Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 237010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tobing, Grace Melissa
"Pembangunan kesehatan nasional Indonesia, melalui Program Indonesia Sehat, bertujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan tiga pilar utama: paradigma sehat, penguatan pelayanan kesehatan, dan jaminan kesehatan nasional. Namun, produktivitas sumber daya manusia (SDM) di sektor kesehatan, khususnya perawat, masih menghadapi berbagai tantangan yang perlu diatasi untuk mencapai tujuan program kesehatan serta target Indonesia Sehat 2025. Penelitian ini menyoroti pentingnya peningkatan kualitas dan kompetensi SDM di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok yaitu perawat karena perawat memiliki peran sentral dalam pelayanan kesehatan dengan jumlah SDM terbanyak di RSUI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja dan kualitas pelayanan pada perawat di Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) Depok Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain studi cross-sectional yang mengambil subjek populasi perawat di lokasi penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa produktivitas kerja dan kualitas pelayanan perawat di RSUI sudah baik dan faktor-faktor yang berhubungan signifikan dengan produktivitas kerja dan kualitas pelayanan adalah motivasi kerja, manajemen, dan kesempatan berprestasi dengan nilai p < 0,05. Namun, untuk faktor lingkungan kerja, disiplin kerja, dan gaji tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan produktivitas kerja dan kualitas pelayanan keperawatan karena nilai p > 0,05.

Indonesia's national health development, through the Healthy Indonesia Program, aims to improve the welfare of the community with three main pillars: a healthy paradigm, strengthening health services, and national health insurance. However, the productivity of human resources (HR) in the health sector, particularly nurses, still faces various challenges that need to be addressed to achieve the program's goals and the targets of Healthy Indonesia 2025. This research highlights the importance of improving the quality and competence of HR at Universitas Indonesia Hospital (RSUI) Depok, specifically nurses, as they play a central role in health services and represent the largest HR group at RSUI. The purpose of this study is to identify and analyze the factors related to work productivity and service quality among nurses at Universitas Indonesia Hospital (RSUI) Depok in 2024. This research uses a quantitative approach with a cross-sectional study design, taking the population of nurses at the research site as subjects. The results show that nurse work productivity at RSUI is good, and the factors significantly related to work productivity and service quality are work motivation, management, and opportunities for achievement, with p-values < 0.05. However, the factors of work environment, work discipline, and salary do not have a significant relationship with work productivity and nursing service quality, as their p-values are > 0.05."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Adinda Amelia
"Kualitas asuhan keperawatan merupakan komponen penting yang secara signifikan berkontribusi terhadap kualitas layanan kesehatan secara keseluruhan termasuk stress yang dialami perawat sehingga mencegah kualitas kehidupan kerja menurun. Lingkungan kerja, termasuk beban kerja, komunikasi, dan budaya organisasi, memiliki dampak yang besar terhadap kualitas perawatan yang diberikan di rumah sakit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat stres dengan kualitas kehidupan kerja di kalangan perawat di Rumah Sakit. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan menggunakan kuesioner survei untuk mengumpulkan data dari sampel perawat yang bekerja di rumah sakit dan menggunakan metode cross-sectional. Sampel penelitian yang sebanyak 216 perawat. Metode pengambilan sampel menggunakan cluster sampling dengan Teknik simple random sampling. Penelitian ini menggunakan kuesionerExpanded Nursing Stress Scale (ENSS) sebanyak 57 item dan Kualitas Kehidupan Kerja sebanyak 50 item. Hasil penelitian yang di analisis menggunakan uji korelasi Chi-square menunjukkan ada hubungan antara tingkat stress dengan kualitas kehidupan kerja pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit (r= 0,004 a <0,05). Peneliti menyarankan kepada Rumah Sakit untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi untuk mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kualitas kehidupan kerja di antara para perawat. 

The quality of nursing care is an important component that contributes significantly to the overall quality of health care, including the stress experienced by nurses that prevents the quality of work life from deteriorating. The work environment, including workload, communication, and organizational culture, has a major impact on the quality of care provided in hospitals. This study aims to determine the relationship between stress levels and quality of work life among nurses in hospitals. This study used a quantitative approach, using a survey questionnaire to collect data from a sample of nurses working in the hospital and using a cross-sectional method. The research sample consisted of 216 nurses. The sampling method used was cluster sampling with simple random sampling technique. This study used the Expanded Nursing Stress Scale (ENSS) questionnaire as many as 57 items and Quality of Work Life as many as 50 items. The results of the study analyzed using Chi-square correlation test showed that there was a relationship between the level of stress and quality of work life of nurses working in hospitals (r= 0,004 a <0,05). The researcher suggested the hospital to develop and implement strategies to reduce the stress level and improve the quality of work life of nurses."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Kristi Hanafie
"Setiap perusahaan berusaha untuk meningkatkan produktivitas kerja
pegawainya, karena dengan produktivitas yang tinggi berarti akan dipero1eh hasil yang lebih baik dengan pemakaian sumber daya manusia yang sama, atau hasil yang tetap dengan pemakaian sumberdaya manusia yang berkurang, da hal ini berarti adanya pengurangan biaya operasional atau keuntungan yang lebih besar.
