Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 230118 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chrissanto Dwikurnia Lukito
"Penelitian ini berusaha untuk melihat peran dukungan keluarga terhadap harga diri pada mahasiswa generasi pertama dan mahasiswa non-generasi pertama. Mahasiswa generasi pertama adalah mahasiswa yang memiliki orang tua tanpa gelar sarjana. Sementara mahasiswa non-generasi pertama adalah mahasiswa yang memiliki orang tua bergelar sarjana. Penelitian ini menggunakan alat ukur skala dukungan keluarga digunakan untuk mengukur dukungan keluarga dan Rosenberg Self Esteem adaptasi bahasa Indonesia digunakan untuk mengukur harga diri. Penelitian ini melibatkan 178 mahasiswa sarjana dengan umur rata rata 20 tahun, 49 partisipan pria dan 129 partisipan wanita. 99 partisipan digolongkan sebagai mahasiswa generasi pertama dan 79 partisipan digolongkan sebagai mahasiswa non-generasi pertama. Hasil analisis regresi berganda menunjukan secara keseluruhan dukungan keluarga berperan terhadap harga diri pada mahasiswa di Indonesia (F(4,173) = 17,640, p < .05, R² = 0,29), dengan dimensi dukungan keluarga penghargaan dan emosional lebih dominan dibandingkan instrumental dan informasional. Ketika dibandingkan, perbedaan dukungan instrumental sangat dirasakan antara mahasiswa generasi pertama dan mahasiswa non-generasi pertama t(176) = 2,780, p < .05. Temuan ini menunjukan pentingnya peran dukungan keluarga terhadap harga diri, khususnya dukungan keluarga dimensi emosional dan penghargaan pada mahasiswa generasi pertama dan mahasiswa non-generasi pertama di Indonesia.

This study aims to examine the role of Family Support on Self-Esteem in First Generation Students and Non-first Generation Students. First Generation Students are those whose parents do not have a bachelor's degree. Meanwhile, Non-first Generation Students are those whose parents hold a bachelor's degree. This study uses a family support scale to measure family support and an Indonesian adaptation of the Rosenberg Self-Esteem Scale to measure self-esteem. The study involved 178 undergraduate students with an average age of 20 years, including 49 male participants and 129 female participants. Among them, 99 participants were classified as First Generation Students, and 79 participants were classified as Non-first Generation Students. The results of multiple regression analysis showed that overall family support plays a role in self-esteem among students in Indonesia (F(4,173) = 17.640, p < .05, R² = 0.29), with the dimensions of appreciation and emotional family support being more dominant than instrumental and informational support. When compared, significant differences in instrumental support were felt between First Generation Students and Non-first Generation Students (t(176) = 2.780, p < .05). These findings indicate the importance of the role of family support in self-esteem, especially the emotional and appreciation dimensions of family support, in both First Generation and Non-first Generation Students in Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ivana Kamilie
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh dimensi keberfungsian keluarga terhadap tipe nilai Schwartz pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama. Sebanyak 315 responden mengisi kuesioner alat ukur keberfungsian keluarga (FACES-II dan Family Communication Scale) dan nilai (Portrait Values Questionnaire). Pada penelitian ini, hasil penelitian menunjukkan dimensi keberfungsian keluarga memiliki pengaruh terhadap self-direction (F=3,291, p<0,05), achievement (F=2,911, p<0,05), dan conformity (F=7,566, p<0,05). Lebih lanjut diketahui bahwa dimensi yang paling berkontribusi terhadap self-direction dan conformity adalah komunikasi, sedangkan dimensi yang paling berkontribusi terhadap dengan achievement adalah fleksibilitas.

