Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 113011 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Alviananda Zahra Amalia
"Pendahuluan: Media sosial merupakan hasil perkembangan dari teknologi informasi dan komunikasi. Media sosial menjadi media online favorit remaja. Media sosial memiliki berbagai macam jenis mulai dari Facebook, Instagram, Twitter, dan sebagainya. Kelompok remaja merupakan kelompok yang paling banyak menggunakan internet pada tahun 2022 yaitu sebesar 75% dari total populasi kelompok usia 15-24 tahun di dunia. Menurut survei, remaja menggunakan media sosial dan internet untuk memperoleh informasi kesehatan. Namun, pemanfaatan media sosial juga memberikan dampak bagi remaja. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media sosial bagi remaja dan dampaknya terhadap kesehatan. Metode: Penelitian ini menggunakan metode literature review pada database PubMed, Science Direct, Scopus, dan Garuda untuk artikel yang dipublikasi pada rentang tahun 2016-2023. Penelitian ini menghasilkan 24 studi terinklusi. Hasil: Penelitian ini menemukan bahwa media sosial dan internet memberikan manfaat untuk remaja yaitu memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada mereka untuk mendapatkan informasi kesehatan. Informasi kesehatan yang umumnya didapatkan oleh remaja adalah tentang gaya hidup, kesehatan mental, kesehatan seksual, dan masalah kehidupan sehari-hari. Remaja yang memanfaatkan media sosial tersebut mendapatkan dampak berupa dampak positif seperti peningkatan motivasi maupun dampak negatif seperti cyberbullying dan gangguan kesehatan mental.

Introduction: Social media is the result of the development of information and communication technology. Social media is the favourite online media for adolescents. Social media has various types, from Facebook, Instagram, Twitter, Etc. The adolescent group is the group that uses the internet the most in 2022, namely 75% of the total population in the world's 15-24 year age group. According to surveys, adolescents use social media and the internet to obtain health information. However, the use of social media also has an impact on adolescents. Therefore, this study aims to determine adolescents' use of social media and its impact on health. Methods: This study used the literature review method on the PubMed, Science Direct, Scopus, and Garuda databases for articles published in the 2016-2023 range. This research resulted in 24 included studies. Results: This study found that social media and the internet benefit adolescents, providing convenience and comfort in obtaining health information. Adolescents generally obtain health information about lifestyle, mental health, sexual health, and daily life problems. Adolescents who use social media get positive impacts, such as increased motivation and also negative impacts, such as cyberbullying and mental health disorders."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Natasya Putri
"Karena meningkatnya kekhawatiran tentang dampak ekologis dan sosial yang berbahaya dari industri fashion, fashion berkelanjutan mengangkat perhatian sebagai model yang mempertimbangkan aspek etika, ekologi, dan sosial. Dengan elektronik dari mulut ke mulut (eWOM) sebagai alat yang ampuh untuk menyebarkan informasi di media sosial, makalah ini bertujuan untuk mengeksplorasi hubungan antara eWOM dan fashion berkelanjutan melalui media sosial. Juga, mengeksplorasi hubungan antara sikap yang dibentuk oleh eWOM dan perilaku pembelian terhadap konsumsi mode berkelanjutan. Menggunakan tinjauan literatur, temuan menunjukkan bahwa eWOM memediasi sikap pelanggan terhadap mode berkelanjutan, namun, sikap ini tidak diterjemahkan ke perilaku yang sesuai karena kesenjangan sikap-perilaku. Tidak ada kesimpulan yang ditemukan mengapa kesenjangan sikap-perilaku ini terjadi karena penelitian sebelumnya percaya bahwa sikap positif mengarah pada perilaku positif. Makalah ini menemukan bahwa pelanggan fashion berkelanjutan memiliki karakteristik psikologis yang berbeda dan oleh karena itu peneliti harus mengelompokkan mereka untuk mendapatkan studi menyeluruh tentang pemahaman perilaku mereka. Segmentasi pelanggan pada keberlanjutan menghasilkan hasil yang berbeda. Keterbatasan dalam penulisan ini adalah pengumpulan datanya mengandalkan data sekunder, disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat melakukan dual metode pengumpulan data dari sumber primer dan sekunder untuk mendapatkan studi yang lebih kaya.

