Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 100307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Amalia
"Latar belakang: kemampuan komunikasi yang efektif merupakan salah satu
kompetensi dasar yang harns dimiliki dokter. Sepanjang masa studi di fakultas
kedokteran mahasiswa dituntut untuk bisa mengembangkan kemampuan komunikasi
Selain melalui materi yang diberikan dalam kurikulum, mahasiswa diharapkan dapat
meningkatkan kemampuan dengan mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Namun
demikian belum pemah dilakukan penelitian untuk melihat hubungan antara kegiatan
ekstrakurikuler dengan kemampuan komunikasi. Tujuao: mengetahui adanya
hubungan kegiatan ekstrakwikuler dengan kompetensi komun ikasi interpersonal
mahasiswa FKUL Metode: studi cross-sectional dilakukan pada mahasiswa tingkat
empat Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dengan instrument kuesioner
Imerpef:':>onaf Communication Competency sea/e. Rerata skor maltasiswa dianalisis
berdasarkan jenis dan jumlah kegiatan ekstrakurikuler serta peran mahasiswa dalarn
ke!,rlatan ekstrakurikuler yang diikuti. HasH: nilai p untuk jumlah dan peran
mahasiswa dalam kegiatan ekstrakurikuler adalah 0,364 dan 0,533. Nilai p untuk
kegiatan kerohanian, seni dan olahraga, keilmuan, keorganisasian, dan sukarelawan
adaJah 0,234; 0,145; 0,619; 0,502; dan 0,034 Kesimpulao: terdapat hubungan antara
kegiatan sukarelawan dengan kompetensi komunikasi interpersonal mahasiswa.
Sementara itu jumlah kegi at an , peran dalam kegiatan, dan jenis kegiatan selain
sukarelawan tidak berhubungan dengan kompetensi komunikasi interpersonal
mahasiswa."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
S70454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
M. Bisri
"Meskipun pengembangan keterampilan kepemimpinan melalui kegiatan ekstrakurikuler dan seluruh kegiatan yang ada di pondok pesantren sangat bermanfaat, namun penilaian/pengukuran pengembangan keterampilan kepemimpinan masih relatif kurang. Santri pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor dijadikan target penelitian untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan pengembangan keterampilan kepemimpinan santri. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan yang dipersepsikan santri. Peneliti menyimpulkan tiga hal: Pertama, sebagian besar responden merasakan manfaat selama mereka aktif berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren. Kedua, penelitian ini memperlihatkan bahwa jenis kelamin, usia, suku, dan latar belakang lingkungan santri tidak berhubungan secara signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan. Ketiga, penelitian ini menunjukkan bahwa partisipasi santri dalam kegiatan ekstrakurikuler di pondok pesantren berhubungan positif dan signifikan dengan pencapaian keterampilan kepemimpinan.

Although the development of leadership skills through the extracurricular activities in Islamic Boarding School (Pondok Pesantren) is highly valued, measurement of leadership skill development of it has been lacking. Santri of pondok pesantren Darunnajah Cipining Bogor were targeted in this study in order to gather data about leadership development among santri. The purpose of this study was to investigate relationships that exist between youth leadership life skills development and participation in extracurricular activities. This study utilized descriptive survey methodology and a correlational design. The independent variables were participation and involvement in extracurricular activities. The dependent variable was selfperceived gain of leadership life skill development as a result of the participation in extracurricular activities measured by the Youth Leadership Life Skills Development Scale. The findings of this study were; respondents recorded a moderately high gain in leadership life skills development from their participation in extracurricular activities. No significant relationships were found between gender, age, ethnicity, and place of residence and the total YLLSDS score (leadership skills). Significant relationships were found between the quantity of participation in extracurricular activities and the total YLLSDS score."
