Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 150610 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Annisa
"Dalam upaya meminimalisir penyebaran virus COVID-19, pemerintah di berbagai negara memberlakukan berbagai kebijakan untuk membatasi mobilitas masyarakat yang berdampak pada berbagai aspek, salah satunya aspek psikologis. Banyak orang yang merasa kesepian, gelisah, dan tertekan karena situasi sulit dan tidak pasti akibat pandemi COVID-19 sehingga mengakibatkan terganggunya kesejahteraan mental dan meningkatnya tingkat stres masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan tingkat stres masyarakat selama pandemi COVID- 19. Data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data survei terkait dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkan akibat kondisi pandemi COVID-19 pada masyarakat dari berbagai negara di dunia yang diperoleh dari survei global COVIDiSTRESS. Survei ini diselenggarakan mulai dari 30 Maret hingga 30 Mei 2020 dengan total responden sebanyak 173.426 responden dari 179 negara yang berbeda. Data yang digunakan memiliki permasalahan missing value yang ditangani secara khusus dengan menggunakan metode imputasi Predictive Mean Matching (PMM). Setelah seluruh missing value pada data berhasil ditangani, dilakukan analisis faktor- faktor yang menjelaskan tingkat stres selama pandemi COVID-19 menggunakan metode Partial Least Square (PLS). Dari penelitian ini, diperoleh bahwa metode imputasi PMM memiliki performa yang baik dalam menangani permasalahan missing value pada data survei global COVIDiSTRESS yang selanjutnya dianalisis dengan model PLS. Selain itu, berdasarkan hasil nilai signifikansi path coefficient dari model diperoleh bahwa seluruh variabel prediktor yang terlibat dalam penelitian ini merupakan faktor yang signifikan dalam menjelaskan tingkat stres masyarakat dari berbagai negara di dunia selama menghadapi pandemi COVID-19. Melalui nilai path coefficient dari model, arah hubungan yang terbentuk antara tingkat stres masyarakat selama pandemi COVID-19 dengan faktor-faktor yang dapat menjelaskannya juga teridentifikasi pada penelitian ini.

In an effort to minimize the spread of COVID-19 virus, governments in various countries have implemented various policies to restrict public mobility which has had an impact on various aspects, including psychological well-being. Many people feel lonely, anxious, and depressed because of the difficult and uncertain situation due to the COVID-19 pandemic, which has disrupted mental well-being and increased stress levels in society. This study aims to identify factors that can explain the level of stress in society during the COVID-19 pandemic. The data used in this study is survey data related to the psychological and social impacts caused by the COVID-19 pandemic conditions on people from various countries in the world obtained from the COVIDiSTRESS global survey. This survey was conducted from 30 March to 30 May 2020 with a total of 173.426 respondents from 179 different countries. The data used has a missing value problem which is handled specifically by using the Predictive Mean Matching (PMM) imputation method. After all the missing values in the data have been successfully handled, analysis of factors that explain the stress level during the COVID- 19 pandemic is carried out using the Partial Least Square (PLS) method. From this study, it was found that the PMM imputation method had good performance in dealing with missing value problem in the COVIDiSTRESS global survey data which was then analyzed using the PLS model. Furthermore, based on the significance values of the path coefficients obtained from the model, it was found that all predictor variables involved in this study were significant factors in explaining the level of stress in society from various countries worldwide during the COVID-19 pandemic. Through the path coefficients of the model, the direction of the relationships formed between the level of stress in society and the factors that can explain it were also identified in this research."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Lanang Syeikha
"Coronavirus disease 2019 atau COVID-19 merupakan suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh virus bernama SARS-CoV-2 dan menginfeksi sistem pernapasan
manusia. Untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 selama masa pandemi,
pemerintah di berbagai negara telah menerapkan berbagai jenis modifikasi dalam
kehidupan sehari-hari, contohnya dengan menerapkan sistem lockdown. Tetapi, adanya
modifikasi gaya hidup tersebut dapat meninggalkan beberapa dampak, salah satunya
adalah konsekuensi sosial psikologis yang meliputi masalah stres psikologis. Stres
psikologis yang dirasakan oleh seseorang dapat dijelaskan oleh beberapa faktor.