Because of the rising concern about the harmful ecological and social impact of the fashion industry, sustainable fashion raises attention as a model that considers the ethical, ecological, and social aspects. With electronic word-of-mouth (eWOM) as a powerful tool to disperse information on social media, this paper aims to explore the relationship between eWOM and sustainable fashion through social media. Also, explore the relationship between attitude formed by eWOM and purchasing behavior toward sustainable fashion consumption. Using the literature review, the finding shows that eWOM mediates customers’ attitudes toward sustainable fashion, however, this attitude doesn’t translate to a corresponding behavior because of the attitude-behavior gap. No conclusion was found on why this attitude-behavior gap occurred because a prior study believes that a positive attitude leads to positive behavior. This paper found that sustainable fashion customers have different psychological characteristics and therefore researchers should segment them to obtain a thorough study on understanding their behavior. Segmentation of customers on sustainability yields different results. The limitation of this paper is that the data gathering relies on secondary data, it’s recommended that future research can do a dual method of gathering data from primary and secondary resources to get a richer study."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
MK-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kharrizma Kanya Sani
"Aktivisme feminisme telah menemukan dinamika baru seiring dengan kehadiran media sosial. Media tersebut digunakan para aktivis, tak terkecuali feminis perempuan muda, dalam mempraktikkan aktivisme digitalnya. Akan tetapi, feminis tersebut akan lebih memilih media sosial yang dapat memenuhi kebutuhan mereka. Studi ini merangkum beberapa penelitian terdahulu yang mengkaji bagaimana feminis perempuan menggunakan media digital tertentu yang dapat memenuhi kebutuhan mereka sebagai aktivis. Teori Uses and Gratification dipinjam untuk melihat karakteristik kebutuhan yang dijadikan pertimbangan mereka ketika menggunakan media sosial tertentu. Berdasarkan rangkuman literatur, terdapat lima kategori kebutuhan yang menggambarkan alasan feminis perempuan muda untuk menggunakan media sosial dalam aktivitasnya. Kebutuhan tersebut meliputi tension release needs, personal gain needs, cognitive needs, social interaction needs, serta affective emotional needs. Tulisan ini kemudian menawarkan informasi tambahan terhadap literatur terkait kebutuhan yang mungkin mendorong aktivitas feminis perempuan dalam media sosial.

Feminist activism has found a new dynamic along with the presence of social media. This media is used by activists, including young feminist girls, in their digital practice. However, these feminists only choose social media that are able to meet their needs. This review summarizes previous studies that examine how feminist girls choose digital media that can fulfil their needs as an activist. The Uses and Gratification theory is borrowed to analyse the characteristics of needs that were taken into consideration by these feminists when using social media. Based on the literature summary, there are five categories of needs that describe the reasons of young feminist girls' use of social media for activism. These needs include the need to release tension, personal gain needs, cognitive needs, social interaction needs, and affective emotional needs. This paper then offers additional information on needs that might encourage feminist activities in social media. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Aisha Nurchairani
"Perkembangan teknologi telah mendorong terciptanya berbagai platform social commerce. TikTok, platform media sosial dengan perkembangan tercepat sekarang, juga turut serta dalam tren ini dengan mengeluarkan fitur baru pada aplikasinya, yaitu TikTok Shop. TikTok Shop identik dengan fitur live shopping-nya, di mana penjual secara langsung menawarkan produk mereka dalam siaran langsung dan calon pembeli dapat memberikan pertanyaan sekaligus mendapatkan informasi secara langsung dan real-time, baik kepada penjual maupun audiens lainnya. Melalui metode analisis literatur, penelitian ini telah mengidentifikasi empat faktor utama yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen pada platform social commerce, terutama pada kasus TikTok Shop. Keempat faktor tersebut merupakan faktor hedonis, sosial, teknologi, dan perilaku. Temuan pada penelitian ini juga menunjukkan bahwa faktor hedonis, terutama ketika diintegrasikan dengan elemen-elemen sosial, memiliki pengaruh terbesar dalam mempengaruhi keputusan pembelian seseorang di platform social commerce. Berdasarkan temuan tersebut, penelitian ini juga mengembangkan kerangka strategi pemasaran untuk digunakan pada TikTok Shop, yaitu dengan menekankan kepada pembentukan konten yang menyenangkan dan memanfaatkan kemampuan social commerce dengan baik melalui live shopping untuk mendorong keputusan pembelian konsumen.

