Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 154687 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ondeng Sani
"Di Indonesia, indeks ultraviolet berada di angka 8 – 11 dan termasuk ke dalam kategori risiko bahaya yang sangat tinggi sehingga diperlukan perlindungan tambahan untuk perlindungan, yakni tabir surya. Namun, penggunaan tabir surya masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan dan sikap terkait paparan sinar matahari dan penggunaan tabir surya pada mahasiswa. Sampel penelitian ini adalah 111 mahasiswa non-kesehatan yang tersebar dalam 9 fakultas di Universitas Indonesia, dengan desain penelitian deskriptif korelasional, pendekatan kuantitatif, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini mengembangkan 2 kuesioner dari CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) dan Pramesti. Penelitian ini menggunakan Uji Chi-Square dengan hasil terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa (p = 0,001; α = 0,05). Berdasarkan hasil penelitian, peneliti merekomendasikan untuk institusi pendidikan membentuk kurikulum terkait kesehatan kulit untuk lintas jurusan dan mempertimbangkan untuk anak sekolah sebagai langkah preventif.

In Indonesia, the ultraviolet index is at 8 – 11 and is included in the category of very high hazard risk so that additional protection is needed, it is sunscreen. However, the use of sunscreen is still low. This study aims to determine the relationship between the level of knowledge and attitudes related to sun exposure and the use of sunscreen in college students. The sample of this study were 111 non-health students spread across 9 faculties at the University of Indonesia, with a correlational descriptive research design, a quantitative approach, and a cross-sectional design. This study developed 2 questionnaires from CHACES (Cuestionario sobre hábitos, actitudes y conocimientos sobre exposición solar en adolescencia y edad adulta) and Pramesti. This study used the Chi-Square Test with the result that there was a significant relationship between the level of knowledge and student attitudes (p = 0.001; α = 0.05). Based on the results of the study, the researchers recommended for educational institutions to form a curriculum related to skin health for cross-majors and consider it for school as a preventive measure."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeremy Petrick
"ABSTRAK
Masalah yang sering terjadi pada kulit manusia adalah eritema dan kulit terbakar akibat paparan sinar UV dari matahari. TiO2 (Titania) adalah bahan aktif dalam tabir surya yang sering digunakan karena kemampuannya untuk menyerap sinar UV dalam berbagai panjang gelombang. Namun, titania berpotensi untuk melepaskan ROS (Reactive oxygen species) yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit. Studi terbaru menyiratkan bahwa kitosan mampu mengurangi aktivitas radikal OH dengan mengikat diri pada H2O2 sebagai salah satu kemungkinan rekombinasi dalam aktivitas fotokatalitik TiO2 Selain kemampuannya untuk meredakan iritasi, kitosan juga mampu mensterilkan bakteri karena sifat polycationic. Dalam penelitian ini, titania dan kitosan nano-komposit disintesis dalam 100ml asam asetat 2% dengan menggunakan Metode Impregnasi Basah dengan 0%, 1%, 3%, 5%, 10% kitosan: variasi berat titania. Hasil FTIR menunjukkan bahwa TiO2 muncul di gugus amino di kitosan. UV-Vis DRS menunjukkan bahwa kitosan juga meningkatkan respons cahaya di area yang terlihat, sehingga nanokomposit akan lebih aktif jika terpapar sinar matahari. Setelah karakterisasi, nano-komposit dinilai dengan tiga jenis tes, yaitu uji Aktivitas ROS untuk menunjukkan loading kitosan 10% memberikan penanggulangan ROS terbaik dengan degradasi sebesar 77% metilen biru, uji photoprotector menunjukkan sampel kitosan 3% memiliki nilai SPF terbesar yaitu 21,77 dan uji TPC menunjukkan kitosan dengan loading 3% dapat mendisinfeksi bakteri sampai 99,7%.