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan
tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020, baik secara
global maupun untuk beberapa negara secara terpisah serta menganalisis karakteristik
individu di beberapa negara selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020.
Penelitian ini akan menggunakan data sekunder berupa data survei global yang
diselenggarakan oleh COVIDiSTRESS. Adapun metode yang digunakan untuk
menganalisis karakteristik individu di beberapa negara selama masa awal pandemi
COVID-19 tahun 2020 adalah exploratory data analysis (EDA) dan metode untuk
mengidentifikasi faktor-faktor yang dapat menjelaskan tingkat stres seseorang selama
masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020, baik secara global maupun untuk beberapa
negara secara terpisah adalah analisis regresi berganda. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat adanya kecenderungan perbedaan karakteristik individu di
beberapa negara selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020 jika dilihat
berdasarkan informasi demografi serta pengukuran psikologis berupa variabel-variabel
pertanyaan di dalam survei. Selain itu, secara global didapatkan beberapa faktor penting
yang dapat menjelaskan tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19
tahun 2020, contohnya seperti tingkat kesepian, usia, dan tipe kepribadian neuroticism.
Kemudian untuk beberapa negara yang diamati, mayoritas faktor penting yang dapat
menjelaskan tingkat stres seseorang selama masa awal pandemi COVID-19 tahun 2020
contohnya meliputi tingkat kesepian, seberapa bervariasi sumber pemicu stres, dan usia.

Coronavirus disease 2019 or COVID-19 is an infectious disease caused by a virus called
SARS-CoV-2 and infects the human respiratory system. To control the spread of COVID-
19 during the pandemic, governments in various countries have implemented various
types of modifications in daily life, for example by implementing a lockdown system.
However, these lifestyle modifications can leave several impacts, one of which is socio-
psychological consequences which include psychological stress problems. The
psychological stress felt by a person can be explained by several factors. This study aims
to identify factors that can explain a person's stress level during the early days of the
COVID-19 pandemic in 2020, both globally and for several countries separately and
analyze the characteristics of individuals in several countries during the early days of the
COVID-19 pandemic in 2020. This research will use secondary data in the form of global
survey data organized by COVIDiSTRESS. The method used to analyze the
characteristics of individuals in several countries during the early days of the COVID-19
pandemic in 2020 is exploratory data analysis (EDA) and the method to identify factors
that can explain a person's stress level during the early days of the COVID-19 pandemic
in 2020, both globally and for several countries separately is multiple regression analysis.
The results of this study show that there is a tendency for differences in individual
characteristics in several countries during the early days of the COVID-19 pandemic in
2020 when viewed based on demographic information and psychological measurements
in the form of question variables in the survey. In addition, globally, there are several
important factors that can explain a person's stress level during the initial period of the
COVID-19 pandemic in 2020, such as the level of loneliness, age, and neuroticism
personality type. Then for some countries observed, the majority of important factors that
can explain a person's stress level during the early days of the COVID-19 pandemic in
2020 include the level of loneliness, how varied the sources of stress triggers are, and age
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syara Nabila
"Pandemi Covid-19 yang terjadi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap sektor pekerjaan. Namun, angka kasus Covid-19 di Indonesia yang semakin menurun membuat pemerintah melonggarkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dengan aktivitas yang kembali normal, pekerja yang saat masa pandemi melakukan pekerjaan dari rumah, saat ini mulai kembali bekerja di kantor. Oleh karena itu, pekerja di Indonesia termasuk di DKI Jakarta harus mampu membenahi diri agar dapat bangkit dari keterpurukan setelah masa pandemi. Dengan adanya daya resiliensi, pekerja mampu menghadapi perubahan dan bangkit dari keadaan yang tidak menyenangkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang signifikan memengaruhi daya resiliensi pekerja di Jakarta dan juga untuk mengetahui pola hubungan antara daya resiliensi dengan faktor-faktor lain yang signifikan. Metode yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS) dan analisis korespondensi berganda. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa terdapat dua faktor yang signifikan memengaruhi daya resiliensi pekerja di Jakarta, yaitu kinerja dan daya juang. Dalam penelitian ini juga terlihat bahwa pekerja di Jakarta yang memiliki daya resiliensi yang tinggi memiliki kinerja dan daya juang yang tinggi. Sedangkan pekerja di Jakarta dengan daya resiliensi yang rendah cenderung memiliki kinerja dan daya juang yang rendah. Selain itu, pekerja di Jakarta yang memiliki daya resiliensi yang sedang memiliki kinerja dan daya juang yang sedang juga.