Sedangkan, produktivitas sumber daya manusia merupakan bagian
dari produktivtas suatu usaha, namun produktivitas tenaga kerja adalah
"bagian yang paling menentukan, sekaligus yang paling sulit untuk dimengerti dan dikelola karena menyangkut aspek yang ada di dalam maupun di luar diri manusia. Mengingat hal ter.sebut di atas maka pimpinan perlu memperhatikan motivasi kerja pegawai Karena dengan mengetahui motivasi kerja pegawai, pimpinan dapat meggerakan atau mengarahkan pegawai untuk bekerja dengan baik sehingga tu]uan perusahaan dapat dicapai.
Motivasi kerja yang diberikan oleh peruse aan dalam rangka
menciptakan pegawai bekerja dengan bergairah untuk tercapainya tujuan organisasi dan suatu situasi di mana pegawal dapat memenuhi kebutuhan kebutuhannya dan pada waktu yang bersaran Ban Dalam kripsi ini alat-alat motivasi yang akan dibahas adafah gaji, fasilitas Resehatan, serta kepastian dan rasa aman.
Masa1ah pokok yang dibahas dalam penulisan sknpsi ini adalah
menggambarkan bagaimana motivasi yang dibetikan perusahaan berupa
gaji, fasiiitas kesehatan, dan kepastian dan rasa aman dan produkitivitas kerja pegawai di PT 1MECO INTER SARANA.
Tujuan penulisan ini adalah untuk mengetahul bagaimana motivasi yang
diberikan perusahan datam bentuk gaji, fasilitas kesehatan, dan kepastian dan .rasa aman dan .produktiv:i1as .kerja .pegawai .pada .perusahaan 1ersebu1 Metode -penelitian -dalam -penyusunan -sk-ripsi -ini -rnenggunakan
penelitian deskriptif dengan pendel
-pengumpu~an -data -berupa studi -kepustakaan -dan studi -~apangan. Dalam
studi ·tapangan, penu1is menggunakan metode pengumpulan data melalui
wawancara .mendalam .di .mana wawancara .ini .dilakukan terhadap .beberapa
manajer dan -stat -pT -IMEC·O -INTE-R SARANA yang 1:erlibat ·langsung dengan
masaJah yang akan ditelitl Dengan wawancara mendalam yang dilakukan
-berdasarkan -pada -pedoman wawancara -yang -telah -disusun -penults
"berdasarkan _pokok _permasalahan, dengan derriikian akan diharapkan akan
-didapat -data -pokok yang -berhubungan -dengan -permasalahan yang -akan
dlteliti. ·Kedua, mengguna·kan metoda pengumpulan data melalui observasi.
-Berdasarkan -hasil wawancara -dengan -beberapa manajer -dan -staf
mengenai ·motivasi berupa gaji, fasilitas ·kesehatan, dan ·kepastian dan ·rasa
.aman yang diberikan per.usahaan temy.at .ketiga faktor .motiv.asi .itu .kur.ang
mempengaruhi -produk1tivitas -kerja -pegawai. Hal ·ini terbukti -dengan -hasil
wawancara antara _penulis dan beberapa manajer di _perusahaan tersebut
-rnen-yatakan -bahwa faktor-faktor -rnotivasi -berupa -gaJi, fasiHtas -k-es-ehatan,
dan l
-kerja -pegawai meningk-at.
Dari ·hasi1 pembahasan tersebut dapat disimpulkan ·bahwa penelitian
Jni menunjukkan .bahwa .adany.a .kebijakan .motiv.asi .dari .perusahaan .berupa
gaji, fasilitas -kesehatan, dan -kepastian dan rasa aman tersebut 1emyata
kurang merangsang .adany.a u.saba yang .lebib .besar dari .pegaw.ainy,a .atau
-kurang membuat -pegawai -bekeda -dengan -produktivitas.
