Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 203871 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syena Aulia Tasya Pratiwi
"Fenomena kegiatan menggemari budaya korea terutama dari sektor industri musik yaitu K-pop marak terjadi di kalangan remaja. Pada masa remaja mereka mengalami masa transisi atau peralihan dari usia kanak-kanak menuju usia dewasa yang berisiko mengalami gangguan kesehatan mental. Usia remaja menjadi tempat proses dalam mencari jati dirinya yang mencari sosok figure yang dapat dicontohnya dan tak sedikit dari mereka memiliki sosok figure dari tokoh idola korea yang mereka gemari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tingkat stres, kecemasan, dan depresi di wilayah kabupaten tangerang. Penelitian deskriptif ini menggunakan metode purposive sampling dimana mengikutsertakan 108 remaja penggemar K-pop yang berdomisili di Kabupaten Tangerang. Data penelitian dikumpulkan pada bulan Juni 2024 dengan menggunakan kuesioner DASS-42 (Depression, anxiety,stress scale). Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa mayoritas responden mengalami stres tingkat sedang (33.33%), kecemasan tingkat sangat berat (33.33%) dan depresi tingkat normal (42.59%). Studi ini juga meneliti karakteristik responden seperti jenis kelamin, usia, pendidikan, dan ekonomi dimana mayoritas penelitian diikuti oleh remaja akhir (69.44%), paling banyak diikuti remaja yang berjenis kelamin perempuan (95.4%), responden mayoritas berasal dari perguruan tinggi (49.07%) dan mayoritas bersumber pendapatan masih ditanggung oleh orang tua (90.74%). Adanya perbedaan tingkat stres, kecemasan, dan depresi kemungkinan dipengaruhi oleh peggunaan coping strategy menggemari K-pop. Saran untuk penelitian selanjutnya dapat menganalisa lebih lanjut terkait hubungan tingkat stres, kecemasan dan depresi terhadap perilaku menggemari K-pop dengan memperhatikan keseimbangan pada karakteristik responden.

The phenomenon of Korean culture, especially from the music industry, is that K-pop is common among teenagers. In adolescence they experience a transition or transition from childhood to adulthood at risk of mental health disorders. Adolescence is the process of finding a figure that can be portrayed and not a few of them have the figure of a Korean idol that they love. The aim of this study is to get a picture of the levels of stress, anxiety, and depression in the district. This descriptive study uses a purposive sampling method involving 108 K-pop teenagers residing in Tangerang District. Research data collected in June 2024 using the DASS-42 questionnaire (Depression, anxiety,stress scale). The study also examined the characteristics of respondents such as gender, age, education, and economics where the majority of the study was followed by late adolescents (69.44%), the most followed adolescents of the female type (95.4%), respondents were mostly from college (49.07%) and the main source of income was still borne by parents (90.74%). There are differences in the levels of stress, anxiety, and depression that are likely to be influenced by the use of coping strategies by K-pop fans. Recommendations for further research could further analyze the relationship between levels of Stress, Anxiety and Depression to K-Pop fans' behavior by considering the balance in the characteristics of respondents."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Iqlima Istiqomah
"Mahasiswa merupakan salah satu kelompok yang rentan mengalami masalah stres, ansietas, dan depresi karena berbagai penyebab stressor. Bencana wabah pandemi COVID-19 menimbulkan suatu perubahan yang secara tiba-tiba yang menuntut mahasiswa untuk cepat beradaptasi. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain cross-sectional dan memiliki tujuan untuk mengetahui gambaran tingkat stres, ansietas, dan depresi mahasiswa sarjana keperawatan pada kondisi pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 237 mahasiswa sarjana Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, dengan teknik pengambilan sampel Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) dan menunjukkan hasil sebanyak 3,8% mahasiswa mengalami stres sangat berat dan 74,3% mahasiswa tergolong dalam kondisi normal. Sedangkan pada kategori ansietas, terdapat 27% mahasiswa yang mengalami ansietas sangat berat, lebih besar dari jumlah mahasiswa yang termasuk tergolong normal yaitu sebanyak 24,5% mahasiswa. Pada kategori depresi, ditemukan sebanyak 7,2% mahasiswa mengalami depresi sangat berat dan sebanyak 49,8% mahasiswa yang tergolong normal. Diharapkan untuk penelitian selanjutnya dapat lebih mengukur secara khusus sumber, respons, faktor-faktor lain yang berpengaruh, dan dampak terhadap tingkat stres, ansietas, dan depresi pada mahasiswa di berbagai tingkatan lainnya sehingga cakupan populasi menjadi lebih luas, serta diperlukan adanya penelitian intervensi bagi mahasiswa yang diketahui berada dalam kondisi stres, ansietas, dan depresi berat.

