Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 157427 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Isnaini
"Hipertensi merupakan salah satu penyakit kronis yang membutuhkan pengelolaan dan terapi jangka panjang. Penyakit hipertensi tidak dapat disembuhkan tetapi harus selalu dikontrol. Kontrol tekanan darah sangat diperlukan untuk mencegah adanya komplikasi yang dapat terjadi akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pasien patuh minum obat, termasuk di dalamnya yaitu pengetahuan. Puskesmas berperan sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama dalam penanganan awal dan kontrol pengobatan hipertensi. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif di wilayah kerjanya. Maka dari itu perlu dilakukan promosi kesehatan terkait pentingnya kepatuhan minum obat antihipertensi dalam upaya meningkatkan kepatuhan minum obat bagi penderita hipertensi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan melakukan Pelayanan Informasi Obat (PIO) melalui media leaflet. Leaflet penyampaian mengenai Pentingnya Kepatuhan Minum Obat Antihipertensi pada Pasien Hipertensi di Puskesmas Jatinegara terdiri dari beberapa point yang meliputi pengertian penyakit hipertensi, pengertian patuh minum obat, pentingnya minum antihipertensi secara teratur, faktor – faktor penyebab ketidakpatuhan minum obat, serta dampak yang diakibatkan oleh ketidakpatuhan minum obat antihipertensi. Isi leaflet juga menyertakan solusi yaitu beberapa cara untuk meningkatkan kepatuhan minum obat.

Hypertension is one of the chronic diseases that requires long-term management and therapy. It cannot be cured but must always be controlled. Blood pressure control is crucial to prevent complications that can arise from uncontrolled hypertension. Several factors can affect patient adherence to medication, including knowledge. Community health centers (Puskesmas) play a role as primary healthcare facilities in the initial management and treatment control of hypertension. Puskesmas provides health services aimed at both community and individual health promotion and prevention efforts primarily in its operational area. Therefore, health promotion related to the importance of adherence to antihypertensive medication is essential to improve compliance among hypertensive patients. This effort can be achieved through Drug Information Services (DIS), using leaflets as a medium. The leaflet on the Importance of Adherence to Antihypertensive Medication among Hypertensive Patients at Jatinegara Community Health Center consists of several points, including understanding hypertension, the concept of medication adherence, the importance of regular intake of antihypertensive medication, factors contributing to non-adherence, and the impacts of non-adherence to antihypertensive medication. The leaflet also includes solutions such as strategies to enhance medication adherence.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Erinna Putri Damayanti
"Hipertensi atau tekanan darah tinggi didefinisikan sebagai tekanan darah arteri yang tinggi secara abnormal. Menurut Joint National Committee 7 (JNC7), tekanan darah normal adalah tekanan darah sistolik <120 mmHg dan tekanan darah diastolik <80 mmHg. Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg. Rentang tekanan darah sistolik 120-139 mmHg dan tekanan darah diastolik 80-89 mmHg didefinisikan sebagai "prehipertensi" (Green, 2003). Meskipun prehipertensi bukan merupakan kondisi medis tersendiri, subjek prehipertensi lebih berisiko terkena hipertensi. Penyakit hipertensi dikenal sebagai "silent killer" karena jarang sekali ada gejala yang terlihat pada tahap awal hingga terjadi krisis medis yang parah. Pasien hipertensi diharuskan mengonsumsi obat secara teratur, sehingga diperlukan kepatuhan dalam mengonsumsi obat. Seringkali ditemukan berbagai masalah terkait kepatuhan dalam pengobatan hipertensi. Puskesmas Kecamatan Pulogadung merupakan salah satu puskesmas kecamatan yang memfasilitasi layanan kesehatan bagi pasien dengan kondisi khusus seperti pasien dengan pengobatan jangka panjang yang meliputi pelayanan klinis berupa PIO (Pelayanan Informasi Obat) dan konseling. PIO dan konseling merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum obat. Dalam pemberian pengobatan harus disertai juga dengan pemberian informasi yang memadai serta edukasi dapat meningkatkan kepatuhan pasien dan meminimalkan kegagalan terapi (O’Donovan et al., 2019). Media konseling dapat digunakan sebagai alat bantu konseling untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman pasien dengan tulisan dan ilustrasi. Media yang digunakan dapat berupa booklet digital.