The Covid-19 pandemic that occurred had a significant impact on the employment sector. However, the declining number of Covid-19 cases in Indonesia has made the government reduce the policy of Enforcing Restrictions on Community Activities (PPKM). With activities returning to normal, workers who during the pandemic period worked from home, are now starting to return to work in the office. Therefore, workers in Indonesia including DKI Jakarta, must be able to improve themselves so that they can rise from the slump after the pandemic. With resilience, workers are able to face changes and rise from unpleasant circumstances. This study aims to determine what factors significantly affect the resilience of workers in Jakarta and also to determine the pattern of the relationship between resilience and other significant factors. The methods used are Partial Least Square (PLS) and multiple correspondence analysis. This research concluded that there are two factors that significantly affect the resilience of workers in Jakarta, namely performance and adversity quotient. This research also found that workers in Jakarta with have high resilience have high performance and adversity quotient. Meanwhile, workers in Jakarta with low resilience tend to have low performance and adversity quotient. In addition, workers in Jakarta who have moderate resilience have moderate performance and adversity quotient as well."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risfania Nurdinda Sari
"COVID-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV-2 dan menyerang sistem pernapasan manusia. Selain menganggu kesehatan fisik, pandemi COVID-19 juga memberikan dampak psikologis, salah satunya adalah tingkat stres yang meningkat pada masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berasosiasi dengan tingkat stres pada pandemi COVID-19. Dalam mencapai tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode classification tree dan regresi logistik multinomial. Sebelum melakukan proses identifikasi faktor menggunakan classification tree, dilakukan penanganan masalah imbalance data menggunakan metode SMOTE. Selanjutnya, dilakukan kuantifikasi risiko faktor-faktor yang teridentifikasi pada classification tree menggunakan analisis regresi logistik multinomial. Kinerja model diukur menggunakan nilai precision, recall, F1-Score, dan AUC. Hasil yang diperoleh adalah model classification tree dengan penanganan imbalance data menggunakan SMOTE dapat meningkatkan kinerja model dengan nilai precision 0,5980, nilai recall 0,8653, nilai F1-Score 0,7072, dan AUC 0,702. Dengan model tersebut, didapatkan faktor-faktor yang teridentifikasi berasosiasi dengan tingkat stres pada pandemi COVID-19 adalah Total_OECDInsititutions, Total_CoronaConcerns, dan Age. Peningkatan nilai Corona Concerns cenderung memberikan risiko peningkatan tingkat stres, sedangkan peningkatan nilai OECDInsititutions dan Age cenderung memberikan risiko penurunan tingkat stres.

