Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 136957 dokumen yang sesuai dengan query
cover
David Christian Senewe
"Hadirnya media sosial di era digital saat ini telah memberikan kita berbagai kecanggihan dan kemudahan. Namun, itu tidak memberi kita ruang untuk menyadari bahwa aktivitas yang dilakukan di era digital ini merupakan banalitas keseharian yang inotentik. Oleh karena itu, penulis bertujuan untuk menyingkap banalitas keseharian yang ditunjukkan dalam penggunaan media sosial, yang dianalisis menggunakan perspektif filosofis dari Martin Heidegger. Perspektif Heidegger terkait Dasein dalam pembacaanya sebagai Digi-sein di dunia digital menunjukkan adanya permasalahan eksistensial dalam bentuk modus keberadaan inotentik manusia yang ditunjukkan oleh kelupaan akan eksistensi diri, larut dalam cara berada orang-orang lain, dikontrol oleh waktu objektif, dan mengobjekkan juga diobjekkan oleh teknologi. Untuk membebaskan diri dari hal tersebut, Heidegger menawarkan sikap otentik dan kesadaran reflektif yang ditunjukkan oleh pengambilan jarak, mencandra keseharian, dan sikap merelakan dengan tetap fokus pada eksistensi diri dan tetap waspada akan banalitas keseharian serta sifat destruktif teknologi.

The presence of social media in the current digital era has given us various sophistications and conveniences. However, this does not give us space to realize that the activities carried out in this digital era are an inauthentic everyday banality. Therefore, the author aims to reveal the everyday banality shown in the use of social media, which is analyzed using the philosophical perspective of Martin Heidegger. Heidegger's perspective regarding Dasein in its reading as Digi-sein in the digital world shows the existential problems in the form of humans' inauthentic mode of existence which is shown by forgetting one's own existence, being dissolved in other people's ways of being, being controlled by objective time, and objectifying also being objectified by technology. To free oneself from this, Heidegger offers an authentic attitude and reflective awareness which is shown by taking distance, taking everyday life into account, and an attitude of letting go by remaining focused on self-existence and remaining alert to the banality of everyday life and the destructive nature of technology."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Essensia Kasih
"ABSTRACT
Dalam memperkaya penelitian mengenai calling yang mulai berkembang pada awal tahun 2000an, diperlukan sebuah penerapan konsep calling pada sampel penelitian yang lebih beragam untuk memperdalam mengenai konsep calling. Oleh sebab itu, pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengaruh living calling terhadap job satisfaction pada sampel penelitian 222 orang generasi milenial Indonesia yang berdomisili di Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Menggunakan structural equation modelling, penelitian berusaha membuktikan pengaruh living calling terhadap job satisfaction melalui variabel work meaning dan career commitment. Hasil temuan membuktikan bahwa work meaning berperan sebagai mediasi parsial pada pengaruh living calling terhadap job satisfaction, sedangkan career commitment tidak berperan sebagai mediasi dan tidak memiliki signifikansi pengaruh pada job satisfaction; namun, pengaruh antara living calling terhadap job satisfaction tidak dapat diragukan. Hasil ini membuktikan bahwa living calling berperan sebagai faktor penentu akan job satisfaction, dan ini menunjukkan bahwa konsep calling diterima oleh generasi milenial Indonesia meski memiliki latar belakang budaya non-barat dan non-kristiani. Implikasi manajerial pada penelitian dijelaskan secara mendalam.

