Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 168199 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rahmat Kurniawan
"Adanya Pandemi Covid-19 sejak tahun 2019 memberikan dampak yang luas, termasuk mempengaruhi kualitas hidup ODHA yang memiliki sistem imun yang lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial, spiritualitas dan stres dengan kualitas hidup ODHA selama pandemi COVID-19. Desain penelitian ini adalah analisis cross sectional dengan jumlah 322 sampel menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara dukungan sosial (p=0,001), tingkat spiritualitas (p=0,04), dan tingkat stres (0,02) dengan kualitas hidup ODHA selama pandemi COVID-19. Faktor yang paling dominan mempengaruhi adalah tingkat spiritualitas, dimana ODHA dengan tingkat spiritualitas yang rendah akan berisiko mengalami kualitas hidup yang rendah 1,867 kali lebih besar dibandingkan ODHA dengan tingkat spiritualitas yang tinggi, setelah dikontrol variabel tingkat stres, penghasilan tetap bulanan, riwayat perilaku beresiko HIV/AIDS, lama terdiagnosis HIV/AIDS, riwayat putus obat ARV selama pandemi COVID-19 dan status pekerjaan. Rekomendasi dari penelitian ini adalah memberikan intervensi dalam bentuk dukungan sosial ataupun spiritualitas, seperti melibatkan keluarga atau lingkungan terdekat serta diskusi secara daring dengan mereka guna menjaga kualitas hidup ODHA tetap terjaga di masa pandemi COVID-19.

The Covid-19 pandemic in 2019 has had a wide impact, including affecting the quality of life of ODHA which has a weak immune system. This study aims to find out the relationship between social support, spirituality and stress with the quality of life of ODHA during the COVID-19 pandemic. The design of this study is cross sectional analysis with a total of 322 samples using purposive sampling techniques. The results showed a meaningful relationship between social support (p=0.001), spirituality level (p=0.04), and stress level (0.02) with the quality of life of ODHA during the COVID-19 pandemic. The most dominant factor influencing is the level of spirituality, whereby ODHA with a low level of spirituality will be at risk of experiencing a low quality of life 1,867 times greater than ODHA with a high level of spirituality, after controlled variable stress levels, monthly fixed income, a history of behavior at risk of HIV/AIDS, long diagnosed HIV/AIDS, a history of ARV drug breakups during the COVID-19 pandemic and employment status. The recommendations of this study are to provide interventions in the form of social support or spirituality, such as involving family or nearby environments as well as online discussions with them to maintain the quality of life of ODHA maintained during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman
"Pandemi COVID-19 berdampak sangat luas, khususnya pada orang dengan HIV/AIDS sering mengalami stress dan cemas lantaran takut tertular COVID-19, yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup mereka. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup pada orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama masa pandemi COVID-19. Metode penelitian ini adalah cross sectional, jumlah sampel sebanyak 133 orang diambil secara convenience sampling. Resiliensi diukur menggunakan kueosiner (CD-RISC-25), dukungan sosial (MSPSS) dan kualitas hidup menggunakan (WHOQoL-HIV-BREF). Dari hasil analisis Chi-Squaire bahwa resiliensi memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Demikian juga dukungan sosial memiliki hubungan signifikan terhadap kualitas hidup dengan (p=0,000 < α=0,05). Sedangkan dari hasil analisis regresi logistic berganda menunjukkan bahwa resiliensi menjadi variable dominan yang mempengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV/AIDS dengan nilai OR=59,533. Kesimpulan ada hubungan antara resiliensi dan dukungan sosial dengan kualitas hidup, dan responden yang memiliki resiliensi tinggi memiliki kecenderungan 59,53 kali lebih tinggi memiliki kualitas hidup baik dibandingkan dengan responden yang memiliki resiliensi sedang dan rendah setelah dikontrol oleh status pernikahan, tingkat penghasilan dan lama didiagnosa HIV.