COVID-19 is a disease caused by the SARS-CoV-2 virus that attacks the human respiratory system. In addition to disrupting physical health, the COVID-19 pandemic also has psychological impacts, one of which is an increased level of stress. This study aims to identify factors associated with the level of stress during the COVID-19 pandemic. The study employs the classification tree method and multinomial logistic regression. Prior to the factor identification process using the classification tree, the issue of imbalanced data is addressed using the SMOTE method. Subsequently, the quantification of risk factors identified in the classification tree is conducted using multinomial logistic regression analysis. The model's performance is measured using precision, recall, F1-score, and AUC values. The results obtained indicate that the classification tree model with the handling of imbalanced data using SMOTE can improve model performance, with a precision value of 0,5980, recall value of 0,8653, F1-score value of 0,7072, and AUC value of 0,702. With this model, the identified factors associated with the level of stress during the COVID-19 pandemic are Total_OECDInstitutions, Total_CoronaConcerns, and Age. An increase in Corona Concerns tends to pose a risk of increased stress levels, while an increase in OECD Institutions and Age tends to pose a risk of decreased stress levels."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Pandemi COVID-19 menyebabkan seseorang terus menerus tinggal di rumah dan melakukan jaga jarak sehingga memengaruhi aktivitas seksual dan tingkat stres. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain cross-sectional dan bertujuan untuk mengetahui gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres penduduk usia dewasa selama pandemi COVID-19. Sampel penelitian ini yaitu 279 penduduk usia dewasa yang memiliki pasangan di Jakarta Timur dengan teknik sampling berupa purposive sampling. Penelitian ini menggunakan instrumen SAQ dan PSS-10. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa melakukan aktivitas seksual selama pandemi COVID-19 (62,7%). Alasan penduduk tidak melakukan aktivitas seksual terbanyak yaitu belum menikah dan tidak tertarik dengan seks. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar penduduk usia dewasa mengalami stres sedang selama pandemi COVID-19 (62,7%). Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat terkait gambaran aktivitas seksual dan tingkat stres pada usia dewasa selama pandemi COVID-19. Diharapkan untuk pelayanan keperawatan dapat memberikan edukasi mengenai aktivitas seksual dan manajemen stres selama pandemi COVID-19.

The COVID-19 pandemic causes people to continue to stay at home and practice social distancing, which affects sexual activity and stress levels. This study is a quantitative study using a cross-sectional design and aims to describe the sexual activity and stress levels of the adult population during the COVID-19 pandemic. The sample of this study is 279 adult population who have a partner in East Jakarta with a purposive sampling technique. This study used the SAQ and PSS-10 instruments. The results showed that most of the adult population engaged in sexual activity during the COVID-19 pandemic (62.7%). Most of the population's reasons for not engaging in sexual activity are unmarried and not interested in sex. The results showed that most of the adult population experienced moderate stress during the COVID-19 pandemic (62.7%). This research is expected to provide benefits related to the description of sexual activity and stress levels in adulthood during the COVID-19 pandemic. It is hoped that nursing services can provide education about sexual activity and stress management during the COVID-19 pandemic."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia;;;, 2021
S-Pdf;;;
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Frida Oktavia
"Pandemi COVID-19 menjadi kondisi baru yang harus dihadapi seluruh lapisan masyarakat di dunia. Remaja merupakan salah satu kelompok usia yang rentan mengalami stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingkat stress remaja selama masa pandemi COVID-19. Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional yang dilakukan di salah satu sekolah di Jakarta pada bulan Mei-Juni 2021. Sampel dalam penelitian ini adalah remaja usia 13-14 tahun. Teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dengan total sampel 350 anak. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil: Hasil analisis data menunjukkan bahwa tingkat stres responden pada penelitian ini tergolong rendah, variabel yang berhubungan dengan stres adalah pembelajaran jarak jauh (p= 0.004). Kesimpulan: Pembelajaran jarak jauh memiliki hubungan dengan tingkat stres pada remaja. Tingkat pengetahuan terkait COVID-19, usia, jenis kelamin, dan pendapatan keluarga tidak memengaruhi tingkat stres pada remaja selama masa pandemi COVID-19. Implikasi pada bidang keperawatan adalah optimalisasi promosi kesehatan mental pada remaja. Rekomendasi pada penelitian selanjutnya adalah melaksanakan penelitian pada cakupan populasi yang lebih luas dengan rentang usia remaja yang lebih variatif atau menganalisis faktor lain yang dapat memengaruhi stres pada remaja.

