Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150522 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yanuar Ardani
"Burnout Syndrome (BOS) adalah kumpulan gejala akibat stres fisik maupun psikis akibat beban dan stresor pekerjaan yang tinggi. BOS memengaruhi tubuh dalam aspek psikis, neuroautonom, imunologi, maupun endokrin (PNIE). Terapi musik terbukti dapat membantu mengatasi stres psikis dan fisik. Musik tradisional dapat digunakan untuk terapi musik karena sesuai dengan latar budaya masyarakat Indonesia.
Studi I merupakan penelitian kuantitatif untuk menentukan nilai baseline pada kelompok tidak burnout. Studi II merupakan studi kualitatif dengan teknik clinical expert judgement untuk menentukan model terapi musik. Studi III desain RCT dengan intervensi terapi musik pada tenaga kesehatan dengan BOS selama 4 minggu. Skor Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS), Heart Rate Variability (HRV), endorfin, kortisol dan IgA saliva, dan kadar T-Regulator (FOXP3) serum dilakukan pada awal penelitian, minggu ke-2, ke-4, dan ke-6. Analisis data menggunakan SPSS 20, dengan nilai kemaknaan < 0,05.
Pada studi I, didapatkan nilai baseline HRV sebesar 51,153 ms2 , endorfin sebesar 503 pg/mL, kortisol saliva sebesar 5,55 ng/mL, IgA saliva sebesar 0,44 mg/mL, dan FOXP3 sebesar 4%. Pada Studi II, didapatkan aransemen 20 jenis musik bergenre tradisional untuk terapi, uji coba musik terapi di laboratorium musik dan model terapi sebanyak 3 kali per minggu, durasi 10–15 menit setiap sesi, diberikan selama 4 minggu. Pada studi III didapatkan peningkatan bermakna skor MBI-HSS (p 0,022), HRV (p < 0,0001), dan kadar FOX-P3 (p 0,035) setelah intervensi terapi musik dibanding dengan kontrol. Didapatkan persistensi terapi musik terhadap skor MBI-HSS.
Terapi musik terbukti memperbaiki BOS melalui jalur PNIE, sehingga dapat diaplikasikan dalam praktik sebagai terapi supportif. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menilai manfaat terapi musik dengan frekuensi dan durasi yang lebih panjang, serta kombinasi dengan modalitas terapi lain.

Burnout Syndrome (BOS) is a collection of symptoms due to physical and psychological stress due to high workload and stressors. BOS affects the body in psychological, neuroautonomic, immunological, and endocrine (PNIE) aspects. Music therapy has been proven to help overcome psychological and physical stress. Traditional music can be used for music therapy because it is in accordance with the cultural background of Indonesian society.
Study I is a quantitative study to determine the baseline value in the non-burnout group. Study II is a qualitative study using clinical expert judgment techniques to determine the music therapy model. Study III RCT design with music therapy intervention in health workers with BOS for 4 weeks. Maslach Burnout Inventory (MBI-HSS) scores, Heart Rate Variability (HRV), endorphins, cortisol and salivary IgA, and serum T-Regulator (FOXP3) levels were carried out at the beginning of the study, weeks 2, 4, and 6. Data analysis using SPSS 20, with a significance value of < 0.05.
In study I, baseline HRV values were obtained at 51.153 ms2, endorphin at 503 pg/mL, salivary cortisol at 5.55 ng/mL, salivary IgA at 0.44 mg/mL, and FOXP3 at 4%. In study II, arrangements of 20 types of traditional music genres for therapy were obtained, music therapy trials in a music laboratory and therapy models were carried out 3 times per week, with a duration of 10–15 minutes per session, given for 4 weeks. In study III, there was a significant increase in MBI-HSS scores (p 0.022), HRV (p < 0.0001), and FOX-P3 levels (p 0.035) after music therapy intervention compared to control. A retention effect of music therapy on MBI-HSS scores was obtained.