Hypertension or high blood pressure is defined as abnormally high arterial blood pressure. According to the Joint National Committee 7 (JNC7), normal blood pressure is systolic blood pressure < 120 mmHg and diastolic blood pressure < 80 mmHg. Hypertension is defined as systolic blood pressure ≥140 mmHg and/or diastolic blood pressure ≥ 90 mmHg. The range of systolic blood pressure 120 - 139 mmHg and diastolic blood pressure 80-89 mmHg is defined as "prehypertension" (Green, 2003). Although prehypertension is not a medical condition in itself, prehypertensive subjects are more at risk of developing hypertension. Hypertensive disease is known as the "silent killer" because there are rarely any visible symptoms in the early stages until a severe medical crisis  occurs. Hypertensive patients are required to take medication regularly, so adherence in taking medication is needed. Often there are various problems related to compliance in hypertension treatment. Pulogadung Sub-district Health Center is one of the sub-district health centers that facilitates health services for patients with special conditions such as patients with long-term medication which includes clinical services in the form of PIO (Drug Information Services) and counseling. PIO and counseling is one of the efforts made to improve patient compliance in taking medication. The provision of treatment must also be accompanied by the provision of adequate information and education that can improve patient compliance and minimize therapy failure (O'Donovan et al., 2019). Counseling media can be used as a counseling tool to increase patient knowledge and understanding with writing and illustrations. The media used can be in the form of digital booklets.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sartika Harka Putri
"Pengelolaan obat di rumah tangga pada dasarnya mencakup tentang bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan dan membuang obat dengan baik dan benar atau dikenal dengan program DAGUSIBU (BPOM, 2015). DAGUSIBU adalah singkatan dari DApatkan, GUnakan, SImpan, dan BUang. Gerakan ini bertujuan untuk mengedukasi masyarakat mengenai bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan benar (BPOM, 2015). Pengetahuan yang kurang mengenai pengelolaan obat di rumah dapat berisiko untuk pasien dalam penggunaan obat yang tidak rasional dan meningkatkan kemungkinan penyalahgunaan obat. Hal ini akan dijelaskan kepada pasien di Puskesmas Kecamatan Jatinegara melalui media promosi kesehatan berupa leaflet. Leaflet akan dibagikan dan dijelaskan pada pasien yang sedang menunggu antrian. Berdasarkan penelitian ini dapat diambil beberapa Kesimpulan, diantaranya adalah sebagai berikut. Pemberian informasi mengenai DAGUSIBU telah dilakukan dengan menggunakan alat bantu peraga sehinga lebih mudah dipahami. Selain itu, pemaparan informasi mengenai DAGUSIBU meningkatkan pengetahuan pasien terkait bagaimana mendapatkan, menggunakan, menyimpan, dan membuang obat dengan baik dan benar yang dilihat dari pemahaman pasien dan tidak adanya pertanyaan dari pasien.

Drug management in households basically includes how to obtain, use, store and dispose of drugs properly and correctly or known as the DAGUSIBU program (BPOM, 2015). DAGUSIBU stands for Get, Use, Store, and Dispose. This movement aims to educate the public on how to obtain, use, store, and dispose of drugs properly (BPOM, 2015). Lack of knowledge about home medicine management can put patients at risk for irrational drug use and increase the likelihood of drug abuse. This will be explained to patients at the Jatinegara District Health Center through health promotion media in the form of leaflets. Leaflets will be distributed and explained to patients who are waiting in line. Based on this study, several conclusions can be drawn, including the following. Providing information about DAGUSIBU has been done by using props so that it is easier to understand. In addition, exposure to information about DAGUSIBU increases patient knowledge related to how to get, use, store, and dispose of drugs properly and correctly as seen from patient understanding and the absence of questions from patients.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fadil Moch Al-Ridha
"Antibiotik merupakan obat yang diketahui telah menyelamatkan banyak nyawa didunia. Kemampuan antibiotik dalam mengatasi maupun mencegah penyakit infeksi mengakibatkan peningkatan penggunaan yang signifikan. Penggunaan antibiotik dalam jangka waktu lama dan berulang-ulang dapat menyebabkan terjadinya resistensi antibiotik. Resistensi antibiotik merupakan keadaan dimana kemampuan senyawa aktif dalam obat akan menurun dalam membunuh bakteri. Mudahnya masyarakat dalam memperoleh antibiotik menjadi faktor utama dari peningkatan persentase resistensi antibiotik. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan edukasi mengenai penggunaan antibiotik yang baik dan benar serta meningkatkan pengetahuan masyarakat di Puskesmas Kecamatan Jatinegara sehingga dapat mengurangi risiko terjadinya resistensi antibiotik. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dengan promosi kesehatan melalui media berupa leaflet dan banner mengenai bijak menggunakan antibiotik. Hasil penelitian menunjukkan kegiatan promosi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terkhusus pasien Puskesmas Kecamatan Jatinegara tentang penggunaan antibiotik dengan bijak sehingga tidak terjadi resistensi antibiotik akibat penyalahgunaan antibiotik.