College students are one of the vulnerable groups to experiencing stress, anxiety, and depression because of various stressors. The disaster of the COVID-19 pandemic outbreak has caused a sudden change that requires students to adapt rapidly. This research is a quantitative study using a cross-sectional design and has the aim to describe the level of stress, anxiety, and depression of undergraduate nursing students in the COVID-19 pandemic. The sample of this research is 237 undergraduate students of the Faculty of Nursing, University of Indonesia, using the purposive sampling technique. This study used the Depression Anxiety Stress Scale-21 (DASS-21) instrument and showed the results of 3,8% of students experienced severe stress and 74.3% of students classified in normal conditions. On the other hand, in the anxiety category, there are 27% of the students experienced severe anxiety, that is bigger than the number of the students that classified with normal anxiety 24.5%. In the depression category, it was found that 7.2% of the students experienced severe depression, and 49.8% of the students are classified as normal. For further research, the researcher can measure specifically the source, response, other influencing factors, and the impact on stress, anxiety, and depression levels in college students at various other levels so that the population coverage becomes wider, and intervention research is needed for college students who are known to be in conditions of stress, anxiety, and major depression."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Fajriati
"Perkembangan penggunaan internet di Indonesia terus berkembang pesat membawa berbagai dampak bagi kehidupan remaja, baik dampak positif maupun dampak negatif seperti perundungan di dunia maya. Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran dari kejadian perundungan maya dan tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang terjadi pada remaja. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan mengambil sampel 296 siswa SMA Negeri 7 Kota Cirebon. Hasilnya 42% responden pernah mengalami kejadian perundungan maya, baik sebagai pengamat, korban, maupun sebagai pelaku dengan 58% responden pernah menjadi pengamat (bystander) dalam kejadian perundungan maya, 31% responden pernah menjadi korban perundungan maya, dan 7% responden lainnya pernah menjadi pelaku kejadian perundungan maya. Selain itu, hasil pengukuran depresi, kecemasan, dan stres didapatkan bahwa mayoritas responden memiliki tingkat depresi, kecemasan, dan stres yang normal. Namun, terdapat pula responden berada pada tingkat depresi sangat parah sebanyak 5 orang (1,7%), tingkat kecemasan sangat parah sebanyak 23 orang (7,8%), dan tingkat stres sangat parah sebanyak 4 orang (1,3%). Penelitian selanjutnya direkomendasikan untuk melihat hubungan antara kejadian perundungan maya dengan tingkat depresi, kecemasan, dan stres dan juga dilakukan dalam populasi yang lebih besar.

