3 (tiga) variabel penentu yang mempengaruhi kinerja biaya berdasarkan penilaian terhadap sampel dan koordinator proyek dari perusahaan konsultan perencana, yaitu :
1. Menyesuaikan pendekatan rancangan dengan metode konstruksi,
2. Mendefinisikan secara jelas batasan kontraktor dalam dokumen perancangan, dan
3. Secara aktif meminta masukan dari personil konstruksi pada setiap tahapan dan proses perancangan.
Dan hasil penelitian ini, peningkatan constructability pada perancangan dapat digunakan untuk menghasilkan kualitas rancangan yang dapat meningkatkan kinerja biaya pada pelaksanaan proyek-proyek konstruksi di Indonesia di masa mendatang.

Influence of Constructability Improvement in Design Phase to Project Cost Performance of Construction Projects in IndonesiaConstruction building could to products a good design, if the early to think how in manner to be constructed. Failure of designer to consider how the design should be implemented by contractor can result in scheduling problems and delays during the construction process. That problems could be solved with constructability namely by the construction expert involved who had knowledge and experience to joint and seek construction input in design. This has more to warrant in order that design to arrange by using technology and method that could apply of contractor.
This research has done in the designer companies with sent some questionnaires to several of designer companies in Jabotabek. From questionnaires spread result 30 from 50 questionnaires received to be viable analysis with used SP SS program.
The result of multiple regression analysis model shows that influence constructability improvement in design of designer will improving project cost performance. Multiple regression models has 3 of key variables influencing in cost performance carried out by estimates from persons of construction expert or project coordinator in designer's firm are:
(1) Integrate design approach with construction method,
(2) Clearly define contractor interface in the design document, and
(3) Actively seek construction input to all stages of the design process.
From these research resulted, construction improvement in design can be used to obtain the quality of design result that cost performance can be improvement in operation of projects construction in the future of Indonesia construction project.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>