Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 123911 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Holivia Almira Jacinta
"Kelahiran bayi prematur atau bayi yang lahir sebelum usia 37 minggu merupakan penyebab tertinggi yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas bayi dalam fase perinatal di dunia. Kelahiran bayi prematur disertai dengan kondisi Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) merupakan indikator kuat terjadinya gangguan makan pada bayi yang dikaitkan dengan refleks oral motor yang inadekuat dan koordinasi hisap-menelan-dan bernapas yang buruk. Gangguan pada proses makan bayi berisiko tinggi meningkatkan kejadian gagal tumbuh (failure to thrive), keterlambatan perkembangan, dan pemulangan bayi dengan menggunakan selang OGT. Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) merupakan salah satu stimulasi oro-motor yang dapat digunakan untuk meningkatkan refleks hisap dan menelan bayi dan meningkatkan kesiapan proses transisi makan bayi dari enteral ke oral. Karya ilmiah ini memuat gambaran mengenai pemberian asuhan keperawatan kepada bayi prematur dengan BBLR dan problem feeding berusia 36 minggu melalui penerapan PIOMI sebagai intervensi berbasis bukti. PIOMI dilakukan selama dua kali sehari dalam waktu sepuluh hari berturut-turut dengan durasi tindakan selama lima menit. Hasil evaluasi menunjukkan PIOMI efektif dalam meningkatkan refleks hisap bayi yang secara objektif pengukurannya dilakukan melalui penghitungan skor Premature Oral Feeding Readiness Asessment Scale (POFRAS) dan didapatkan peningkatan dari skor 15 menjadi 36. PIOMI pun mampu meningkatkan kesiapan makan bayi dari enteral ke oral setelah PIOMI dilakukan secara terus menerus selama sembilan hari.

The birth of premature infants or infants born before 37 weeks of age is the leading cause of infant morbidity and mortality in the perinatal phase worldwide. Premature birth accompanied by low birth weight (LBW) is a strong indicator of infant feeding disorders associated with inadequate oral-motor reflexes and poor suction-swallowing-and-breathing coordination. Infant feeding disorders have a high risk of increasing the incidence of failure to thrive, developmental delay, and discharge with the use of Orogastric Tube (OGT). Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) is one of the oral motor stimulations that can be used to improve infant suction and swallowing reflexes and increase readiness for the transition of infant feeding from enteral to oral. This scientific work contains a description of the provision of nursing care to premature infants with LBW and feeding problems aged 36 weeks through the application of PIOMI as an evidence-based review intervention. PIOMI was performed twice a day for ten consecutive days with a duration of five minutes. The results of the evaluation showed that PIOMI was effective in improving infants' suction reflexes, objectively measured through the calculation of the Premature Oral Feeding Readiness Assessment Scale (POFRAS) score and an increase from a score of 15 to 36. PIOMI was also able to improve infants' feeding readiness from enteral to oral after nine days of continuous PIOMI treatment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asyifa
"Bayi prematur dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) lahir dengan berbagai masalah kesehatan. Masalah yang sering terjadi adalah terkait dengan lemahnya refleks hisap dan menelan sehingga mengakibatkan masalah pada pemberian nutrisi. Masalah pemberian nutrisi pada kelahiran bayi prematur akan menyebabkan nutrisi tidak adekuat sehingga terjadi malnutrisi, gagal tumbuh, dan kegagalan perkembangan otak. Karya tulis ini bertujuan untuk menganalisis intervensi Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) untuk meningkatkan kemampuan menghisap dan menelan pada bayi Ny. A I. PIOMI merupakan salah satu metode baru dengan metode pijitan untuk meningkatkan kemampuan motorik pada bayi prematur. PIOMI bertujuan untuk meniru pengalaman oral in-utero yang memperkuat dan mengembangkan mekanisme makan. Delapan langkah memberikan gerakan yang dibantu untuk mengaktifkan kontraksi otot dan memberikan gerakan melawan resistensi untuk membangun kekuatan pada area yang dibutuhkan untuk minum secara oral. Hasil dari intervensi ini menunjukkan adanya peningkatan kemampuan menghisap dan menelan setelah 2 kali diberikan intervensi. Oleh karena itu, karya tulis ini merekomendasikan intervensi PIOMI pada bayi prematur dengan BBLR yang memiliki masalah menghisap.