The development of internet use in Indonesia continues to grow rapidly, bringing various impacts on the lives of adolescents, both positive and negative impacts such as bullying in cyberspace. This study aims to see an overview of the incidence of cyberbullying and the levels of depression, anxiety, and stress that occur in adolescents. This study used a cross-sectional research design by taking a sample of 296 students of SMA Negeri 7 Cirebon. The result is that 42% of respondents have experienced cyberbullying, both as bystander, victims, and as cyber bullies with 58% of respondents having been bystanders in cyberbullying, 31% of respondents have been victims of cyberbullying, and 7% of other respondents have been cyber bullies. In addition, the results of measuring depression, anxiety, and stress showed that most respondents had normal levels of depression, anxiety, and stress. However, there were also 5 respondents (1.7%) with very severe depression, 23 (7.8%) very severe anxiety levels, and 4 (1.3%) very severe stress levels. For the next study, it is recommended to look at the relationship between the incidence of cyberbullying and levels of depression, anxiety, and stress as well as in larger populations"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rana Jumana
"Psoriasis merupakan penyakit kulit yang bersifat kronis dan kambuhan. Psoriasis berdampak terhadap kondisi psikologis dan kualitas hidup penderitanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres, ansietas dan depresi dengan kualitas hidup di RSUP Dr. Hasan Sadikin Bandung. Penelitian ini bersifat dekriptif dengan metode cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 53 responden yang diambil melalui non probality sampling dengan teknik accidental sampling. Instrumen penelitian menggunakan kuisioner Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21) dan Dermatology Life Quality Index (DLQI). Analisis menggunakan Kendall’s Tau dan T- test dengan hasil yang menujukkan adanya hubungan yang kuat (p<0.001<0,05) antara stres, ansietas dan depresi dengan kualitas hidup. Selain itu juga ditemukan ada hubungan yang lemah antara sebagian karakteristik pasien dengan kualitas hidup. Penelitian ini merekomendasikan agar adanya peningkatan asuhan keperawatan yang holistik tertutama dari aspek psikologis agar mampu meningkatkan kualitas hidup pasien psoriasis.

ABSTRACT
Psoriasis is a skin disease that is chronic and recurring. Psoriasis affects the psychological condition and quality of life of the sufferer. This study aims to determine the correlation between stress, anxiety and depression with the quality of life in Dr. Hasan Sadikin Bandung. This research is descriptive with cross sectional method. The research sample was 53 respondents who were taken through non-probability sampling with accidental sampling technique. The research instrument used the Depression, Anxiety and Stress Scale (DASS-21) questionnaire and the Dermatology Life Quality Index (DLQI). The analysis used Kendall's Tau and T-test with results showing a strong correlation (p <0.001 <0.05) between stress, anxiety and depression with quality of life. It was also found that there was a weak correlation between some patient characteristics and quality of life. This study recommends an increase in holistic nursing care, especially from a psychological aspect, in order to improve the quality of life for psoriasis patients.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fiqih Aulia
"Pandemi COVID-19 menimbulkan masalah psikologis pada orang-orang yang terdampak. Salah satu yang terkena dampak masalah psikologis pada masa pandemi adalah perawat. Sebagai salah satu tenaga kesehatan yang paling rentan dalam tertular virus COVID-19, perawat dapat mengalami masalah psikologis seperti depresi, kecemasan, dan stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kecemasan, stres, dan depresi perawat pasien COVID-19 di Rumah Sakit Provinsi Banten. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain cross-sectional. Subjek pada penelitian ini adalah perawat yang menangani pasien COVID-19 yang terdiri dari 135 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel yaitu total populasi sampling. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan instrumen DASS 42 yang disebar melalui media internet. Hasil penelitian menunjukkan responden yang mengalami depresi dalam tingkat normal dengan jumlah 82 orang, ringan 28 orang, sedang 18 orang, berat 5 orang, dan sangat berat 2 orang. Responden yang mengalami kecemasan dalam tingkat normal dengan jumlah 94 orang, ringan 7 orang, sedang 28 orang, berat 4 orang, dan sangat berat 2 orang. Responden yang mengalami stres dalam tingkat normal dengan jumlah 130 orang, ringan 1 orang, sedang 2 orang, berat 2 orang. Penelitian ini mendukung pentingnya kepala perawat di rumah sakit untuk membentuk konsultasi profesional dalam mengatasi kesehatan mental perawat pada masa pandemi COVID-19. Penelitian selanjutnya diharapkan bisa dilakukan pada populasi yang lebih luas dan mengkategorikan tinggi dan rendahnya resiko perawat dalam menangani pasien COVID-19.