ABSTRACT
Problems that often occur on human skin are erythema and skin burning due to exposure of UV light from sun. TiO2(Titania) is an active ingredient in sunscreen that is often used because of its ability to absorb UV rays in wide range wavelength. However, titania has the potential to release ROS (Reactive oxygen species) which can cause irritation to skin. Recent study implies that Chitosan is able to reduce the activity of ·OH radicals by binding itself to H2O2 as one of the possible recombination in TiO2 photocatalytic activity to produce Glucosamine and Chito-oligosaccharides, before releasing ROS. Hence by reducing the photocatalytic activity of TiO2, released ROS can be controlled, which can be safer for skin. Besides its ability to ease irritation, chitosan is also able to disinfect bacteria because of its polycationic nature. In this study, titania and chitosan nano-composites were synthesized in 100ml 2% acetic acid by using Wet Impregnation Method with 0%, 1%, 3%, 5%, 10% chitosan titania weight variation. The composites were characterized with Fourier Transformed Infrared Spectroscopy (FTIR), Scanning Electron Microscopy Energy Dispersive X-Ray (SEM-EDX), and UV-Vis Diffuse Reflectance Spectroscopy (DRS). FTIR results showed that TiO2 exibits in amino clubs in chitosan. DRS results showed that chitosan also enhance the light response in visible area, so the nanocomposite will be more active if exposure in sunrays. After the characterization, the nano-composite were assessed with three types of test, namely ROS Activity test to determine ROS binding effectivity, photoprotector test to determine Sun protection factor (SPF) value, and TPC test in Anti-bacterial purpose."
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Bagus Prakasa
"Penggunaan tabir surya (sunscreen) adalah cara untuk melindungi kulit dari bahaya paparan sinar UV. Saat ini, ada banyak tabir surya berbasis bahan kimia (sintetis organik) di pasaran, seperti ovobenzone, oxybenzone, otisalate yang telah terbukti sebagai bahan kimia beracun bagi kulit. Penelitian terkait penggunaan bahan alami sebagai zat aktif untuk tabir surya terus meningkat, salah satunya adalah mikroalga. Mikroalga Spirulina plantesis adalah cyanobateria yang secara alami menyerap sinar UV dalam selnya, yaitu flavonoid. Flavonoid berpotensi untuk digunakan sebagai bahan tabir surya aktif karena kemampuannya untuk menyerap panjang gelombang maksimum dalam kisaran sinar UV, serta meningkatkan nilai SPF. Dalam penelitian ini, flavonoid divariasikan dalam kisaran 1-10% (w/w) dan perbandingan olive oil : candelilla wax divariasikan, yaitu 10: 1 dan 5: 1 dengan kisaran komposisi wax adalah 35-40% (w/w) untuk mendapatkan stabilitas krim dan nilai SPF yang optimal dari sediaan krim sunscreen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan senyawa flavonoid dalam sampel kering dan basah mikroalga adalah 22,10 mg/g ekstrak dan 10,91 mg/g ekstrak. Komposisi sunscreen terbaik pada penelitian ini adalah sunscreen dengan ekstrak mikroalga 7% (w/w) dan perbandingan antara olive oil : candelilla wax adalah 35: 7, karena formulasi ini memberikan hasil yang baik yang dikategorikan sebagai ultra-SPF (29,57) dan memiliki skor stabilitas yang baik (18,67 dari 20). Oleh karena itu, tabir surya dari ekstrak mikroalga yang mengandung flavonoid aman digunakan, karena total mikroba masih di bawah batas mikroba total pada SNI dan tidak mengiritasi kulit."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Made Kusumawardani
"ABSTRAK
Mahasiswa keperawatan harus memiliki pengetahuan yang baik terkait perawat profesional serta memiliki motivasi yang tinggi untuk dapat menjadi seorang perawat profesional. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif korelasi yang bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan terkait profesi dan motivasi mahasiswa tingkat akhir di FIK UI dan FIK UMJ untuk menjadi perawat profesional. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan rancangan deskriptif koleratif dan pendekatan secara stratified random sampling terhadap 156 mahasiswa keperawatan di FIK UI dan FIK UMJ. Analisis data menggunkan uji Chi-Square yang menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan terkait profesi dengan motivasi mahasiswa tingkat akhir di FIK UI dan FIK UMJ untuk menjadi seorang perawat profesional p value = 1,033 . Mengetahui bahwa memiliki pengetahuan saja tidak cukup untuk dapat memotivasi diri mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat profesional, sehingga perlu dilakukan edukasi serta pendekatan kepada mahasiswa keperawatan agar dapat mengetahui seberapa besar motivasi yang dimiliki mahasiswa keperawatan untuk menjadi perawat profesional.Kata Kunci: pengetahuan, motivasi, perawat profesional