Premature babies with Low Birth Weight (LBW) are born with various health problems. Problems that often occur are related to weak sucking and swallowing reflexes, resulting in problems with feeding. Problems with nutrition in premature babies will cause inadequate nutrition, resulting in malnutrition, failure to thrive, and failure of brain development. This paper aims to analyze the Premature Infant Oral Motor Intervention (PIOMI) intervention to improve the sucking and swallowing ability of Ny. A I. PIOMI is a new method with massage method to improve motor skills in premature babies. PIOMI aims to mimic the in-utero oral experience that reinforces and develops feeding mechanisms. Eight steps provide assisted movement to activate muscle contractions and provide movement against resistance to build strength in the areas required for oral drinking. The results of this intervention showed an increase in the ability to suck and swallow after 2 times the intervention was given. Therefore, this paper recommends PIOMI intervention in premature infants with low birth weight who have sucking problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anafrin Yugistyowati
"Kelahiran bayi prematur dan perawatan di ruang rawat intensif neonatus
merupakan peristiwa yang menyebabkan sumber stres pada orang tua khususnya
ibu. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang mendalam
mengenai pengalaman ibu selama perawatan masa awal kehidupan bayi prematur
di ruang rawat intensif neonatus RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Desain penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi ini pada delapan partisipan. Analisis data menggunakan metode Colaizzi dan menghasilkan tujuh tema penelitian, yaitu: reaksi ibu, proses berduka, dampak perawatan bayi prematur, koping diri ibu, upaya ibu untuk meningkatkan hubungan kelekatan (bonding attachment), dukungan terhadap ibu, dan harapan selama perawatan bayi prematur.

The birth and treatment of premature infants in the neonatal intensive care unit is the event that makes it the source of stress to parents especially the mother. This study aims to gain a deeper understanding of the experience of mother during the early life of premature infants in the neonatal intensive care unit of Dr. Soeradji
Tirtonegoro Central Hospital, Klaten. This qualitative research design with phenomenology approach took eight participants. The data analysis uses Colaizzi method and produced seven research themes, namely: the mothers? reaction, the grieving process, the impact of premature infant care, mother?s self ?coping efforts, the mothers? attempts to improve the close and attached relationship (bonding attachment), the support for the mother, and expectations for the care of premature infants.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
T31825
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Daula Gina Fabila
"Terjadinya pneumonia pada anak seringkali bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus yang sering disebut dengan bronkopneumonia. Pada anak dengan bronkopneumonia, kepatenan jalan napas dapat terganggu karena adanya produksi sekret yang tertahan di jalan napas, sehingga daoat menyebabkan bersihan jalan napas tidak efektif. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis efektivitas penerapan fisioterapi dada pada ank bronkopneumonia dengan masalah bersihan jalan napas tidak efektif. Pasien An. E berusia 4 tahun dengan hasil pemeriksaan TTV: HR 132x/menit, RR 32-34x/menit, S 36.4 C, SpO2 97 % on NK 2 lpm; anak ada batuk namun sulit mengeluarkan dahak; tampak batuk tidak efektif; anak tampak sesak dan napas tampak cepat, suara napas vesikuler dengan suara napas tambahan ronkhi di kedua lapang bawah paru, terdapat retraksi dinding dada dan WOB. Penerapan fisioterapi dada pada anak selama 3 hari perawatan menunjukkan perbaikan status pernapasan dengan rentang hasil pemeriksaan HR 106-132x/menit, RR 25-34x/menit, dan SpO2 95-98%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan bagi perawat untuk menerapkan fisioterapi dada pada anak dapat dilakukan secara mandiri oleh perawat karena intervensi ini termasuk penatalaksanaan nonfarmakologis.