Berdasali
bebetapa saran sebagai -berikut. -Pimpinan -harus -dapat -memotivasi -para
_pegawainya sehingga _perilaku mereka selama ·bakerja selalu terarah pada
tujuan yang -diharapkan -perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
S4071
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
David Haryo Bimo Dewanto
"Adanya bonus demografi penduduk di Indonesia seharusnya menjadi sebuah hal yang menguntungkan bagi negara maupun bagi pelaku industri dan organisasi. Namun demikian, angka produktivitas pekerja di Indonesia ditemukan menurun. Penelitian terdahulu telah menemukan bahwa stres kerja menjadi salah satu akibat menurunnya produktivitas kerja, namun hubungan atau dampak stres kerja terhadap produktivitas kerja masih tergolong lemah hingga moderat sehingga diperlukan adanya eksplorasi variabel lain yang mampu menjelaskan hubungan antara stres kerja dan produktivitas kerja. Berdasarkan penelitian sebelumnya, ditemukan variabel lain yang berhubungan dengan stres kerja dan produktivitas kerja, yaitu tingkah laku makan dan mindfulness. Karenanya, penelitian ini mengajukan variabel mindful eating dalam menjelaskan hubungan antara stres kerja dan produktivitas kerja pada pekerja dalam rentang usia dewasa awal. Total partisipan pada penelitian ini berjumlah 101 partisipan dalam rentang usia 18-29 tahun berkewarganergaraan Indonesia. Pengukuran mindfu eating menggunakan alat ukur Mindful Eating Questionnaire (MEQ), Stres Kerja menggunakan Health and Safety Executive – Work Related Stres Scale (HSE-WRSS), dan peroduktivitas kerja menggunakan Endicott Work Productivity Scale (EWPS). Ketiga alat ukur tersebut telah diadaptasi dalam Bahasa Indonesia. Metode analisis menggunakan analisis mediasi sederhana. Hasil analisis mediasi menemukan bahwa mindful eating memediasi secara parsial hubungan stres kerja dan produktivitas kerja. Dengan kata lain, mindful eating memiliki peran dalam hubungan antara stres kerja dan produktivitas kerja.

Indonesia's demographic bonus should be a boon for the country as well as for industries and organizations. However, the productivity rate of workers in Indonesia has been found to be declining. Previous research has found that work stress is one of the consequences of declining work productivity, but the relationship or impact of work stress on work productivity is still classified as weak to moderate so it is necessary to explore other variables that can explain the relationship between work stress and work productivity. Based on previous research, other variables were found to be related to work stress and work productivity, namely eating behavior and mindfulness. Therefore, this study proposes mindful eating variables in explaining the relationship between work stress and work productivity in workers in the early adult age range. The total number of participants in this study was 101 participants in the age range of 18-29 years old with Indonesian nationality. Mindful eating was measured using the Mindful Eating Questionnaire (MEQ), Work Stress using the Health and Safety Executive - Work Related Stress Scale (HSE-WRSS), and work productivity using the Endicott Work Productivity Scale (EWPS). The three measuring instruments have been adapted in Indonesian. The analysis method uses simple mediation analysis. The results of the mediation analysis found that mindful eating partially mediates the relationship between work stress and work productivity. In other words, mindful eating has a role in the relationship between work stress and work productivity."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Ronggo Dwi Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis gambaran stres kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan stres kerja pada perawat di rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Tahun 2022. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan desain studi cross sectional. Sampel penelitian ini adalah perawat di rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak. Pengambilan data dilakukan dengan pengisian kuesioner online dan wawancara. Analisis data dilakukan secara statistik deskriptif dan inferensial dengan menggunakan uji analisis regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 24,4% perawat mengalami stres kerja dan terdapat hubungan yang signifikan antara beban kerja, ambiguitas peran, hubungan interpersonal, usia, jenis kelamin, masa kerja dengan stres kerja. Pihak rumah sakit Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak diharapkan agar memperhatikan tingkat stres kerja yang dialami perawatnya dan membuat strategi serta tindakan untuk mengendalikan faktor-faktor yang dapat berhubungan stres kerja.