ABSTRACT
Nursing students should have good knowledge about professional nursing and a high motivation to become a professional nursing. The purpose of the research was to indentify correlation between level of knowledge related profession and motivation college senior students at FIK UI and FIK UMJ for become a professional nursing. The study used cross sectional methods with correlative descriptive design and approach with stratified random sampling of 156 nursing students at FIK UI and FIK UMJ. Data analysis using a chi square test showed no significant relationship between level of knowledge related profession and motivation college senior students at FIK UI nd FIK UMJ for become a professional nursing p value 0,631 . Knowing having knowledge alones is not enough to motivate a person want to become a professional nursing, therefore needed educate and approach for nursing students in order to know how big the motivation of nursing students to become professional nurses.Keywords knowledge, motivation, professional nursing"
2017
S65589
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agnesia Dinda Asyla
"Henti jantung merupakan kegawatdaruratan mengancam nyawa yang memerlukan penanganan yang cepat dan tepat. Penanganan yang dilakukan berupa prosedur Bantuan Hidup Dasar. Pengetahuan terkait Bantuan Hidup Dasar sangat penting dimiliki oleh masyarakat, terutama masyarakat awam khusus seperti mahasiswa Rumpun Ilmu Kesehatan yang merupakan calon tenaga kesehatan di masa mendatang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar pada mahasiswa. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 111 responden yang didapatkan melalui teknik stratified purposive sampling. Tingkat pengetahuan dinilai dengan menggunakan kuesioner Tingkat Pengetahuan Bantuan Hidup Dasar sedangkan sikap dinilai dengan menggunakan kuesioner Sikap Terkait Bantuan Hidup Dasar yang dibuat berdasarkan indikator American Heart Association 2020. Hasil analisis menggunakan uji Chi-Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap terkait Bantuan Hidup Dasar dengan nilai p value = 0,005 (p value < 0,05). Dalam meningkatkan sikap positif yang dimiliki, mahasiswa dapat terlebih dahulu meningkatkan pengetahuan yang dimilikinya sehingga dapat yakin dan percaya diri ketika menemukan kasus atau korban yang membutuhkan pertolongan dan dapat melakukan tindakan secara cepat dan tepat. 

Cardiac arrest is a life-threatening emergency that requires prompt and appropriate treatment. Handling is carried out in the form of Basic Life Support procedures. Knowledge related to Basic Life Support is very important for the community, especially the general public, such as students of the Health Sciences Cluster who are future health worker candidates. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge and attitudes related to Basic Life Support among college students. The research design used was cross-sectional, involving 111 respondents obtained through stratified purposive sampling techniques. The level of knowledge was assessed using the Basic Life Support Knowledge Level questionnaire, while attitudes were assessed using the Attitudes Related to Basic Life Support questionnaire, which was made based on the American Heart Association 2020 indicators. The results of the analysis using the Chi-Square test showed that there was a significant relationship between the level of knowledge and related attitudes about basic life support, with a p value of 0.005 (p value < 0.05). In improving their positive attitude, students can first increase their knowledge so that they can be confident when they find cases or victims who need help and can take action quickly and precisely."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vera Tantia Kinanti
"Kusta merupakan penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya stigma. Pengetahuan yang cukup dan sikap yang positif dibutuhkan agar perawat dapat melakukan deteksi dini dan mengurangi stigma. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan sikap mahasiswa keperawatan terkait penyakit kusta. Penelitian ini menggunakan design studi cross sectional dengan sampel  mahasiswa S1 Reguler FIK UI melalui teknik stratified random sampling. Pengumpulan data dilakukan secara online menggunakan kuesioner Knowledge and Attitude Toward Leprosy.