Music therapy has been shown to improve BOS through the PNIE pathway, so it can be applied in practice as a supportive therapy. Further research is needed to assess the benefits of music therapy with longer frequencies and durations, as well as in combination with other therapeutic modalities.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanuar Ardani
"Latar belakang: Tenaga kesehatan rentan mengalami stres psikologis dan fisiologis, termasuk burnout syndrome (BOS). BOS dapat diukur dengan menggunakan assesmen Maslach Burnout Inventory (MBI), yang menilai 3 dimensi dari burnout dan mempengaruhi fungsi dari sistem saraf otonom, salah satunya Heart Rate Variability (HRV). Terapi musik adalah salah satu terapi BOS di fase recovery. Pemilihan musik tradisional dipilih dengan mempertimbangkan preferensi dan budaya individu. Metode: Penelitian ini merupakan studi kualitatif dan randomized control trial pada tenaga kesehatan di RSUP Dr. Kariadi (RSDK) dan RSUPN dr. Ciptomangunkusumo (RSCM). Dilakukan skrining burnout syndrome pada tenaga kesehatan dan dilakukan pemilihan subyek yang sesuai dengan kriteria inklusi Pemilihan subyek yang digunakan sebagai sampel dilakukan dengan randomisasi sederhana. Subjek yang terpilih dibedakan menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol masing-masing 23 orang. Intervensi menggunakan terapi musik virtual yang diberikan sebanyak 3x seminggu selama 1 bulan. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner MBI-HSS dan alat pengukur Heart Rate Variabillity untuk pretes dan posttest. Analisis normalitas data dilakukan dengan Saphiro-Wilk. Jika distribusi data normal dilakukan analisis data uji T independent. Jika distribusi tidak normal, menggunakan uji Mann-Whitney. Hasil: Dari hasil studi pustaka, pelatihan terapi musik, FGD , dan aransemen diperoleh 10 jenis musik yang dapat diakses di https://bit.ly/musikburnout. Hasil survei prevalensi burnout menunjukan prevalensi burnout sedang sebesar 46%. Data diolah secara statistik dan didapatkan data pretes yang homogen pada kedua kelompok baik untuk nilai MBI-HSS maupun nilai HRV. Didapatkan hasil nilai post test yang heterogen pada kedua kedua kelompok baik pada nilai MBI-HSS dan HRV dan didapatkan perubahan nilai yang bermakna yang bermakna secara statistik pada data pre-post test MBI-HSS dan HRV di kedua kelompok, dimana nilai MBI-HSS mengalami penurunan dan nilai HRV mengalami peningkatan setelah pemberian terapi musik. Kesimpulan: Terapi musik dapat menurunkan nilai MBI-HSS dan meningkatkan nilai HRV pada tenaga kesehatan dengan Burnout Syndrome.

Background: Health workers are prone to experiencing psychological and physiological stress, including burnout syndrome (BOS). BOS can be measured using the Maslach Burnout Inventory (MBI) assessment, which assesses 3 dimensions of burnout and affects the function of the autonomic nervous system, one of which is heart rate variability (HRV). Music therapy is one of the BOS therapies in the recovery phase. The selection of traditional music is chosen taking into account individual preferences and culture. Methods: This research is a qualitative study and randomized control trial on health workers at Dr. Kariadi (RSDK) and Dr. Ciptomangunkusumo (RSCM). Burnout syndrome screening was performed on health workers, and subjects were selected according to the inclusion criteria. Subjects used as samples were selected by simple randomization. The selected subjects were divided into two groups, namely the intervention group and the control group, each consisting of 23 people. The intervention used virtual music therapy, which was given three times a week for one month. The instruments used were the MBI-HSS questionnaire and heart rate variability measuring devices for the pretest and posttest. Data normality analysis was performed with Shapiro-Wilk. If the data distribution is normal, an independent T-test data analysis is performed. If the distribution is not normal, use the Mann-Whitney test. Results: From the results of the literature study, music therapy training, FGDs, and arrangements, 10 types of music were obtained, which can be accessed at https://bit.ly/musikburnout. The results of the survey on the prevalence of burnout show that the prevalence of moderate burnout is 46%. The data were processed statistically, and we obtained pretest data that were homogeneous in both groups for both the MBI-HSS and HRV values. Heterogeneous post-test results were obtained in both groups on the MBI-HSS and HRV scores, and there were statistically significant changes in the values in the MBI-HSS and HRV pre-post test data in both groups, where the MBI-HSS values experienced a decrease and HRV values increased after giving music therapy. Conclusion: Music therapy can reduce MBI-HSS scores and increase HRV values in health workers with burnout syndrome."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Parameshwary