The aim of this research is to examine the influence of dimensions of family functioning toward Schwartz’s value types among Universitas Indonesia’s first-year college students. A total of 315 respondents complete questionnaires on family functioning (FACES-II and Family Communication Scale) and values (Portrait Values Questionnaire). In this research, the result indicates the dimensions of family functioning have influences on self-direction (F=3.291, p<0.05), achievement (F=2.911, p<0.05), and conformity (F=7.566, p<0.05). Furthermore, the result points out that the most contributing dimension of family functioning towards self-direction and conformity is communication. While the most contributing dimension of family functioning towards achievement is flexibility.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S58711
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanita Nur Azmi
"Distres merupakan permasalahan psikologis yang umum dialami pada mahasiswa. Self-esteem dan college adjustment adalah faktor yang berkaitan dengan distres pada mahasiswa di tahun pertama perkuliahan. Untuk itu, penelitian ini ingin melihat peran self-esteem dan college adjustment sebagai prediktor distres pada mahasiswa tahun pertama di Universitas Indonesia. Partisipan penelitian ini merupakan 255 mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia angkatan 2019. Distres diukur menggunakan Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) digunakan untuk mengukur self-esteem dan Student Adaptation to College Questionner (SACQ) untuk mengukur college adjustment. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa self-esteem dan college adjustment dapat memprediksi distres mahasiswa tahun pertama. Selain itu, hasil penelitian ini secara spesifik juga menunjukkan bahwa prediktor terkuat bagi distres adalah dimensi personal-emotional adjustment. Untuk penelitian yang akan datang, peneliti menyarankan untuk memerhatikan waktu pengambilan data, menambahkan variabel demografis, serta metode pengujian reliabilitas dan validitas yang digunakan.

ABSTRACT
Distres is a psychological problem commonly experienced by first-year college students. Self-esteem and college adjustment are known as several factors that related to distress. This study examines the role of self-esteem and college adjustment as predictors of distress among first-year college students. The participants of this study were 255 first-year college students at University of Indonesia. Distres was measured using Self Reporting Questionnaire 20 (SRQ-20). Rosenberg Self-Esteem Scale (RSES) to measure self-esteem, and Student Adaptation to College Questionners (SACQ) to measure college adjustment. The results show that self-esteem and college adjustment can predict first-year student distress. In addition, this study also shows that personal-emotional adjustment is the strongest predictor of distress. For future research purposes, the author suggests to consider the data collecting period, consider demographic variables, as well as the method used in analyzing the reliability and validity of the instruments used."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dedi Mustapa
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara keberfungsian keluarga (family functioning) dan penyesuaian diri sosial (social adjustment) pada mahasiswa baru di Universitas Indonesia. Kualitas keberfungsian keluarga termasuk di dalamnya kohesivitas dan fleksibilitas membantu proses penyesuaian diri sosial pada mahasiswa baru (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Pengukuran keberfungsian keluarga menggunakan instrument Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) dan Family Communication Scale (FCS). Penyesuaian diri sosial diukur menggunakan instrument Student Adaptation to College Questionaire (SACQ) dengan item dari dimensi sosial. Total partisipan dalam penelitian ini adalah 315 orang yang merupakan mahasiswa baru Universitas Indonesia dan tersebar di 14 fakultas. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak terdapat hubungan yang signifikan antara keberfungsian keluarga dengan penyesuaian diri sosial (r = 0.05, p>0.01).

This research was conducted to find the correlation between family functioning and social adjustment among freshmen in University of Indonesia. The quality of family functioning including cohesiveness and flexibility helps the process of social adjustment among freshmen (Holmbeck, Grayson, & Wandrei, 1993). Family functioning was measured by Family Adaptation and Cohesion Evaluation Scale (FACES II) and Family Communication Scale (FCS), and social adjustment was measured by Student Adaptation to College Questionnaire (SACQ) with the item from social dimension. There were 315 participants from 14 faculties in University of Indonesia who participated in this research. The result show there is no significant relationship between family functioning and social adjustment (r = 0.05, p>0.01)."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2015
S58365
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Darneliana Septiani
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan dan hubungan self-esteem dan college adjustment pada mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa Universitas Indonesia tahun pertama yang merupakan generasi lanjutan. Self-esteem dapat diartikan sebagai penilaian secara positif atau negatif oleh seseorang terhadap dirinya (Rosenberg, 1965). College adjustment dipahami sebagai proses psikologi yang multifacet dan melibatkan tuntutan yang bervariasi dan membutuhkan beragam respon untuk mengatasi tuntutan tersebut (Baker & Siryk, 1984). Status generasi -pertama atau lanjutan- dilihat berdasarkan pendidikan orangtua dan saudara kandung (Aspelmeier, 2012). Hasil temuan menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan pada self-esteem dan college adjustment antara mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi pertama dan mahasiswa tahun pertama UI yang merupakan generasi lanjutan. Namun, peneliti menemukan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara self-esteem dengan semua dimensi college adjustment pada mahasiswa tahun pertama Universitas Indonesia. Temuan penelitian ini penting untuk ditindaklanjuti sebagai bahan pertimbangan untuk merancang program intervensi yang dapat membantu mahasiswa baru dalam melakukan penyesuaian diri di kampus.