The occurrence of pneumonia in children often coincides with an acute infectious process in the bronchi which is often called bronchopneumonia. With bronchopneumonia, airway patency can be disrupted due to the production of secretions that are retained in the airway, resulting in ineffective airway clearance. This scientific work aims to prove the effectiveness of applying chest physiotherapy for bronchopneumonia with ineffective airway clearance problems. Patient E was a 4 year old with vitals examination results: HR 132 tpm, RR 32-34 tpm, T 36.4 C, SpO2 97% on NK 2 lpm. Further examination revealed a cough along with difficulty expelling phlegm, shortness of breath, vesicular breathing with crackles on lower lung fields, chest wall retractions and WOB. The application of chest physiotherapy during 3 days of treatment showed an improvement in respiratory status with examination results HR 106-132 tpm, RR 25-34 tpm, and SpO2 95-98%. The results of this research could be used as a reference to apply chest physiotherapy, which can be carried out independently by nurses. Chest physiotherapy is an intervention that includes non-pharmacological management.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rizky Felani
"Latar Belakang: Studi sebelumnya telah menyebutkan bahwa kontraksi ventrikel prematur (KVP) beban tinggi dapat menjadi faktor resiko terhadap kejadian disfungsi ventrikel kanan, sebagaimana kejadian disfungsi ventrikel kiri atau kardiomiopati terkait KVP (KM-KVP) pada umumnya. Sampai saat ini masih belum terdapat penelitian khusus sebelumnya yang menganalisa antara besar persentase beban KVP idiopatik aksis inferior terhadap penurunan fungsi ventrikel kanan.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara besar persentase beban KVP idiopatik aksis inferior terhadap disfungsi ventrikel kanan menggunakan ekokardiografi speckle tracking.
Metode: Studi observasional potong lintang pada 24 pasien dengan KVP idiopatik aksis inferior beban tinggi yang didiagnosis di Poliklinik Aritmia dan dilakukan pemeriksaan ekokardiografi speckle tracking (global longitudinal strain / GLS dan free wall longitudinal strain / FWLS) di Poliklinik Ekokardiografi di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah (RSJPD) Harapan Kita sejak 1 Januari - 31 Maret 2023. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan antara besar persentase beban KVP terhadap disfungsi ventrikel kanan menggunakan ekokardiografi GLS dan FWLS ventrikel kanan.
Hasil: Dari 24 subjek penelitian, proporsi jenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan laki-laki (17 orang berbanding 7 orang), dengan mayoritas morfologi KVP adalah blok berkas cabang kiri (BBCKi) aksis inferior sebanyak 83.3%. Rerata besar beban persentase KVP pada populasi penelitian ini adalah 18.6 ± 9.6%. Besar persentase beban KVP secara bivariat ditemukan berhubungan dengan disfungsi ventrikel kanan melalui parameter GLS ventrikel kanan (p = 0.031), namun dari analisis multivariat tidak didapatkan hubungan secara independen terhadap disfungsi ventrikel kanan (p = 0.063, OR 1.18, 95% CI 0.99 - 1,41). Besar persentase beban KVP tidak berhubungan terhadap disfungsi ventrikel kanan melalui parameter FWLS ventrikel kanan dari analisis bivariat dan multivariat.
Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara persentase beban KVP terhadap disfungsi ventrikel kanan pada populasi pasien KVP idiopatik aksis inferior beban tinggi di RSJPD Harapan Kita.

Background: Previous studies have proved that high burden premature ventricular contractions (PVC) can be a risk factor for right ventricular dysfunction as similar to left ventricular dysfunction or PVC-induced cardiomyopathy (PIC) in general. There has been no previous specific study that analyzed how large percentage of idiopathic inferior axis PVC burden that could lead to right ventricular dysfunction.
