Ditemukan 158506 dokumen yang sesuai dengan query
Hasri Rina Walastri
"Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada anak dengan atresia ani pre dan postoperasi tutup kolostomi, dengan penerapan perencanaan pulang berupa edukasi kesehatan untuk menurunkan kecemasan pada orang tua. Atresia Ani merupakan kelainan bawaan (kongenital), dimana tidak adanya lubang anus. Tindakan penutupan kolostomi merupakan tindakan operasi ketiga yang dilakukan setelah pembuatan kolostomi dan PSARP (Posterior Sagital Anorektoplasti). Tindakan operasi penutupan kolostomi menimbulkan kecemasan pada orang tua akibat kurangnya pengetahuan orang tua dalam melakukan perawatan setelah operasi. Hasil dari penerapan perencanaan pulang melalui edukasi kesehatan yang dilakukan pada orang tua terbukti dapat menurunkan kecemasan. Penulis menyarankan perlunya penerapan perencanaan pulang dengan edukasi kesehatan serta perlu dilakukannya pengawasan terhadap pelaksanaan perencanaan pulang dari institusi pelayanan.
This paper aims to explain preoperative and postoperative nursing care in children patient with atresia ani who went undergo closed colostomy. The intervention is education as perencanaan pulang to patient’s parents in hope to decrease their anxiety. Atrecia ani is a congenital problem which there is no butt hole or anus. Closed colostomy is the third step, after open colostomy and PSARP (Posterior Sagital Anorectoplasty). Closed colostomy procedure is known to stimulate anxiety patient’s parents due to insufficient knowlegde of postoperative care. Discharge planning is done and proved to decrease anxiety. Therefore, health education as discharge planning is very important to do. In addition, the surveillance of discharge planning is as important as the education itself to make sure nursing care is given therapeutically."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Widya Handari
"
ABSTRAKHospitalisasi anak dengan atresia ani memberikan dampak kecemasan orangtua. Faktor yang berkontribusi pada kecemasan orangtua diantaranya ketidakadekuatan informasi terkait persiapan operasi maupun perawatan post-operasi. Kecemasan orangtua berdampak terhadap cara merawat anak dan pencapaian status kesehatan anak sehingga perlu ditangani. Karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program edukasi dalam menurunkan kecemasan orangtua dengan anak atresia ani post PSARP. Hasil dari implementasi edukasi selama program perencanaan pulang terbukti efektif dalam menurunkan kecemasan orangtua. Faktor lain yang diketahui berpengaruh terhadap kecemasan orangtua mencakup keparahan masalah anak dan kurangnya dukungan sosial. Penulis menyarankan diperlukan program edukasi melalui media tertulis/bergambar serta dukungan sosial dari grup orangtua dengan anak atresia ani guna meningkatkan efektivitas manajemen kecemasan.Kata kunci: Informasi, kecemasan, perencanaan pulang
ABSTRACT Hospitalization on imperforate anal child effects on parent anxiety. Factors such as inadequate information about surgical preparation and post surgical care give contribution on parent anxiety. Parent anxiety effects how to care their child and health status of their child so need immediately handled. The purpose of this final scientific work is to evaluate the effect of education program for decreasing anxiety of parent with imperforate anal child. The result of education implementation on parent had significantly decreased parent anxiety. The other factors effect on parent anxiety are severity problem on child and lack of social support. The researcher suggests that education program through written picture media and social support form parents group are needed for increasing the effectivity of anxiety management.Key words information, anxiety, discharge planning "
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dian Anggraeni Putri
"Leukemia merupakan kanker tersering yang ditemukan pada anak. Penatalaksanaan yang dilakukan pada anak dengan leukemia adalah kemoterapi. Agen kemoterapi tidak hanya membantu menghentikan atau memperlambat sel kanker, namun juga memberikan efek samping berupa mual muntah dan mukositis oral. Tujuan karya ilmiah ini untuk menganalisis implementasi asuhan keperawatan terkait manajemen mual muntah dan pencegahan mukositis pada anak dengan leukemia yang menjalani kemoterapi. Implementasi yang dilakukan berupa pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut untuk mencegah mukositis. Hasil evaluasi asuhan keperawatan yang didapatkan adalah terjadi penurunan mual muntah dan tidak terjadi mukositis pada anak. Hasil ini merekomendasikan perawat untuk meningkatkan pemberian edukasi manajemen mual muntah dan perawatan mulut pada anak leukemia yang mendapatkan agen kemoterapi dengan efek samping mual, muntah, dan mukositis.