Antibiotics are drugs that are known to have saved many lives in the world. The ability of antibiotics to treat and prevent infectious diseases has resulted in a significant increase in use. Long-term and repeated use of antibiotics can cause antibiotic resistance. Antibiotic resistance is a condition where the ability of the active compound in the drug decreases in killing bacteria. The ease with which people can obtain antibiotics is the main factor in increasing the percentage of antibiotic resistance. This research aims to provide education regarding the proper and correct use of antibiotics and increase public knowledge at the Jatinegara District Health Center so that it can reduce the risk of antibiotic resistance. This research was carried out through health promotion through media in the form of leaflets and banners regarding the wise use of antibiotics. The results of the research show that health promotion activities can increase public knowledge and understanding, especially Jatinegara District Health Center patients, regarding the wise use of antibiotics so that antibiotic resistance does not occur due to antibiotic misuse.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurazizah Putri
"Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Upaya promotif dan preventif dapat diwujudkan melalui pelayanan informasi obat yang merupakan bagian dari pelayanan kefarmasian di bidang farmasi klinik. Obat akan memberikan efek yang berbeda pada masing-masing individu karena hal ini bergantung pada makanan atau minuman apa yang dikonsumsinya atau penyakit lain yang dideritanya. Maka, perlu adanya edukasi pasien mengenai interaksi yang mungkin terjadi antara obat yang dikonsumsi dan makanan atau minuman yang umum dikonsumsi sehari-hari. Edukasi pasien dapat dilaksanakan sebagai bentuk pelayanan informasi obat melalui media leaflet yang kerap dipilih karena kepraktisannya. Pembuatan leaflet dimulai dengan studi literatur, lalu diikuti dengan seleksi dan pengolahan informasi, serta desain dan pencetakan. Leaflet mengandung informasi, antara lain definisi interaksi antara obat dan makanan, efek akibat interaksi beserta obat-obatan yang menyebabkan efek tersebut, dan tips untuk menghindari terjadinya interaksi. Selain membuat leaflet, dilakukan observasi terhadap pelaksanaan pelayanan informasi obat di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Pelayanan informasi obat terlaksana secara proaktif melalui media cetak dan secara pasif melalui tatap muka.
Public health centers (Pusat Kesehatan Masyarakat, Puskesmas) is a goverment healthcare facility which organizes health programs concerning maintenance and improvement of health (promotive); the prevention of diseases (preventive), the curing of diseases (curative), and the recovery of health (rehabilitative), in a comprehensive, integrated, and sustainable methods. Promotive and preventive efforts can be achieved through drug information services. Drugs can produce different effects in different individuals due to each person’s unique diet and medical history. Therefore, it is important to educate patients regarding the possible interactions between drugs and common food and drinks. Patient education can be done using leaflets which are known for their practicality. The creation process began with literature study, followed by information selection and processing, and then design and printing. The leaflet contains information on the definition of drug and food interactions, the effects of the interaction and the drugs which causes the effects, and suggestions on how to avoid drug-food interactions. In addition to making a leaflet, the author also observed the drug information services practiced in Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. The service is perfomed proactively through published media and passively through face-to-face encounters."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Zahidah Raihanah
"Penyakit tuberkulosis (TB) disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan dapat menular melalui udara. Di Indonesia, TB memiliki dampak serius dengan 824.000 kasus dan 93.000 kematian per tahun. Pengobatan TB menggunakan obat anti-tuberkulosis (OAT) selama enam bulan tanpa putus untuk membasmi bakteri. Kepatuhan minum obat sangat penting untuk mencegah resistansi obat. Puskesmas memainkan peran kunci dalam edukasi pasien dan keluarga mengenai penggunaan obat. Edukasi dapat dilakukan dengan pemberian media informasi leaflet. Upaya ini diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan minum obat dan efektivitas terapi, serta mengurangi resistansi antibiotik. Leaflet berisi informasi mengenai tujuan pengobatan, prinsip pengobatan, dampak putus obat dan cara minum obat. Leaflet dicetak pada kertas brosur glossy ukuran A5, dilipat dua sehingga terdiri dari 4 halaman. Halaman pertama sebagai cover dengan judul "Patuhi Minum Obat, Hindari TB-RO" menjelaskan tentang Tuberkulosis Resisten Obat (TB-RO). Halaman kedua berisi Tujuan Minum Obat dan Prinsip Pengobatan. Halaman ketiga memuat informasi mengenai Dampak Putus Obat. Halaman terakhir berisi Cara Minum Obat dan informasi kontak puskesmas.