Aim: To evaluate the association between idiopathic inferior axis PVC burden percentage and right ventricular dysfunction using speckle tracking echocardiography examination.
Methods: A cross-sectional observational study on 24 patients with high burden of idiopathic inferior axis PVC underwent right ventricular global longitudinal strain (GLS) and free wall longitudinal strain (FWLS) using speckle tracking echocardiography in outpatient clinic of National Cardiovascular Center Harapan Kita (NCCHK) from January 1st - March 31st, 2023. Statistical analysis performed to find out the association between the percentage of idiopathic inferior axis PVC burden and right ventricular dysfunction using right ventricular GLS and FWLS.
Results: From the 24 study subjects, the proportion of female sex was higher than male (17 people compared to 7 people), with the majority of PVC morphology was inferior axis and left bundle branch block (LBBB) pattern as much as 83.3%. The average of the percentage of PVC burden in this study population is 18.6 ± 9.6%. The percentage of PVC burden was found to be associated bivariately with right ventricular dysfunction through the right ventricular GLS parameter (p = 0.031), but there is no independent association with right ventricular dysfunction from multivariate analysis (p = 0.063, OR 1.18, 95% CI 0.99 – 1.41). The percentage of PVC burden had no association to right ventricular dysfunction through right ventricular FWLS parameters from both bivariate and multivariate analysis.
Conclusion: There is no independent association between the percentage of PVC burden and right ventricular dysfunction in patients with high burden of idiopathic inferior axis PVC
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asmelya Dini Nurjannah
"Kelahiran prematur atau bayi yang lahir sebelum usia kehamilan 37 minggu merupakan masalah kesehatan global yang memiliki risiko tinggi terhadap morbiditas dan mortalitas bayi. Bayi prematur yang lahir kurang dari usia kehamilan 34 minggu memiliki pola menghisap-menelan-bernafas yang tidak terkoordinasi dengan sempurna. Koordinasi dan keterampilan menghisap merupakan faktor penting dalam mencapai pemberian oral yang aman dan sukses pada bayi prematur. Intervensi stimulasi oral dapat diterapkan untuk mendukung perkembangan refleks menghisap dan menelan serta mengurangi lama waktu transisi dari pemberian minum melalui enteral ke oral. Karya ilmiah ini memberikan gambaran mengenai proses asuhan keperawatan pada bayi prematur dan efektifitas penerapan Oromotor Stimulation (OMS) selama 8 hari perawatan. Pemberian stimulasi dilakukan 15-30 menit sebelum pemberian minum dengan durasi selama 15 menit. Hasil evaluasi menunjukkan Oromotor Stimulation (OMS) efektif dalam meningkatkan berat badan dan kesiapan minum secara oral. Setelah diberikan intervensi, berat badan bayi meningkat dengan rata-rata kenaikan 24,2 gram/hari. Hasil evaluasi objektif menggunakan instrumen Premature Oral Feeding Readiness Assessment Scale (POFRAS) menunjukkan peningkatan skor dari 23 menjadi 34 yang berarti bayi memiliki kesiapan minum per- oral yang baik.