COVID-19 becomes a new condition which must be faced by all people in the world. Adolescence is a group age which vulnerable to stress. This study aims to determine the factors which affect the adolescent’s stress level during COVID-19 outbreak. Methods: this study used the cross-sectional design and implemented at one of the school in Jakarta in Mei-June 2021. The sample was adolescents age 13- 14 years old and choosed by purposive technique sampling. The total sample in this study is 350 students. This study used univariate and bivariate descriptive statical analysis with chi square test to analyze the data. Results: the results show that the adolecent’s stress level in this study is low and distance learning is the only one factor affecting adolescents’s stress level (p= 0.004). Conclusion: Distance learning is correlated with with adolescent’s stress level. There is no correlation between knowledge about of COVID-19, age, different gender, and family income with adolescent’s stress level. Nurses can optimize the mental health promotions to help them stable. For futher, researches can do the same research with wider population or analyze another factors which can affect the adolescent’s stress level."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sagala, Neni Julyatri
"Covid-19 merupakan penyakit infeksius dengan tingkat penularan yang tinggi dan sebagian besarnya menyerang sistem organ pernapasan. Pemerintah Indonesia menghimbau pekerja untuk bekerja dari rumah dan pembatasan ketat aktivitas perkantoran sebagai salah satu upaya dalam rangka pengendalian Covid-19. Sebelumnya, sistem kerja work from home atau telework belum diadopsi secara luas di Indonesia. Perubahan sistem kerja ini berdampak pada perubahan konteks pekerjaan yang menyebabkan bahaya psikososial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor psikososial (karakteristik individu, content of work, dan context to work) dan stres kerja di masa pandemi Covid-19 pada pekerja perkantoran di Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi potong lintang. Penelitian dilakukan pada pekerja perkantoran yang bekerja dengan sistem telework di Provinsi DKI Jakarta pada bulan Desember 2020 sampai Februari 2021. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 110 responden yang diambil dengan teknik pengambilan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan secara daring. Kuesioner yang digunakan pada penelitian ini adalah Copenhagen Psychosocial Questionnaire versi III. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji statistik chi square .Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara faktor psikososial context to work konflik peran (nilai p 0,014; OR 2,095), job insecurity (nilai p 0,023; OR 2,714), dan work life balance (nilai p 0,003; OR 3,715). Tidak ada hubungan yang signifikan antara karakteristik individu (umur dan jenis kelamin), content of work (beban kerja, durasi kerja WFH, Pola WFH), dan context to work (ketidakjelasan peran) dengan stres kerja.

Covid-19 is an infectious disease with high transmission rate and mostly attacks the respiratory organ system. Indonesian government urges people to work from home and and strict restrictions on office activities an effort to control Covid-19. Previously, the work from home or telework system had not been widely adopted in Indonesia. This change of work system has an impact on transformation of work context that cause psychosocial hazards. This study aims to analyze psychosocial factors (individual characteristics, content of work, and context to work) and work related stress during Covid-19 pandemic among office workers in Jakarta. This research is quantitative research with cross-sectional design. The study was conducted on office workers who work with the telework system in DKI Jakarta Province from December 2020 to February 2021. The number of samples in this study was 110 respondents taken by snowball sampling technique. Data collection is done by online. The questionnaire used in this study was Copenhagen Psychosocial Questionnaire version III. Data analysis was carried out using the chi square statistical test. The results showed that there was a significant relationship between psychosocial factors in the work context of role conflict (p-value 0.014; OR 2.095), job insecurity (p-value 0.023; OR 2.714), and work life balance. (p value 0.003; OR 3.715). There was no significant relationship between individual characteristics (age and gender), content of work (workload, WFH work duration, WFH pattern), and context to work (unclear role) with work related stress."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Pratiwi Andini