Tuberculosis (TB) is caused by Mycobacterium tuberculosis and can be transmitted through the air. In Indonesia, TB has a serious impact with 824,000 cases and 93,000 deaths per year. TB treatment uses anti-tuberculosis drugs (OAT) for six months without stopping to eradicate the bacteria. Compliance with taking medication is very important to prevent drug resistance. Community health centers play a key role in educating patients and families regarding medication use. Education can be done by providing information leaflets as a medium. This effort is expected to increase medication adherence and therapeutic effectiveness, as well as reduce antibiotic resistance. The leaflet contains information about the goals of treatment, principles of treatment, the effects of drug withdrawal and how to take medication. The leaflet is printed on A5 size glossy brochure paper, folded in half so that it consists of 4 pages. The first page as the cover with the title "Adhere to Taking Medicine, Avoid TB-RO" explains about Drug-Resistant Tuberculosis (TB-RO). The second page contains the Purpose of Taking Medicine and Principles of Treatment. The third page contains information regarding the Impact of Drug Withdrawal. The last page contains How to Take Medicine and contact information for the health center.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Risa Rahmayati
"Hipertensi merupakan penyakit serius yang dapat meningkatkan risiko terjadinya gangguan kardiovaskular, otak, ginjal, serta dapat mempengaruhi organ lainnya (WHO, 2021). Sebagian besar pasien melakukan terapi hipertensi dalam jangka waktu yang panjang untuk mencapai target tekanan darah yang lebih rendah dan mencegah risiko dari gagal jantung, stroke, atau infark miokard (WHO, 2021). Adapun serangkaian pelayanan kesehatan diperlukan untuk mengoptimalkan manfaat terapi dan mencegah permasalahan dari terapi hipertensi pada pasien, salah satunya adalah dengan menerapkan Medication Therapy Management (MTM) (Burns, 2008). Medication Therapy Management (MTM) merupakan bentuk pelayanan kesehatan yang bertujuan untuk mengatasi atau mencegah permasalahan dari polifarmasi, efek samping obat, kepatuhan dalam meminum obat, serta penggunaan obat yang tidak tepat (Viswanathan et al., 2015). Puskesmas sebagai pusat pelayanan tingkat pertama fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan perlu untuk menerapkan pelayanan Medication Therapy Management (MTM) dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan bagi pasien (Kemenkes RI, 2019). Pada tugas khusus ini, dilakukan implementasi Medication Therapy Management terhadap seorang pasien dengan riwayat penyakit hipertensi yang disertai dengan gagal jantung dan diabetes melitus tipe dua yang menjalani kontrol rutin di Puskesmas Kecamatan Cakung. Pada pelaksanaan implementasi MTM ini, didapatkan kesimpulan bahwa implementasi pelayanan MTM yang telah dilakukan terhadap salah satu pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cakung dan telah terlaksana dan terdokumentasi dengan baik.