Hasil penelitian didapat mayoritas mahasiswa menganut agama Islam dan berasal dari suku Jawa. Sebanyak 78,6% responden berpengetahuan baik dan 18,1% responden memiliki sikap positif. Uji korelasi spearman menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap mahasiswa keperawatan (p value=0,001; r=0,213). Hasil penelitian ini dapat menjadi sebuah tolak ukur mengenai tingkat pengetahuan dan sikap mahasiswa keperawatan terkait penyakit kusta.

Leprosy is a disease that can cause stigma. Sufficient knowledge and positive attitudes are needed so nurse can early detect the disease and reduce the stigma of leprosy in community. This study was conducted to identify the relationship of knowledge and attitude of nursing student about leprosy. A cross sectional study used with undergraduate student Faculty of Nursing, Universitas Indonesia batch 2016-2019 through stratified random sampling. The data were collected using Knowledge and Attitude Toward Leprosy questionnaire.
The result showed that majority of the students is moslem and came from Javanese ethnic. Result of this study found 78,6% students had good knowledge and 18,1% students had positive attitude. Spearman correlation test found there significant relationship between level of knowledge and attitudes of nursing students (p
value=0,001; r=0,213). The result of this study can be used as a measure the knowledge and attitude of nursing students related to leprosy."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pambudi Andhira Pratama
"Latar Belakang: Penggunaan E-cigarette (rokok elektrik) semakin meningkat di kalangan mahasiswa, meskipun informasi tentang bahayanya telah tersebar luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi pengetahuan, sikap, dan kepercayaan terhadap E-cigarette pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI). Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan, sikap dan keyakinan mahasiswa FKG UI tentang E-cigarette. Metode: Penelitian menggunakan desain potong lintang (cross-sectional), dengan pengambilan sample secara purposive berjumlah 119 responden adalah Mahasiswa preklinik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia. Pengiriman kuesioner dilakukan secara daring melalui Whatsapp dan Line. Pada awal kuesioner, ditanyakan pertanyaan awal mengenai karakteristik responden. Selanjutnya, responden diberikan 7 pertanyaan mengenai pengetahuan responden terkait E-cigarette, 4 pertanyaan mengenai kepercayaan responden terkait E-cigarette, 6 pertanyaan mengenai sikap responden terkait E-cigarette, dan 3 pertanyaan mengenai tindakan/practice responden yang merokok terkait dengan E-cigarette. Seluruh data yang terkumpul dianalisis bivariat dengan menggunakan tes Mann-whitney. Hasil: Dari 119 responden yang diteliti terdapat mahasiswa yang aktif menggunakan rokok dan e-cigarette berjumlah 17 mahasiswa, hasil tingkat rerata pengetahuan (4.97 p < 0.001) dan rerata sikap (8.28 p=0.003) mahasiswa kedokteran gigi yang tidak merokok lebih tinggi dibandingkan dengan rerata pengetahuan (3.24 p < 0.001) dan rerata sikap (6.88 p= 0.003) mahasiswa yang merupakan perokok aktif, sedangkan untuk tingkat rerata kepercayaan (5.71 p < 0.001) mahasiswa yang tidak merokok bernilai hampir sama dengan mahasiswa yang merupakan perokok aktif (5.76 p < 0.001). Kesimpulan: Mahasiswa FKG UI yang tidak merokok memiliki tingkat pengetahuan, sikap, dan kepercayaan yang lebih tinggi dibandingkan dengan mahasiswa FKG UI yang menggunakan rokok tembakau dan E-cigarette.