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Indah Sekarsari
"ABSTRAK
Penelitian-penelitian sebelumnya telah membuktikan hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier tetapi menunjukkan hasil yang berbeda-beda. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran efikasi diri pengambilan keputusan karier dalam memediasi hubungan keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier pada mahasiswa. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, Career Adapt-Abilities Scale (CAAS), Extracurricular Involvement Inventory (EII), dan Career Decision Self-Efficacy Scale-Short Form (CDSE-SF) yang telah diadaptasi ke bahasa Indonesia. Uji statistik dari 116 partisipan menunjukkan bahwa efikasi diri pengambilan keputusan karier memediasi secara penuh hubungan antara keterlibatan dalam kegiatan ekstrakurikuler dan adaptabilitas karier dengan direct effect tidak signifikan (c = 0,30, p,05) dan indirect effect signifikan (c = 1,28, p,05). Hasil tersebut menunjukkan bahwa individu yang terlibat dalam kegiatan ekstrakurikuler akan memiliki efikasi diri pengambilan keputusan karier yang lebih tinggi yang mana individu dengan efikasi diri pengambilan keputusan karier yang tinggi akan lebih siap untuk menghadapi tugas, peran, dan tantangan kariernya.

ABSTRACT
Previous studies have proven the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability but show different results.This study aims to look at the role of career decision self-efficacy in mediating the relationship of participation in extracurricular activities and career adaptability among higher education student. The instruments that used in this study were Career Adaptation Capability Scale (CAAS), Inventory of Extracurricular Involvement (EII), and Career Scale Self-Efficacy Career Decisions-Short Forms (CDSE-SF) that have been adapted into Indonesian. The statistical test of 116 participants showed that career decision self-efficacy fully mediated the relationships between extracurricular activities involvement and career adaptations with insignificant direct effects (c = 0.30, p .05) and significant indirect effects (c = 1.28, p .05). These results indicate that individuals involved in extracurricular activities will have higher career decision self-efficacy where individuals with high career decision self-efficacy will be better prepared for the needs of their duties, roles, and career struggles.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Padmosantjojo
"Kegiatan ekstrakurikuler mahasiswa diadakan dengan tujuan untuk memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan minat dan keterampilan yang dimiliki. Kegiatan ekstrakurikuler juga merupakan bagian yang penting dalam kehidupan kampus karena kegiatan ekstrakurikuler ini dinilai mampu menampung minat sosial yang besar dari sebagian besar mahasiswa. Oleh karena itulah, kegiatan ekstrakurikuler ini perlu dikembangkan seluas mungkin, sejauh pelaksanaannya tidak melanggar jalannya kegiatan kurikuler (Cole & Hall, 1970). Namun, kecenderungan yang seringkali timbul di antara mahasiswa adalah bahwa mereka lebih senang membuang-buang waktu pada kegiatan yang bersifat menyenangkan daripada mengeijakan tugas atau kegiatan yang sebenamya penting untuk segera dikeijakan (Kalechstein dkk, 1989). Kegiatan ekstrakurikuler adalah salah satu contoh bentuk kegiatan yang dianggap menyenangkan oleh mahasiswa karena dalam kegiatan ekstrakurikuler mereka dapat menyalurkan seluruh minat dan keterampilan mereka. Oleh karenanya, tak heran jika seringkali mahasiswa terlihat begitu larut dan aktif dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, sehingga lebih banyak waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan ekstrakurikuler daripada waktu yang mereka sediakan untuk mengikuti dan menyelesaikan tugas-tugas kurikuler. Akibatnya, hal ini akan mengganggu waktu belajar secara efektif (Brown & Holtzman, 1967). Kecenderungan ini juga terlihat di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Agar kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler ini betul-betul dapat dijalankan mahasiswa dengan seimbang dan tidak tumpang tindih, mahasiswa dituntut untuk mengatur waktunya secara lebih serius dengan melakukan suatu manajemen waktu. Dengan manajemen waktu, mahasiswa dapat menjadikan waktunya menjadi lebih produktif, dengan mengatur apa yang dilakukan dalam waktu tersebut (Higgins, 1982). Menurut penelitian Macan dkk (1990), mahasiswa yang dapat mengembangkan manajemen waktu dilaporkan memiliki performa yang lebih baik, tidak menghadapi ketumpangtindihan dan kebingungan peran, dapat mengurangi beban keija yang beriebihan, serta dapat memperkecil gangguan stress yang seringkali dihadapi. Dengan demikian diharapkan meskipun seorang mahasiswa terlibat dalam banyak kegiatan ekstrakurikuler, hal tersebut tidak akan mengganggu waktu belajamya karena ia telah dapat mengelola waktunya secara baik dengan menerapkan manajemen waktu. Menurut Canfield (1987), ada 4 aspek dalam manajemen waktu, yakni 1) menetapkan prioritas, 2) membuat perencanaan, 3) melakukan efisiensi keija, dan 4) mengembangkan sikap disiplin diri.