Recent technological advancement has given way for the rise of various social commerce platforms. TikTok, the fastest growing social media platform has also joined the trend by releasing a new and innovative feature in its app called TikTok Shop. TikTok Shop is renowned for its live shopping feature, where sellers directly peddled their items on the live stream and potential buyers can ask questions while also retrieving information directly in real-time from both the sellers and other audiences. Through the method of literature review, this study has identified four key factors that influence consumer purchase decision in a social commerce platform, mainly TikTok Shop. The factors were hedonic, social, technological, dan behavioral factors. Findings in the study also suggest that hedonic factors, especially when integrated with social elements, played the biggest role in influencing someone’s purchasing decision on a social commerce platform. Using the earlier findings, this study also developed a practical framework for an effective marketing strategy in TikTok Shop, which emphasizes on the integration of entertainment value with social commerce capabilities through live shopping to drive consumer purchase decisions."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Regina Alviomita
"

Diabetes melitus merupakan salah satu penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia yang saat ini mulai diderita oleh usia muda. Perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus merupakan salah satu faktor yang harus dihindari. Media sosial menjadi salah satu sumber informasi yang mudah diakses oleh remaja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan teknik cluster sampling sebagai cara pengambilan sampel. Sampel penelitian ini adalah siswa SMA/SMK di Jakarta yang berjumlah 445 orang. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang berisi 8 pertanyaan tentang penggunaan media sosial dan 10 pertanyaan tentang perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus. Hasil analisis Chi Square menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara penggunaan media sosial dengan perilaku konsumsi makanan berisiko diabetes melitus pada remaja di Jakarta dengan nilai signifikansi 0,014 (p<0,05). Hasil penelitian ini dapat menjadi informasi bagi orang tua untuk memperhatian tontonan media sosial dan perilaku makan remaja serta menjadi informasi penunjang bagi perawat untuk memberikan edukasi kesehatan pada remaja melalui media sosial.


Diabetes mellitus is one of the highest causes of death in Indonesia, which is now starting to be suffered by young people. Diabetes mellitus risky food consumption behaviour is one of the factors that must be avoided. Social media is one of the sources of information that is easily accessed by adolescents. This study aims to determine the relationship between social media use and diabetes mellitus risky food consumption behaviour among adolescents in Jakarta. This study used a cross-sectional design with cluster sampling technique as a way of sampling. The sample of this study was 445 high school / vocational high school students in Jakarta. The instrument used was a questionnaire containing 8 questions about social media use and 10 questions about diabetes mellitus risky food consumption behaviour. The results of Chi Square analysis showed that there was a relationship between the use of social media and food consumption behaviour at risk of diabetes mellitus in adolescents in Jakarta with a significance value of 0.014 (p<0.05). The results of this study can be information for parents to pay attention to social media viewing and adolescent eating behaviour and become supporting information for nurses to provide health education to adolescents through social media."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Nazmussyarqia
"Remaja menghadapi berbagai tantangan dan peluang yang membentuk identitas mereka dan pemahaman tentang dunia. Proses pembentukan identitas dan pencarian standar sosial disebut aktualisasi diri, yang dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Dengan perkembangan teknologi dan internet, remaja cenderung menggunakan media sosial untuk proses aktualisasi diri karena lebih mudah mengekspresikan diri di platform tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara penggunaan media sosial dengan aktualisasi diri pada remaja pertengahan (14-17 tahun) di kabupaten Bekasi. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain penelitian Cross Sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 110 responden. Penelitian ini menggunakan 3 instrumen penelitian, yaitu instrumen data demografi, instrumen aktualisasi diri (SISA) dan instrumen penggunaan media sosial (SIPMS). Hasil uji Chi-Square menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara penggunaan media sosial denganaktualisasi diri (p-value = 0.179). Penelitian selanjutnya diharapkan mampu mengembangkan penelitian ini dengan mengidentifikasi karakteristik responden serta faktor yang berkaitan dengan aktualisasi diri seperti alasan pola asuh orang tua, status ekonomi dan sosial, atau kondisi kesehatan mental.