Background: The use of E-cigarettes is increasing among university students, despite widespread information about its dangers. This study aims to explore the knowledge, attitudes, and beliefs regarding E-cigarettes among students at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia (FKG UI). Objective: To determine the levels of knowledge, attitudes, and beliefs of FKG UI students regarding E-cigarettes. Methods: This research utilized a cross-sectional design, with purposive sampling of 119 respondents who are preclinical students at the Faculty of Dentistry, Universitas Indonesia. The questionnaire was distributed online through Whatsapp and Line. At the beginning of the questionnaire, initial questions about the characteristics of the respondents were asked. Subsequently, respondents were given 7 questions about their knowledge of E-cigarettes, 4 questions about their beliefs related to E-cigarettes, 6 questions about their attitudes toward E-cigarettes, and 3 questions about the actions/practices of respondents who smoke related to E-cigarettes. All collected data were analyzed bivariately using the Mann-Whitney test. Results: Out of 119 respondents, there were 17 active users of both tobacco and E-cigarettes. The average knowledge level (4.97 p < 0.001) and average attitude (8.28 p=0.003) of non-smoking dental students were higher than the average knowledge level (3.24 p < 0.001) and average attitude (6.88 p= 0.003) of students who were active smokers. However, for the average belief level (5.71 p < 0.001), non-smoking students scored almost the same as active smoking students (5.76 p < 0.001). Conclusion: Non-smoking students at FKG UI have higher levels of knowledge, attitudes, and beliefs compared to FKG UI students who use both tobacco and E-cigarettes."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadhira Milha Addiba
"Di jenjang pendidikan perguruan tinggi, kemampuan membaca dalam bahasa Inggris dianggap sebagai kemampuan penting dalam belajar. Bagi mahasiswa English as a Foreign Language (EFL), diperlukan suatu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca dalam bahasa Inggris. Salah satu diantaranya adalah dengan menggunakan strategi metakognitif dalam membaca. Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat hubungan antara motivasi dan sikap membaca bacaan berbahasa Inggris dengan penggunaan strategi metakognitif. Partisipan penelitian terdiri atas 215 orang mahasiswa aktif semester tiga yang dalam kesehariannya tidak menggunakan bahasa Inggris. Penelitian bersifat kuantitatif dan alat ukur yang digunakan meliputi Metacognitive Reading Strategies Questionnaire (MRSQ), Motivation for Reading Questionnaire (MRQ), serta Reading Attitudes (RA). Hasil perhitungan regresi linear berganda menunjukkan bahwa terdapat 11.4% varians strategi metakognitif dalam membaca yang dapat dijelaskan oleh motivasi dan sikap membaca dan hanya variabel motivasi membaca yang secara signifikan berhubungan dengan penggunaan strategi metakognitif dalam membaca. Disarankan bagi tenaga pengajar untuk memperhatikan pentingnya peranan motivasi membaca pada mahasiswa dan untuk memfasilitasi adaptasi terhadap kegiatan membaca dalam bahasa Inggris yang dilakukan oleh mahasiswa.

At a higher education level, students’ ability to read in English is considered an important skill in learning. For English as a Foreign Language (EFL) students, a way is needed to improve their English reading skills. One of the ways is to use metacognitive reading strategies. This study aims to see whether there is a relationship between english reading motivation and attitude with the use of metacognitive reading strategies in English reading. Research participants consisted of 215 active third semester students who do not use English in their daily life. This research is quantitative and the measuring tools used include the Metacognitive Reading Strategies Questionnaire (MRSQ), Motivation for Reading Questionnaire (MRQ), and Reading Attitudes (RA). The results of multiple linear regression calculations show that there is 11.4% variance of metacognitive strategies in reading which can be explained by motivation and reading attitudes and only reading motivation is significantly related to the use of metacognitive reading strategies. It is recommended for teachers to pay attention to the important role of reading motivation in students and to facilitate the adaptation to English reading activities carried out by students."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yohana Andini
"ABSTRAK
Mahasiswa keperawatan memiliki tanggung jawab dalam memberikan asuhan keperawatan dengan berlandaskan kode etik keperawatan. Kode etik keperawatan berfungsi sebagai pedoman dalam memberikan asuhan keperawatan yang kompeten, etis, dan dapat dinilai. Namun masih terdapat banyak fenomena mahasiswa keperawatan melalaikan peran serta tanggung jawab profesinya dengan bersikap tidak etis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik responden dan hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kode etik dengan sikap etis sebagai perawat pada mahasiswa FIK UI. Penelitian menggunakan metode cross-sectional dengan rancangan deskriptif korelatif dan pendekatan secara stratified random sampling terhadap 147 mahasiswa keperawatan FIK UI. Analisis data menggunakan uji chi-square menunjukkan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan kode etik dengan sikap etis responden (p value=0,731). Mengetahui bahwa pendidikan secara formal saja tidak cukup untuk membentuk sikap etis sebagai perawat maka perlu ditindaklanjuti lebih serius khususnya bagi institusi pendidikan keperawatan dengan mengintegrasikan program pengembangan sikap etis terhadap seluruh kurikulum mata ajar.