During the COVID-19 pandemic the impact was very broad, including people with HIV/AIDS, eexperienced fear of contracting COVID-19. The aim of this study was to determine the relationship between resilience and social support with the quality of life among people living with HIV/AIDS (PLWH) during pandemic. Methods: This research was a cross sectional study, involved 133 respondents that took part in the survey. The resileience was measured by (CD-RISC-25) questionnaire, and the social support was measured by (MSPSS), while the quality of life was measured by (WHOQoL-HIV-BREF). Results: resilience has a significant relationship with quality of life with (p = 0.000 < = 0.05). Likewise, social support has a significant relationship with quality of life (p = 0.000 < = 0.05). Multiple logistic regression analysis show that resilience is the dominant variable that affected the quality of life in people with HIV/AIDS with OR=59,533. The conclusion : resilience and social support with quality of life, and respondents who have high resilience have a 59.53 times higher tendency to have a good quality of life compared to respondents who have moderate and low resilience after being controlled by marital status, income status and duration of HIV diagnosis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fallon Victoryna
"Kualitas hidup merupakan indikator penting bagi kesehatan dan banyak aspek kehidupan ODHA LSL. Kualitas hidup dapat terganggu karena berbagai kondisi stres yang dialami ODHA LSL. Stres pada ODHA LSL terjadi karena masalah yang terkait dengan penyakit dan status orientasi seksual. Kondisi stres yang terus menerus terjadi, dapat berdampak pada penurunan kualitas hidup.
Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara tingkat stres dengan kualitas hidup ODHA LSL di Kota Medan. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan metode purposive sampling, jumlah sampel penelitian 176 responden. Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner Perceived Stress Scale dan WHOQOL-HIV BREF. Rata-rata responden berusia dewasa awal 18-40 tahun, berpendidikan menengah SMP-SMA, sebagian besar bekerja, terbanyak sebagai karyawan swasta, dan rata-rata terdiagnosis HIV selama 12 bulan.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara tingkat stres dengan kualitas hidup ODHA LSL p=0,021. Penelitian ini merekomendasikan pentingnya memperhatikan aspek psikososial ODHA LSL, mengembangkan intervensi yang berkontribusi lebih positif dalam menurunkan stres serta mengidentifikasi faktor-faktor lain yang mempengaruhi kualitas hidup ODHA LSL.

Quality of life is an important indicator for health and many aspects of MSM living. Quality of life can be disrupted due to various stress conditions experienced by PLWHA MSM. Stress on MSM is due to problems related to disease and sexual orientation status. Stressful conditions that occur continuously can have an impact on the decline in quality of life.
The purpose of this study was to see the relationship between stress level and quality of life of PLWHA in Medan City. This research uses cros sectional design with purposive sampling method, the number of research sample is 176 respondents. The instruments used are the Perceived Stress Scale questionnaire and WHOQOL HIV BREF. The average early adult respondents 18 40 years old, middle schooled SMP SMA, mostly worked, most were private employees, and were on average diagnosed with HIV for 12 months.
The result of this research that there is a correlation between stress level and quality of life of PLWHA p 0,021. This study recommends the importance of taking into account the psychosocial aspects of PLWHA MSM, developing interventions that are more positive in reducing stress and identifying other factors that affect the quality of life of PLWHA.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catharina Guinda Diannita
"Pandemi COVID-19 telah ditetapkan sebagai kedaruratan kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia sejak Januari 2020. Kondisi pandemi menghadapkan tenaga kesehatan khususnya perawat pada masalah krisis professional keperawatan. Perawat yang memberikan asuhan keperawatan selama pandemi COVID-19 beresiko untuk mengalami stress kerja yang berdampak pada perilaku caring dan kualitas hidup profesionalnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan stress kerja dengan perilaku caring dan kualitas hidup professional perawat komunitas pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini dilakukan dengan desain correlational pada 120 perawat komunitas di Jakarta Pusat. Sampel penelitian diperoleh dengan teknik non-probality purposive sampling sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Hasil analisa dengan uji korelasi ditemukan terdapat hubungan antara stress kerja dengan perilaku caring, hubungan tersebut memiliki arah korelasi negatif (p value = 0,041, r = -0,187). Terdapat hubungan yang signifikan antara stress kerja dengan kualitas hidup professional (KHP), dengan kekuatan korelasi sedang dan arah korelasi positif (p value = 0,0001, r = 0,405). Hasil analisis regresi linear ganda menunjukkan tidak ada faktor dari stress kerja yang secara signifikan dapat mempredisksi perilaku caring (p value = 0,264, R² = 0,065), dan subvariabel stress kerja dapat memprediksi kualitas hidup professional, akan tetapi tidak ada subvariabel yang dinilai paling berhubungan dengan kualitas hidup professional (p value = 0,0001, R² = 0,260). Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi untuk melakukan monitoring dan evaluasi tingkat stress kerja yang dialami perawat secara berkala serta mengembangkan intervensi untuk mengurangi stress kerja perawat melalui upaya primer, sekunder dan tersier.