Penelitian ini mengungkap apakah ada hubungan antara manajemen waktu dan aspek-aspeknya dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Alat ukur yang dipakai dalam penelitian ini adalah 1) Kuesioner Kegiatan Ekstrakurikuler dan 2) Inventori Pemanfaatan Wato (Time Problems Inventory) yang disusun oleh A. A. Canfield dan telah dimodifikasi serta di-Indonesiakan. Sedangkan subyek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia yang tengah mengambil mata kuliah Diagnostik V. Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah Incidental Sampling, yaiUi subyek yang dipilih untuk dijadikan sampel merupakan sampel yang paling dimungkinkan didapat (Guliford & Fruchter, 1978). Pelaksanaan pengambilan data dilakukan secara massal di ruang kuliah 201-202 Gedung D Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Depok.
Dari hasil penelitian, didapatkan bahwa 1) tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek prioritas, aspek perencanaan, aspek disiplin diri dalam manajemen waktu dan manajemen waktu itu sendiri dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, dan 2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara aspek efisiensi keija dalam manajemen waktu dengan banyaknya kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Menurut penulis, koefisien korelasi yang tidak signifikan pada beberapa aspek di atas dengan kegiatan ekstrakurikuler disebabkan karena 1) indeks reliabilitas alpha yang rendah pada aspek-aspek tersebut dan jumlah item yang kurang banyak sehingga setelah item-item yang tidak valid digugurkan, jumlahnya menjadi sangat kurang, 2) keterbatasan penetapan sampel yang hanya sebatas mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Diagnostik V saja juga menyebabkan penelitian ini membuahkan hasil yang kurang tajam dalam melihat keterkaitan antar variabel karena sampel kurang mewakili keseluruhan mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 3) variabelvariabel lain, seperti keadaan sosial ekonomi mahasiswa, yang tidak dikontrol dalam penelitian ini, juga turut mempengaruhi tidak signifikannya korelasi yang didapatkan antara variabel-variabel penelitian. Saran-saran diajukan untuk penelitian lebih lanjut antara lain dalam hal alat, sampel, dan variabel-variabel lain yang belum dikontrol"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S2890
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Susilowati
"Tesis ini bertujuan untuk melihat peningkatan kompetensi komunikasi interpersonal dan kinerja pre ops pilot dengan memberikan pelatihan komunikasi interpersonal yang efektif. Berdasarkan penggalian data awal melalui wawancara dengan asisten manajer training dan chief pilot fixed wing, diketahui bahwa sampai saat ini belum pernah dilakukan pengukuran terhadap kinerja dan kompetensi komunikasi interpersonal pada pre ops pilot. Mereka juga mengeluhkan bahwa pre ops pilot yang ada di perusahaan memiliki kinerja yang belum maksimal, dimana komunikasi interpersonal merupakan aspek yang masih perlu dikembangkan. Sebanyak 7 pre ops pilot di PT. X menjadi sampel di penelitian ini.
Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi komunikasi interpersonal dengan kinerja. Bentuk hubungan tersebut bersifat positif, dimana semakin tinggi kompetensi komunikasi interpersonal, maka semakin tinggi kinerja mereka. Selain melihat hubungan, peneliti juga melihat efektivitas dari pelatihan komunikasi interpersonal yang diberikan terhadap kompetensi komunikasi interpersonal dan kinerja. Hasilnya menunjukkan bahwa pelatihan tersebut efektif dalam meningkatkan kompetensi komunikasi interpersonal, tetapi belum efektif dalam meningkatkan kinerja pre ops pilot di PT. X.

The purpose of this study is to see an increasing of interpersonal communication competence and performance in pre ops pilots by giving an effective interpersonal communication training. Based on the initial data through interviews with the assistant manager training and chief pilot fixed wing, the company haven't been conducted performance appraisal and interpersonal communication competency in pre ops pilot. They also complained that the existing pre ops pilot doesn't have an optimized performance, where interpersonal communication is an aspect that needs to be developed. Seven pre ops pilot at PT. X participated in this study.
The result indicated that there is a significant relationship between interpersonal communication competency and performance. The form of the relationship is positive, where the higher interpersonal communication competence that they have, the performance is also high. In addition, the researcher also examined the effectiveness of interpersonal communication training toward interpersonal communication competence and performance. The result showed that training is effectively improve interpersonal communication competence, but not in the performance of pre ops pilot in PT.X.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30992
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Nirwana
Depok: Rajawali Pers, 2022
153.6 HER k
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ayip Fahmi Faturochman
"Studi ini memberikan pemahaman mengenai tujuan relasi antarpribadi mahasiswa/i pengguna Tinder dalam menggunakan Tinder. Penelitian ini juga memberikan pemahaman mengenai bagaimana mahasiswa/i pengguna Tinder menggunakan aplikasi ini dan sejauh mana mereka mengembangkan hubungan dengan match yang ditemukan. Penelitian dikembangkan dengan pendekatan kualitatif dan menggunakan teknik wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengguna Tinder yang diteliti memiliki tujuan relasi, penggunaan dan pengembangan hubungan dengan match yang bervariasi. Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor internal maupun eksternal, yang mampu membentuk penggunaan Tinder dan pengembangan hubungan pengguna Tinder dengan match yang ditemukan.

This study provides an understanding of the college students’ various interpersonal relational goals of using Tinder. This study provides insights on how college students use Tinder and how far they develop their relationship with a match. The study was developed with a qualitative approach with in-depth interviews as data collection technique. The results showed that college students that use Tinder have varied relational goals, usage and relationship development level. The study also indicates that there are several internal and external factors, that are able to establish the use of Tinder and the relationship development with match amongst college students’ users.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S57216
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gunawan Wiradharma
"Proses belajar mengajar di kelas internasional dilaksanakan melalui komunikasi dan dituntut pula memiliki keterampilan berbahasa asing, yaitu bahasa Inggris. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional di SMA negeri eks-RSBI Provinsi DKI Jakarta. Penelitian ini berangkat dari paradigma positivistik berciri hypotetico deductive dengan pendekatan kuantitatif yang ini termasuk dalam penelitian eksplanatif.
Berdasarkan manfaat, penelitian ini merupakan penelitian terapan secara cross sectional dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa survei dengan tipe mail and self-administered questionnaries. Populasi penelitian adalah siswa kelas internasional SMA negeri eks-RSBI di Provinsi DKI Jakarta. Teknik pengambilan sampel menggunakan desain sampel probabilita dengan metode multistage sampling. Sementara itu, metode pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis faktor dengan pengukuran validitas melalui nilai MSA dan pengukuran reliabilitas melalui nilai Alpha Cronbach, sedangkan metode analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis regresi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menujukkan terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kompetensi berbahasa inggris, terdapat hubungan yang signifikan antara komunikasi interpersonal dengan kinerja siswa, terdapat hubungan yang signifikan antara kompetensi berbahasa Inggris dengan kinerja siswa, dan terdapat hubungan antara komunikasi interpersonal dan kompetensi berbahasa Inggris terhadap kinerja siswa kelas internasional. Dengan demikian, beberapa faktor yang memengaruhi kinerja siswa kelas internasional adalah komunikasi interpersonal (antarteman) dan penguasaan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar di kelas internasional.