Hypertension is a serious disease that can increase the risk of cardiovascular disorders, brain, kidneys, and can affect other organs (WHO, 2021). Most patients undergo long-term hypertension therapy to achieve lower blood pressure targets and prevent the risk of heart failure, stroke, or myocardial infarction (WHO, 2021). A series of health services are needed to optimize the benefits of therapy and prevent problems from hypertension therapy in patients, one of which is by implementing Medication Therapy Management (MTM) (Burns, 2008). Medication Therapy Management (MTM) is a form of health service that aims to overcome or prevent problems from polypharmacy, drug side effects, adherence to taking drugs, and improper use of drugs (Viswanathan et al., 2015). Puskesmas as a first-level service center for health service facilities that carry out health efforts needs to implement Medication Therapy Management (MTM) services in order to improve service quality and safety for patients (Kemenkes RI, 2019). In this special task, the implementation of Medication Therapy Management was carried out on a patient with a history of hypertension accompanied by heart failure and type two diabetes mellitus who underwent routine control at the Cakung District Health Center. In the implementation of this MTM implementation, it was concluded that the implementation of MTM services that had been carried out for one of the hypertensive patients at the Cakung District Health Center and had been carried out and well documented."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Novita
"Tuberkulosis termasuk dalam penyebab kematian tertinggi setelah penyakit jantung iskemik dan penyakit serebrovaskuker. Salah satu faktor keberhasilan pengobatan atau Treatment Success Rate (TSR) adalah terganggunya suplai obat yang membuat pasien menunda atau tidak meneruskan pengobatan. Puskesmas Kecamatan Cengkareng merupakan salah satu fasilitas kesehatan yang terletak di wilayah Jakarta Barat yang menangani tuberkulosis. Berdasarkan Data Puskesmas Kecamatan Cengkareng, penderita tuberkulosis pada tahun 2022 terdapat 269 pasien diantaranya 164 pasien TB-SO, 47 pasien dengan komorbid, 21 pasien TBRO dan 37 pasien anak sehingga edukasi dapat dilakukan untuk meningkatkan upaya kesehatan masyarat khususnya penderita tuberkulosis. Edukasi pasien dapat dilakukan melalui media cetak seperti leaflet dan brosur karena memiliki kelebihan fleksibilitas tinggi, mudah dibawa, menarik dan masyarakat mampu memahami informasi dengan mudah dan dengan adanya efek persuasif dalam penyampaian informasi melalui kalimat dan visual. Tujuan tugas khusus ini adalah untuk meningkatkan upaya kesehatan masyarakat melalui edukasi dengan leaflet dan brosur dan Metode yang digunakan adalah pengumpulan data, studi literatur dan pembuatan media edukasi. Edukasi melalui leaflet dan brosur juga diharapkan dapat meningkatkan upaya Kesehatan di Puskesmas Kecamatan Cengkareng dimana sejalan dengan tujuan puskesmas yaitu bertujuan melaksanakan upaya kesehatan dalam peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif).
Tuberculosis is among highest causes of death after ischemic heart disease and cerebrovascular disease. One of factor in the success of treatment or Treatment Success Rate (TSR) is disruption of drug supply which causes patients to delay or not continue treatment. Cengkareng Sub-district Health Center is one of the health facilities located in the West Jakarta that treats tuberculosis. Based on Cengkareng Sub-district Community Health Center data, in 2022 there will be 269 tuberculosis sufferers, including 164 TB-SO patients, 47 patients with comorbidities, 21 TB-RO patients, and 37 pediatric patients so that education can be carried out to improve community health, especially tuberculosis sufferers. Patient education can be done through printed media such as leaflets and brochures because they have many advantages of high flexibility, easy to carry, and attractive and the public can understand information easily and have a persuasive effect in conveying information through script and visuals. This special assignment aims to improve public health through education with leaflets and brochures and the methods are data collection, literature study, and created educational media. It is also hoped that education through leaflets and brochures can improve health efforts at the Cengkareng Sub-district Community Health Center, which is in line with the goals of the community health center that to carry out health efforts to improve health (promotive), prevent disease (preventive), cure disease (curative) and recover (rehabilitative)."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Haolin Rusnur Efanda
"HIV/AIDS tetap menjadi perhatian utama dalam kesehatan global, dengan tantangan utama dalam diagnosis, pencegahan, dan perawatan yang efektif menggunakan antiretroviral (ARV). Praktik Kerja Profesi Apoteker dilakukan pada periode 1 April hingga 17 April 2023 di Puskesmas Kecamatan Cengkareng, yang bertujuan untuk meningkatkan edukasi masyarakat tentang HIV/AIDS melalui pengembangan leaflet dan brosur. Metode studi literatur digunakan untuk menyusun laporan ini, dengan fokus pada analisis data pasien HIV/AIDS di Puskesmas. Penggunaan aplikasi grafis Canva mempermudah pembuatan materi edukatif seperti leaflet dan brosur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 506 pasien terdaftar pada periode 25 Desember 2021 hingga 31 Desember 2022, masih ada yang tidak aktif dalam mengambil terapi ARV di Puskesmas. Kesimpulan dari laporan ini menyoroti pentingnya edukasi melalui leaflet dan brosur sebagai metode yang efektif untuk menjangkau masyarakat lebih luas dalam memahami HIV/AIDS, termasuk informasi tentang pengertian HIV/AIDS, tanda dan gejala, penularan, upaya pencegahan, serta pengobatan yang tersedia di Puskesmas. Peran apoteker dalam memberikan informasi, konseling, dan monitoring penggunaan ARV juga disoroti sebagai bagian integral dari manajemen HIV/AIDS. Saran untuk penelitian mendatang mencakup perlunya investigasi lebih lanjut terkait alasan tidaknya pasien mengambil terapi ARV di Puskesmas, serta perluasan studi literatur dan analisis data demografi untuk mengevaluasi efektivitas leaflet dan brosur dalam mendukung edukasi masyarakat tentang HIV/AIDS di wilayah tersebut.