This study aims to analyze the description of work stress and the factors of work-related stress on nurses at Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak in 2022 Hospital. This research uses quantitative research methods with a cross sectional study design approach. The sample of this study were nurses at Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Hospital. Data were collected by filling out online questionnaires and interviews. Data analysis was carried out by descriptive and inferential statistics using logistic regression analysis. The results showed that as many as 24.4% of nurses experienced work stress and there was a significant relationship between workload, role ambiguity, interpersonal relationships, age, gender, years of employment with work stress. The Bhayangkara Tk. III Anton Soedjarwo Pontianak Hospital is expected to pay attention to the level of work stress experienced by nurses and make strategies and actions to control factors that can relate to work stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Efitra
"Sumber daya manusia (SDM) merupakan kunci keberhasilan bagi organisasi apapun, oleh karena itu perlu diberdayakan agar lebih produktif. Demikian pula halnya dengan SDM keperawatan yang ada di Puskesmas, karena perawat Puskesmas mempunyai peran yang besar untuk mewujudkan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. Hal ini dapat dilihat dari tujuan dan fokus intervensi pelayanan keperawatan di Puskesmas. Namun kenyataan tidak demikian, pemberdayaan SDM keperawatan di Puskesmas masih terlihat lambat dan seperti terlupakan bila dibandingkan dengan pemberdayaan SDM di rumah sakit, sehingga hal ini berdampak terhadap mutu pelayanan keperawatan di Puskesmas.
Di Kota Padang tahun 1999, didapatkan persentase pencapaian kegiatan perawatan kesehatan masyarakat masih rendah, yaitu 35 %. Hal ini menunjukkan mutu pelayanan keperawatan yang diberikan perawat Puskesmas di Kota Padang belum optimal. Untuk melihat bagaimana mutu pelayanan keperawatan yang diberikan oleh perawat Puskesmas, maka perlu dikaji indikator dari mutu tersebut. Pada penelitian ini salah satu indikator yang dikaji adalah produktivitas kerja. Banyak faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja. Ilyas (1999) mengemukakan produktivitas berhubungan dengan faktor lingkungan, faktor personal, faktor organisasi, dan faktor manajemen. Pada penelitian ini, peneliti mengasumsikan bahwa faktor yang berhubungan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran produktivitas kerja perawat Puskesmas, dan melihat bagaimana hubungan antara faktor: umur, masa kerja, pelatihan, motivasi, penghargaan, dan kepemimpinan dengan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Desain penelitian menggunakan metode deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel adalah total sampling. Pengambilan sampel secara purposive yaitu seluruh perawat Puskesmas yang bekerja sebagai perawat kesehatan masyarakat baik di dalam maupun di luar gedung.
Hasil penelitian menunjukkan 50,7 % perawat Puskesmas di Kota Padang menilai produktivitas kerja mereka dengan kategori rendah. Hasil uji statistik bivariat Chi - Square menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara variabel motivasi (p = 0,005), penghargaan (p= 0,009), dan kepemimpinan (p=0,0001) dengan produktivitas kerja. Sedangkan variabel umur (p= 0,247), masa kerja (p= 0,617 ) dan pelatihan (p= 0,135) tidak berhubungan dengan produktivitas kerja. Selain itu hasil uji regresi logistik didapatkan bahwa kepemimpinan paling berkontribusi terhadap produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang.
Merujuk pada hasil penelitian di atas, terlihat lebih dari sebagian perawat yang menilai peran dan keterlibatan mereka dalam memberikan asuhan keperawatan pada individu, keluarga, dan masyarakat masih belum optimal. Faktor yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang adalah kemampuan manajerial pimpinan, motivasi perawat, dan penghargaan. Walaupun secara statistik dalam penelitian ini, pelatihan tidak mempengaruhi produktivitas kerja, namun secara substansi pelatihan akan mempengaruhi produktivitas kerja karyawan, sehingga pelatihan tetap menjadi pertimbangan dalam meningkatkan produktivitas kerja perawat Puskesmas di Kota Padang. Tidak ditemukannya hubungan antara pelatihan dengan produktivitas kerja, kemungkinan disebabkan perawat yang mengikuti pelatihan baru dalam jumlah yang sedikit. Selain itu juga belum adanya evaluasi atau monitoring terhadap efektivitas dari pelatihan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ini, rekomendasi ditujukan kepada pengelola Puskesmas dan Dinas Kesehatan Kota Padang, untuk meningkatkan produktivitas kerja perawat dengan meningkatkan kemampuan manajerial pimpinan Puskesmas melalui pendidikan, atau membuat kebijakan dengan menetapkan kriteria kemampuan manajerial sebagai prasarat utama bagi seorang pimpinan, meningkatkan motivasi melalui pengembangan karir, dan supervisi, merancang sistem penghargaan untuk perawat yang berprestasi secara tepat sesuai dengan kebutuhan atau harapan perawat, serta meningkatkan program pelatihan untuk perawat sesuai kebutuhan.
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, sehingga diharapkan penelitian ini dapat dilanjutkan oleh peneliti lain dengan metoda yang berbeda, antara lain pengumpulan data dengan tehnik observasi atau wawancara. Selain itu dapat menggunakan alat ukur yang berbeda, seperti yang dikemukakan IIyas (1999) dan Amstrong (1990).