"ABSTRAK
Burnout merupakan suatu sindrom psikologis yang ditandai dengan adanya kelelahan fisik, depersonalisasi dan penurunan hasrat pencapaian diri yang muncul pada orang-orang yang bekelja untuk melayani orang lain. Caregiver keluarga pasien stroke adalah seluruh orang-orang yang memiliki hubungan darah terutama yang seeara psikologis terikat dengan diri penderita stroke seperti pasangan, anak, keluarga, saudara dan melakukan fimgsi perawatan dan pelayanan terhadap pasien stroke secara intens. Subyek dalam penelitian ini memiliki karakteristik: pasangan (istri), anak dan keluarga dekat pasien stroke yang dalam kesehariannya merawat pasien, telah melakukan fimgsi perawatan minimal satu tahun serta tinggal serumah dengan penderita stroke. Berdasarkan uji validitas, korelasi skor item total pada MBI bergerak antara 0.320 sampai dengan 0. 71 L Uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Alpha Cronbach memberikan hasil koefisien reliabilitas sebesar 0.846. Hasil pengbitungan statistik menjelaskan bahwa sebanyak 21 orang (65.6%) dari 32 responden mengalami burnout dalam taraf rendah, dimana 1 4 responden (66.7%) diantaranya beljenis kelarnin wanita, berusia 20 sampai dengan 29 tahun dan 50 sampai dengan 59 tahun (33.4%), berperan sebagai anak dari pasien stroke (57.1%), bekerja sebagai karyawan swasta (52.4%) ,memiliki latar belakang SMA (42.9%), telah berperan sebagai caregiver selama 1 sampai dengan 3 tahun dan 7 sampai dengan 10 tahun (38.1%) dan melakukan perawatan dengan kondisi pasien saat ini tergolong ringan (61.9"/o)."
2007
T32837
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raissa Safridha Putri
"Tenaga Kesehatan merupakan pekerjaan yang memiliki beban yang berat. Jam kerja yang panjang dan seringkali tidak menentu, pasien dengan karakteristik beragam dengan berbagai penyakit, menyebabkan tenaga Kesehatan cenderung memiliki tingkat burnout yang tinggi. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat peranan kendali pekerjaan dan strategi koping sebagai moderator dalam hubungan tuntutan kerja emosional dengan burnout. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif cross-sectional yang memiliki 142 sampel tenaga Kesehatan. Penelitian ini menggunakan alat ukur Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire dan Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Pengolahan data menggunakan analisis moderasi process macro Hayes melalui Program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kendali pekerjaan memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi kelelahan. Sementara strategi koping, koping yang berfokus pada masalah ataupun koping yang berfokus pada emosi memoderasi antara tuntutan kerja emosional dengan burnout dimensi ketidakterlibatan. Tenaga kesehatan dapat menggunakan kendali kerja yang dimiliki untuk mengatasi tuntutan kerja emosional yang dialami oleh tenaga kesehatan. Selain itu, tenaga kesehatan juga dapat diberikan kegiatan atau program yang dapat meningkatkan kemampuan kopingnya, baik yang berfokus pada perilaku atau pun yang berfokus pada emosi.

Health workers are jobs that have a heavy burden. Long and uncertainty of working hours, patients with various characteristics with various diseases causing health workers to tend to have high levels of burnout. The purpose of this study is to aim to see the role of job control and coping strategies as a moderator in the relationship between emotional work demands and burnout. This research is a cross-sectional quantitative study which has a sample of 142 health workers. This study uses instruments from Oldenburg Burnout Inventory, Copenhagen Psychosocial Questionnaire II (COPSOQ II), Copenhagen Psychosocial Questionnaire and Brief COPE Inventory (Coping Orientation to Problems Experienced). Data processing uses process macro moderation analysis by Andrew F. Hayes through the SPSS Program. The results of the study show that job control moderates emotional job demands and the exhaustion dimension of burnout. While coping strategies, problem-focused coping, or emotion-focused coping moderates between emotional job demands and the burnout dimension of disengagement. Health workers can use their job control to overcome the emotional work demands experienced by health workers. Other than that, health workers can also be given activities or programs that can improve their coping skills, either those that focus on behavior or those that focus on emotions."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leiter, Michael P.