"Terjadinya pandemi COVID-19 membawa pengaruh terhadap sektor ekonomi. Tingkat kemiskinan di Kota Depok meningkat menjadi 2,58% di tahun 2021. Tingkat penularan yang cepat dan kasus yang meningkat mendorong pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan sosial sehingga berpotensi menurunkan kunjungan ke fasilitas kesehatan. Self-Medication menjadi salah satu alternatif piliahan yang dilakukan. Tren perilaku mengobati sendiri meningkat di Jawa Barat dari 73,32% di tahun 2019 menjadi 88,28% di tahun 2021. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa pengeluaran kesehatan rumah tangga untuk self-medication selama pandemi COVID-19 di Kota Depok dengan menggunakan data Survei Sosial Ekonomi Nasional untuk mengetahui pola dan faktor yang berkontribusi. Pertama adanya kenaikan dilihat dengan membandingkan kondisi sebelum dan selama pandemi COVID-19. Selanjutnya faktor yang berhubungan dianalisis menggunakan uji hubungan dan dilanjutkan dengan regresi Ordinary Least Square (OLS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengeluaran kesehatan rumah tangga untuk self-medication di Kota Depok meningkat selama pandemi COVID-19. Status pendidikan dan tingkat ekonomi berhubungan signifikan dan menunjukan arah hubungan yang positif dengan pengeluaran kesehatan rumah tangga untuk self-medication selama pandemi COVID-19. Analisis multivariat menunjukkan variabel tingkat ekonomi berpengaruh secara signifikan dimana semakin tinggi tingkat ekonomi maka pengeluaran kesehatan rumah tangga untuk self-medication selama pandemi COVID-19 semakin tinggi. Upaya pengawasan praktik self-medication khususnya penggunaan obat tanpa resep dari tenaga kesehatan menjadi hal utama untuk melindungi rumah tangga baik dari bahaya yang dapat ditimbulkan dan dari tambahan beban pengeluaran rumah tangga terutama kondisi pasca pandemi COVID-19.

The occurrence of the COVID-19 pandemic has had an impact on the economic sector. The poverty rate in Depok City increased to 2.58% in 2021. The fast transmission rate and increasing cases have prompted the government to implement a social restriction policy that has the potential to reduce visits to health facilities. Self-medication is one of the alternative choices. The trend of self-medication behavior is increasing in West Java, from 73.32% in 2019 to 88.28% in 2021. This research was conducted to analyze household health expenditure for self-medication during the COVID-19 pandemic in Depok City using data from the National Socioeconomic Survey to find patterns and contributing factors. First, there is an increase seen by comparing conditions before and during the COVID-19 pandemic. Then the related factors were analyzed using the relationship test, followed by Ordinary Least squares (OLS) regression. The results of the study show that household health expenditures for self-medication in Depok City increased during the COVID-19 pandemic. Educational status and economic level are significantly related and show a positive relationship with household health expenditure for self-medication during the COVID-19 pandemic. Multivariate analysis shows that the economic level variable has a significant effect, where the higher the economic level, the higher the household health expenditure for self-medication during the COVID-19 pandemic. Efforts to monitor self-medication practices, especially the use of drugs without a prescription from health workers, are the main thing to do to protect households both from the dangers that can be caused and from the additional burden on household expenses, especially in post-pandemic conditions like COVID-19."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Yuni Novianti
"Orientasi kepemimpinan diperlukan dalam seleksi pemimpin yang tepat dan efektif bagi suatu perusahaan. Kepemimpinan yang efektif merupakan salah satu faktor penentu dalam keberhasilan suatu organisasi. Orientasi kepemimpinan dinilai berdasarkan dimensi future orientation, balancing target orientation, dan creating network orientation. Masing ndash;masing dimensi tersebut akan menunjukkan tempat yang tepat bagi pemimpin. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi tingginya skor setiap dimensi dari orientasi kepemimpinan berdasarkan karakteristik kepemimpinan yang dimiliki oleh calon pemimpin, meliputi gaya kepemimpinan, kompetensi, persiapan memimpin, kemampuan manajemen dan perencanaan serta mencari profil karyawan yang memiliki orientasi kepemimpinan yang tinggi. Metode yang digunakan dalam analisis data meliputi Partial Least Square PLS dan Classification and Regression Tree CART. Jumlah responden yang digunakan adalah sebanyak 202 karyawan dari PT ABC Jakarta dengan jabatan minimal asisten manajer yang diperoleh dengan menyebarkan kuesioner secara purposive sampling.