HIV/AIDS remains a major concern in global health, with primary challenges in diagnosis, prevention, and effective treatment using antiretroviral therapy (ARV). The Pharmacist Professional Internship was conducted from April 1 to April 17, 2023, at Cengkareng Sub-District Health Center, aimed at enhancing public education about HIV/AIDS through the development of leaflets and brochures. Literature review methods were used to compile this report, focusing on the analysis of HIV/AIDS patient data at the health center. The use of graphic design application Canva facilitated the creation of educational materials such as leaflets and brochures. The research findings showed that out of 506 registered patients from December 25, 2021, to December 31, 2022, some were inactive in picking up their ARV therapy at the health center. The conclusion of this report highlights the importance of education through leaflets and brochures as effective methods to reach a broader audience in understanding HIV/AIDS. This includes information on the definition of HIV/AIDS, signs and symptoms, transmission, prevention efforts, and available treatments at the health center. The role of pharmacists in providing information, counseling, and monitoring the use of ARV therapy is also emphasized as an integral part of HIV/AIDS management. Recommendations for future research include the need for further investigation into the reasons why some patients do not pick up their ARV therapy at the health center, as well as expanding literature studies and demographic data analysis to evaluate the effectiveness of leaflets and brochures in supporting public education on HIV/AIDS in the region.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Afifah Nurul Hidayah
"Hipertensi masih menjadi masalah kesehatan di Indonesia dan dunia yang dapat memengaruhi kualitas kesehatan individu dalam keluarga. Faktor risiko yang mendominasi penyebab hipertensi adalah gaya hidup tidak sehat, kurang aktivitas fisik, dan stres. Kombinasi relaksasi napas dalam dan terapi musik binaural beats menjadi salah satu cara untuk menurunkan tekanan darah. Karya Ilmiah Akhir Ners akhir ini bertujuan untuk menggambarkan efektivitas kombinasi relaksasi napas dalam dan terapi musik binaural beats dalam menurunkan tekanan darah pada keluarga Bapak P. Metode yang digunakan adalah asuhan keperawatan keluarga dan analisis kasus mulai dari tahap pengkajian sampai dengan tahap evaluasi. Hasil intervensi menunjukkan terjadi penurunan tekanan sistolik sebanyak 6,25 poin (5 – 10 mmHg) dan tekanan darah diastolik sebesar 3,75 poin (0 – 5 mmHg), serta rerata penurunan frekuensi nadi sejumlah 4,63 poin (4 – 6 kali). Kombinasi relaksasi napas dalam dan terapi musik binaural beats diberikan dalam rentang 10 menit selama 8 kali kunjungan. Penelitian ini merekomendasikan penerapan kombinasi relaksasi napas dalam dan terapi musik binaural beats pada klien hipertensi untuk menurunkan tekanan darah.

Hypertension is still a health problem in Indonesia and the world that can affect the quality of health of individuals in the family. The risk factors that dominate the cause of hypertension are an unhealthy lifestyle, lack of physical activity, and stress. The combination of deep breathing relaxation and binaural beats music therapy is one way to reduce high blood pressure. This final scientific paper aims to describe the effectiveness of the combination of deep breathing relaxation and binaural beats music therapy in reducing blood pressure in Mr. P's family. The method used is family nursing care and case analysis from the assessment stage to the evaluation stage. The results of the intervention showed a decrease in systolic pressure of 6.25 points (5-10 mmHg) and diastolic blood pressure of 3.75 points (0-5 mmHg), and an average decrease in pulse rate of 4.63 points (4-6 times). The combination of deep breathing relaxation and binaural beats music therapy was given in a span of 10 minutes for 8 visits. This study recommends the application of a combination of deep breathing relaxation and binaural beats music therapy in hypertensive clients to lower blood pressure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>