ABSTRACT
Nursing students have a responsibility to provide nursing care based on the ethic code of nursing. The ethical code of nursing is used as a guideline to provide the competent, ethical, and valuable nursing care. Nonetheless, nursing students face unique challenges in applying ethical care for their patient.The purpose of this study was to determine the characteristics of respondents and the relationship between level of knowledge about the ethical code of nursing with the nursing ethical attitude of students at FIK UI. The study used cross-sectional methods with correlative descriptive design, and stratified random sampling of 147 nursing students at FIK UI. Data analysis using a chi-square test showed no significant relationship between level of knowledge about the ethical code of nursing with the nursing ethical attitude of the respondents (p value = 0.731). Knowing that formal education is not enough to establish the ethical attitudes of nurses, this study recommended the integration for the ethical attitude development program entire the course curriculum for nursing institutions."
2016
S62793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muthia Rahmanuri Pudjihapsari
"Merokok merupakan salah satu mekanisme koping yang dilakukan mahasiswa untuk mengurangi stresor. Walaupun mahasiswa sebagai individu dengan pendidikan tinggi yang dapat diasumsikan memiliki pengetahuan baik terkait penyakit akibat merokok seperti kanker paru dan PPOK, masih ditemukan mahasiswa yang menjadi perokok aktif. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker paru dan PPOK dengan sikap terhadap rokok pada mahasiswa perokok aktif. Penelitian ini merupakan studi deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah 129 mahasiswa perokok aktif tingkat sarjana di Universitas Indonesia. Pengetahuan kanker paru diukur menggunakan instrumen Lung Cancer Awareness Measure (Lung CAM), pengetahuan PPOK diukur menggunakan Bristol COPD Knowledge Questionnaire (BCKQ), dan instrumen Global Youth Tobacco Survey (GYTS) digunakan untuk mengukur sikap terhadap rokok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 40,3% responden berpengetahuan baik tentang kanker paru. 49,6% responden berpengetahuan baik tentang PPOK, dan 42,6% responden memiliki sikap negatif terhadap rokok. Tidak ada hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan tentang kanker paru dengan sikap terhadap rokok (p=0,093; α=0,05). Begitu juga antara tingkat pengetahuan tentang PPOK dengan sikap terhadap rokok (p=0,222; α=0,05). Penelitian lebih lanjut disarankan untuk melihat faktor lain selain pengetahuan yang dapat memengaruhi sikap terhadap rokok.

Smoking is one of the coping mechanisms that students use to reduce stressors. Even though students as individuals with higher education can be assumed to have a good knowledge regarding smoking-related diseases such as lung cancer and COPD, there are still students who are active smokers. The purpose of this study was to identify the relationship between the level of knowledge about lung cancer and COPD with attitudes towards smoking among active smoking students. This research is a descriptive correlation study with a cross-sectional approach. The sample of this study was 129 undergraduate students of active smokers at the University of Indonesia. Lung cancer knowledge was measured using the Lung Cancer Awareness Measure (Lung CAM) instrument, COPD knowledge was measured using the Bristol COPD Knowledge Questionnaire (BCKQ), and the Global Youth Tobacco Survey (GYTS) instrument was used to measure attitudes towards smoking. The results showed that 40.3% of respondents had good knowledge about lung cancer. 49.6% of respondents have good knowledge about COPD, and 42.6% of respondents have negative attitudes towards smoking. There was no significant relationship between the level of knowledge about lung cancer and attitudes towards smoking (p = 0.093; α = 0.05). Likewise, the level of knowledge about COPD with attitudes towards smoking (p = 0.222; α = 0.05). Further research is suggested to look at other factors besides the knowledge that can influence attitudes towards smoking.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>