This study aims to identify the differences of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. This study also provides the relationship between self-esteem and college adjustment among first-year students in Universitas Indonesia. Self-esteem refers to personal judgment (positive or negative) about themselves (Rosenberg, 1965). Adjustment to college is multifacet and involves demands varying in kind and degree and requiring a variety of coping responses (or adjustment) that will themselves vary in effectiveness (Baker, McNeil & Siryk, 1985). Generational status ?first or continuing generation- is defined based on latest education of parent and siblings (Aspelmeier, 2012). Result show that no significant difference of self-esteem and college adjustment between first generation student and continuing generation student among first-years students in Universitas Indonesia. However, there is significant relationship between self-esteem and college adjustment among fisrt-year students in Universitas Indonesia. This study has important implication as for intervention programs that help first-year students have well college adjustment."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
S65557
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggun Vrismaya
"Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kontribusi dukungan sosial teman sebaya, enjoyment, dan pride selama belajar di dalam kelas terhadap self-esteem peserta didik Sekolah Menengah Pertama. Partisipan penelitian ini adalah peserta didik SMPN Y Depok (n=334). Penelitian ini merupakan penelitian noneksperimental dengan model pendekatan kuantitatif. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah CASSS (Children and Adolescent Social Support Scale) untuk mengukur dukungan sosial teman sebaya, AEQ (Achievement Emotions Questionnaire) untuk mengukur enjoyment dan mengukur pride. Untuk mengukur self-esteem, peneliti menggunakan RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dukungan sosial teman sebaya, enjoyment, dan pride selama belajar di kelas secara bersama-sama berkontribusi terhadap self-esteem (R Square =0,15 p< 0,01). Diantara ketiga variabel tersebut, pride merupakan variabel yang memiliki kontribusi paling besar yaitu 12% terhadap self-esteem. Temuan penelitian ini memberikan implikasi bagi perancangan program intervensi untuk meningkatkan self-esteem melalui penanaman pride peserta didik.

The purpose of this study was to determine the contributions of peer social support, enjoyment, and pride during class to self-esteem of junior high school students. The participants of this study were students at SMPN Y Depok (n = 334). This research was non-experimental with a quantitative approach model. The instruments used in this study were CASSS (Children and Adolescent Social Support Scale) to measure peer social support, AEQ (Achievement Emotions Questionnaire) to measure enjoyment and pride during class, and RSES (Rosenberg Self-Esteem Scale) to measure self-esteem.
The results of this study indicate that peer social support, enjoyment, and pride during class have contributions to self-esteem (R Square =0,15 p<0,01). Pride has the biggest contribution of 12% to self-esteem. These results have an implication for the future study to enhance students' self-esteem through pride.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Nurul Azizah
"Penelitian ini membahas hubungan kelekatan orang tua dan keberfungsian keluarga dengan self esteem mahasiswa rantau dengan studi kasus pada mahasiswa rantau Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2020-2023. Self esteem menjadi sebuah bentuk pemenuhan dalam tingkatan kebutuhan manusia. Pada dasarnya, self esteem akan membantu individu dalam menjalankan kehidupan sehari-hari. Akan tetapi, masih banyak mahasiswa FISIP UI yang merasa bahwa dirinya kurang berharga. Hal tersebut akan menentukan self esteem yang dimiliki oleh mereka. Mahasiswa rantau penting untuk memiliki self esteem yang tinggi untuk menjalani aktivitasnya di kota perantauan agar tetap berfungsi secara sosial. Adanya self esteem yang tinggi di dalam diri mahasiswa rantau membuat dirinya berdaya sehingga mereka mampu memahami situasi yang mereka hadapi, mengelola masalah yang terjadi, menangani tantangan yang ada, dan memikirkan solusi untuk kedepannya. Keluarga dianggap menjadi sebuah sistem terkecil serta lembaga pertama yang bertanggung jawab atas perkembangan individu. Adapun peran dari orang tua dalam pembentukan self esteem mahasiswa yang merantau. Hal tersebut berguna agar mereka bisa menyesuaikan diri di manapun mereka berada termasuk di kota perantauan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kelekatan orang tua dan keberfungsian keluarga dengan self esteem mahasiswa rantau. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan accidental sampling. Pengumpulan data dilakukan pada Maret 2024. Subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Indonesia angkatan 2020-2023 yang merantau dengan jumlah sampel sebanyak 197 orang. Dari hasil analisis menggunakan kendall’s tau-b menunjukkan bahwa adanya hubungan positif dan signifikan pada hubungan kelekatan orang tua dengan self esteem mahasiswa rantau yang memiliki kekuatan hubungan lemah. Sedangkan, antara keberfungsian keluarga dengan self esteem juga memiliki hubungan yang positif dan signifikan serta berada di kategori lemah. Dengan demikian, terdapat hubungan antara kelekatan orang tua dan keberfungsian keluarga dengan self esteem mahasiswa rantau. Adapun hal yang dapat dilakukan berdasarkan penelitian ini, yakni menyediakan layanan konseling baik secara individu maupun kelompok agar mahasiswa yang merantau tetap menjaga self esteem yang baik dan mampu menjalin interaksi sosial.