ABSTRACT
Recent research of calling has pointed the importance of apply the concept in more diverse group to enrich the concept of calling. As the suggestion, the current study examined the relation of living calling to job satisfaction among 222 Indonesian millennials workers who lived in Jabodetabek Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, and Bekasi. Using structural equation modelling, this paper trying to find the relationship of living calling to job satisfaction through mediation of work meaning and career commitment. Work meaning was found partially mediate the relationship of living calling to job satisfaction, while career commitment doesnt act as mediation and didnt have significant effect to job satisfaction however, the relationship between living calling and job satisfaction cannot be doubted. These results suggest the importance of living calling as a determination factor of job satisfaction, and it may applicable in Indonesian Millennials as the concept of calling profound in Indonesian Millennials although having non western and non Christian background. Implication for research and practice are explored."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felicia Angelina
"Indonesia merupakan salah satu negara yang unggul dalam sektor pariwisatanya. Namun, masifnya laju pariwisata yang ada dapat menimbulkan dampak negatif. Kini, sustainable tourism mulai menjadi diupayakan untuk dikembangkan dan salah satu bentuk sustainable tourism adalah volunteer tourism. Voluntourism merupakan jenis pariwisata yang mengkonsepkan wisatawan untuk merelakan atau menukar waktu, uang, dan materi yang dimiliki secara tidak terbatas untuk membantu pihak lain, namun di sisi lain bertujuan memenuhi kebutuhan wisatawan akan self-challenge dan juga self-realization mereka. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh emotional solidarity (keterikatan emosional wisatawan volunteer terhadap destinasi) terhadap destination loyalty (loyalitas terhadap destinasi) melalui memorable tourism experience (pengalaman wisata yang berkesan) pada destinasi wisata volunteer, yaitu wisata konservasi mangrove di TWA Mangrove Angke Kapuk. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, jenis penelitian eksplanatif, dengan menyebarkan kuesioner kepada 106 wisatawan volunteer yang melakukan penanaman mangrove di TWA Mangrove Angke Kapuk menggunakan teknik non-probability sampling dengan jenis penarikan sampel purposive sampling. Teknik analisis data yang digunakan untuk melihat pengaruh antar variabel baik secara langsung maupun tidak langsung. Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa terdapat pengaruh antara emotional solidarity terhadap destination loyalty melalui memorable tourism experience di wisata pengembangan konservasi mangrove di TWA Mangrove Angke Kapuk.

Indonesia is one of the countries that excels in its tourism sector. However, the massive growth of tourism can lead to negative impacts. Therefore, sustainable tourism is now being pursued and one form of sustainable tourism is volunteer tourism. Voluntourism is a type of tourism that encourages tourists to willingly devote or exchange their unlimited time, money, and resources to help others, while also aiming to fulfill the tourists' needs for self-challenge and self-realization. This research was conducted to analyze the influence of emotional solidarity (the emotional attachment of volunteer tourists to the destination) on destination loyalty through memorable tourism experience in a volunteer tourism destination, namely the mangrove conservation tourism in TWA Mangrove Angke Kapuk. This research uses a quantitative approach, specifically explanatory research, by distributing questionnaires to 106 volunteer tourists who participated in mangrove planting activities in TWA Mangrove Angke Kapuk, using a non-probability sampling technique with purposive sampling method. The data analysis technique used is to examine the direct and indirect influences between variables. The results of this study state that there is an influence of emotional solidarity on destination loyalty through memorable tourism experience in the mangrove conservation tourism at TWA Mangrove Angke Kapuk.
"
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ardiyanto Budi Santoso
"Ramcha merupakan sebuah UMKM yang memproduksi dan menjual produk sprei dan bed cover. Strategi bisnis yang dilakukan oleh Ramcha adalah diferensiasi dengan menghasilkan produk yang berkualitas bagus. Namun, meskipun telah berlangsung sejak 2012, perkembangan bisnis Ramcha belum maksimal. Setelah dilakukan pemetaan kondisi bisnis, hasil analisis menunjukkan terjadi permasalahan di saluran distribusi dan promosi. Tujuan dari penelitian ini akan membantu Ramcha dalam mengembangkan saluran distribusi melalui website dan media sosial, serta melakukan promosi menggunakan iklan media sosial.

Ramcha is a SME that produces and sells sprei and bed cover. Business strategy undertaken by Ramcha is differentiation with produces high quality products. Although it has been going on since 2012, the business development is not maximized. After mapping of business conditions, the result shows there are problems in distribution channels and promotion. The purpose of this thesis is to help Ramcha develop distribution channels through website and social media, and promotion uses social media ads.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46044
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Myda Nabila
"Rich Brian merupakan musisi asal Indonesia yang yang membentuk fenomena internasionalisasi musisi Indonesia. Ia memulai karirnya melalui label musik 88rising yaitu label musik yang berfokus pada pasar musik Barat. Hal ini memunculkan pergeseran makna kebangsaan serta respon penggemar terkait identitas kewarganegaraan Rich Brian yang tercermin dari branding yang ditampilkan melalui unggahan media sosial musisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi dan menjelaskan personal branding kewarganegaraan Rich Brian melalui persepsi penggemar serta interaksi yang mereka lakukan melalui media sosial, khususnya pada unggahan visual di Instagram dan YouTube resmi Rich Brian serta 88rising. Temuan dari penelitian ini menjelaskan bahwa identitas kewarganegaraan Rich Brian yang ditampilkan melalui personal branding nya secara visual dipersepsikan penggemar sebagai ciri khasnya sebagai musisi, relevan bagi penggemar dengan identitas yang sama, dan telah dilakukan secara konsisten. Selain itu, persepsi penggemar terhadap personal branding kewarganegaraan Rich Brian mendorong penggemar untuk melakukan tiga macam bentuk interaksi pada media sosial, yaitu konsumsi, kontribusi, dan kreasi. Ketiga bentuk interaksi didorong oleh motivasi yang berbeda.