Premature birth or infants born before 37 weeks of gestation is a global health problem that has a high risk of infant morbidity and mortality. Premature infants born less than 34 weeks of gestation have a pattern of sucking-swallowing-breathing that is not perfectly coordinated. Coordination and sucking skills are important factors in achieving safe and successful oral administration of preterm infants. Oral stimulation interventions can be used to support the development of sucking and swallowing reflexes and to reduce the transition time from enteral to oral feeding. This scientific work provides an overview of the process of nursing care for premature infants and the effectiveness of Oromotor Stimulation (OMS) for 8 days. Stimulation is given 15-30 minutes before feeding with a duration of 15 minutes. Evaluation results show that Oromotor Stimulation (OMS) is effective in increasing body weight and readiness to oral feeding. After being given the intervention, the baby's weight increased with an average increase of 24.2 grams/day. The results of an objective evaluation using the Premature Oral Feeding Readiness Assessment Scale (POFRAS) instrument showed an increase in score from 23 to 34 which means that the infant has good oral feeding readiness.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Riana Pauline Tamba
"Latar Belakang. Kelahiran bayi prematur di Indonesia menempati peringkat ke-5 di dunia. Sebanyak 50% bayi prematur memiliki risiko kematian yang lebih tinggi akibat infeksi, dimana 90% diantaranya disebabkan oleh infeksi saluran cerna. Hal ini dikaitkan dengan imaturitas saluran cerna. Spermin, senyawa poliamin, diketahui berperan penting dalam proliferasi, pertumbuhan, serta diferensiasi sel. Pada saluran cerna, spermin diketahui berinteraksi dengan protein penyusun barier usus dan berperan penting dalam penyembuhan luka serta sistem imun. Belum pernah dilakukan penelitian mengenai efek spermin selama masa gestasi, sehingga efek spermin terhadap maturasi usus in utero menjadi penting untuk diketahui.
Tujuan. Untuk mengetahui pengaruh suplementasi spermin dalam diet terhadap maturasi protein tight junction selama masa gestasi yang berbeda pada kelinci.
Metode Penelitian. Desain penelitian merupakan studi analitik eksperimental menggunakan hewan coba kelinci New Zealand White (Oryctolagus cuniculus), yang dilakukan di Laboratorium Hewan Coba Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Departemen Histologi FKUI, Departemen Biokimia dan Biologi Molekuler FKUI, dan Laboratorium Terpadu FKUI mulai dari bulan Oktober 2018 - September 2019. Setelah dilakukan anestesis umum, sampel jaringan usus halus janin kelinci diambil dan dibagi dalam 6 kelompok yang terdiri dari kelompok perlakuan (dengan suplementasi spermin 20 mg/kgBB) dan kelompok tanpa perlakuan (tanpa suplementasi spermin), masing-masing kelompok berasal dari induk kelinci dengan usia gestasi 24 hari, 26 hari, dan 28 hari. Jumlah masing-masing kelompok adalah 4 induk gestasi dengan berat badan berkisar antara 3-3,5 kg dengan janin berkisar 5-9 ekor per induk gestasi. Jaringan usus halus dari setiap kelompok diambil untuk pemeriksaan biokimia menggunakan teknik ELISA untuk β-actin, β-catenin, dan occludin, serta pemeriksaan histomorfologi dengan pewarnaan hematoxyllin-eosin. Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney U, uji Chi Square dengan uji Fisher untuk data proporsi, dan uji korelasi Spearman untuk data numerik.
Hasil. Tidak ditemukan perbedaan konsentrasi β-actin, β-catenin, dan occludin antar kelompok perlakuan dan non perlakuan. Pada kelompok perlakuan dan tidak pada kelompok non-perlakuan, ditemukan adanya korelasi positif bermakna antara konsentrasi β-actin dan β-catenin, β-actin dan occludin, serta β-catenin dan occludin. Hasil skoring maturasi barier pada kelompok dengan suplementasi spermin pada usia gestasi 24 dan 26 hari mendekati kelinci aterm.
Simpulan. Suplementasi spermin dalam diet selama masa gestasi memperbaiki interaksi antar molekul tight junction pada janin kelinci prematur.

Background. Indonesia is ranked 5th as a country with premature births. Half of the premature infants carry higher risks of death, in which 90% are due to gastrointestinal tract infection — these cases associated with the immaturity of the gastrointestinal tract system. Spermine is a polyamine molecule known for its essential role in cell proliferation, growth, and differentiation. Previous studies reported that spermine could interact with junctional proteins in the small intestine and responsible for maintaining the intestinal barrier integrity. However, to date, the efficacy of dietary spermine supplementation during the gestation period in utero remains unclear. Thus, an investigation is required. The purpose of the present study is to investigate the mechanism of spermine in improving intestinal villi barrier in premature rabbit fetus.