San Francisco: Jossey-Bass , 2005
158.723 LEI b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Salsabila Ramadhani
"ABSTRAK
Pada industri kreatif, tantangan akibatglobalisasiyang membuat karyawannya mengalami burnoutmerupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnoutpada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventorydan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihanmemiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05)dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout.

ABSTRACT
Pada industri kreatif, tantangan akibat globalisasi yang membuat karyawannya mengalami burnout merupakan hal yang sangat mungkin terjadi. Tantangan tersebut dapat memicu sikap kompetitif pada karyawan yang ada pada ranah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti peran dari sikap kompetitif berlebihan terhadap burnout pada pekerja kreatif. Proses pengumpulan data dilakukan kepada para pekerja industri kreatif dengan jumlah sebanyak 103 orang. Para partisipan diminta untuk mengisi kuesioner secara online yang di dalamnya terdapat Copenhagen Burnout Inventory dan skala sikap kompetitif berlebihan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sikap kompetitif berlebihan memiliki efek positif yang signifikan (β =.35, p < .05) dalam memprediksi burnout pada pekerja kreatif. Hasil dari temuan ini dapat berguna dalam mengupas dan memperkaya lebih dalam literatur terkait dengan sikap kompetitif berlebihan dan burnout."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Della Ramdiyani
"Pelayanan keperawatan sebagai bentuk pelayanan secara profesional yang merupakan bagian dari pelayanan kesehatan didasarkan ilmu kiat keperawatan secara komprehensif ditujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit. Pandangan Watson caring merupakan inti dari profesi keperawatan. Perawat seringkali mengeluhkan jika kegiatan diruangan sangat banyak dan tingkat ketergantungan klien yang tinggi sehingga perawat merasa lelah dan sensitif yang tampak dari ekpresi nonverbal seolah olah perawat tidak ramah dan kurang menunjukan sikap caring pada klien. Penelitian ini membahas mengenai hubungan sindrom burnout dan perilaku caring pada perawat yang berkerja di ruang rawat inap dengan menggunakan instrumen Maslach Burnout Inventory (MBI) untuk mengukur tingkat burnout dan instrumen Caring Behavior Inventory (CBI) untuk mengukur tingkat caring yang dilakukan perawat. Desain penelitian ini menggunakan cross sectional dengan menggunakan teknik probability sampling terhadap 205 responden perawat yang bekerja diruang rawat inap. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa ada hubungan/korelasi negatif berkekuatan sedang antara sindrom burnout dan perilaku caring di rumah sakit X Jakarta dengan p-value= 0,000, r= -0,422 yang artinya semakin tinggi burnout maka semakin berperilaku caring rendah. Penting bagi institusi pelayanan keperawatan terutama bagian manajemen keperawatan memberikan akses layanan kesehatan mental, konseling dan dukungan psikososial yang dapat membantu perawat dalam mengelola stre dalam bekerja, mengidentifikasi tanda burnout dan mencari bantuan ketika diperlukan, mengadakan gathering dan pemberian penghargaan secara rutin sesuai dengan tugas dan tanggung jawab sehungga perawat sejahtera dan pelayanan yang diberikan akan berkualitas.