This study discusses the relationship between parents attachment and family functioning with the self esteem of migrant students, using a case study migrants students from the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020-2023. Self esteem is a form of fulfillment in the hierarchy of human needs. Essentially, self esteem helps individuals in their daily lives. However, many FISIP UI students still feel that they are not valuable. This perception will determine their self esteem. It is important for migrant students to have high self esteem to carry out their activities in the city of their studies and to function socially. High self esteem within migrant students empowers them to understand the situations they face, manage occurring problems, handle challenges, and think about solutions for the future. The family is considered the smallest system and the first institution responsible for individual development. Parents play a role in forming the self esteem of migrant students. This is useful so that they can adapt wherever they are, including in the city where they study. Therefore, this study aims to determine the relationship between parents attachment and family functioning with the self esteem of migrant students. This research uses a quantitative approach with a descriptive research type. The instrument used is a questionnaire. The data collection technique in this study uses accidental sampling. Data collection was carried out in March 2024. The subjects of this study were students of the Faculty of Social and Political Sciences, University of Indonesia, class of 2020-2023, who study away from home, with a sample size of 197 people. The results of the analysis using kendall's tau-b show that there is a positive and significant relationship between parents attachment and the self esteem of migrant students, with the strength of the relationship being weak. Meanwhile, the relationship between family functioning and self esteem is also positive and significant and also falls in the weak category. Thus, there is a relationship between parents attachment and family functioning with the self esteem of migrant students. Based on this research, it is recommended to provide counseling services, both individually and in groups, so that migrant students can maintain good self esteem and foster social interactions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fenindra Anggi Alifta
"Pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan tapi juga pendidikan. Pembelajaran daring dianggap sebagai salah satu solusi agar aktivitas akademik dapat terus berjalan. Nyatanya sistem baru ini mengakibatkan stres bagi beberapa mahasiswa. Selain faktor yang berhubungan langsung dalam proses perkuliahan, terdapat pula permasalahan dari kehidupan sehari-hari yang beresiko mengakibatkan munculnya stres khususnya pada mahasiswa Ekstensi yang tidak jarang beberapa dari mereka sudah bekerja dan berumah tangga. Hal ini menambah beban tugasnya dalam menjalani tanggung jawabnya sehari-harinya serta berdampingan memaksimalkan tugasnya sebagai seorang mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa selama masa pandemi Covid-19 pada mahasiswa Program Ekstensi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Penelitian ini cross-sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa Ekstensi FKM UI yang berjumlah 176 responden dengan kriteria inklusi mahasiswa dengan status akademis aktif dan kriteria eksklusi mahasiswa yang tidak bersedia menjadi responden ketika penelitian berlangsung. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner yang diberikan kepada responden. Dari hasil penelitian didapatkan 5,7% responden mengalami stres berat. Hasil analisis bivariat diperoleh dua faktor yang berhubungan dengan tingkat stres mahasiswa yaitu jadwal perkuliahan dengan p-value 0,005 dan metode pembelajaran dengan p-value 0,01. Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi data dasar untuk mengambil tindakan dalam pencegahan dan pengendalian stres pada mahasiswa.