Human resource is a main key of success to any organization. They need to be empowered in order to be more productive. Human resource also become the key of success in Puskesmas because of nurses in Puskesmas have the major role to achieve "Indonesia Sehat 2010", as we can see from the purpose and the focus of nursing care in Puskesmas. In reality, human resource in Puskesmas is less empowered than in Hospital, so it affects the quality of nursing care in Puskesmas.
In Kodya Padang, 1999, it was found that the percentage of nursing achievement in Puskesmas is low, around 35 %. It indicates that quality of nursing care which has given by nurses in Puskesmas is not optimal yet. In order to find how the quality of nursing care has given by nurses, we need to assess the work productivity. Many factors relate to productivity. Ilyas (1999) stated that productivity relates to environmental, organizational, personal, and managerial factors. This study assumed that the factors relate to nurses work productivity in Kodya Padang are age, job experience, training, motivation, reward and the managerial capability of the Puskesmas leader.
The purpose of the study was to identify the level of productivity of nurses at Puskesmas; the relationship between: age, work experience, training, motivation, reward, and leadership and the nurses productivity at Puskesmas in Kodya Padang. The design of the study was descriptive analytical through cross sectional approach. A total sampling was utilized purposively. All nurses who work as community health nurses either at Puskesmas or outside Puskesmas participated in the study. The findings demonstrated that 50,7 % nurses evaluated themselves as having low productivity. A bivariate statistical test Chi - Square showed that there are significant relationship between motivation (p = 0,005), reward (p = 0,009) and leadership (p 0,0001) and their work productivities. The variable: age (p = 0,247), work experience (p = 0,617), and training (p = 0,135) did not have relationship with nurses productivity. In addition, a logistic regression test showed that leadership is the most influencing variable to the work productivity of Puskesmas nurses in Padang.
Based on the result of this study, some recommendations were conveyed to the management of Puskesmas and regional office of health in Padang to improve nurses work productivity by providing them with several types of training, designing a reward system for nurses according to their needs or expectation, motivating them through a definite career development and supervision system. Also, by improving managerial skills of Puskesmas leaders through a formal education, continuing education, or developing a policy based on criteria requirements of a leader.
Referred also to the findings from this study, it showed that over a half of nurses feel that their involvement in giving nursing care to individual, family or society is not optimal yet. The factors that considered can improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang are leader's managerial, motivation, and reward. Even though statistically, the training has not influenced the work productivity, the substance of training itself may influence the staff work productivity. So, training is still needed to improve nurses work productivity in Puskesmas Kodya Padang. This study could not find the relationship between training and work productivity. It might be happened because there is not evaluation on the effectiveness of the training and the number of nurses who followed training is low.
This study has some limitation, however, it is expected that the future studies will be conducted with different methods and instruments, such as, in collecting the data may use observation or interview technique. Or, use different measurement technique as Ilyas (1999) or Armstrong (1990) suggested.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
T1678
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I. G. K. Wijasa
"Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran kepuasan tenaga perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan Jakarta. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan penelitian survai, yang sifatnya deskriptif korelatif dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional.
Berdasarkan penelitian kepustakaan, diperoleh pemahaman bahwa kepuasan kerja dipengaruhi oleh pelbagai keadaan seperti : prestasi kerja, pemberian penghargaan, pemberian tanggung jawab dan pemberian kesempatan berkembang.
Pola hubungan tersebut diteliti kebenarannya terhadap perawat di Ruang Rawat Inap RSUP Persahabatan, Jakarta. Data-data yang diperlukan, dikumpulkan melalui kuesioner terstruktur, yang selanjutnya diolah serta dianalisis.
Sampel penelitian dipilih secara purposive yakni seluruh perawat yang bertugas di Ruang Rawat Inap Bedah sebanyak 60 orang. Adapun profil perawat yang menjadi sampel penelitian adalah 86,7% merupakan perawat wanita dan 13,3% perawat pria. Sebagian besar responden (45%) telah bekerja kurang dari 10 tahun, 40% antara 11-20 tahun dan 15% telah bekerja lebih dari 20 tahun. Sebanyak 70% dari responden berusia antara 30-50 tahun dan selebihnya (30%) berusia 22-29 tahun. Dilihat dari pendidikannya, sebagian dari mereka (83,4%) responden berpendidikan SPK, selebihnya 10% berpendidikan D3 Keperawatan, 3,3% S1 Keperawatan dan 3,3% berpendidikan lain-lain yang setara dengan SPK.