Nursing services as a form of professional service which is part of health services based on comprehensive nursing tips aimed at individuals, families, groups and communities both healthy and sick. Watson's view of caring is the core of the nursing profession. Nurses often complain if there are a lot of activities in the room and a high level of client dependence so that nurses feel tired and sensitive which can be seen from non-verbal expressions as if nurses are not friendly and do not show a caring attitude towards clients. This study discusses the relationship between burnout syndrome and caring behaviour in nurses working in inpatient rooms using the Maslach Burnout Inventory (MBI) instrument to measure the level of burnout and the Caring Behaviour Inventory (CBI) instrument to measure the level of caring by nurses. This research design uses cross sectional by using probability sampling technique to 205 nurse respondents who work in the inpatient room. Based on the results of the study, it shows that there is a moderate negative correlation between burnout syndrome and caring behaviour in X Jakarta hospital with p-value = 0.000, r = -0.422 which means that the higher the burnout, the lower the caring behaviour. It is important for nursing service institutions, especially the nursing management department, to provide access to mental health services, counselling and psychosocial support that can help nurses manage stress at work, identify signs of burnout and seek help when needed, hold regular gatherings and awards in accordance with duties and responsibilities so that nurses are prosperous and the services provided will be of high quality."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cicilia Yeti Prawasti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
T38308
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Riana
"Hidup bersama orang lain dalam suatu pernikahan, penuh dengan tuntutan dan masalah yang harus dihadapi. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah konflik suami istri dan kehadiran anak yang dapat menambah konflik tersebut. Jika masalah-masalah tersebut tidak dapat diatasi dengan baik, maka dapat menimbulkan kekecewaan. Kekecewaan yang terus menerus disertai stres kehidupan sehari-hari dapat menyebabkan terjadinya burnout.
Tujuan dari penelitian ini untuk melihat gambaran burnout pada ibu rumah tangga yang tidak bekerja dan memiliki anak usia sekolah. Sedangkan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan metode wawancara Pengambilan data dilakukan pada tiga orang ibu rumah tangga yang telah mengalami burnout.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa masalah-masalah yang dihadapi ibu rumah tangga sehingga dapat menimbulkan burnout adalah overload, conflicting, demands, Kebosanan, perselingkuhan suami tidak terpenuhinya kebutuhan afeksi dan komunikasi sering perubahan sikap suami. Upaya subyek untuk menghadapi masalah mereka adalah dengan menggunakan strategi emolionfocusea' coping, yaitu subjek cenderung menerima keadaan mereka saat ini. Hal ini menyebabkan mereka berada pada kondisi humour. Mereka mengalami kelelahan fisik berupa badan terasa Lelah, keluhan sakit badan seperti sulit bernafas. sakit kepala mudah terkena sakit dan badan panas. Kelelahan mental, berupa perasaan tidak berharga, tidak berguna, merasa lebih tua dari umur yang sebenarnya dan merasa terjebak. Sedangkan kelelahan emosional berupa merasa kesal, marah, berubahnya perasaan terhadap suami dan merasa tidak pernah merasakan bahagia. Untuk penelitian selanjutnya peneliti menyarankan untuk menambah subjek penelitian dan juga mewawancarai suami.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Aditama
"Perkembangan dan perubahan di masyarakat beqalan begitu cepat. Dinamika kehidupan telah begitu kompleks dan mobilitas masyarakat pun sudah semakin tinggi. Hal ini menuntut kebutuhan akan peranan kepolisian yang juga semakin tinggi, sehingga peranan Polri dalam melaksanakan fungsi kepolisian menjadi bertambah penting. Pada kenyataannya di lapangan, berbagai respon masyarakat telah memperlihatkan adanya kesan yang negatif terhadap penampilan kerja anggota Polri. Misalnya, sikap anggota reserse yang ogah-ogahan dalam menuntaskan kasus, masih merupakan gambaran yang dipersepsi oleh masyarakat tentang polisi dewasa ini.
Penampilan kerja polisi yang mengecewakan tersebut salah satu asumsinya disebabkan oleh adanya gejala burnout yang timbul dikalangan anggota Polri. Gejala burnout ini terdiri atas kelelahan emosional, depersonalisasi, dan reduced personal accomplishment, yang dialami oleh individu yang bekerja memberikan pelayanan bagi orang lain.
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran burnout pada anggota Polri secara umum. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Incidental sampling. Teknik ini tergolong non probability sampling. Sampel berjumlah sebanyak 100 orang anggota Polri berpangkat bintara yang bertugas di Jakarta. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Maslach Burnout Inventory (MBI). Untuk pengolahan data dilakukan teknik penghitungan nilai rata-rata.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gejala burnout memang dialami oleh anggota Polri di Jakarta. Gejala burnout yang dialami oleh anggota Polri di Jakarta secara umum dirasakan setidaknya satu kali dalam enam bulan."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>