The Covid-19 pandemic has not only impacted the health sector but also education. Online learning is considered one of the solutions so that academic activities can continue to run. But, this new system caused stress for some students. In addition to factors that are directly related to the lecture process, there are also problems from everyday life that are at risk of causing stress, especially for Extension students, some of whom are already working and having families. This adds to the burden of his duties in carrying out his daily responsibilities and side by side maximizing his duties as a student. This study aims to determine the factors associated with student stress levels during the Covid-19 pandemic in students of the Extension Program of the Faculty of Public Health, University of Indonesia. This study is a quantitative study with a cross-sectional study. The sample in this study were all Extension FKM UI students totaling 176 respondents with inclusion criteria of students with active academic status and exclusion criteria of students who were not willing to be respondents when the research took place. The data used in this study are primary data obtained through questionnaires given to respondents. From the results of the study, it was found that 5.7% of respondents experienced severe stress. The results of the bivariate analysis obtained two factors related to the stress level of students, namely the lecture schedule with a p-value of 0.005 and the learning method with a p-value of 0.01. From the results of this study, it is hoped that it can be used as basic data to take action in preventing and controlling stress in students."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Aprianti
"Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran mengenai hubungan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia. Perceived social support diukur dengan alat ukur Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) dan psychological well-being diukur menggunakan alat ukur Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). Partisipan pada penelitian ini adalah 131 mahasiswa perantau tahun pertama yang baru pertama kali tinggal terpisah dengan orang tuanya, yang terdiri dari 99 orang wanita (75.6%) dan 32 orang laki-laki (24.4%). Pearson?s Correlation digunakan untuk mengukur hubungan antara perceived social support dan psychological well-being.
Hasil utama dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara perceived social support dan psychological well-being pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, signifikan pada L.o.S 0.01). Artinya, semakin tinggi perceived social support pada mahasiswa perantau tahun pertama di Universitas Indonesia maka semakin tinggi juga psychological well-being-nya.

This research was conducted to find the correlation between perceived social support and psychological well-being among first-year migrant students at Universitas Indonesia. Perceived social support was measured using Multidimensional Scale of Perceived Social Support (Zimet, 1988) and psychological well-being was measured using Psychological Well-Being Scale (Ryff, 1898). The participant of this research are 131 first-year student who lived appart from their parent for the first time, which consists of 99 female (75.6%) and 32 male (24.4%). Pearson's correlation is used to calculate the relation of perceived social support and psychological well-being.
The main result of this research shows that there is a positive and significant relation between perceived social support and psychological well-being among first-year imigrant student at Universitas Indonesia (r=0.307, n=131, p=0.000, significant at L.o.S 0.01). This means, the higher perceived social support, the higher psychological well-being among first-year imigrant students at Universitas Indonesia."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Belinda Adriani Ariyantoputri
"Hustle culture pada mahasiswa dapat memengarui tingkat kesejahteraan mereka. Secara khusus, mahasiswa berkewajiban menyelesaikan studi dengan baik dan membutuhkan ketersediaan dukungan sosial yang memadai. Penelitian ini bertujuan untuk melihat peran persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis terhadap kepuasan hidup mahasiswa. Keseluruhan partisipan berjumlah 130 orang yang berusia 18–25 tahun (M = 21,03, SD = 1,034) dan merupakan mahasiswa aktif Universitas Indonesia. Variabel pada penelitian ini diukur menggunakan Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), dan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi dukungan sosial dan prestasi akademis secara bersama-sama berperan signifikan terhadap kepuasan hidup (R2 = 0,288, F(2, 127) = 25,624, p = 0,000). Perguruan tinggi diharapkan dapat membuat program yang memfasilitasi dukungan sosial sekaligus meningkatkan prestasi akademis mahasiswa.

Hustle culture among college students can influence their level of well-being. Specifically, college students must complete their studies well and they need adequate social support. This study aims to examine the role of perceived social support and academic achievement on students' life satisfaction. There are a total of 130 participants aged 18–25 (M = 21,03, SD = 1,034) who are active students at the University of Indonesia. Variables in this study were measured using Satisfaction with Life Scale (SWLS), Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS), and Grade Point Average (GPA). The results of the study indicate that perceived social support and academic achievement simultaneously contribute to life satisfaction (R2 = 0.288, F(2, 127) = 25.624, p = 0.000). Universities are encouraged to develop programs that facilitate students' social support while also enhancing their academic achievement."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>