Adolescents face various challenges and opportunities that shape their identity and understanding of the world. The process of identity formation and the search for social standards is called self-actualization, which is influenced by the social environment. With the development of technology and the internet, adolescents tend to use social media for the self-actualization process because it is easier to express themselves on these platforms. This study aims to determine the relationship between social media use and self-actualization among mid-adolescents (14-17 years old) in Bekasi Regency. The type of research used in this study is quantitative with a cross-sectional research design. The sampling technique used is non-probability sampling through purposive sampling. The number of samples in this study was 110 respondents. This study uses three research instruments, namely demographic data instruments, self-actualization instruments (SISA), and social media usage instruments (SIPMS). The results of the Chi-Square test showed that there was no relationship between social media use and self-actualization (p-value = 0.179). Further research is expected to develop this study by identifying respondent characteristics and factors related to self-actualization, such as parenting styles, socioeconomic status, or mental health conditions."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moudy Dianviera
"Wanita muda adalah pengguna media sosial yang aktif. Dengan ketergantungan mereka pada media soaial, perlu
dimengerti bagaimana media sosial dapat mempengaruhi persepsi tentang citra tubuh diantara mereka. Citra tubuh
adalah bagaimana kita secara mental “melihat” tubuh kita dan memiliki persepi dan sikap. Dengan meningkatnya
ketidakpuasan tubuh di kalangan wanita muda, penting untuk mengetahui akar masalahnya. Ruang lingkup utama
makalah ini adalah untuk menyelidiki proses yang mendasari antara penggunaan media sosial dan masalah citra
tubuh. Makalah ini akan memanfaatkan metode tinjauan pustaka sistematis dengan mengumpulkan beberapa jurnal
terkait secara purposive. Berdasarkan temuan artikel ini, peneliti meyakini bahwa Instagram adalah platform
terkuat yang berkontribusi pada citra tubuh remaja putri. Namun demikian, budaya, televisi, orang tua, teman
sebaya, dan berbagai platform media sosial juga secara signifikan memengaruhi perhatian terhadap citra tubuh
baik secara negative maupun positif.

Young women are active social media users. With their reliance on social media, it is necessary to understand
ways that social media can influence perceptions of body image among them. Body image is how we mentally
“see” our bodies and has both perceptual and attitudinal. With the rise of body dissatisfaction among young
women, it is important to know the roots of the problem. The main scoping of this paper is to investigate the
underlying processes between social media use and body image concerns. This paper will utilize the systematic
literature review method by conducting several related journals purposively. Based upon the findings of this article,
Researchers believed that Instagram is the most powerful platforms that contributes on young women’s body
image. Nevertheless, culture, televisions, parents, peers, and various social media platforms also significantly
influence body image concerns in both negative and positive ways.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Chandra Kirana Ishafira Rullinda
"Perkembangan penggunaan media hingga saat ini telah melahirkan sebuah budaya populer, salah satunya meme yang digunakan sebagai media ekspresi yang bersifat jenaka. Akan tetapi, dalam dekade terakhir meme tidak hanya digunakan untuk tujuan komedi, namun juga sebagai pemicu percakapan dengan topik apapun. Beberapa perusahaan kemudian diamati memanfaatkan meme dalam strategi pemasarannya. Tinjauan literatur ini dilakukan untuk menelaah lebih dalam mengenai alasan di balik implementasi meme marketing dalam strategi pemasaran digital dan faktor-faktor yang bisa mendorong kesuksesan meme marketing itu sendiri. Dalam mengkaji sepuluh literatur, ditemukan bahwa implementasi meme marketing yang didasari atas tiga faktor—isi konten, konsumen, dan media—dalam media sosial bisa meningkatkan brand recall dan customer engagement.