Aim. To investigate the effect of spermine supplementation in diet on the maturation of intestinal tight junction proteins during different rabbit gestation period.
Method. This study was an analytical, experimental study on New Zealand White Rabbits (Oryctolagus cuniculus) as animal models, performed at Laboratorium Hewan Coba Puslitbang Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Badan Litbangkes Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Departments of Histology FKUI, Department of Biochemistry and Molecular Biology FKUI, and Integrated Laboratory FKUI, from October 2018 until September 2019. Following general anesthesia, rabbit fetal intestinal specimens were taken and divided into six groups, consisting of groups given the intervention (spermine 20 mg/kg BW supplementation) and groups without intervention, each group based on the gestation period of 24 days, 26 days, and 28 days. β-actin, β-catenin, and occludin of ileal portion were determined and was stained by hematoxyllin-eosin for histomorphological assessment. Statistical analysis was carried out using the Mann-Whitney U test, Chi-Square test with Fisher test for data proportion, and Spearman’s rank correlation for numeric data.
Results. There was no significant difference for β-actin, β-catenin, dan occludin concentration between groups with- and without spermine supplementation. Significantly positive correlation was obtained in the groups with- but not in the groups without spermine supplementation, between concentration of β-actin and β-catenin, β-actin and occludin, as well as β-catenin and occludin. The barrier scoring of ileal histomorphology in groups with spermine supplementation at gestation period of 24 dan 26 days were similar to a mature fetus.
Conclusion. Spermine supplemented diet given during the gestation period improves the interaction between proteins composing tight junction in premature fetal rabbits.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Christine
"Individu yang memasuki tahap akhir perkembangan akan mengalami penurunan fungsi pada sistem tubuhnya. Salah satunya merupakan perubahan sistem muskuloskeletal yang identik dengan penurunan kekuatan otot, tulang dan sendi yang dapat memengaruhi keseimbangannya. Lansia yag memiliki gangguan keseimbangan akan mengalami risiko jatuh yang lebih tinggi. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia yang memiliki masalah resiko jatuh. Format pengkajian Burg Balance Test (BBT) dan Timed up and Go test (TUG) digunakan untuk mengukur resiko jatuh klien. Bentuk intervensi keperawatan yang dapat diberikan untuk menangani masalah resiko jatuh adalah latihan keseimbangan dengan metode square stepping exercise (SSE). Intervensi diberikan satu kali dalam sehari selama 12 hari dengan durasi 30-40 menit. Hasil yang diperoleh selama menerapkan metode latihan ini didapatkan peningkatan kecepatan berjalan sebesar 1 menit 15 detik saat dilakukan rata-rata pengukuran awal dan akhir dengan timed up and go test, serta peningkatan keseimbangan dilihat dari adanya penambahan skor Berg Balance Test sebesar 3 poin. Latihan ini direkomendasikan untuk diterapkan di nursing home sebagai aktivitas latihan rutin untuk menurunkan resiko jatuh lansia.