Leukemia is the most common cancer found in children. Management performed on children with leukemia is chemotherapy. Agents of chemotherapy not only stop or inhibit cancer cells, but also provide side effects such as nausea, vomiting, and oral mucositis. The purpose of this paper is to analyze the implementation of nursing care about management of nausea-vomiting and prevention of mucositis in children with leukemia who are undergoing chemotherapy. Implementation in the form of health education about management nausea-vomiting and oral care to prevent mucositis. The results of evaluation of this nursing care is decrease in nausea-vomiting and mucositis does not occur in children. This result recommends that nurse should to improve the health education about management nausea-vomiting and oral care in children with leukemia who receive chemotherapy agents that have side effects of nausea, vomiting, and mucositis."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Aam Citrida Pramita
"
ABSTRAKTuberculosis Paru banyak diderita masyarakat perkotaan. Perawatan dan pengobatannya membutuhkan waktu cukup lama. Salah satu penanganan dari Tuberculosis Paru ialah Pendidikan Kesehatan terhadap klien dan keluarga sebagai pengawas minum obat terkait TB Paru dan OAT.
Penulisan karya ilmiah akhir ini bertujuan untuk menganalisis intervensi keperawatan yaitu Pendidikan Kesehatan terhadap klien dan keluarga sebagai pengawas minum obat. Pendidikan kesehatan diberikan di Instalasi Penyakit Dalam Gedung A Lantai 7 Zona A RSUPN. Cipto Mangunkusumo.
Hasil dari intervensi yang dilakukan yaitu bertambahnya pemahaman klien tentang TB Paru. Hal ini terlihat dari kemampuan klien menyebutkan pengertian TB Paru, 3 tanda dan Gejala TB Paru, serta 2 akibat tidak teratur minum obat. Evaluasi dari intervensi yang dilakukan merekomendasikan agar perawat melakukan beberapa modifikasi di ruang isolasi khusus Tuberculosis. Diantara modifikasi yang dapat dilakukan adalah memasang poster yang berisikan pengetahuan tentang Tuberculosis dan pengobatan teratur, meningkatkan frekuensi intervensi pendidikan kesehatan terkait Tuberculosis serta penambahan jumlah staf sebagai pengawas menelan obat di rumah sakit.
ABSTRACTPulmonaryTubeculosis affected many urban communities. Caring and treatment were taken a long time. One of way to handle of Pulmonary Tuberculosis was Health Education towards the client and the family as a supervisor to take medication related pulmonary TB and anti-tuberculosis drugs.This research aimed to analyze the nursing interventions toward health education to the client and families as a supervisor to take medication. A health education has been given at Medical Ward Building A 7th Floor Zone A RSUPN. Cipto Mangunkusumo Jakarta Pusat. The result of interventions that increase client understanding of pulmonary TB. This could be seen from the client's ability to mention the meaning of pulmonary TB, 3 signs and symptoms of pulmonary TB, and 2 due to irregular taking medication. Evaluation of interventions recommended that nurses perform some modifications in isolation room for Tuberculosis. Among the modifications to do is put up a poster that contains knowledge of Tuberculosis and regular treatment, increasing the frequency of health education interventions related to tuberculosis and increasing the number of staff as a supervisor for taking medication in hospital."