The advancement of the usage of media today has given birth to mass popular culture, one of which is the existence of memes that have been used as a humorous medium of self-expression. However, in the last decade, memes have not only been used for comedic purposes, but also used as a trigger for conversation-starters in any kind of topic. Several companies were then observed utilizing memes in their marketing strategies. This literature review was conducted to examine more deeply the reason behind meme marketing implementation as digital marketing strategy and the factors that can elevate the success of meme marketing itself. By reviewing ten sources, it was found that implementing meme marketing based on content-related factors, customer-related factors, and media-related factors in social media can significantly increase brand recall and customer engagement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Tsani Husseina
"Kajian literatur ini membahas tentang potensi bahaya dan manfaat potensial dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm remaja dan implikasinya pada praktik pekerjaan sosial. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh media sosial yang telah menjadi pengaruh yang cukup signifikan terhadap perilaku self harm, dimana penggunaan media sosial ini memiliki pengaruh yang beragam, bukan hanya kepada remaja, tetapi pada kelompok usia lainnya juga. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur dengan melakukan pencarian dan pengumpulan data melalui database online (Sage Journal, ScienceDirect, dan lain sebagainya). Berdasarkan hasil penelusuran, diperoleh sebanyak 15 jurnal yang relevan dalam rentang waktu 2007-2021. Dari sejumlah penelitian tersebut terdapat 5 penelitian empirik yang menjadi bahan acuan dalam penulisan kajian literatur ini, diantaranya adalah penelitian milik Mars, et al. (2015), Jacob, et al. (2017), Arendt, et al. (2019), Wey Lung, et al. (2020), dan Jones, et al. (2011). Penelitian ini menggunakan teknik analisis data lintas kasus dengan mengulas kelebihan dan kekurangan yang dimiliki masing-masing bahan acuan. Selain itu, penelitian ini juga mengulas hasil temuan penelitian dari masing-masing bahan acuan terkait potensi bahaya dan manfaat potensial dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm remaja. Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan didapati potensi bahaya dari penggunaan media sosial pada perilaku self harm ini dapat menyebabkan depresi, gangguan kecemasan, gangguan emosional, peniruan perilaku pada pengguna yang rentan bahkan berpotensi untuk mendorong tindakan self harm yang lebih parah sehingga dapat menyebabkan eksaserbasi perilaku self harm karena normalisasi dan peningkatan paparan. Sedangkan untuk manfaat potensialnya antara lain media sosial dapat dijadikan sebagai indikator dalam upaya pencegahan perilaku self harm dan sebagai informasi pencarian situs bantuan maupun pencarian dukungan sosial empati secara online oleh para pelaku self harm. Selain itu, penggunaan media sosial dan perilaku self harm di kalangan remaja ini juga dapat berpengaruh pada tingkat kebahagian seorang individu. Hasil kesimpulan dalam kajian literatur ini menunjukkan bahwa media sosial memainkan peranan penting dalam praktik perilaku self harm di kalangan remaja. Dalam hal ini, perlu adanya pemahaman dari para tenaga profesional, termasuk pekerja sosial dalam memahami perilaku self harm dan kaitannya dengan penggunaan media sosial sebagai suatu aspek penting dalam memahami dan menangani fenomena self harm ini. Dalam penelitian ini, disajikan pula implikasi bagi praktik pekerjaan sosial, dimana terdapat beberapa saran kegiatan intervensi sosial yang dapat digunakan sebagai program promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dalam menangani fenomena self harm ini.