Learning and teaching activity in international program is conducted through communication and therefore it is required to have foreign language competence, mainly English. The research aims at discovering how is the relation between interpersonal communication and English Language Proficiency toward the student's performance in international program in ex-RSBI-Senior High School. This research is conducted based on the positivistic paradigm with hypotetico deductive, employs quantitative approach which belongs to the explanative research.
Regarding the purpose of the research, this research can be categorized as cross sectional applied research by employing survey with mail and self administered questionnaries as the collecting data method. The research population is the student of international program in ex-RSBI-Senior High School in Jakarta Province. To generate the sample, the research employs probalility sample design with multistage sampling method. In addition, the research employs the factor analysis as the measurement method with MSA value to ensure the validity and Alpha Cronbach value to ensure the reliability. Lastly, the regresion analysis is used as the analysis method.
In accordance with the purpose of the research, this research discovers the significant relation between interpersonal communication and english language proficiency, significant relation between interpersonal communication and student's performance, significant relation between english language proficiency and the student's performance, and significant relation between interpersonal commuication and english language proficiency toward the student's performance. In conclusion, several factors which influence the student's performance in international program are interpersonal communication and english as the introduction language in international program.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wood, Julia T., 1950-
Jakarta: Salemba Humanika, 2013
158.2 WOO it
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Bestie Fania Rakhmita NA
"Tesis ini diharapkan mampu menjelaskan mengenai konsep diri remaja dalam komunikasi antarpribadi dalam kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan marjinal. Menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian fenomenologi ini menggunakan teori self Mead-Cooley, komunikasi antarpribadi Miller & Steinberg serta persepsi dalam hubungan pengajaran Snygg & Combs.
Hasil penelitian menunjukkan, dengan melibatkan diri dalam kegiatan pengajaran, remaja dapat memahami nilai baru. Hal ini disebabkan, remaja yang umumnya hanya melihat dan merefleksiakan perilaku significant others dan lingkungan sekitarnya, belajar menjadi contoh atau refleksi dari perilaku anak didiknya.
Sikap remaja dalam kegiatan sosial mengajar ini dapat digambarkan dalam sistem kepercayaan, nilai, dan sikap yang ditunjukkan dalam proses bagaimana konsep diri yang bertemu dengan nilai menghasilkan sikap yang akhirnya diambil seorang remaja. Agar tercipta pengajaran efektif, remaja perlu memiliki konsep diri positif. Konsep diri pengajar, yang mencakup persepsi di dalamnya, menjadi dasar bagi pengajar untuk melakukan kegiatan mengajar; suatu kegiatan yang melibatkan komunikasi antarpribadi yang intensif demi tercapainya tujuan pengajaran efektif.

This thesis is expected to provide explanation about interpersonal communication in learning activities on marginal school. Using a qualitative approach, this phenomenological research uses self theory of Mead-Cooley, Miller & Steinberg's interpersonal communication, and Snygg & Combs' perception in teaching relationship.
Research found that, by involving in learning activities, teenager can have another new value. Teenagers that used to see and reflect significant others' behavior their surrounding environment, learn to be an example and reflection of students' behavior.
Teenager's behavior in this learnng acivity can be explained in belief, value, and attitude system showed in how self concept meet value resulting their attitude. In order to make the learning process effective, teeangers need to have positive self concept. Teacher's self concept, which included perscption in it, became the teenager's basic in learning activity; an activity involving intensive interpersonal communication so the effective learning purpose is able to be achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T44512
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>