Individuals who enter the final stage of development will experience a decline in function in their body systems. One of them is a change in the musculoskeletal system which is synonymous with a decrease in muscle, bone and joint strength which can affect balance. Elderly people who have balance disorders will experience a higher risk of falling. This scientific work aims to provide an overview of the application of nursing care to elderly people who have a risk of falling. The Burg Balance Test (BBT) and Timed up and Go test (TUG) assessment formats are used to measure the client's risk of falling. A form of nursing intervention that can be given to deal with the risk of falls is balance training using the square stepping exercise (SSE) method. Intervention is given once a day for 12 days with a duration of 30-40 minutes. The results obtained during applying this training method showed an increase in walking speed of 1 minute 15 seconds when the initial and final measurements were averaged using a timed up and go test, as well as an increase in balance seen from an increase in the Berg Balance Test score of 3 points. This exercise is recommended to be implemented in nursing homes as a routine exercise activity to reduce the risk of falls in the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Asy-Syifa Khoirunisa
"Asma merupakan gangguan pernapasan yang disebabkan karena adanya respon inflamasi pada jalan napas sehingga menyebabkan gejala berupa sesak, peningkatan frekuensi pernapasan, hingga penurunan saturasi oksigen. Latihan pernapasan diketahui menjadi terapi non farmakologis yang mampu membantu gejala asma. Karya ilmiah ini bertujuan untuk menganalisis asuhan keperawatan pada pasien asma dengan pemantauan pernapasan dan pemberian Breathing Exercise untuk meningkatkan saturasi oksigen pasien. Setelah dilakukan intervensi selama lima hari, diketahui bahwa saturasi oksigen meningkat, baik dengan melakukan pemantauan pernapasan dengan pemberian aktivitas, maupun dengan pemberian latihan pernapasan. Penulis merekomendasikan penelitian lanjutan untuk pemantauan pernapasan menggunakan skala tertentu dan pemberian latihan pernapasan dalam waktu yang sesuai dengan studi literatur pendahulu.

Nursing Care for Asthma Patients with Breathing Monitoring and Application of Breathing Exercises to Increase Oxygen Saturation. Asthma is a respiratory disorder caused by an inflammatory response in the airways, causing symptoms in the form of shortness of breath, increased respiratory frequency, and decreased oxygen saturation. Breathing Exercise is a non-pharmacological therapy that can help asthma symptoms. This scientific work aims to analyze the nursing care for asthma patients by monitoring breathing and providing breathing exercises to increase the patient's oxygen saturation. After five days of intervention, it was discovered that oxygen saturation increased, both by monitoring breathing by providing activities and by providing breathing exercises. The author recommends further research to monitor breathing using a specific scale and providing breathing exercises for a time that is consistent with previous literature studies.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Qothrunnada
"Penuaan merupakan proses alamiah meliputi perubahan anatomi dan fisiologi lansia. Perubahan menyebabkan lansia menjadi rentan mengalami masalah kesehatan. Masalah kesehatan yang banyak ditemukan pada lansia adalah gangguan integritas kulit seperti kulit kering (xerosis) dan pruritus.  Tujuan tugas akhir ini adalah untuk menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada lansia dengan gangguan integritas kulit melalui pemberian gel aloe vera di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 1. Intervensi berupa manajemen pruritus menggunakan gel aloe vera melalui pemberian topikal dilakukan sebanyak 2 kali sehari selama 13 hari. Hasil intervensi menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hidrasi dan tekstur kulit serta terjadi perubahan nilai pruritus severity scale dari gatal berat menjadi gatal ringan. Perawat di panti sosial tresna werdha budi mulia 1 cipayung diharapkan dapat memberikan intervensi pemberian gel aloe vera. Intervensi ini dilakukan sebagai upaya mengatasi xerosis dan pruritus pada lansia sering kenyamanan dan kualitas hidup lansia meningkat.

Aging is a natural process including changes in the anatomy and physiology of the elderly. Changes cause elderly people to become vulnerable to health problems. Health problems that are often found in the elderly are disorders of skin integrity such as dry skin (xerosis) and pruritus. The aim of this final assignment is to explain nursing care for elderly people with impaired skin integrity by administering aloe vera gel at the Tresna Werdha Budi Mulia Social Home 1. Intervention in the form of pruritus management using aloe vera gel through topical administration is carried out 2 times a day for 13 days. The results of the intervention showed that there was an increase in hydration and skin texture as well as a change in the pruritus severity scale value from severe itching to mild itching. Nurses at the Tresna Werdha Budi Mulia 1 Cipayung social home are expected to be able to provide interventions for administering aloe vera gel. This intervention is carried out as an effort to overcome xerosis and pruritus in the elderly, often increasing the comfort and quality of life of the elderly.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>