Hasil penelitian tentang gambaran kepuasan kerja menunjukkan bahwa 61,7% perawat di Ruang Rawat Inap Bedah RSUP Persahabatan Jakarta, dinyatakan telah mendapat kepuasan kerja. Sebanyak 88,3% menyatakan puas terhadap bentuk penilaian prestasi; 31,7% menyatakan puas terhadap penghargaan; 70% menyatakan puas terhadap tanggung jawab yang diberikan; 46,&% menyatakan puas terhadap kesempatan berkembang; dan 53,3% menyatakan puas terhadap pekerjaannya.
Selain dari pada itu didapatkan pula gambaran faktor intrinsik perawat yang dinyatakan telah mendapatkan penilaian prestasi amat baik 41,7%; yang diberi penghargaan 43,3%; yang diberi tanggung jawab 43,3% dan yang diberi kesempatan berkembang 11,7%.
Setelah dilakukan analisis bivariat menggunakan uji statistik Chi-Square terhadap hubungan keempat faktor intrinsik dan kepuasan kerja, ternyata hanya ada dua faktor intrinsik yang menunjukan hubungan bermakna yakni: faktor prestasi kerja (x=3,72469, df=1 dan c=O,05) dan faktor tanggung jawab (x=4,5.1776, df 1 dan c=0,05).
Oleh karena itu dari hasil penelitian ini, disarankan kepada Pimpinan RSUP Persahabatan Jakarta untuk mempertahankan dan menyempurnakan pola penilaian prestasi dan pemberian tanggung jawab kepada perawat dalam rangka meningkatkan kepuasan kerja serta secara bertahap meningkatkan/memperbaiki pola pemberian penghargaan dan pemberian kesempatan berkembang agar lebih bermakna.

The objective of this study is to get information about job satisfaction of the nurses working in the hospital wards, of Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta. In this respect, a descriptive correlative field research was conducted by utilizing a Cross Sectional approach.
Based on literature study, it was found that job satisfaction is influenced by various conditions such as work performance, reward achievement, responsibility of growth.
In this study, such correlation patterns were observed to a number of nurses working in the surgery wards of RSUP Persahabatan, Jakarta. The necessary data were collected trough a structured questionnaire which were then processed and analyzed.
Samples of the study were selected purposively, those are 60 nurses working in surgery wards, consisting of females, (86,7%) and males (13,3%). A part of them (45%) had worked for less than 10 years, 40% between 11 and 20 years and 15% for more 20 years. Of the total respondents, 70% were 30 to -50 years old and the rest (30%) were between 22 and 29 years old. According to the educational background, most respondents (83,4%) graduated from the Nursing High School (SPK), 10% from Nursing Academy, 3,3% from the University and 3,3% from other institutions equal to the Nursing High School.
This study of job satisfaction found that 61,7% of the respondents, nurses in the surgery wards of RSUP Persahabatan Jakarta, said they had got satisfaction. Of the total respondents, 88,3% were satisfied with the performance; assessment with the reward achievement (31,7%); with the responsibility their job (70%); the possibility of growth (46,7%); and with the job (53,3%).
Besides, the study also found some intrinsic factors of the respondents which were stated as having the best performance (41,7%); rewards (43,3%); responsibility (43,3%) and possibility of growth (11,7%).
Having done the bivariat analysis by utilizing the Chi-Square statistical test on the correlation of the four intrinsic factors and job satisfaction, there were only two intrinsic factors showing significant correlation namely performance assessment factor (x=3,72469, df1 and a=0,05 and responsibility factors (x=4,51776, ,:11 and a-0,05).