The outbreak of COVID-19 is a public health emergency of international concern since January 2020. Pandemic COVID-19 has made healthcare staff especially nurses to face adequate nursing professionals critical issues. Nurses who provide nursing care during the COVID-19 pandemic are at risk of experiencing occupational stress on their caring behaviour and professional quality of life. This study aimed to identify the correlational of occupational stress between caring behaviour and professional quality of life of community nurses during pandemic COVID-19. This study was conducted with correlational design of 120 community health nurses in Central Jakarta area. The research sample was obtained using a non-probability purposive sampling technique in accordance with the research inclusion criteria. The results of the analysis with the correlational study found that there was a correlation between occupational stress with caring behavior, the stressors was negatively related to caring behavior (p value = 0,041, r = -0,187). There was a statistically significant positive correlation between occupational stress and professional quality of life, (p value = 0,0001, r = 0,405). The results of multiple linear regression analysis showed that there is no occupational stress related factor that can significantly predict caring behavior on nurses (p value = 0,264, R² = 0,065). On the other hand there were some occupational stress sub variables which can predict professional quality of life, but none of the sub variables rated most related to professional quality of life (p value = 0,0001, R² = 0,260). Study findings can be a reference for monitoring dan evaluating program for nurses and device intervention that reduce stressors through primary, secondary and tertiary prevention."
Depok: Universitas Indonesia Fakultas Ilmu Keperawatan, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tati Suryati
"Kualitas Hidup lanjut usia di panti sosial tresna werdha dapat meningkatkan kemandirian lansia dalam melakukan kegiatan sehari-hari, lanjut usia yang sehat memerlukan dukungan sosial dari lingkungan yang ada disekitarnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup lanjut usia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4 Jakarta Selatan. Desain penelitian cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah lanjut usia yang ada di panti dengan jumlah 148 orang. Alat ukur yang digunakan WHOQOL Data dianalisis menggunakan Chi Square. Hasil menunjukkan adanya hubungan dukungan sosial emosional dengan kualitas hidup lanjut usia (p value < 0,05). Variabel dukungan sosial yang paling berhubungan dalam kualitas hidup lanjut usia adalah dukungan sosial emosional. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menentukan kualitas hidup di Panti.

Quality of life Eldery in nursing home can improve independence of elder activity daily living, A healthy Elder need social support from environment around. This study aim to know correlation between social support and Quality of live in Budi Mulia 4 Nursing Home, South Jakarta. Design of study is cross sectional. Population in this study is all of elder which life in nursing home, 148 people. Measure of this study is using WHOQOL. Analysis by using chi square. Results of this study showing there is correlation between emotional social support and quality life of elder (p value < 0,05). Social support is one of most correlate with quality life of elder. This study tend to know quality life of elder in nursing home."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T42758
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nancy Indriyani Dida
"ABSTRAK
Saat ini proporsi kejadian terinfeksi HIV pada perempuan semakin meningkat. Kualitas hidup pada ibu rumah tangga dengan HIV rendah, hal ini dapat disebabkan oleh banyak faktor seperti HIV disclosure, stigma dan stres. Tujuan : Mengidentifikasi hubungan HIV disclosure, stigma dan stres terhadap kualitas hidup ibu rumah tangga dengan HIV di Kupang, menggunakan desain penelitian cross sectional. Sampel terdiri dari 120 ibu rumah tangga dengan HIV di poli VCT Sobat yang dipilih dengan teknik consecutive sampling. Hasil : Ada hubungan antara stres (p=0,011;α=0,005) dan stigma (p=0,001;α=0,005) dengan kualitas hidup ibu rumah tangga dengan HIV. Faktor paling dominan yang mempengaruhi kualitas hidup ibu rumah tangga dengan HIV adalah tingkat stres sedang (p=0,009;α=0,005; OR=7,667; 95% CI= 1,678-35,032). Kesimpulan : Stres dan stigma berhubungan dengan kualitas hidup ibu rumah tangga denfan HIV di Kupang. Direkomendasikan untuk dilakukan deteksi dini tingkat stres pada ibu rumah tangga dengan HIV agar dapat dilakukan intervensi awal untuk mengurangi stigma dan meningkatkan kualitas hidup.