COVID-19 pandemic causes psychological issues in affected people. One of the people who is affected psychologically during pandemic is nurses. As one of healthcare workers who are most vulnerable to being contracted with COVID-19, nurses are experiencing psychological problems such as depression, anxiety, and stress. This study aims to identify levels of anxiety, stress, and depression in nurses working with COVID-19 patients at Banten provincial hospital. The method of this study is quantitative research with cross-sectional design. The subject of this study is nurses who work with COVID-19 patients in the amount of 135 participants which are selected through total population sampling. The data are collected using the DASS 42 instrument which is being distributed through the internet. The result of this study shows that 82 participants experience depression within normal level, 28 participants experience mild depression, 18 participants experience moderate depression, 5 participants experience severe depression, and 2 participants experience very severe depression. In terms of anxiety, 94 participants experience anxiety within normal level, 7 participants experience mild anxiety, 28 participants experience moderate anxiety, 4 participants experience severe anxiety, and 2 participants experience very severe anxiety. Meanwhile, 130 participants experience stress within normal level, 1 participant experience mild stress, 2 participants experience moderate stress, and 2 participants experience severe stress. This research supports the importance of head nurses in hospitals to form professional consultations to address the mental health of nurses during the COVID-19 pandemic. Future research is expected to be carried out in a wider population and categorize the high and low risk of nurses handling COVID-19 patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Fadilah
"Pandemi COVID-19 merupakan peristiwa tidak terduga dan belum pernah terjadi sebelumnya sehingga setiap individu harus dapat beradaptasi terhadap situasi ini termasuk santri di pesantren. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui stresor biologis, psikologis, dan sosial, masalah kesehatan jiwa: stres, ansietas, dan depresi, serta hubungan keduanya. Desain penelitian menggunakan deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Pengumpulan data dilakukan secara offline mulai tanggal 11 hingga 16 Maret 2021, dengan 222 responden santri tingkat Madrasah Aliyah di Pondok Pesantren. Responden dipilih secara purposive sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner stresor, Perceived Stress Scale (PSS-10), Self Reporting Questionnaire (SRQ-20), dan Beck Depression Inventory (BDI-II). Data dianalisis menggunakan uji Korelasi Spearman (CI 95%). Terdapat hubungan yang signifikan antara stresor psikologis dengan stres, ansietas dan depresi pada santri. Penelitian ini menyimpulkan bahwa santri juga membutuhkan dukungan kesehatan jiwa dan psikososial selama pandemi COVID-19

The COVID-19 pandemic is an unexpected and unprecedented event, so everyone must be able to adapt to this situation, including students at Islamic boarding schools (Pesantren). This study aimed to identify biological, psychological, and social stressors, mental health problems: stress, anxiety, and depression, and the correlation between them. The study was used a descriptive correlative with a cross-sectional approach. The data was collected offline from March 11th to 16th, 2021, with 222 respondents at the Madrasah Aliyah-level students in Islamic Boarding Schools. Respondents were selected by purposive sampling. This study used the Stressor Questionnaire, Perceived Stress Scale (PSS-10), Self Reporting Questionnaire (SRQ-20), and Beck Depression Inventory (BDI-II). Data were analyzed using the Spearman Correlation analysis (95% CI). There was a significant correlation between psychological stressors with stress, anxiety, and depression among students. This research concluded that students of Islamic Boarding Schools also need mental health and psychosocial support during the COVID-19 pandemic. "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vina Rachmawati
"Penelitian ini membahas mengenai tingkat kecemasan dan stres yang dialami oleh mahasiswa yang mengikuti OSCE. Penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan tujuan untuk menggambarkan tingkat kecemasan dan stres pada mahasiswa yang mengikuti OSCE. Penelitian ini melibatkan 109 responden dengan kriteria inklusi yaitu mahasiswa aktif dan sudah mengikuti ujian OSCE praktikum anak. Instrumen yang digunakan yaitu Hamilton Rating Scale Anxiety HRS-A dan Perceived Stress Scale PSS. Uji reabilitas instrumen HRS-A memiliki nilai Cronbanch`s Alpa yaitu 0,752 dan uji reabilitas instrumen PSS memiliki nilai Cronbanch`s Alpa yaitu 0,706. Hasil penelitian menunjukkan dari 109 responden didapatkan mahasiswa mengalami kecemasan ringan yaitu 65,1 , kecemasan sedang 17,4 dan kecemasan berat 15,6 dan panik 1,8.