As a musician originated from Indonesia that started his career from a label music originated in the United States, Rich Brian became one of the Indonesia musician who contribute to the internationalization of Indonesia musician phenomenon. The start of his career initiated a shift towards the understanding of his nation identity that is reflected through the musician’s social media posts and the responses of his fans. This study aims to explore and elaborate Rich Brian’s nation personal branding through fans’ perception and social media interaction, especially through visual contents that are uploaded from Rich Brian and 88rising’s official Instagram and YouTube accounts. The results of this study explains that Rich Brian’s nation identity that is shown through personal branding is perceived by fans as his characteristic as a musician, relevant with his fans who shares the same identity, and is done consistently. Furthermore, fans’ perception towards Rich Brian’s nation personal branding stimulate his fans to initiate three types of social media interaction that are driven by different motivations."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyan Ludiana Prabowo
"

Penelitian ini berusaha mendeskripsikan upaya-upaya Divisi Humas Polri dalam meningkatkan reputasi dan legitimasi Polri melalui unggahan instagram @Divisihumaspolri. Sejak diluncurkan tahun 2015, Instagram Divisi Humas Polri menjadi salah satu intrumen humas yang menjangkau publik secara luas dan intens. Penelitian ini menggunakan teori legitimasi, teori reputasi , dan government PR. Metode yang digunakan adalah analisis isi Krippendorf, dimana peneliti menggunakan dua coder untuk menganalisis unggahan akun instagram @Divisihumaspolri tanggal 1 Januari 2018 hingga 30 Juni 2018 berdasarkan buku kerja yang telah disusun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya upaya Humas tersebut mendapatkan atensi yang baik dari publik dalam meningkatkan legitimasi dan reputasi organisasi Polri.

 


This research  describes the efforts of Indonesian National Police’ Public Relations Division to improve the reputation and legitimacy of the Indonesian National Police through uploading contents in Instagram @Divisihumaspolri. Since 2015, PR Division of Indonesian National Police launch their official Instagram account and reach wider feedback from public. This study uses legitimacy theory, reputation theory, and government PR. The method used is Krippendorf content analysis, where the researcher used two coders to analyze uploads of @Divisihumaspolri Instagram accounts from January 1, 2018 to June 30, 2018 based on the workbook that had been compiled. Results shows the efforts of Public Relations Division got good impressive from the public and increasing the legitimacy and reputation of the organization of the National Police.

 

"
2019
T53237
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwansyah
"Indonesia dan Malaysia adalah negara tetangga yang memiliki potensi kerja sama maupun potensi konflik yang yang sama besar dalam aspek sosial, budaya, ekonomi, politik, pertahanan, dan keamanan. Penelitian ini mengkaji tiga potensi konflik menurut Kraus dan Morsella, yaitu misperception, misunderstanding, dan misconstruction. Ketiga potensi konflik tersebut diamati dari teks di media sosial. Teks bagi pemuda pada umumnya berupa emotion, teks yang tidak teratur, penggunaan huruf kapital dan kecil dalam kalimat, kode-kode, simbol, dan tanda. Untuk memperkuat pemahaman terkait misperception, misunderstanding, dan misconstruction pada pesan teks di media baru dan media sosial perlu dipahami konsep media sebagai mediasi dan meditasi. Tulisan ini akan membahas pesan positif, negatif, dan netral dari generasi muda di media sosial seperti facebook, twitter , youtube, dan media blog terkait hubungan Indonesia dan Malaysia.

Indonesia and Malaysia were neighbouring countries which had potential cooperation both conflict aspect and other aspects such as social, culture, economy, defense and safety. This study observed three potential conflict by Kraus and Morsella, they were misperception, misunderstanding, and misconstruction. The three potential conflict observed the text from social media. Accordingnto youth thentext was emotion, irregular text, using capital and small letters in sentece, codes, symbol, and sign. For strengthen understanding related to misperception, misunderstanding, and misconstruction of the text in social media and new media need to be understood concept of media as mediation and meditation. This writing would be discuss positive, negative, and netral message of text from youth in social media such as Facebook, Twitter, Youtube, and Media blog engaged to Indonesia and Malaysia relation."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sasha Namira Riza A.
"