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Barnis Lady Mentari Alamdani
"Atresia ani merupakan malformasi kongenital pada anorektum. Klien dengan atresia ani biasanya dilakukan kolostomi. Kolostomi seringkali mengalami iritasi pada kulit peristomal. Penulisan Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan pada klien dengan atresia ani dengan kolostomi yang memiliki kondisi iritasi pada kulit peristomal. Salah satu intervensi untuk menghindari komplikasi lebih lanjut yaitu dengan perawatan stoma. Perawatan stoma dilakukan dengan cara menilai iritasi kulit dengan ostomy skin tools, melakukan intervensi, dan pemantauan kondisi kulit. Setelah dilakukan perawatan stoma selama 3 hari ditemukan hasil berkurangnya kemerahan pada kulit dan hilangnya iritasi dari tiga lokasi menjadi hanya satu lokasi iritasi. Hasil karya ilmiah ini merekomendasikan pihak rumah sakit untuk mengembangkan asuhan keperawatan khususnya pada klien dengan kerusakan integritas kulit untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
Atresia ani was a congenital malformation in anorectum. Clients with atresia ani usually had colostomy procedure. Colostomy often experienced for peristomal skin irritation. The purpose of this study was provided an overview of nursing care to clients with atresia ani who had peristomal skin irritation. One intervention to avoid further complications was by stoma care. Stoma care was done by assessing skin irritation with ostomy skin tools, interventions, and monitoring the condition of the skin. After stoma care for 3 days found resulted in redness less and reduce irritation location from three locations into one location. From the result of this study recommend the hospital need to develop a nursing care on clients with skin integrity damage to improve the quality of service."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2016
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Abdul Roup
"Fraktur cruris adalah terputusnya kontinuitas pada tulang tibia dan fibula. Pada penderita fraktur, nyeri merupakan salah satu masalah keperawatan yang sering ditemukan. Nyeri adalah mekanisme perlindungan bagi tubuh dalam sebagai kontrol atau alarm terhadap bahaya. Nyeri pada fraktur bersifat akut dan dapat diprediksi akan tetapi membuat pasien tidak nyaman dan mengganggu aktivitas lain. Karya ilmiah ini memaparkan dan menganalisis asuhan keperawatan post operatif dengan penanganan nyeri menggunakan manajemen nonfarmakologi dengan teknik relaksasi napas dalam.
Hasil analisis menunjukkan bahwa manajemen nyeri menggunakan relaksasi napas dalam cukup efektif membantu mengatasi keluhan nyeri post operasi fratur tibia fibula disamping penggunaan terapi farmakologi. Perawat agar menerapkan manajemen nyeri non farmakologi yang salah satunya dengan relaksasi napas dalam secara optimal dalam membantu mengatasi keluhan nyeri klien sehingga kebutuhan nyaman klien terpenuhi.
Cruris fracture is the discontinuity of the tibia and fibula bones. In patients with fractures, pain is one of the nursing problems that are often found in clinical practice. Pain is a protective mechanism for the body as a control or alarm of danger. Pain in the fracture is acute and can be predicted but will make the patient uncomfortable and interfere with other activities. This scientific work presented and analyzed postoperative nursing care with pain management using nonpharmacologic management with deep breathing technique. The results of the analysis showed that pain management using deep breath relaxation effectively reduced postoperative pain in patients with tibial fractures in addition to pharmacological treatment. Nurses are encouraged to apply nonpharmacological pain management, one of them by using deep breath relaxation in order to optimize in controlling the patient 39 s pain complaints so that the comfortable needs are fulfilled."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Dwi Agus Setiawan
"Masalah perkotaan yang terjadi akibat kecelakaan lalu lintas adalah fraktur dan degloving injury. Fraktur merupakan rusaknya kontinuitas tulang yang disebabkan oleh trauma secara langsung yang mengakibatkan masalah sistem muskuloskeletal. Masalah muskuloskeletal yang terjadi adalah penurunan kekuatan otot dan kekakuan sendi akibat gangguan mobilitas fisik pada pasien fraktur iliaka. Latihan pergerakan otot dan sendi yang dapat dilakukan secara pasif di ekstremitas bawah ialah ankle exercise. Ankle exercise merupakan salah satu bentuk latihan pergerakan otot dan sendi yang berfokus pada sendi pergelangan kaki. Ankle exercise dapat mempertahankan kekuatan otot betis dan fleksibilitas sendi, serta meningkatkan sirkulasi darah pergelangan kaki bila dilakukan dengan teratur dan adanya peningkatan langkah ankle exercise. Hasil intervensi ankle exercise pada pasien fraktur iliaka kanan dan degloving injury menunjukkan adanya peningkatan langkah dan durasi latihan, serta pengontrolan nyeri saat latihan ankle exercise. Hasil ini menunjukkan bahwa ankle exercise dapat mempertahankan kekuatan otot dan fleksibilitas sendi serta meningkatkan sirkulasi darah pada kaki kanan pasien fraktur iliaka kanan dan degloving injury. Perawat perlu memberikan pengawasan dan memberikan jadwal ankle exercise untuk meningkatkan kepatuhan dan kemampuan pasien mengevaluasi kondisinya.