Hasil penelitian menunjukkan dari 109 responden didapatkan mahasiswa yang mengalami stres ringan 0,9, stres sedang 71,6 dan stres berat 27,5. Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi bagi institusi pendidikan mengenai gambaran tingkat kecemasan dan stres pada mahasiswa yang mengikuti OSCE dan hal hal yang dapat membuat cemas dan stres seperti suasana saat OSCE. Peneliti lain dapat mengembangkan penelitian dengan meneliti faktor faktor yang mempengaruhi tingkat stres dan kecemasan serta strategi koping yang digunakan dalam mengatasi kondisi stres yang muncul saat melaksanakan OSCE.

This study discusses the level of anxiety and stress experienced by students who follow the OSCE. This study adopt descriptive design to describe the level of anxiety and stress of students who follow the OSCE. We involved 109 respondents with inclusion criteria are active students and already took pediatric OSCE. The instruments used are Hamilton Rating Scale Anxiety HRS A and Perceived Stress Scale PSS. Reability test of the study showed that from 109 respondents, 65,1 has mild anxiety, 17,4 moderate anxiety, 15,6 sever anxiety, and 1,8 panic.
It was found that students who experienced mild stress 0,9, medium stress 71,6 and heavy stress 27,5. The result of this research is expected to inform educational institution about the level on anxiety and stress of students who follow the OSCE. Also, atmosphere of OSCE as contributing factor can be modified to lowering anxiety and stress and coping startegies used to overcome the stressful condition that arise when carrying out the OSCE."
Depok: Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eliza Cahyani
"Pendahuluan Peningkatan disabilitas pada individu yang mengalami gangguan kesehatan mental khususnya ansietas dan depresi, menurunkan kemampuan mereka untuk kembali bekerja terutama setelah menjalani rawat inap, hanya sedikit yang kemudian berhasil melakukannya. Penelitian lain  telah dilakukan untuk mengetahui keterlibatan  dari stakeholder mengenai pemulihan serta evaluasi keberhasilan program rehabilitasi psikososial namun belum ada penelitian yang mengeksplorasi kemampuan keberhasilan individu dengan masalah kesehatan mental untuk kembali kerja dan kontribusinya terhadap pelayanan keperawatan terutama peran perawat sebagai kolaborator perencana pemulangan. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan eksplorasi pengalaman kembali bekerja pada klien dengan ansietas dan depresi paska rawat inap. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif fenomenologi deskriptif  pada 8 partisipan dengan menggunakan wawancara semi terstruktur  untuk mendapatkan data pengalaman yang kaya, analisis dilakukan menggunakan Colaizzi. Hasil Didapatkan 4 tema, yaitu. 1) Bertahan untuk berdamai dengan menerima, 2) Beradaptasi, menyelesaikan masalah menuju pemulihan, 3) Dukungan berharga bagi jiwa, 4) Meraih kualitas hidup melalui kembali bekerja. Kesimpulan. Kembali bekerja adalah kemampuan adaptasi kompleks yang memerlukan mekanisme pertahanan yang matur dan koping yang adaptif, dukungan yang kuat dan penegasan nilai spiritual agar menemukan makna serta harapan menuju kehidupan yang berkualitas. Rekomendasi. bagi perawat sebagai perencana pemulangan agar dapat mengidentifikasi dukungan dan intervensi keperawatan yang menunjang peningkatan kemampuan adaptasi.