Daya tarik media sosial saat ini menimbulkan masalah yang memprihatinkan. Salah satunya adalah semakin banyaknya fenomena kecanduan media sosial. Faktor utama yang menyebabkan kecanduan media sosial adalah penggunaan media sosial sebagai alat untuk berinteraksi dan mendapatkan umpan balik dari orang lain, atau sebagai alat untuk melakukan attention-seeking. Harga diri yang terdefinisi dengan baik adalah kebutuhan dasar setiap individu, dan media sosial dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan ini. Semakin banyak perhatian yang didapat pengguna, semakin besar kontrol pengguna untuk mengubah persepsi orang lain tentang mereka. Persepsi pengguna media sosial pada citra diri mereka sendiri akan berdampak pada aspek psikologis diri mereka, dan hal ini telah dibuktikan oleh beberapa penelitian terdahulu. Namun, penggunaan media sosial sebagai alat attention-seeking mungkin tidak hanya berdampak pada aspek psikologis individu, tetapi juga pada aspek sosial - meningkatkan modal sosial pengguna - dan ekonomi - meningkatkan peluang pengguna untuk mendapatkan pekerjaan atau aspek penghasil pendapatan lainnya--. Namun, belum ditemukan penelitian terdahulu mengenai perilaku attention-seeking melalui media sosial dan dampaknya terhadap aspek sosioekonomi pengguna. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah perilaku attention-seeking melalui media sosial memberikan manfaat sosioekonomi. Sebuah survei diantara 883 pengguna media sosial di Indonesia, dan analisis dari profil responden menunjukkan bahwa perilaku attention-seeking di media sosial, melalui upaya pemasaran diri, memiliki hubungan yang signifikan dan positif dengan manfaat sosioekonomi yang dirasakan


The appeal of social media is currently evoking a matter of concern. One of which is the growing number of social media addicts. The main factor that causes social media addiction is the use of social media as a tool to interact and get feedback from others or to seek attention from other users. Well-defined self-worth is the basic need of every individual, and social media could be used to meet this need. The more attention the user gets, the more control the user has to change other peoples perceptions of them. The perception of social media users on their self-image will have an impact on the psychological aspect of themselves, and it is already proven by several studies. However, the use of social media as an attention-seeking tool is might not only have an impact on the individuals psychological aspect but also on their social increases users social capital and economic increases users opportunity to get a job or other income-generating activities aspects. Yet, previous studies regarding attention-seeking behavior through social media had only been focused on its impact on the psychological aspect. Therefore, this study aims to answer the question of whether attention-seeking behavior through social media exerts socioeconomic benefits. A survey among 883 social media users in Indonesia and a content analysis of the respondents profiles shows that attention-seeking behavior through social media, through self-marketing attempts, is strongly and positively related to perceived socioeconomic benefit.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Farhandika
"Media sosial memungkinkan setiap orang untuk berbagi informasi dan itu termasuk ekstremis agama dan kelompok sayap kanan. Pada akhir 2010-an dan awal 2021, Negara Islam (IS) dan gerakan QAnon telah menggunakan media sosial untuk mendapatkan pendukung di seluruh dunia. Kajian ini untuk menganalisis blok fondasi media sosial yang memungkinkan narasi-narasi tersebut dirilis. Melalui tinjauan pustaka dari berbagai jurnal akademik yang didukung oleh liputan media, penelitian ini menunjukkan bahwa media sosial memiliki fasilitas dalam grouping, sharing, dan conversing. Raksasa media sosial secara aktif mengatur konten yang berisi materi yang terkait dengan ekstremisme dan gerakan sayap kanan. Namun demikian, ini menunjukkan bahwa media sosial terbukti efektif untuk menyebarkan ideologi tersebut dan tindakan untuk mencegah penyebaran ide-ide ini diperlukan dan platform media sosial yang mengatur konten ini sendiri terbukti tidak cukup, karena ekstremis dan jauh-radikal kanan dapat pindah ke platform lain.

Social media allows everyone to share information and that includes religious extremists and far-right groups. In late 2010s and early 2021, the Islamic State (IS) and the QAnon movement have used social media to gain supporters worldwide. This study is to analyze the foundation block of social media that allows these narratives to be released. Through literature reviews of various academic journals supported by media coverage, the study has shown that social media’s facility in grouping, sharing, and conversing. Social media giants have actively self-regulating contents containing materials related to extremism and far-right movements. Nevertheless, this has shown that the social media is proven to be effective to spread these ideologies and actions to prevent the spreading of these ideas is necessary and social media platforms self-regulating these contents are proven to be not enough, as extremists and far-right radicals are able to move to other platforms."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>