Based on the study results and in order to increase job satisfaction of the nurses, it is suggested to RSVP Persahabatan Jakarta management to maintain the patterns of existing working system and to improve gradually the patterns of responsibility, reward achievement and possibility of growth so that it correlate to the nurse's performance assessment.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Edi Sukamto
"Penelitian ini berjudul "Analisis Beban Kerja dan Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Disiplin Kerja Perawat Pelaksana Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Islam Samarinda dengan menggunakan desain deskriptif korelatif yang bertujuan untuk menganalisis beban kerja dan faktor-faktor yang berhubungan dengan disiplin kerja perawat pelaksana di ruang rawat amp Rumah Sakit Islam Samarinda (RSIS). Populasi penelitian FIdalih 129 orang perawat pelaksana dengan latar belakang pendidikan D-3 Keperawatan dan SPK/SPR/Bidan. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 97 orang, yang diperoleh melalui kombinasi random sampling dan proporsional yang terdistribusi di 9 ruang rawat inap RSIS. Untuk menguji hubungan beban kerja, teladan pimpinan, balas jasa, sanksi hukuman dan tujuan (variabel independen) dengan disiplin kerja (variabel dependen), digunakan analisis univariat, yang salah satunya distribusi frekuensi, bivariat yaitu chi square dan uji T Berta uji multivariat regresi logistik, dengan menggunakan kombinasi antara model prediksi dan model faktor risiko. Dengan tingkat kepercayaan a = 0,05, hasil uji bivariat diperoleh hubungan yang signifikan antara beban kerja dengan disiplin kerja (p 0,033), teladan pimpinan dengan disiplin kerja (p=0,020), tujuan dengan disiplin kerja (p),002) dan status menikah (variable confounding) dengan disiplin kerja (0,005). Semua variable Confounding (Usia, jenis kelamin, Pendidikan, lama kerja dan Status Pernikahan), tidak ada yang masuk sebagai confounder ke dalam pemodelan regresi logistik karena memiliki nilai delta (perubahan) Odd Ratio kurang dari 10 persen. Dari analisis multivariat diketahui bahwa variabel tujuan (p=0,001) merupakan variabel yang paling berhubungan dengan disiplin kerja. Implikasi dari temuan ini adalah dengan memahami dan memiliki komitmen tinggi untuk mencapai tujuan dalam bekerja menyebabkan perawat pelaksana akan berdisiplin kerja yang tinggi. Untuk itu perlu diciptakan program yang dapat menumbuhkan kesadaran perawat pelaksana dalam memahami dan berkomitmen tinggi, untuk mencapai tujuan dari pekerjaannya, seperti pengembangan pedoman standar kinerja atau uraian tugas, standar disiplin kerja dan sistem penghargaan bagi yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar disiplin kerja. Dengan dilaksanakannya program ini, pada gilirannya diharapkan dapat meningkatkan kinerja dan produktivitas kerja, sebagai tujuan akhir dari persoalan manajemen, terrnasuk di dalamnya manajemen keperawatan.

This research tittle is Workload Analysis and Factors Correlated to Work Discipline on Staff Nurse at Samarinda Islamic Hospital. Descriptive of correlation design was used, with objective to analysis of workload and factors correlated to work discipline on staff nurse at Samarinda Islamic Hospital. The number of sample size were 97 of 129 total population, obtained by through combination of random and proportional sampling. Univariate, bivariate and multivariate analysis were utilized to identify the correlation between variable of independent and variable of dependent Using the significant level (a = 0,05), bivariate analysis obtained a relationship between work load and work discipline (p),033), Leadership model and work discipline (p =[},020), Purpose and work discipline (Pli,002) and marital status (variable of confounding) and work discipline (0,005). Multivariate analysis was found that variable of purpose (p:1,001) represent most related to work discipline. Implication of the results the staff nurse who highest work purpose will has highest work disciplin. In order to sustain this condition, program design to improve self awareness and commitment on staff nurse, to establish the highest performing and work product."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2005
T18399
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Sabrina Syamsul
"Perawat memegang peranan vital dalam pelayanan kesehatan. Tuntutan yang banyak serta shift kerja yang tidak seperti jam kerja pada umumnya membuat penelitian mengenai kepuasan kerja perawat penting untuk dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran work-family conflict (WFC) beserta dimensi-dimensinya, work-interference-with-family (WIF) dan family-interference-with-work (FIW) terhadap kepuasan kerja pada perawat di rumah sakit di Jakarta. Partisipan penelitian adalah 124 perawat di rumah sakit X kelas A di Jakarta yang telah bekerja minimal 6 bulan dan berusia maksimal 60 tahun. WFC diukur menggunakan Work and Family Conflict Scale (WAFCS) serta kepuasan kerja dengan McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa WFC menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). WIF dan FIW menurunkan kepuasan kerja (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Secara spesifik, pengaruh negatif WIF lebih besar dan signifikan daripada pengaruh FIW terhadap kepuasan kerja. Temuan ini dapat membantu rumah sakit mengembangkan intervensi kepuasan kerja dengan menggunakan faktor-faktor anteseden terkait WIF.