Introduction Increased disability in individuals experiencing mental health disorders, especially anxiety and depression, reduces their ability to return to work, especially after undergoing hospitalization, with only a few succeeding in doing so. Other research has been conducted to determine the involvement of stakeholders regarding recovery and evaluate the success of psychosocial rehabilitation programs, but no research has explored the successful ability of individuals with mental health problems to return to work and their contribution to nursing services, especially the role of nurses as discharge planning collaborators. This study aims to explore the experience of returning to work for clients with anxiety and depression after hospitalization. Method This research is descriptive phenomenological qualitative research on 8 participants using semi-structured interviews to obtain rich experience data, analysis was carried out using Colaizzi. Results There were 4 themes, namely. 1) Survive to make peace with acceptance, 2) Adapt, solve problems towards recovery, 3) Valuable support for the soul, 4) Achieve quality of life through returning to work. Conclusion. Returning to work is a complex adaptive capacity that requires mature defense mechanisms and adaptive coping, strong support and affirmation of spiritual values in order to find meaning and hope towards a quality life. Recommend. for nurses as discharge planners to be able to identify nursing support and interventions that support increased adaptive capacity."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harwina Widya Astuti
"Fatigue merupakan kelemahan atau kelelahan mental dan/atau fisik yang ekstrim dan persisten. Fatigue merupakan gejala yang umum dialami orang-orang dengan kronis penyakit, seperti klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan depresi dan kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien dengan gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, dengan jumlah sampel 96 responden. Alat ukur yang digunakan Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS),dan Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey.
Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara depresi dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis (p value < 0,05). Penelitian ini juga menunjukkan tidak ada hubungan antara kecemasan dengan tingkat fatigue pada klien gagal ginjal kronik. Hubungan antara variabel perancu yaitu usia, jenis kelamin, dukungan sosial dan lamanya menjalani hemodialisis tidak ada hubungan dengan tingkat fatigue.

Fatigue is a mental weakness or fatigue and / or extreme physical and persistent. Fatigue is a common symptom experienced by people with chronic diseases, such as clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The research aims to identify the relationship of depression and anxiety with fatigue levels in clients with chronic renal failure undergoing hemodialysis. The study design is cross-sectional, with 96 respondents. Fatigue Severity Scale (FSS), Hospital Anxiety and Depression Scale (HADS), and the Medical Outcomes Study (MOS) Social Support Survey were used.
The results showed a significant relationship between depression and fatigue levels on chronic renal failure patient undergoing hemodialysis (p value <0.05). The study also showed no relationship between anxiety with fatigue levels on a client with chronic renal failure. There were no correlation between confounding variables as age, sex, social support and the duration of hemodialysis with the level of fatigue."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
T43566
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Dwi M.
"Kualitas tidur yang buruk dipercaya dapat mempengaruhi kondisi fisik, psikologis, dan kognitif. Penelitian ini membahas tentang hubungan kualitas tidur mahasiswa dengan tingkat stres, kecemasan, dan depresi. Desain yang digunakan adalah analitik dengan pendekatan potong lintang. Penelitian ini melibatkan 220 mahasiswa keperawatan sebagai responden yang dipilih dengan teknik stratified random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) dan Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21). Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara kualitas tidur dengan tingkat kecemasan (p<0.001), tetapi tidak ada hubungan kualitas tidur dengan stres dan depresi (p=0,12; p=0,086). Akan tetapi, ditemukan bahwa mahasiswa berkualitas tidur buruk memiliki tingkat stres dan depresi yang lebih tinggi. Kegiatan untuk menurunkan tingkat kecemasan, stres, dan depresi yang tepat perlu diprogramkan secara terstruktur di program studi, dan perlu penelitian lebih lanjut tentang terapi yang tepat untuk meningkatkan kualitas tidur.

Poor sleep quality is believed can affect the physical, psychological, and cognition. This study aimed to determine the correlation between sleep quality and levels of stress, anxiety, and depression. Design of this study was analytical with cross sectional approach. This study used Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) and Depression, Anxiety, and Stress Scale-21 (DASS-21) as instruments. There were 220 nursing students who participated and chosen by stratified random sampling technique. The results showed there were an association between sleep quality with levels of anxiety (p<0,001). Although, there were no correlation between sleep quality with stress and depression (p=0.12 and p=0.086), it was found that students which have bad sleep quality also have the higher level in stress and depression. The structured activities to reduce levels of anxiety, stress, and depression should be programmed by study program. Researcher suggested for next research to explore how to improve sleep quality.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S56475
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>