ABSTRACT
The proportion of HIV-infected women currently increases. Quality of life in housewives with HIV is low, this can be caused by many factors such as HIV disclosure, stigma and stress. Objective: To identify the relationship between HIV disclosure, stigma and stress on the quality of life of housewives with HIV in Kupang, using a cross sectional study design. The sample consisted of 120 housewives with HIV in poly VCT friends who were selected by consecutive sampling technique. Results: There was a relationship between stress (p = 0.011; α = 0.005) and stigma (p = 0.001; α = 0.005) with the quality of life of housewives with HIV. The most dominant factor affecting the quality of life of housewives with HIV is the moderate stress level (p = 0.009; α = 0.005; OR = 7.667; 95% CI = 1.678-35.032). Conclusion: Stress and stigma are associated with quality of life of housewives with HIV in Kupang. Early detection of stress levels in housewives with HIV is recommended so that early intervention can be carried out to reduce stigma and improve quality of life.

 

"
2019
T53071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erika Asri Adriati
"Kanker payudara merupakan kasus kanker terbanyak di seluruh dunia. Pada tahun 2020 tercatat 16,6% kasus kanker payudara di Indonesia. Penyakit kanker payudara yang dialami pasien berdampak pada fungsi fisik, psikologis, dan spiritual yang mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker payudara. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara aspek spiritualitas dengan kualitas hidup pasien kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian cross sectional. Jumlah sampel yang dicapai pada penelitian ini adalah 135 responden. Teknik pengambilan sampel ini adalah purposive sampling. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini Daily Spiritual Experience Scale (DSES) dan The European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire (EORTC QLQ-C30). Dalam penelitian ini menunjukan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik sosiodemografi dan karakteristik penyakit dengan kualitas hidup pasien kanker payudara dengan (p > 0,05), terdapat hubungan yang signifikan pada dukungan sosial dan aspek spiritualitas (p < 0,05) dengan kualitas hidup pasien kanker payudara. Peneliti selanjutnya diharapkan dapat memperhatikan faktor-faktor penting untuk mempertahankan aspek spiritualitas pada pasien kanker payudara.

Breast cancer is the most common cancer cases worldwide. In 2020, there were 16.6% of breast cancer cases in Indonesia. Breast cancer experienced by patients has an impact on physical, psychological, and spiritual functions that affect the quality of life of breast cancer patients. The purpose of this study is determine the relationship between aspects of spirituality with breast cancer quality of life at Dharmais Cancer Hospital Jakarta. The type of research is quantitative using a cross sectional research design. The number of samples achieved in this study were 135 respondents. The sampling technique is purposive sampling. The instruments used in this study were the Daily Spiritual Experience Scale (DSES) and The European Organization for Research and Treatment of Cancer Quality of Life Questionnaire (EORTC QLQ-C30). The results of data analysis shows no significant relationship between sociodemographic characteristics and disease characteristics with the quality of life of breast cancer patients (p > 0.05), there was a significant relationship on social support and spirituality aspects (p < 0, 05) with the quality of life of breast cancer patients. Future researchers are expected to pay attention to important factors to maintain aspects of spirituality in breast cancer patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Keyni Regina Danilasari
"Diagnosis kanker adalah peristiwa yang sulit untuk dihadapi. Kanker sebagai Penyakit kronis yang bisa berakibat fatal membuat penderita kanker payudara merasakan cemas dan khawatir tentang masa depan mereka. Pengobatan tidak dilakukan yang mudah untuk dilalui, banyak pasien kanker payudara merasa kewalahan pengobatan yang harus dilakukan. Stres yang timbul dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien, yang dapat mengganggu proses pengobatan dan pemulihan. Pasien kanker payudara perlu mendapat dukungan sosial yang tepat untuk membantu pasien masuk proses pengobatan penyakit. Studi ini melihat hubungan antara dukungan yang dirasakan sosial dan kualitas hidup pasien kanker payudara. Responden penelitian ini sebanyak 60 orang pasien kanker payudara yang sedang menjalani proses pengobatan. Pasien diminta mengisi alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dan WHOQOL-BREF. Hasil analisis metode korelasi antara persepsi dukungan sosial dan kualitas hidup menunjukkan hasil yang tidak signifikan (r = 0.195, p <0.05). Hubungan dukungan sosial yang dirasakan dan kualitas hidup tidak signifikan secara statistik.