Nurses play a pivotal role in healthcare delivery, facing demanding workloads and irregular work schedules. These factors necessitate research into their job satisfaction. This study aims to examine the influence of work-family conflict (WFC) and its dimensions, work-interference-with-family (WIF) and family-interference-with-work (FIW), on job satisfaction among nurses in Jakarta hospitals. The study involved 124 nurses working at Hospital X, a Class A hospital in Jakarta who had been working at the hospital for at least 6 months and at a maximum age of 60 years old. WFC was measured using the Work and Family Conflict Scale (WAFCS), while job satisfaction was assessed using the McCloskey-Mueller Satisfaction Scale (MMSS). The findings revealed a significant negative relationship between WFC and job satisfaction (R2 = 0.056, F(1,124) = 8.36, p < 0.01). Both WIF and FIW were found to negatively impact job satisfaction (R2 = 0.067, F(1, 124) = 5.44, p < 0.01). Notably, the negative influence of WIF was stronger and more significant than that of FIW on job satisfaction. These findings can guide hospitals in developing job satisfaction interventions by targeting antecedent factors related to WIF."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Widaningsih
"Pengukuran kinerja perawat dalam sistem layanan kesehatan merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam upaya meningkatkan kualitas dan citra keperawatan. Ruang perawatan intensif sebagai bagian dari layanan kesehatan yang memiliki karakteristik ruang perawatan berbeda dengan unit lainnya, hingga saat ini belum memiliki instrumen untuk mengukur kinerja perawat pelaksana. Tujuan penelitian terwujudnya instrumen pengukuran kinerja perawat pelaksana ruang perawatan intensif rumah sakit di Indonesia. Penelitian menggunakan desain research and development, dengan jumlah responden sebanyak 722 perawat pelaksana yang ditentukan dengan teknik total sampling. Penilaian kinerja perawat pelaksana diperoleh melalui penilaian diri sendiri, atasan, dan sejawat. Hasil penelitian berdasarkan uji pakar didapatkan nilai Content Validity Index 0.78 untuk keterwakilan, dan 0.70 untuk kejelasan. Nilai validitas dan reliabilitas instrumen berdasarkan uji Alpha-Cronbach untuk penilaian diri sendiri antara 0.25-0.56, dengan reliabilitas 0.86, untuk penilaian pimpinan diperoleh nilai antara 0.73-0.93, dengan realibilitas 0.95, dan penilaian sejawat nilainya antara 0.52-0.83 dengan reliabilitas 0.97. Hasil uji Goodness of Fit menyatakan model fit dengan data, ditunjukkan dengan nilai RMSEA (≤005) untuk evaluasi diri 0.045, atasan 0.05, dan sejawat 0.075. Selanjutnya, hasil penghitungan koefisien loading factor untuk penilaian diri sendiri diperoleh 14 butir pernyataan valid (> 0.5), sedangkan atasan dan sejawat hanya 7 butir pernyataan yang valid. Hasil tersebut menunjukkan semua butir valid mengukur satu hal yang sama, yaitu kinerja perawat pelaksana. Simpulan penelitian bahwa instrumen yang telah dikembangkan dan diberi nama Instrumen WIDA (Work performance Instrument of intensive care nurses Direct Assessment) ini dapat digunakan untuk mengukur kinerja perawat pelaksana di ruang perawatan intensif rumah sakit. Rekomendasi ditujukan kepada Direktorat Keperawatan Kementrian Kesehatan, instrumen WIDA dapat digunakan sebagai alat pengukur kinerja perawat di ruang intensif berbagai rumah sakit di Indonesia.

The assessment of nursing work performance in health care system may influence the improvement of quality and image of nursing working performance. Intensive care unit has specific service that differs from general and other unit in the hospital, and yet has not had a nursing work performance tool to measure their staff within the unit. The purpose of this study was to establish a Nursing Work Performance assessment tool in Intensive Care in Indonesia. This study used a research and development design, and 722 staff nurses were recruited as respondents using a total sampling method. The tool was developed for three types of assessment head nurse, peer & self evalution. Based on an expert review, it was found that. Content Validity Index score is 0.78 for representation, and 0.70 for clarity. The validity score Alpha- Cronbach) for self assessment between 0.25-0.56, and reliability of 0.86. The head nurse assessment had scores between 0.73-0.93, and the reliability of 0.95, whereas the peer assessment score between 0.52-0.83, and the reliability 0.97. The result of Goodness of Fit showed that RMSEA (≤0.05) for self assessment is 0.045, the head nurse assessment is 0.05, and the peer assessment is 0.075. Further,the result of loading factor for self assessment found 14 statement items are valid (> 0.5), whereas the head nurse and the peer assessment are only 7 statement items valid. Those valid items measure the same variable which is nursing work performance. Conclusion: this study had succeeded to establish a valid instrument to measure nursing work performance in intensive care which named as WIDA (Work performance Instrument of intensive care nurses Direct Assessment). A recomendation is directed to Directorate of Nursing at Ministry of Health Republic of Indonesia to utilize the instrument of WIDA as a tool to measure Nursing work performance in variety hospital in Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>