This literature review discusses the potential harm and benefit of using social media on adolescent self-harm behavior and its implications for social work practice. This research is motivated by social media, which has become a significant influence on self-harm behavior, where the use of social media has various effects, not only on adolescents but on other age groups as well. This research uses a literature study approach by searching and collecting data through online databases (Sage Journal, ScienceDirect, etc.). Based on the search results, 15 relevant journals were obtained from 2007-2021. From these studies, five empirical studies became the reference material in writing this literature review, including the research of Mars, et al. (2015), Jacob, et al. (2017), Arendt, et al. (2019), Wey Lung, et al. (2020), and Jones, et al. (2011). This study uses cross-case data analysis techniques by reviewing the advantages and disadvantages of each reference material. In addition, this study also examines the research findings of each reference material regarding the potential harm and benefit of using social media on adolescent self-harm behavior. Based on the analysis results, it was found that the potential harms presented in this study include depression, anxiety disorders, emotional disturbances, imitation of behavior in vulnerable users, and even the potential to encourage more severe self-harm so that it can cause exacerbation of self-harm behavior because of normalization and increased exposure. As for the potential benefits, among others, social media can be used as an indicator in efforts to prevent self-harm behavior and information by searching help sites and seeking online empathy also social support for the self-harm actors. In addition, the use of social media and self-harm behavior among adolescents can also affect an individual's level of happiness. The conclusion of this literature review shows that social media plays a vital role in the practice of self-harm among adolescents. In this case, it is necessary to have an understanding from professionals, including social workers, about self-harm behavior and its relation to the use of social media as an important aspect in understanding and dealing with this self-harm phenomenon. In this study, the implications for the practice of social work are also presented, where there are several suggestions for social intervention activities that can be used as promotive, preventive, curative, and rehabilitative programs in dealing with this self-harm phenomenon."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Adrieka Ferisko Muzzaki
"Fenomena sport influencer di media sosial telah menjadi strategi pemasaran digital yang efektif dalam memengaruhi perilaku konsumen. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi literatur untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang memengaruhi efektivitas sport influencer di media sosial melalui tinjauan 10 jurnal yang relevan. Temuan memperlihatkan adanya lima aspek utama yang memengaruhi keterlibatan audiens : parasocial relationships (PSR), source credibility, content quality, engagement metrics, dan team identification. Dari kelima aspek tersebut, dua variabel utama, yaitu exercise intention dan purchase intention, muncul sebagai indikator keberhasilan konten yang diunggah oleh sport influencer di media sosial. Temuan juga menunjukkan adanya peran platform media sosial seperti, Instagram dan YouTube dalam penyampaian konten visual yang interaktif. Serta pengaruh yang berbeda terhadap gender perempuan dan laki-laki. Studi ini tidak hanya memberikan wawasan strategis bagi pemasaran digital berbasis influencer, tetapi juga mendorong eksplorasi lebih lanjut mengenai pengaruh gender, platform baru seperti TikTok, dan peran emosional dalam interaksi audiens dengan sport influencer

The phenomenon of sport influencers on social media has become an effective digital marketing strategy in influencing consumer behavior. This study uses a literature review approach to identify the aspects that affect the effectiveness of sport influencers on social media through a review of 10 relevant journals. The findings reveal five key aspects that influence audience engagement: parasocial relationships (PSR), source credibility, content quality, engagement metrics, and team identification. Among these aspects, two main variables, exercise intention and purchase intention, emerge as indicators of content success uploaded by sport influencers on social media. The findings also highlight the role of social media platforms such as Instagram and YouTube in delivering interactive visual content, as well as the different influences on male and female audiences. This study not only provides strategic insights for influencer-based digital marketing but also encourages further exploration of the impact of gender, new platforms like TikTok, and the emotional role in audience interaction with sport influencers."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>