A cancer diagnosis is a difficult event to know. Cancer as a chronic disease that can be fatal makes breast cancer sufferers feel anxious and worried about their future. Treatment is not easy to pass, many breast cancer patients feel overwhelmed by what to do. The road that arises can affect a patient's quality of life, which can interfere with treatment and recovery. Breast cancer patients need to receive appropriate social support to help patients enter disease treatment process. This study looked at the relationship between perceived support and quality of life in breast cancer patients. Research respondents were 60 breast cancer patients who were undergoing the treatment process. Patients serve to fill in the Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) and WHOQOL-BREF measuring instrument. The results of the analysis method assume the perception of social support and
quality of life showed insignificant results (r = 0.195, p <0.05). The relationship between perceived social support and quality of life was not statistically significant.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Kadek Puspitasari Ayu
"Takut kambuh kanker dan dukungan sosial mempengaruhi kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Penelitian ini bertujuan menganalisa hubungan takut kambuh kanker dan dukungan sosial terhadap kualitas hidup penyintas kanker ginekologi. Desain penelitian menggunakan analisis deskriptif korelasi dengan pendekatan cross-sectional dan jumlah sampel sebanyak 106 menggunakan kuesioner Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. Hasil analisis menunjukkan adanya hubungan signifikan antara engagement of worry dan absence of worry dengan fungsi peran, fungsi kognitif, kelelahan, nyeri, dan kesulitan keuangan, sedangkan item fungsi fisik, peran, sosial, kelelahan, insomnia, kehilangan nafsu makan dan nyeri memiliki hubungan signifikan dengan dukungan dari pasangan dan teman, serta dukungan keluarga memiliki korelasi negatif dengan takut kambuh kanker. Kesimpulan dukungan sosial sebagai salah satu sumber daya terpenting untuk mengurangi ketakutan dan kualitas hidup. Hasil penelitian merekomendasikan penelitian selanjutnya untuk meneliti pengaruh data demografi dengan kualitas hidup pada penyintas kanker ginekologi.

Fear of cancer recurrence and sosical support can affect gynnecologi cancer survivors quality of life. The purpose of this study was examine the relationship between fear of cancer recurrence and social support with quality of life in gynecologic cancer survivors. A cross-sectional study was conducted with 106 partisipants. Data were collected using the Penn State Worry Questionnaire, Multidimensional Scale of Perceived Social Support, dan European Organization for Research and Questionnaire-C30. The result showed that there was a statisticaly significant corelation between engagement of worry and absence of worry with role functioning, cognitive functioning, fatique, pain, and financial difficulties, then there was a significant corelation between physical functioning, role, social, fatique, insomnia, loss appetite and pain with partner and friends supporting, also family supporting has a negative corelation with engagemen of worry. The conculsion is social support is an important resource that can decreased fear and increased quality of life. This study recommends further research to examine the affect participants demography with quality of life in gynecologic cancer survivors."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gita Andriani
"Lansia mengalami perubahan pada kualitas hidup dan tidak terlepas dari kebutuhan dasar salah satunya ialah spiritualitas. Spiritualitas dipandang mampu meningkatkan kualitas hidup pada seseorang termasuk lansia. Penelitian ini merupakan penelitian analisa korelasi yang menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulya 01 Cipayung, Jakarta Timur dengan responden sebanyak 75 orang. Analisa data menggunakan univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat spiritualitas dengan kualitas hidup (p value < α 0,05). Sedangkan untuk karakteristik responden yang meliputi usia, jenis kelamin, status pernikahan, dan tingkat pendidikan, menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna signifikan dengan kualitas hidup (p value = 0,215; 0,261; 0,384; 0,317). Berdasarkan hasil tersebut, aktivitas kegiatan spiritual (pembinaan, pemantauan, dan kerja sama) perlu dipertahankan dan ditingkatkan untuk dapat menciptakan kualitas hidup yang lebih baik bagi lansia.

Elderly had an experience of changes in quality of life and could not be separated from the basic needs, one of them is spirituality. Spirituality was deemed to improve the quality of life in a person, including the elderly. This research is a correlation analysis using quantitative methods with cross sectional study to determine the relationship between the level of spirituality with the quality of life of the elderly in Social House of Tresna Werdha Budi Mulya 01 Cipayung by respondents as many of 75 people. Data were analyzed using univariate and bivariate with chi square test.
These results showed a significant relationship between the level of spirituality with significant quality of life (p value < α 0,05). As for the characteristics of the respondent which include age, gender, marital status, and education level, showed no significant relationship with quality of life significantly (p value = 0.215; 0.261; 0.384; 0.317). Based on these results, spiritual activities (establishment, monitoring, and cooperation) need to be maintained and enhanced in order to create a better quality of life for the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
S63722
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>