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persiapan memimpin dan kemampuan manajemen memengaruhi future orientation; kemampuan manajemen, kompetensi, dan perencanaan memengaruhi balancing target orientation; kemampuan kepemimpinan, manajemen, dan kompetensi memengaruhi creating network orientation. Profil karyawan PT ABC Jakarta yang memiliki future orientation tinggi yaitu karyawan yang berusia 30 sampai kurang dari 40 tahun serta memiliki kemampuan manajemen dan persiapan memimpin yang tinggi. Profil karyawan dengan Balancing target orientation tinggi yaitu karyawan dengan jabatan lebih tinggi dari manajer dan memiliki kemampuan manajemen yang tinggi. Sedangkan profil dengan creating network orientation yang tinggi adalah karyawan laki-laki yang memiliki kemampuan manajemen yang tinggi.

The leadership orientation is needed in selecting an appropriate and effective leader for the company. The effective leadership is one of the factors which determines the success of the company. The leadership orientation is judged by the dimension of future orientation, balancing target orientation, and creating network orientation. Each element of those dimensions will point out the exact position for the leader. The aim of this study is to reveal the factors that affect the score for each dimension from the leadership orientation based on the leadership characteristics that a leader has, including leadership style, competence, leading preparation, management skill and planning skill and to look for the staffs profile which has a high dimension of leadership orientation. The methods used in this study are Partial Least Square PLS and Classification and Regression Tree CART. The respondents are 202 staffs in total from ABC Jakarta Company whose minimal position is manager assistant, which is obtained by a questioner distribution using purposive sampling.
The result of this study shows that the leading preparation and management skill affect the future orientation the management skill, competence, and planning skill affect the balancing target orientation the leadership skill, management skill, and competence affect the creating network orientation. The profile of ABC Company staffs who have high future orientation are the staffs who are in the age of 30 until less than 40 years and have high management skill and leadership preparation. The profile of staffs with high balancing target orientation is the staffs with higher position than manager and who have high managing skills. Meanwhile, the profile of staffs with high creating network orientation is the male staffs with high managing skills.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozy Nur Rohmani
"Pandemi COVID-19 merupakan salah satu stressor pada lansia. Penelitian ini menggunakan desain penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengidentifikasi tingkat stress pada lansia di masa pandemi COVID-19. Sampel pada penelitian ini adalah lansia di Kecamatan Bendosari yang berjumlah 136 orang dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik random sampling. Instrumen yang digunakan adalah Perceived Stress Scale (PSS 10). Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis univariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar lansia mengalami stress ringan sebanyak 107 responden (78.7%), sedangkan sebanyak 29 responden mengalami stress sedang (21.3%). Hasil penelitian ini merekomendasikan adanya penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang memengaruhi stress serta meningkatkan promosi kesehatan mengenai kesehatan jiwa pada lansia khususnya di Kecamatan Bendosari.

The COVID-19 pandemic is one of the stressors for the elderly. This study uses a quantitative research design to identify stress levels in the elderly during the COVID-19 pandemic. The sample in this study was the elderly in Bendosari District, amounting to 136 people and the sampling technique used was random sampling technique. The instrument used is the Perceived Stress Scale (PSS 10). The data obtained were analyzed by univariate analysis. The results showed that most of the elderly experienced mild stress as many as 107 respondents (78.7%), while as many as 29 respondents experienced moderate stress (21.3%). The results of this study recommend further research on the factors that influence stress and improve health promotion regarding mental health in the elderly, especially in Bendosari District."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>