Problems of urban community caused by traffic accident is fracture and degloving injury. Fracture is a bone damage continuity caused by trauma himself who caused problem in musculoskeletal system. Musculoskeletal problems that occur is decrease of strength of muscles and stiffness of joints due to impaired physical mobility in patient with right iliac fracture and degloving injury. The exercise to movement of muscles and joints could be passive at lower extremity is ankle exercise. Ankle exercise is one of kind exercise of movement of muscles and joints that focuse on ankle joint. Ankle exercise can maintain of muscles power and flexibility of ankle joint and increase bloods circulations if regular performed and increase in steps of ankle exercise. The result of intervention ankle exercise on patient with right iliac fracture and degloving injury show an increase of steps and durations of exercise, and controlling of pain during ankle exercise. The result show that ankle exercise can maintain of muscles power and flexibility of ankle joint and increase bloods circulations on right knee patient with right iliac fracture and degloving injury. Nurse need to improve controling and make ankle exercise schedule for improve compliance and ability of patient to evaluate their condition."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Bareh Catur Astuti
"Gizi buruk masih menjadi masalah kesehatan utama dunia dan masih menjadi prioritas Suistanable Development Goals SDGs yang berada pada goals kedua yaitu zero hunger pada tahun 2030 untuk mengakhiri segala bentuk malnutrisi. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbaikan status nutrisi pada anak yang mengalami gizi buruk yang disertai penyakit infeksi fistel enterokutan. Penatalaksaan fistel enterokutan mayoritas dilakukan secara konservatif dengan memperbaiki status gizi klien. Sehingga dilakukan intervensi keperawatan dengan fokus evaluasi perbaikan status nutrisi melalui monitoring berat badan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan keperawatan. Hasil penerapan pemantauan status nutrisi ini didapatkan gambaran secara grafik adanya peningkatan berat badan dan perbaikan status nutrisi. Hasil penerapan aplikasi ini diharapkan adanya pertimbangan dari institusi pelayanan kesehatan untuk mengaplikasikan pemantauan berat badan sebagai bagian dari dokumentasi asuhan keperawatan.
Malnutrition is the world 39 s major health problem and it is a priority of Suistanable Development Goals SDGs, which is in the second goal of zero hunger in 2030 to end all forms of malnutrition. This scientific paper aims to determine the improvement of nutritional status in children with malnutrition accompanied by infectious disease Enterocutanous Fistula ECFs. The majority of enterocutaneous fistula management is conservative therapy by improving the nutritional status of the client. Nursing intervention is done with focus evaluation to improve nutritional status through weight monitoring to know how successful nursing care. The results of monitoring nutritional status is obtained graphically, illustrated the increase of body weight and improvement nutritional status. The results of implementation is expected the consideration of health care institutions to apply weight monitoring as part of nursing care documentation."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Imelda
"Anak merupakan generasi penerus bangsa. Perkembangan anak dapat mencapai 80% pada usia 3 tahun apabila dilakukan stimulasi perkembangan dengan teratur. Ibu merupakan orang paling tepat melakukan stimulasi perkembangan anak. Oleh karena itu pengetahuan ibu perlu ditingkatkan melalui pendidikan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler. Penelitian ini menggunakan desain quasi experimental, dengan pretest-posttest non-equivalent control group design yang bertujuan mengetahui perbedaan pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler yang diberikan dan tidak diberikan intervensi pendidikan kesehatan dengan menggunakan kelompok kontrol. Populasi penelitian ini adalah para ibu yang mempunyai anak toddler yang sedang dirawat di ruang perawatan di Rumah Sakit Umum Zainoel Abidin Banda Aceh. Jumlah sampel 34 orang, 17 orang kelompok intervensi dan 17 orang kelompok kontrol. Pengambilan sampel dilakukan dengan concecutive sampling. Analisis efektifitas pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap ibu dalam stimulasi perkembangan anak toddler menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan pengetahuan (p=l,000) dan sikap (p=0,732) ibu sebelum intervensi dan ada perbedaan pengetahuan (p=0,002) dan sikap (p=0,039) ibu setelah intervensi pada kelompok intervensi dan kontrol. Ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah intervensi pada kelompok intervensi (p=0,002) dan tidak ada perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah periode intervensi pada kelompok kontrol (p=l,000). Tidak ada pengaruh karakteristik ibu pada pengetahuan dan sikap ibu pada kelompok intervensi. Pemberian pendidikan kesehatan yang teratur diharapkan ibu dapat berpengetahuan baik dan bersikap positif dalam stimulasi perkembangan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu cara pendekatan terbaik yang dapat diterapkan di masyarakat untuk lebih meningkatkan pengetahuan dan sikapnya terhadap program stimulasi perkembangan anak dengan melibatkan berbagai unsur termasuk keluarga. Perawat anak dapat memberikan pendidikan kesehatan dengan tepat, maka perlu bekeijasama dengan berbagai kalangan yang ada di daerah setempat.
Children are the prospect generation of nation. The development of child could come to 80% at the age of 3 if development stimulation is done regulariy. A mother is the best to carry out the child stimulation development. For this reason, the mother’s knowledge needs upgrading through health education. This research was aimed to explore the effectiveness of health education on mother,s knowledge and attitude toward children stimulation development in toddler. The research was quasi experimental design, with pretest-posttest non-equivalent control group design that aimed to explore the difference in mother’s knowledge and attitude toward children stimulation development between control and experimental group. The participants in the intervention group were given health education wheareas the control group were’nt given the health education. The population of this research were mothers in Zainoel Abidin general hospital Banda Aceh whose had sick toddler in hospital. The samples were 34 devided into 2 group, with 17 participants respectively. Data were analized by chi-square test. The result showed that there was no significant difference in mother knowledge (p=1,000) and attitude (p=0,732) toward children stimulation development before intervention and there was significant difference in mother knowledge (p=0,002) and attitude (p-0,039) after intervention in both of groups. There was significant difference in mother knowledge and attitude before and after intervention in intervention group (0,002). There was no significant difference in mother knowledge and attitude before and after time of intervention in control group (p=l,000). There was no influence of characteristic of mother in knowledge and attitude. By regular heath education, it is hoped that the mother will have positive attitude and good knowledge toward children stimulation development in toddler. Health education is one of best approach that can be applied in community in order to improve knowledge and attitude in children stimulation development program by involving various sectors. Pediatric nurse can give the proper health education can collaborate with many sectors including local government."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
T26565
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Melius Mau Loko
"Fraktur intertrochanter femur merupakan fraktur yang terjadi di antara trochanter mayor dan minor sepanjang linea intertrochanter di luar kapsul sendi. Hambatan mobilitas fisik merupakan salah satu masalah yang ditemukan pada klien dengan Fraktur intertrochanter femur. Intervensi latihan rentang pergerakan sendi dapat dilakukan untuk mengatasi hambatan mobilitas fisik dengan tujuan untuk mengurangi keterbatsan rentang gerak sendi, disabilitas, dan kontraktur. Karya ilmiah ini bertujuan untuk memberikan gambaran asuhan keperawatan melalui pendekatan keperawatan kesehatan masyarakat perkotaan pada klien Fraktur intertrochanter femur dengan hambatan mobilitas fisik. Intervensi ini diterapkan pada klien selama 11 hari sebelum operasi dan 4 hari setelah operasi. Klien diberikan edukasi untuk melakukan latihan dua kali sehari dan disesuaikan dengan toleransi klien. Tindakan latihan rentang pergerakan sendi dilakukan selama 10 sampai 15 menit dengan posisi semi fowler atau supinasi. Hasil evaluasi didapatkan adanya peningkatan rentang gerak sendi pada hari pertama dan kedua post operasi ORIF sampai sudut elevasi kaki kiri mencapai 60 derajat area sendi hip. Intervensi Latihan rentang pergerakan sendi sangat direkomendasikan untuk diterapkan di area pelayanan keperawatan khususnya di ruang bedah sebagai tindakan mandiri yang dapat dilaksanakan perawat.
Fracture intertrochanter femur is a fracture that occurs between the trochanter major and minor along the line intertrochanterica outside the joint capsule. Impaired physical mobility is one of the typical problems found in clients with femoral intertrochanter fractures. Intervention range of joint movement exercises can be performed to overcome the physical mobility barriers in patients with the aim of reducing the range of motion of joints such as disability and contractures. This scientific work aims to provide an image of nursing care through the approach of Urban Health Nursing Problems on clients Fracture intertrochanter femur with physical mobility barriers. This intervention is applied to the client for 11 days before surgery and 4 days after surgery. Client is given education to do the exercises twice a day and adjusted to client tolerance. The range of joint movement movements is performed for 10 to 15 minutes in a semi-fowler or supine position. The results showed an increase in range of motion of the joints on the first day and second post of ORIF surgery until the left foot elevation angle reaches 60 degrees of the hip joint area. Intervention The range of joint movement exercises is highly recommended to be applied in the nursing service area, especially in the operating room as an independent action that the nurse can perform."
2018
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library